Anda di halaman 1dari 26

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Pembangunan suatu bangsa pada hakekatnya adalah suatu upaya pemerintah
bersama masyarakat untuk mensejahterakan bangsa. Salah satu faktor penentu
keberhasilan pembangunan nasional suatu bangsa adalah tersedianya SDM yang
berkualitas. SDM yang berkualitas dicirikan dengan fisik yang tangguh, mental yang
kuat, kesehatan yang prima menguasai ilmu pengetahuan dan teknologi. Faktor tersebut
erat kaitannya dengan gizi masyarakat. Kurang gizi berdampak pada penurunan kulaitas
SDM.
Kurang gizi akan mengakibatkan kegagalan pertumbuhan fisik, perkembangan
mental dengan kecerdasan, menurunkan produktifitas, kesakitan dan kematian (azwar
2004). Status gizi masyarakat dipengaruhi oleh banyak faktor yang saling mempengaruhi
secara komplek.di tingkat rumah tangga status gizi dipengaruhi oleh kemampuan rumah
tangga menyediakan pangan yang cukup baik kuantitas maupun kualitasnya, asuhan gizi
ibu dan anak dipengaruhi oleh faktor pendidikan dan perilaku.
Dalam kegiatan posyandu salah satunya adalah memantau pertumbuhan balita
melalui KMS. Saat ini dengan menurunnya aktifitas posyandu dilapangan Pemantauan
pertumbuhan balita berarti melakukan pengecekan secara regular terhadap balita, bahwa
pertumbuhannya sesuai dengan lajur hijau KMS.

Beragam cara pengukuran digunakan untuk menafsir pertumbuhan salah satu


diantaranya adalah berat badan menurut umur. Pengukuran yang berulang dan seksama
akan memberi perbandingan dengan pengukuran sebelumnya akan diperlukan untuk
mengetahui pertumbuhan bayi sedikit atau sesuai standar (Manefee, 2008).

Dirasakan bahwa pemantauan pertumbuhan anak melalui KMS juga menurun. Hal
ini menyebabkan pertumbuhan anak tidak dapat dipantau secara dini sehingga
menyebabkan timbulnya kasus gizi buruk dilapangan. Hal ini sebenaranya sudah
terlambat yang seyogyanya bisa dicegah melalui KMS. Untuk meningkatkan kembali
pengetahuan petugas kesehatan sehingga mempunyai presepsi yang sama dengan
pemantauan pertumbuhan balita melalui KMS, maka telah disusun buku panduan
penggunaan KMS bagi balita dan petugas kesehatan.

1
1.2 Tujuan
Lebih memahami secara nyata tentang pertumbuhan balita dengan KMS, memantau
pertumbuhan balita sejak dini dan mengurangi resiko terjadinya kekurangan gizi yang
menyebabkan pertumbuhan balita yang terhambat.

1.3 Rumusan Masalah


Adapun rumusan masalah dalam penulisan makalah ini adalah sebagai berikut :
1. Pengertian pertumbuhan dan perkembangan
2. Pertumbuhan Sebagai Indikator Status Gizi
3. Penafsiran Pertumbuhan dengan KMS
4. Posisi Strategis KMS dalam Monitoring Pertumbuhan
5. Gangguan Pertumbuhan

2
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Pertumbuhan, Perkembangan serta KMS


Pertumbuhan
Pertumbuhan adalah perubahan secara fisiologis sebagai hasil dari proses pematangan
fungsi-fungsi fisik yang berlangsung secara normal pada anak yang sehat pada waktu yang
normal. Pertumbuhan dapat juga diartikan sebagai proses transmisi dari konstitusi fisik
(keadaan tubuh atau keadaan jasmaniah ) yang herediter dalam bentuk proses aktif secara
berkesinambungan. Jadi, pertumbuhan berkaitan dengan perubahan kuantitatif yang
menyangkut peningkatan ukuran dan struktur biologis. Lalu faktor-faktor pertumbuhan
anak adalah sebagai berikut :
a) Faktor Pertumbuhan Fisik

Penambahan berat badan anak tergantung dari makanan, hormon dan faktor
keturunan. Pada permulaan akil balik, pertumbuhan cepat sekali. Dalam masa yang
pendek ini panjang anak dapat bertambah lebih kurang 10 cm per-tahun. Sampai
akil balik pertumbuhan anak pria dan wanita kecepatannya berkurang menurut
norma tertentu, tetapi setelah itu terdapat perbedaan.

