PPPTMGB LEMIGAS
Disusun oleh :
WAKTU:
SENIN (10.00-11.45)
FAKULTAS TEKNIK
2018
TUJUAN PEMBUATAN LAPORAN
Puji dan syukur kami ucapkan kepada Allah SWT. yang telah melimpahkan rahmat
serta hidayah-Nya, sehingga penyusunan Laporan Kunjungan Industri yang diadakan pada
tanggal 15 Januari 2018 di PPPMGB Lemigas Jakarta ini dapat terselesaikan dengan baik.
Laporan ini disusun bersama rekan-rekan kami. Seluruh isi laporan ini disusun
berdasarkan observasi kegiatan di tempat industri dan sosial media internet.
Kami menyadari bahwa dalam penyusunan laporan kunjungan industri ini masih
banyak kekurangan. Oleh karena itu, kami mengharap kritik dan saran yang dapat
membangun motivasi kami agar dapat menjadi lebih baik dan lebih maju untuk masa yang
akan datang.
Karena keterbatasan pengetahuan dan kemampuan, Oleh karena itu, kami mengharap
kritik dan saran yang dapat membangun motivasi kami agar dapat menjadi lebih baik dan
lebih maju untuk masa yang akan datang.
Harapan kami semoga laporan yang kami buat ini dapat bermanfaat bagi kami dan
para pembaca pada umumnya.
Penyusun
DAFTAR ISI
Halaman
PENDAHULUAN
Kunjungan industri merupakan kegiatan rutin bagi mahasiswa sebagai tuntutan kurikulum
untuk membekali mahasiswa/i dengan berbagai pengetahuan mengenai dunia permesinan
sehingga nantinya diharapkan dapat menjadi lulusan yang professional. Untuk menjadi
lulusan yang professional tentu dibutuhkan banyak keterampilan terutama yang berkaitan
dengan dunia permesinan.
Sebagai mahasiswa, khususnya dalam bidang Ilmu Teknik mesin , mahasiswa/i sudah sangat
banyak mendapat materi kuliah yang berkenaan dengan permesinan. Sudah selayaknya bagi
mahasiswa teknik mesin tidak hanya memahami teori yang ada, namun juga ikut andil
dalam meninjau lapangan yang sebenarnya. Oleh karena itu Universitas Negeri jakarta
mengadakan kegiatan kunjungan industri. Diharapkan mahasiswa/i mampu menerapkan ilmu
yang diperolehnya dengan melakukan pengamatan atau percobaan.
Kunjungan industri juga menjadi salah satu kegiatan yang diadakan setiap tahunnya. Maka
dari itu mahasiswa/i wajib mengikuti kegiatan ini. Kunjungan industri hanya sebatas
melakukan observasi pada suatu industri saja. Melakukan pengamatan dan tanya jawab
kepada narasumber secara langsung.
Kesempatan kali ini, pihak dosen mengadakan kegiatan kunjungan industri di daerah Jakarta
pada tanggal 16 januari 2017
Selain itu dengan diadakannya kegiatan kunjungan industri ini, diharapkan mahasiswa/i
mengetahui lebih jauh bagaimana sebenarnya dunia usaha atau dunia industri itu dijalankan.
Selain itu kegiatan kunjungan industri juga sebagai simulasi dunia permesinan yang nyata
agar nantinya mahasiswa terbiasa ketika benar benar terjun di dunia permesinan. Disisi lain,
pihak dosen juga menginginkan adanya dampak jangka panjang dari diselenggarakannya
kegiatan kunjungan industri ini salah satunya dalam rangka penyaluran para lulusan yang
professional dan memiliki kemampuan yang produktif dan siap bersaing di dunia permesinan.
1.2 Tujuan Kunjungan Industri
Ada beberapa tujuan diadakannya kunjungan industri bagi mahasiswa/i sebagai berikut:
1) Bagi mahasiswa/i
1. Dapat mengetahui kedisiplinan dan tata tertib yang tegas pada dunia kerja.
2. Melihat cara kerja, dan berbagai macam alat – alat uji yang sudah cukup modern
3. Mendapat gambaran saat akan bekerja di industri atau ingin membuat sebuah industri.
Waktu pelaksanaan kunjungan industri ke PPPMGB Lemigas yaitu Pada Tanggal 16 Januari
2017
1.5 Lokasi Kunjungan Industri
PEMBAHASAN
Lembaga ini didirikan pada bulan Juni tahun 1965 sebagai wujud dari kepedulian dan
keinginan bangsa Indonesia agar sumber daya alam migas dapat dikelola dengan sebaik-
baiknya untuk kesejahteraan rakyat.
