Anda di halaman 1dari 7

Askep BBLR

Konsep Asuhan Keperawatan


1. Informasi Identitas
2. Pengkajian
a. Masalah yang berkaitan dengan ibu
- Penyakit seperti hipertensi, toksemia, plasenta previa, kehamilan kembar, malnutrisi dan diabetes
melitus.
- Riwayat kelahiran prematur atau aborsi, penggunaan obat-obatan, alkohol dan rokok.
b. Bayi pada saat kelahiran
- Berat badan biasanya < 2500 gr, kurus, lapisan lemak subkutan sedikit atau tidak ada, kepala relatif
lebih besar dibanding dada. (lingkar kepala < 33 cm, lingkar dada < 30cm), panjang badan 45 cm.
- Kardiovaskuler, denyut jantung rata-rata 120-160 per menit pada bagian apikal, kebisingan jantung
terdengar pada seperempat bagian interkostal, aritmia, tekanan darah sistor 45-60 mmHg, nada
bervariasi antara 100-160x/ menit.
- Gastrointestinal, penonjolan abdomen, pengeluaran mikonium biasanya terjadi dalam waktu 12 jam,
refleks menelan dan menghisap yang lemah, peristaltik usia dapat terlihat.
- Mukoloskeletal, tulang kertilago telinga belum tumbuh dengan sempurna, lembut.
- Paru-paru, jumlah pernafasan rata-rata antara 40-60 permenit diselingi periode apnea, pernafasan
tidak teratur, flaring nasal, dengkuran, terdengar suara gemeresik lipoprotein paru-paru.
- Ginjal, berkemih terjadi setelah 8 jam kelahiran, ketidak mampuan untuk melarutkan eksresi kedalam
urine.
- Reproduksi, bayi perempuan : klitoris yang menonjol dengan labia mayora yang belum
berkembang,bayi laki-laki skrotum yang belum berkembang sempurna dengan ruga yang kecil, testis
tidak turun kedalam skrotum.

Diagnosa Keperawatan
Adapun diagnose keperawatan yang sering muncul pada BBLR pada bayi adalah :
a. Ketidakefektifan pola nafas berhubungan dengan imaturitas fungsi paru dan neuromuskuler
b. Ketidakefektifan termoregulator berhubungan dengan imaturitas control dan pengatur suhu tubuh dan
berkurangnya lemak sub cutan di dalam tubuh
c. Resiko infeksi berhubungan dengan defisiensi pertahanan tubuh (imunologi )
d. Resiko gangguan nutrisi kurang dari kebutuhan berhubungan dengan ketidakmampuan tubuh dalam
mencerna nutrisi (imaturitas saluran cerna)
e. Kecemasan orangtua berhubungan dengan situasi krisis,kurang pengetahuan

Rencana tindakan keperawatan


1. Ketidakefektifan pola nafas berhubungan dengan imaturitas fungsi paru dan neuro muscular.
Tujuan : Pola nafas efektif .
Kriteria Hasil :
- RR 30-60 x/mnt
- Sianosis (-)
- Sesak (-)
- Ronchi (-)
- Wheezing (-)
Intervensi dan rasional :
Intervensi Rasional
a. Posisikan untuk pertukaran a. Posisi terlungkupmenghasil kan
oksigen yang optimal yaitu pada perbaikan oksigenasi’dan posisi
posisi terlungkup danterlentang terlentang untuk mencegah adanya
dengan leher sedikit agak ekstensi penyempitan jalan napas.

b. Hindarri hiper ekstensi b. Hiper ekstensi akan mengurangi


diameter trakea.
c. Observasi adanyapenyimpangan c. Untuk mengetahui kemunduran yang
dari fungsi yang di ingin kan. di alami bayi
d. Lakukan penghisapan untuk
menghilang kan mucus. d. Mucus yang berlebihan akan
menyebab kan penyumbatan jalan
e. Jangan pernah melakukan napas.
penghisapan secara rutin e. Penghisapan yang terlalu sering dapat
menyebab kan
bronkosspasme,bradikardia dan
f. Hindari posisi trendeleburg hipoksia.
f. Posisi ini dapat menyebabkan
g. Lakukan regimen yang di resep peningkatan TIK
kan untuk terapi oksigen g. Untuk melancar kan oksigenase
supplemental
h. Pertahankan suhu lingkungan.
i. Observasi dan kaji respon bayi h. Untuk penghematan penggunaan
terhadap terapi ventilasi dan oksigen
oksigenasi. i. Mengetahui keadaan bayi terhadap
terapi yang di lakukan’