b) Faktor Perkembangan Otak

Gizi yang yang baik terdiri dari berbagai komponen primer termasuk
didalamnya protein dengan kandungan asam aminonya, baik yang esensial maupun
non-esensial, sumber kalori berupa karbohidrat ataupun lemak, vitamin, dan
mineral. Pada penderita gizi buruk sering terjadi kekurangan asupan protein, asam
lemak, zat besi, dan beberapa komponen vitamin dan mineral lainnya yang
merupakan salah satu faktor utama yang berperan dalam pertumbuhan dan
perkembangan otak. Zat gizi yang dibutuhkan harus tersedia secara tepat baik
kualitas maupun kuantitasnya. Kekurangan gizi pada masa tumbuh-kembang ini
dapat menimbulkan kelainan yang bersifat ireversibel, artinya tidak dapat diperbaiki
lagi setelah masa kritis tersebut teratasi.

Pada penderita malnutrisi kurang gizi dapat berpengaruh terhadap


perkembangan mental dan kecerdasan anak. Seorang peneliti mengungkapkan
bahwa kekurangan zat gizi berupa vitamin, mineral dan zat gizi lainnya

3
mempengaruhi metabolisme di otak sehingga mengganggu pembentukan DNA di
susunan saraf. Hal itu berakibat terganggunya pertumbuhan sel-sel otak baru atau
mielinasi sel otak terutama usia di bawah 3 tahun. Terganggunya pertumbuhan itu
sangat berpengaruh terhadap perkembangan mental dan kecerdasan anak.

c) Faktor Perkembangan Kepandaian

Selama dalam kandungan, susunan saraf yang optimal bisa tumbuh dengan
kecepatan 2.500.000 neuron per menit. Sehingga pada akhir pertumbuhannya
terbentuk sejumlah satu triliun neuron. Pembentukan neuron ini amat peka terhadap
pengaruh gizi, kimiawi, trauma fisik, pengalaman, dan latihan. Kekurangan gizi
pada masa kehamilan menghambat multiplikasi sel-sel janin sehingga jumlah sel
neuron dapat pula berkurang. Sedangkan kekekurangan gizi pada anak di bawah
umur tiga tahun akan berpengaruh pada pertumbuhan dan perkembangan sel-sel glia
dan proses mielinasi. Gangguan yang terjadi pada proses awal pembentukan otak
akibat kekurangan gizi tidak bisa diperbaiki pada tahap berikutnya.

d) Faktor Kematangan Sosial


 Usia keronologis dan usia mental anak. Semakin bertambahnya usia anak, ia
akan semakin trampil, semakin besar dan terampilannya, semakin baik pula
kualitasnya. Usia kronologis juga berhubungan dengan kematangan. Untuk
dapat bersosilisasi dengan baik diperlukan kematangan fisik dan psikis
sehingga mampu mempertimbangkan proses sosial, memberi dan menerima
nasehat orang lain, memerlukan kematangan intelektual dan emosional,
disamping itu kematangan dalam berbahasa juga sangat menentukan

 Urutan anak, ada perbedaan perkembangan motorik anak menurut urutan


kelahiran anak. Biasanya perkembangan motorik anak pertama cenderung
lebih baik daripada perkembangan anak yang lahir kemudian hal ini lebih
dikeranakan oleh perbedaan rangsangan yang diberikan oleh orang tuanya.
Demikian juga dengan kondisi kematangan sosial anak hal ini dipengaruhi
oleh urutan anak. Anak pertama akan lebih banyak memerankan model
sosial dibandingkan dengan anak tengah ataupun anak bungsu.

 Jenis kelamin, jenis kelamin membedakan pola interaksi sosial anak antara
anak perempuan dan anak laki-laki memiliki perbedaan pola interaksi, hal
ini mempengaruhi pula pada kematangan sosial anak. Dua anak yang

4
usianya sama tetapi berjenis kelamin berbeda, maka kematangan sosialnya
pada aspek-aspek tertentu tentu berbeda.

 Keadaan sosial ekonomi, kondisi perekonomian orang tua (keluarga) akan


berdampak pada sikap interaksi sosial anak. Secara umum dapat
tergambarkan bahwa anak-anak yang memiliki kondisi sosial ekonomi lebih
baik maka anak akan memiliki kepercayaan diri yang baik pula. Anak-anak
orang kaya memiliki berbagai kesempatan untuk mengembangkan
kemampuan sosialnya pada berbagai kesempatan dan kondisi lingkungan
yang berbeda. Kehidupan sosial banyak dipengaruhi oleh kondisi sosial
ekonomi keluarga dalam masyarakat.