Komitmen kuatnya dalam menjalankan misinya ditunujukkan dengan program yang sedang
dijalankan, yang sangat menentukan keberhasilan negara dalam pengelolaan energi, yaitu
upaya penelitian dan pengembangan CBM (Coal bed Methane) untuk mendapatkan energi
baru bagi kepentingan umum; pengembangan biodesel plant dalam rangka memproduksi
biodesel sebagai energi alternatif untuk masa depan; membagun uji percontohan pencampur
oli kendaraan atau LOBP (Lube Oil Blending Plant ); dan dalam bidang gas bumi. LEMIGAS
juga memiliki Sistem Demonstrasi Gas (Gas Demonstration System) yang dapat mensimulasi
system transportasi gas dari sumbernya sampai ke pengguna langsung.
Kemampuan LEMIGAS dalam melaksanakan tugas - tugas penelitian dan pengembagan dari
hulu ke hilir merupakan nilai tambah, keunikan dan kekuatan yang memliki potensi besar
untuk dimanfaatkan oleh semua pihak yang berkepentingan dalam bidang migas.
1. VISI DAN MISI
VISI
MISI
2. PUBLIKASI
Sebagai bagian dari pemenuhan visi dan misi, Lemigas juga memiliki publikasi rutin untuk
menyampaikan hasil penelitian kepada masyarakat luas terutama bagi mereka-meraka yang
berkecimpung di dunia perminyakan.
Lemigas meyediakan dua jurnal yaitu Lemigas Scientific Contribution (LSC) dan Lembaran
Publikasi Lemigas (LPL). Yang pertama disediakan untuk makalah-makalah dalam bahasa
Inggris, sedangkan yang terakhir dalam bahasa Indonesia. Bukan berarti LSC merupakan
hasil terjemahan dari makalah yang tercetak di LPL. Maksud dari ketersediaan kedua jurnal
tersebut adalah untuk memberi keleluasaan lebih bagi para peneliti untuk mempublikasikan
hasil karya mereka.
LPL dan LSC diterbitkan tiga kali dalam setahun, dan biasanya terbit pada bulan April,
Agustus dan Desember. Sejarah keduanya sudah cukup panjang. LPL pertama kali
diterbitkan tahun 1966 dan sepuluh tahun kemudian LSC pertama kali di publikasikan.
Karena selama ini keduanya didanai oleh pemerintah, walau terbatas, diberikan cuma-cuma
terutama ke berbagai perpustakaan, perguruan tinggi, maupun perusahaan minyak yang
berkiprah di Indonesia. Rata-rata sirkulasinya sekitar 1000 eksemplar setiap terbit.
1. Minimal 95% dari seluruh pekerjaan yang diterima dapat diselesaikan tepat waktu.
2. Keluhan Pelanggan maksimal 5% dari seluruh pekerjaan yang diterima dan tindakan
perbaikan maksimal 25 hari.
3. Peningkatan kompetensi personal minimal 35 (tiga puluh lima) orang melalui
sertifikasi personel.
4. Terlaksananya program manajemen LK3 sebesar 75% dari objektif dan target.
5. Tercapainya kegiatan Litbang minimal 90% dari target.
6. Tersedianya Sumber Daya minimal 90% untuk mendukung pekerjaan tepat waktu.
1. Pembukaan,
2. Company Profile
3. Factory Tour
Di sini mahaiswa/i mendapatkan kesempatan untuk mengunjungi ke dalam Lab nya secara
langsung tetapi, mahasiswa/i tidak di perbolehkan untuk mengambil gambar atau foto selama
di dalam Lab nya . Disana mahasiswa/i diberi Informasi tentang Proses uji lab , dijelaskan
proses awal pengujian bahan bakar dan performa mesin . Terdapat banyak pengetahuan yang
membantu mahasiswa/I mendapatkan gambaran tentang kerja di lingkungan industri.