2. Ketidakefektifan termoregulasi berhubungan dengan imaturitas control dan pengatur suhu dan
berkurangnya lemak subcutan didalam tubuh.
Tujuan : Suhu tubuh kembali normal.
Kriteria Hasil :
- Suhu 36-37 C.
- Kulit hangat.
- Sianosis (-)
- Ekstremitas hangat.
Intervensi dan Rasional :
Intervensi Rasional
a. Tempat kan bayi di incubator ataua. Incubator dapat mempertahan suhu
pakaian hangat tubuh yang stabil

b. Pantau suhu aksila pada bayi yangb. Untuk mengetahui keadan bayi
tidak stabil c. Untuk mempertahankan suhu kulit
c. Atur unit servokontrol atau dalam rentang termal yang dapat di
control suhu sesuai kebutuhan terima
d. Gunakan pelindungan panas d. Pelindung panas plastik untuk
plastic menurun kan kehilangn panas
e. Mengetahui bayi dalam keadaan
e. Pantau tanda-tanda hipertermi gawat atau tidak
missalnya kemerahan, ruam,
diaforesis f. Agar bayi tetap dalam keadaan
f. Hindari situasi yang dapat hangat
mempredisposisi bayi ppada
kehilangan panas. Seperti terpapar
udara dingin, mandi

3. Resiko infeksi berhubungan dengan defisiensi pertahanan tubuh (imunologi)


Tujuan : Infeksi tidak terjadi.
Kriteria Hasil :
- Suhu 36-37 C
- Tidak ada tanda-tanda infeksi.
- Leukosit 5.000 – 10.000
Intervensi dan Rasional :
Intervensi Rasional
a. Perhatikan bahwa semua tindakan a. Dengan mencucitangan
keperawatan dilakukan dengan meminimalkan pemajanan pada
mencuci tangan baik sesudah organisme infektif.
maupun sebelum prosedur
b. Pastikan semua alat yang kontak
dengan bayi dalam keadaan bersih b. Kemungkinan untuk terjadi nya
infeksi nosokomial dapat di atas
c. Cegah agar bayi tidak terinfeksi dari
saluran pernapasan, dengan c. Mencegah infeksi saluran pernapasan.
mengisolasikan bayi.
d. Isolasi bayi lain yang terkena infeksi
e. Intruksikan perawat dan keluarga d. Meminimalkan terjadinya infaksi
dalam prosedur control infeksi pada nosokomial
bayi e. Karma dari keluarga maupun tenaga
kesehatan dapat mengantarkan mikro
f. Beri antibiotic sesuai instruksi organisme penyebab infeksi
f. Untuk mematikan mikro organisme
penyebab infeksi
g. Pastikan aspesis ketat atau atau
sterilitas terhadap terapi g. Tindakan yang tidak steril dapat
menyebabkan infeksi

4. Resiko gangguan nutrisi kurang dari kebutuhan berhubungan dengan ketidakmampuan mencerna
nutrisi (Imaturitas saluran cerna)
Tujuan : Nutrisi terpenuhi setelah
Kriteria hasil :
- Reflek hisap dan menelan baik
- Kembung (-)
- BAB lancer
- Berat badan meningkat 15 gr/hr
- Turgor elastis.
Intervensi dan Rasional :
Intervensi Rasional
a. Pertahankan cairan parenteral a. Pemberian nutrisi dengan pareteral
atau nutrisi parenteral total lebih baik dari pada melalui oral
sesuai instruksi
b. Pantau adanya tanda-tanda b. Terapi parenteral ada yang tidak
intoleransi terhadap terapi sesuai dengan keadaan bayi
parenteral c. Bayi yang belum mampu menyusui di
c. Kaji kesiapan bayi untuk payudara ibu akan mudah terjadi
menyusu pada payudara aspirasi
ibu,kusus nya untuk
mengkoordinasi kemampuan d. Makan makanan dengan ASI dapat
menelan dan bernapas mengakibatkan penurunan berat badan
d. Gunakan pemberian makanan
orogastrik bila bayi mudah
e.
lelah,reflek muntah atau menelan Untuk mempertahan kan laktasi
yang lemah sampai bayi dapat menyusui ASI
e. Bantu ibu mengeluarkan ASI f. Cara menyusui yang baik dapat
mengurangi terjadi nya aspirasi dan
f. Bantu ibu untuk menyusui muntah pada bayi
dengan benar

5. Kecemasan orang tua berhubungan dengan kurang pengetahuan orang tua dan kondisi krisis.
Tujuan : Cemas berkurang
Kriteria hasil :
- Orang tua tampak tenang
- Orang tua tidak bertanya-tanya lagi.
- Orang tua berpartisipasi dalam proses perawatan
Intervensi dan rasional :
Intervensi Rasional
a. Prioritaskan informasi a. Membantu orang tua mengetahui
aspek paling penting dari perawatan,
tanda perbaikan, atau penyimpangan
b. Dorong orang tua untuk pada kondisi bayi.
mengajukkan pertanyaan mengenaib. Mengetahui tingkat pengetahuan
status bayi orang tua.
c. Jawab pertanayaan, fasilitasi
ekspresi kekhawatiran mengenai c. Untuk meunjukan rasa empati pada
perawatan dan prognosis orang tua dan memberi kan
d. Bersikap jujur, berespon terhadap pengetahuan pada orang tua.
pertanyaan yang di ajukan dengannd. Meningkatkan rasa percaya dengan
jawaban yang benar orang tua bayi
e. Dorong ibuu dan ayah untuk sering
berkunjung dan menghubungi unit
dengan sering. e. Dengan seringnya orang tua
berhubungan dengan tenaga
kesehatan orang tua akan lebih
f. Tekankan aspek positif dari status banyak mendapatkan informasi
bayi tentang kemajuan bayi.
f. Dengan aspek positif yang ada pada
bayi akan meningkatkan pengharapan
pada orang tua bayi.