 Kepopuleran anak, anak-anak yang memiliki kelebihan dalam hal


kepopuleran maka anak tersebut akan semakin bisa diterima oleh lingkungan
sosialnya.
f. Pendidikan. Pendidikan merupakan proses sosialisasi anak yang terarah.
Hakikat pendidikan sebagai proses pengoperasian ilmu yang normatif, anak
memberikan warna kehidupan sosial anak didalam masyarakat dan
kehidupan mereka dimasa yang akan datang

 Kepribadian anak, kepribadian anak disini adalah tipologi anak pada masa
perkembangan. Anak-anak yang memiliki kepribadian terbuka atau yang
disebut berkepribadian extrofert akan lebih bisa berinteraksi dengan
lingkungannya dibandingkan dengan anak-anak yang memiliki tipe
kepribadian tertutup introfert.

 Keluarga. Keluarga merupakan lingkungan pertama yang memberikan


pengaruh terhadap berbagai aspek perkembangan anak, termasuk
perkembangan sosialnya. Kondisi dan tata cara kehidupan keluarga
merupakan lingkungan yang kondusif bagi sosialisasi anak. Proses
pendidikan yang bertujuan mengembangkan kepribadian anak lebih banyak
ditentukan oleh keluarga, pola pergaulan, etika berinteraksi dengan orang
lain banyak ditentukan oleh keluarga. Pendidikan orang tua mempengaruhi
bagaimana anak bersikap dengan lingkungannya. Ketidaktahuan orang tua
akan kebutuhan anak untuk berinteraksi dengan lingkungan sosialnya tentu
membatasi anak untuk dapat lebih leluasa melakukan eksplorasi sosial diluar
lingkungan rumahnya. Pendidikan orang tua yang tinggi, atau pengetahuan

5
yang luas maka orang tua memahami bagaimana harus memposisikan diri
dalam tahapan perkembangan anak. Orang tua yang memiliki pengetahuan
dan pendidikan yang baik maka akan mendukung anaknya agar bisa
berinteraksi sosial dengan baik.

 Kapasitas Mental : Emosi dan Intelegensi. Kemampuan berfikir dapat


banyak mempengaruhi banyak hal, seperti kemampuan belajar, memecahkan
masalah, dan berbahasa. Perkembangan emosi perpengaruh sekali terhadap
perkembangan sosial anak. Anak yang berkemampuan intelek tinggi akan
berkemampuan berbahasa dengan baik. Oleh karena itu jika perkembangan
ketiganya seimbang maka akan sangat menentukan keberhasilan
perkembangan sosial anak.

Perkembangan
Secara umum konsep perkembangan dikemukakan oleh Werner (1957) bahwa
perkembangan berjalan dengan prinsip orthogenetis, perkembangan berlangsung dari
keadaan global dan kurang berdiferensiasi sampai ke keadaan di mana diferensiasi,
artikulasi, dan integrasi meningkat secara bertahap. Proses diferensiasi diartikan sebagai
prinsip totalitas pada diri anak. Dari penghayatan totalitas itu lambant laun bagian-
bagiannya akan menjadi semakin nyata dan tambah jelas dalam rangka keseluruhan.
Pertumbuhan Dan Perkembangan Menurut Para Ahli
Pendapat para ahli biologi tentang arti pertumbuhan dan perkembangan pernah
dirangkumkan oleh Drs. H. M. Arifin, M. Ed. bahwa pertumbuhan diartikan sebagai suatu
penambahan dalam ukuran bentuk, berat atau ukuran dimensif tubuh serta bagian-
bagiannya. Sedangakn perkembangan menunjuk pada perubahan-perubahan dalam bentuk
bagian tubuh dan integrasi berbagai bagiannya ke dalam satu kesatuan fungsional bila
pertumbuhan itu berlangsung. Intinya bahwa pertumbuhan dapat diukur sedangkan
perkembangan hanya dapat dilihat gejala-gejalanya. Perkembangan dipersyarati adanya
pertumbuhan. Ciri-ciri pertumbuhan dan perkembangan yang saling berkaitan adalah :
a) Perkembangan menimbulkan perubahan
Perkembangan terjadi bersamaan dengan pertumbuhan. Setiap pertumbuhan
disertai dengan perubahan fungsi. Misalnya perkembangan intelegensia pada
seorang anak akan menyertai pertumbuhan otak dan serabut saraf.