Kami mendapat kan kesempatan untuk bertanya jawab dengan pemandu perusahan selama
berada di dalam perusahaan sehingga ketidaktahuan mahasiswa/i tentang lingkungan industri
sudah terjawab.
4. Closing
Ditinjau dari H2O yang merupakan salah satu produk proses pembakaran nilai kalor bahan
bakar dapat dibedakan atas :
a. Nilai kalor atas (NKA) yaitu bila nilai produk pembakaran dalam fase cair (jenuh).
b. Nilai kalor bawah (NKB) jika H2O produk pembakaran dalam fase gas
Selisih antara NKA dan NKB merupakan panas laten penguapan total masa air yang
dihasilkan oleh proses pembakaran satu satuan massa atau volume suatu bahan bakar
Nilai kalor dari bahan bakar diesel dapat diukur dengan bom kalori meter . untuk memproleh
perkiraan nilai panasnya bisa dipakai rumus empiris dibawah ini
Cetane rating adalah suatu indek yang biasa dipergunakan bagi bahan bakar motor diesel,
untuk menunjukkan tingkat kepekaan terhadap denotasi. Cetane normal (C16H34) dan a-
metyl napta lena (C10H7CH3) dipergunakan sebagai bahan bakar standar pengukur , berturut
turut menunjukkan bahan bakar yang sukar dan mudah berdenotasi
Secara umum pengamatan yang dapat dilakukan terhadap bahan bakar diesel adalah
mengenai:
1) Karakteristik ketukan: bahan bakar diesel harus mempunyai cetane rating (angka
cetana) yang cukup tinggi untuk menghindari knocking.
2) Karakteristik starting: bahan bakar dapat memberikan/membuat mesin mudah distart
dengan demikian bahan bakar harus mempunyai tingkat volatility yang tinggi,
membentuk campuran yang mudah terbakar dengan cepat , cetane rating yang tinggi
sehingga suhu penyalaannya rendah.
3) Asap dan bau: bahan bakar harus tidak mempunyai kecenderungan membentuk asap
dan berbau pada gas buangnya. Secara umum bahan bakar yang mempunyai volatility
(kemampuan penguapan) yang baik akan terbakar dengan cukup sempurna hingga
tidak terbentuk asap.
4) Korosi dan keausan: bahan bakar harus tidak menyebabkan korosi sebelum
pembakaran atau korosi dan keausan sesudah pembakaran. Hal ini berhubungan
dengan kandungan belerang, abu dan residu dalam bahan bakar.
5) Mudah di handle: bahan bakar harus mudah mengalir dan mempunyai titik nyala
(flash point) yang tinggi supaya aman.
Untuk memenuhi persyaratan tersebut diatas, perlu dilakukan uji pada bahan bakar diesel
meliputi:
1. Viskositas
Viskositas bahan bakar mempunyai pengaruh yang besar terhadap bentuk dari
semprotan bahan bakar. Dimana untuk bahan bakar dengan viskositas yang tinggi akan
memberikan atomisasi yang rendah sehingga memberikan hasil mesin sulit distart dan gas
buang yang berasap. Jika viskositas bahan bakar rendah akan terjadi kebocoran pada pompa
bahan bakarnya dan mempercepat keausan pada komponen pompa dan injektor bahan bakar.
Untuk mesin dengan kecepatan tinggi diinginkan bahan bakar dengan SU Viscosity 35 – 75
sec (60 ml pada suhu 100oF).
2. Belerang
Diketahui bahwa kadar belerang dalam bahan bakar adalah penyebab keausan pada
bagian-bagian mesin, karena dalam proses pembakaran dengan jumlah pemasukan (excess)
udara yang besar akan terbentuk belerang trioksida (SO3) yang apabila bereaksi dengan
minyak pelumas akan membentuk varnish yang keras dan juga karbon, yang apabila bereaksi
dengan H2O akan membentuk asam belerang.
Keausan terjadi karena asam yang korosif dan gerusan oleh material karbon yang
terbentuk. Kandungan belerang dibatasi secara ekonomis sampai 0,5%.