K. Penatalaksanaan Pediatrik
1. Perawatan Tali Pusat
Pada bayi dengan BBLR, perlu diberikan perawatan tali pusat untuk mencegah terjadinya
infeksi. Memberikan perawatan tali pusat pada bayi baru lahir sampai tali pusat mengering dan lepas
dengan spontan.
Adapun persiapan yang perlu dilakukan yaitu :
a. Persiapan Alat
- Alkohol 70% dalam tempatnya
- Kasa steril 1 buah
b. Persiapan klien
1. Setelah dimandikan dan dikeringkan, bayi dibaringkan diatas meja khusus atau tempat tidur
2. Cuci tangan
3. Buka kasa pembungkus tali pusat, bila susah di buka, kasa pembungkus terlebih dahulu dibasahi
dengan lidi waten alcohol 70 %
4. Bila tali pusat masih basah/lembab bersihkan tali pusat dengan lidi waten alcohol 70% dari pangkal
menuju ujung tali pusar sampai bersih.
5. Kemudian oleskan betadine 10% seperti cara diatas (dari pangkal ke ujung tali pusat
6. Tali pusat kemudian di bungkus dengan kasa steril (Bentuk segitiga) dan ikatkan dengan cara
lipatkan.
7. Kemudian pakaian bayi dikenakan dan dirapikan
8. Cuci tangan kembali
Adapun hal-hal yang perlu diperhatikan yaitu :
1. Perawatan tali pusat dilakukan secara rutuin setiap selesai mandi dan sewaktu-waktu bila diperlukan.
2. Daerah sekitar tali pusat harus selalu dalam keadaan kering dan bersih untuk mencegah terjadinya
infeksi
3. Dilarang menggunakan plester untuk menguatkan ikatan karena bisa terjadi iritasi pada kulit bayi
Adapun Pencegahan agar tali pusat tidak infeksi yaitu dengan cara pemberian toxoid
tetanus kepada ibu hamil 3 x berturut-turut pada trimester ke tiga dikatakan sangat bermanfaat untuk
mencegah tetanus neonatorum. Pemotongan tali pusat harus menggunakan alat yang steril dan
perawatan tali pusat selanjutnya.
2. Perawatan Bayi dalam Inkubator
Seperti yang kita ketahui bahwa bayi dengan BBLR itu mudah sekali mengalami
hipotermi,terutama biasanya pada bayi kurang bulan atau premature. oleh karena itu kita harus tetap
mempertahankan suhu tubuhnya. Adapun salah satu cara untuk mempertahankan suhu tubuh bayi
tersebut adalah dengan cara dimasukkan ke dalam incubator.
Inkubator merupakan salah satu (cara ke 4) dari lima cara menghangatkan & mempertahankan
suhu tubuh (kontak skin dg skin; kangaroo mother care/KMC;pemancar panas; ruangan yg hangat).
Dimana sebelumnya & sesudahnya dilakukan monitoring & evaluasi pengukuran suhu tubuh .
Adapun tujuan daripada incubator untuk bayi ini adalah sebagai berikut :
a. Penghangatan berkelanjutan bayi
b. Dengan berat badan < 1500 gr yang tidak dapat dilakukan kangaroo mother care/KMC. Untuk bayi
sakit berat : sepsis, gangguan nafas berat
Dan cara menggunakan incubator untuk perawatan bayi premature itu adalah :
1. Bersihkan inkubator dengan desinfektan setiap hari, dan bersihkan secara keseluruhan setiap minggu
atau setiap akan digunakan
2. Tutup matras dengan kain bersih
3. Kosongkan air reservoir, dapat tumbuh bakteria yang berbahaya dalam air dan menyerang
bayi
4. Atur suhu sesuai dengan umur dan BB bayi
5. Hangatkan inkubator sebelum digunakan
6. Bila diperlukan lakukan pengamatan seluruh tubuh bayi atau terapi sinar, lepas semua
pakaian bayi & segera diberikan pakaian kembali setelah selesai
7. Tutup indikator secepat mungkin, jaga lubang selalu tertutup agar inkubator tetap hangat
8. Gunakan satu inkubator untuk satu bayi
.
Daftar Pustaka
- http://andaners.wordpress.com/askep-lengkap/
- http://jangan-sakit.blogspot.com/2009/08/bblr.html
- Wiknjosastro Hanifa,1997.Ilmu Kebidanan.Jakarta :Yayasan Bina Pustaka Sarwono
Prawirohardjo

Anda mungkin juga menyukai