6
b) Pertumbuhan dan perkembangan pada tahap awal menentukan perkembangan
selanjutnya
Setiap anak tidak akan bisa melewati satu tahap perkembangan sebelum ia
melewati tahapan sebelumnya. Sebagai contoh, seorang anak tidak akan bisa
berjalan sebelum ia bisa berdiri. Seorang anak tidak akan bisa berdiri jika
pertumbuhan kaki dan bagian tubuh lain yang terkait dengan fungsi berdiri anak
terhambat. Karena itu perkembangan awal ini merupakan masa kritis karena akan
menentukan perkembangan selanjutnya.

c) Pertumbuhan dan perkembangan mempunyai kecepatan yang berbeda


Sebagaimana pertumbuhan, perkembangan mempunyai kecepatan yang
berbeda-beda, baik dalam pertumbuhan fisik maupun perkembangan fungsi organ
dan perkembangan pada masing-masing anak.

d) Perkembangan berkorelasi dengan pertumbuhan.


Pada saat pertumbuhan berlangsung cepat, perkembangan pun demikian,
terjadi peningkatan mental, memori, daya nalar, asosiasi dan lain-lain. Anak sehat,
bertambah umur, bertambah berat dan tinggi badannya serta bertambah
kepandaiannya.

e) Perkembangan mempunyai pola yang tetap


Perkembangan fungsi organ tubuh terjadi menurut dua hukum yang tetap,
yaitu: a. Perkembangan terjadi lebih dahulu di daerah kepala, kemudian menuju ke
arah kaudal/anggota tubuh (pola sefalokaudal).b. Perkembangan terjadi lebih dahulu
di daerah proksimal (gerak kasar) lalu berkembang ke bagian distal seperti jari-jari
yang mempunyai kemampuan gerak halus (pola proksimodistal).

f) Perkembangan memiliki tahap yang berurutan


Tahap perkembangan seorang anak mengikuti pola yang teratur dan berurutan.
Tahap-tahap tersebut tidak bisa terjadi terbalik, misalnya anak terlebih dahulu
mampu membuat lingkaran sebelum mampu membuat gambar kotak, anak mampu
berdiri sebelum berjalan dan sebagainya. Proses tumbuh kembang anak juga
mempunyai prinsip-prinsip yang saling berkaitan. Prinsip-prinsip tersebut adalah
sebagai berikut:

 Perkembangan merupakan hasil proses kematangan dan belajar


Kematangan merupakan proses intrinsik yang terjadi dengan
sendirinya, sesuai dengan potensi yang ada pada individu. Belajar

7
merupakan perkembangan yang berasal dari latihan dan usaha. Melalui
belajar, anak memperoleh kemampuan menggunakan sumber yang
diwariskan dan potensi yang dimiliki anak.

 Pola perkembangan dapat diramalkan


Terdapat persamaan pola perkembangan bagi semua anak. Dengan
demikian perkembangan seorang anak dapat diramalkan. Perkembangan
berlangsung dari tahapan umum ke tahapan spesifik, dan terjadi
berkesinambungan.

2.2 Pertumbuhan sebagai Indikator Status Gizi

2.2.1 Pemantauan Pertumbuhan Balita

Pertumbuhan merupakan hasil akhir dari keseimbangan antara asupan dan


kebutuhan zat gizi. Kebutuhan zat gizi akan meningkat pada masa percepatan
pertumbuhan sang anak. Anak yang pertumbuhannya baik merupakan bukti yang
menunjukan bahwa antara asupan dan kebutuhan gizinya seimbang, sedangkan anak
yang pertumbuhannya tidak baik adalah bukti bahwa asupan dan kebutuhan gizinya
tidaklah seimbang (kurang). Jika status gizi seorang anak normal maka anak
tersebut akan tumbuh normal.

Periode pertumbuhan dan perkembangan terbagi atas neonatus dan bayi. Neonatus
adalah sejak anak lahir sampai 28 hari. Diatas 29 hari sampai usia 12 bulan termasuk
katagori periode bayi. Pada periode ini pertumbuhan dan perkembangan yang cepat
terutama pada aspek kognitif, matorik dan sosial dan pertumbuhan rasa percaya diri pada
anak melalui perhatian dan pemenuhan kebutuhan dasar dari orang tua. Kemampuan orang
tua dalam memenuhi kebutuhan dasar dan memberikan sensoris motor muklat diperlukan
untuk pertumbuhan dan perkembangan anak karena anak masih tergantung secara total
kepada lingkungan, terutama keluarga sebagai lingkungan pertama (Sopariasa, 2004).
Beberapa teori perkembangan yang dianut oleh Erik Erikson (2003) tentang
perkembangan dari berbagai aspek yang berbeda, namun semua sepakat bahwa proses
perkembangan terjadi selangkah-demi selangkah secara urut dan teratur. Erikson
mengungkapkan bahwa perkembangan emosional berjalan sejajar dengan pertumbuhan,
dan interaksi antara perkembangan fisik dan psikologis. Sedangkan Sigmund Freud
terkenal sebagai penggali teori alam bawah sadar dan pakar Psikoanalisis menerangkan
bahwa berbagai problem yang dihadapi penderita dewasa ternyata disebabkan oleh
gangguan atau hambatan yang dialami selama perkembangan psikososialnya. Jean Piaget