3. Residu Karbon
Apabila bahan bakar dibakar dengan sejumlah oksigen yang terbatas akan
menghasilkan residu berupa karbon. Residu karbon yang tinggi akan membentuk deposit
pada ruang bakar. Untuk mengukur residu karbon dilakukan dengan Conradson Carbon
Testdimana bahan bakar dipanaskan pada suhu tinggi dalam waktu yang lama, sebagian dari
bahan yang tersisa merupakan residu karbon. Untuk light distillate oil kira-kira 10% dari
bahan yang tersisa merupakan residu karbon.
4. Abu (ash)
Abu merupakan residu dari bahan bakar yang tidak bisa dibakar, merupakan
penyebab keausan karena abrasiveness dari abu.
Kebersihan dari bahan bakar diesel merupakan syarat mutlak, karena kotoran dan
air adalah penyebab keausan pada sistem pompa bakarnya. Air garam terutama merupakan
bahan yang korosif.
6. Flash Point
Flash Point (titik penyalaan) merupakan faktor penting untuk keamanan terhadap
kebakaran. Minyak bakar mempunyai flash point 150 – 300 oF.
7. Distillation
Untuk mengetahui tingkat volatility dari bahan bakar salah satunya diukur dengan cara
distilasi. Suhu dimana seluruh bahan bakar habis diuapkan (hingga tertinggal residu)
dinamakan end-point temperature. Karakteristik yang paling penting adalah suhu yang rendah
untuk 50%,90% distilasi dan end-point temperature, dimana diinginkan end-point
temperature kurang dari 700 oF.
8. Ignition Quality
Kemampuan bahan bakar untuk mudah dinyalakan disebut ignition quality. Untuk
mengkorelasikan antara sifat fisis dari bahan bakar dan cetane rating, digunakan angka indeks
yaitu Diesel index, karena bahan bakar paraffin mempunyai cetane rating yang tinggi maka
bisa disimpulkan bahwa adanya paraffin compound dalam bahan bakar berhubungan dengan
ignition quality.
Diesel Index dan cetane rating dari bahan bakar untuk diesel putaran tinggi adalah 40 – 60,
dimana angka cetana kurang dari 40 akan terjadi knocking.
Angka cetana pada bahan bakar diesel merupakan bilangan yang menyatakan perlambatan
penyalaan (ignition delay) dibandingkan dengan campuran volumetric cetana dan alpha
methyl naphthalene pada mesin CFR Engine dibawah kondisi yang sama. (Tjokrowisastro
dkk, 1990)
Kemampuan bahan bakar untuk tidak berdetonasi secara kasar merupakan kesebandingan
dengan temperatur penyalaan sendiri (self-ignition temperature), sehingga bahan bakar yang
kurang baik untuk motor bensin merupakan bahan bakar yang baik untuk motor diesel.
Dalam hal ini hexadecane (cetana) – C10H34 mempunyai temperatur penyalaan sendiri yang
rendah merupakan bahan bakar yang bagus untuk mesin diesel.
-Bahan bakar bensin
Campuran Bahan
Volume Bahan Bakar (%)
No Bakar Bensin premium Ethanol
1 bensin + Ethanol 0 % (E-0) 100 0
2 Bensin + Ethanol 5 % (E-5) 95 5
3 Bensin + Ethanol 10 % (E-10) 90 10
4 Bensin + Ethanol 15 %(E-15) 85 15
Skematis dari penelitian ini diperlihatkan dalam diagram alir penelitian, seperti terlihat pada
gambar 3.1. Tahapan – tahapan pengujian ini dilakukan sesuai dengan tujuan yang ingin
dicapai yaitu untuk mengetahui pengaruh Ethanol yang dicampurkan dengan bahan bakar
premium dengan perbandingan 0% Ethanol ( E-0), 5 % Ethanol (E-5), 10 % Ethanol (E–10),
dan 15 % Ethanol (E-15) terhadap unjuk kerja mesin bensin empat langkah pada Sepeda
Motor Honda Megapro 2009 menggunakan alat Chassis Dynamometer .
Pengujian berikutnya adalah untuk mengetahui sifat fisika kimia pengaruh penambahan
Ethanol terhadap bensin Premium yang meliputi pengujian Distilasi, Tekanan Uap Reid,
Korosi Bilah Tembaga, dan Massa Jenis. Pengujian mengacu pada American Society of
Testing Method ( ASTM ). Selanjutnya dilakukan penelitian pada mesin Cooperative Fuel
Research untuk mengetahui Nilai Oktan pada bensin premium dan penambahan Ethanol
pada variasi yang sudah ditentukan.
Selanjutnya adalah persiapan kendaraan uji yang digunakan, kendaraan yang diuji harus
dalam kondisi standar. Pada uji Chassis Dynamometer pengambilan data dilakukan pada
kondisi Idle dan dengan kecepatan putaran yang berbeda (40 km/jam, 60 km/jam, dan 80
km/jam) pengujian mesin ini dilakukan sebanyak 100 cc konsumsi bahan bakar untuk setiap
putaran mesin. Pengujian juga dilakukan untuk mendapatkan Daya, Torsi, AFR, dan Daya
akselerasi.
Emisi gas buang juga dilakukan untuk mengetahui kadar CO, CO2, HC, pada kendaraan
motor bensin pada putaran Idle.
Peralatan Pengujian Fisika Kimia
Peralatan yang digunakan untuk pengujian Fisika Kimia meliputi ; Distilasi, Tekanan Uap
Reid, Korosi Bilah Tembaga, dan Massa Jenis. Alat-alat tersebut mempunyai fungsi dan
kegunaan masing-masing, tergantung dari kebutuhan. Berikut penjelasan alat ukur yang
digunakan :
1. Distilasi
Distilasi berhubungan dengan s ifat penguapan bahan bakar bensin. Sifat penguapan motor
gasoline akan mempengaruhi prestasi kerja dari mesin, antara lain terhadap kemudahan start,
pemanasan pendahuluan, terjadinya vapour lock dan losses yang berlebihan, akselerasi mesin
dan t erjadinya ketidak sempurnaan pembakaran yang bisa mengotori dan mencemarkan
minyak pelumas mesin.
Spesifikasi bensin membatasi temperatur titik didih maksimum 205oC. Pengujian titik didih
akhir bahan bakar bensin dimaksudkan untuk mengetahui adanya fraksi berat yang
tercampur dengan bahan bakar, oleh sebab itu semua bahan bakar diruang bakar diharapkan
dapat terbakar habis. Bila titik didih akhir melewati batas tersebut,maka fraksi berat bahan
bakar ini akan jatuh kedalam karter, sehingga merusak pelumas.
Kandungan residu dalam bahan bakar bensin dibatasi maksimum 2% volume agar pada
aplikasinya tidak terjadi pengotoran yang berlebihan pada ruang bakar motor. Distilasi bahan
bakar bensin diukur dengan mengunakan alat uji baku yaitu metode uji ASTM D 86.
Tekanan uap reid berhubungan dengan sifat penguapan bahan bakar bensin. Kristal- kristal es
dapat tebentuk pada tekana uap reid lebih dari 69. kPa , kristal es dapat mengakibatkan
tersumbatnya sistem saluran bahan bakar (vapour lock). Makin rendah tekanan uap Reid dan
makin rendah temperatur distilasi pada uji 10% volume penguapan,makin mudah mesin
dinyalakan pada kondisi dingin. Tekanan uap Reid bahan bakar bensin diukur dengan
mengunakan uji baku yaitu metode uji ASTM D 323.
Pengujian ini untuk mengetahui Massa jenis dari bahan bakar bensin dan minyak bumi
lainnya.. Penurunan Massa jenis bensin akan memberikan efek negatif terhadap daya
maksimum mesin, tetapi memberikan efek positif terhadap smoke pada kondisi dingin (cold
engine). Pengujian Berat Jenis mengacu pada ASTM D - 4052
Korosi bilah tembaga (corpperstrip corrosion) merupakan sifat anti karat tembaga pada
komponen kendaraan terhadap bahan bakar minyak. Pengujian korosi bilah tembaga dari
bahan bakar minyak adalah mengidentifikasi kemampuan terjadinya korosi pada bagian dari
sistem penyaluran bahan bakar yang terbuat dari tembaga, kuningan dan perunggu. Pengujian
ini mengacu pada ASTM – D 130.
Peralatan Pengujian Angka Oktan
Angka oktan riset motor gasoline atau bahan bakar bensin menunjukkan kualitas antiketuk
yang dimiliki oleh bahan bakar tersebut. Terjadinya ketukan pada motor bensin tergantung
pada angka oktana dari bahan bakar yang digunakan. Ketukan dalam mesin timbul karena
terjadi pembakaran abnormal. Angka oktana menunjukan mutu mogas atau bakar bensin
yaitu angka oktana yang lebih tinggi menunjukan mutu yang lebih baik. Angka oktana riset
dari motor gasoline diuji dengan mesin CFR F-1 dengan metode dan peralatan standar ASTM
D 2699 disajikan pada gambar 3.7, yaitu dengan memakai bahan bakar pembanding sebagai
standar anti ketukan, bahan bakar tersebut adalah campuran iso-oktana dengan n- hephtan.
Bila angka oktana bensin lebih rendah dari kebutuhan angka oktana mesin, maka akan terjadi
knocking yang berakibat turunnya daya, dan menghasilkan pembakaran tak sempurna yang
meningkatkan emisi gas buang. Selain pengujian pada angka oktan Bensin, terdapat juga
pengujian angka Cetane untuk Solar. Salah satu properties bahan bakar solar yang
berpengaruh langsung terhadap kualitas pembakaran adalah Cetane Number yang merupakan
indikasi kesiapan suatu bahan bakar solar untuk terbakar dengan sendirinya (auto ignition)
pada tekanan dan temperatur yang tinggi di dalam ruang bakar motor diesel. Kualitas
pembakaran yang terjadi di dalam ruang bakar mesin diesel dipengaruhi oleh beberapa faktor
diantaranya adalah kondisi operasi mesin diesel dan properties dari bahan solar itu sendiri.
Peralatan yang digunakan untuk pengujian kinerja mesin meliputi ; Chassis Dynamometer,
Sepeda Motor Honda Megapro 2009, Alat konsumsi bahan bakar, Alat Uji Emisi, Blower,
Kompressor, dan bahan bakar yang digunakan adalah bensin premium 88, E-5 %, E-10%,
dan E-15%. Alat-alat tersebut mempunyai fungsi dan kegunaan masing-masing, tergantung
dari kebutuhan. Berikut penjelasan alat ukur yang digunakan :
1) Chassis Dynamometer
Alat ini digunakan untuk mengukur daya dan torsi maksimal dari suatu kendaraan bermotor
yang didapatkan pada putaran tertentu. Alat ini dilengkapi landasan mounting dengan
Roller untuk satu roda atau untuk sepeda motor. Pada saat pengujian dilakukan, sepeda
motor diikat dengan kuat oleh tali pada setiap sisi alat chassis dynamometer. Meski roda
berputar pada roler, namun tanpa pengikat yang kuat dikhawatirkan bila ban terlepas dari
roller speda motor akan terlempar.
Sensor yang didapat dalam pengujian seperti putaran, tekanan oli, kecepatan mesin,
temperature mesin, temperature gas buang, yang dihubungkan melalui unit control pada
software Dynamometer untuk pengukuran Torsi, Daya, AFR dan kecepatan mesin uji.
Dynamometer unit control digunakan untuk mengukur parameter yang diinginkan selama tes
mesin dengan sinyal yang datang dari sensor yang dihubungkan melalui kabel unit control ke
kabel busi. Data yang didapat dalam pengujian kinerja mesin meliputi Daya, Torsi, AFR, dan
putaran mesin. Sebuah layar perangkat lunak dari control dan unit pengukuran
3.1 Dimensi
3.2 Mesin
Jenis 4-Tak, DOHC, Berpendingan Udara, SACS, 4-Katup Sistem Starter Elektrik dan Kaki
Sistem Pelumasan Perendaman Oli
3.3 Transmisi
Kopling Manual plat majemuk tipe basah Transmisi 6 Percepatan Arah Perpindahan Gigi 1
Ke bawah, 5 Ke atas Rantai Penggerak DID 428 DS, 122 mata
BAB III
PENUTUP
3.1. Kesimpulan
Adapun kesimpulan dari kunjungan industri yang kami laksankan di PPPTMGB Lemigas
adalah:
2. Mahasiswa/i mengetahui proses uji bahan bakar dan performa mesin yang dihasilkan
3.2. Saran
1. Diharapkan agenda program kunjungan industri ini tetap berjalan setiap tahunnya.
1. http://www.lemigas.esdm.go.id/
LAMPIRAN
Software control units chassis Dynamometer Alat uji konsumsi bahan bakar