8
adalah pakar paling terkemuka dalam bidang teori perkembangan kognitif. Adapun inti
pengertian teori Piaget menurut Monks adalah bahwa perkembangan dipandang sebagai
kelanjutan generasi Embrio. Sears mengembangkan teori belajar yang dikaitkan dengan
perilaku anak dalam perkembangan. Ia juga sangat menekankan pengaruh orang tua
terhadap perkembangan anaknya, ia berpendapat bahwa pola asuh sangat menentukan
perkembangan kepribadian anak (Sarwono, 2005).
Pemantauan pertumbuhan balita berarti melakukan pengecekan secara regular
terhadap balita, bahwa pertumbuhannya sesuai dengan lajur hijau KMS pertumbuhan sesuai
dengan umurnya. Beragam cara pengukuran digunakan untuk menafsir pertumbuhan salah
satu diantaranya adalah berat badan menurut umur. Pengukuran yang berulang dan seksama
akan memberi perbandingan dengan pengukuran sebelumnya akan diperlukan untuk
mengetahui pertumbuhan bayi sedikit atau sesuai standar (Manefee, 2008).
Berat badan terkait dengan tingkat kesehatan Balita. Dengan KMS, ibu dapat
mengetahui pertumbuhan berat badan ideal yang harus dicapai oleh Balita ibu sesuai
dengan perkembangan usianya. Melalui KMS, ibu dapat mengetahui bahan makanan sesuai
gizi seimbang dan pedoman pemberian makanan yang sehat untuk Balita ibu, sehingga
diharapkan balita ibu akan tumbuh dan berkembang. Mengingat pentingnya informasi yang
ada dalam KMS, sebaiknya setiap ibu yang mempunyai balita memiliki KMS. KMS harus
dibawa ketika memeriksakan balita di posyandu, puskesmas atau tempat pelayanan
kesehatan lainnya (DepKes RI, 2005).
Anak Balita juga merupakan kelompok umur yang rawan gizi dan rawan penyakit.
Kelompok ini yang merupakan kelompok umur yang paling menderita akibat gizi (KKP).
dan jumlahnya dalam populasi besar. Beberapa kondisi atau anggapan yang menyebabkan
anak balita ini rawan gizi dan rawan kesehatan antara lain sebagai berikut :
a) Anak anak balita baru berada dalam masa transisi dari makanan bayi ke makanan
orang dewasa.
b) Biasanya anak balita ini sudah mempunyai adik atau ibunya sudah bekerja penuh,
sehingga perhatian ibu sudah berkurang.
c) Anak balita sudak main ditanah, dan sudah dapat main diluar rumahnya sendiri,
sehingga mudah tercemar dengan lingkungan yang kotor dan kondisi yang
memungkinkan untuk terinfeksi dengan berbagai macam penyakit.
d) Anak balita belum dapat mengurus dirinya sendiri, termasuk dalam memilih
makanan. Di pihak lain ibunya sudah tidak memperhatikan lagi makanan anak
balita, karena di anggap sudah dapat makan sendiri. (Supariasa, 2004)
Kegiatan bulanan di Posyandu merupakan kegiatan rutin yang bertujuan untuk:
Memantau pertumbuhan berat badan-balita dengan menggunakan Kartu Menuju Sehat
(KMS), memberikan konseling gizi, dan memberikan pelayanan gizi dan kesehatan dasar.

9
Untuk tujuan pemantauan pertumbuhan balita dilakukan penimbangan balita setiap bulan.
Di dalam KMS berat badan balita hasil penimbangan bulan diisikan dengan titik dan
dihubungkan dengan garis sehingga membentuk garis pertumbuhan anak. Berdasarkan
garis pertumbuhan ini dapat dinilai apakah berat badan anak hasil penimbangan dua bulan
berturut-turut: NAIK (N) atau TIDAK NAIK (T) dengan cara yang telah ditetapkan dalam
buku Panduan Penggunaan KMS Bagi Petugas Kesehatan.
Selain informasi N dan T, dari kegiatan penimbangan dicatat pula jumlah anak yang
datang ke posyandu dan ditimbang (D), jumlah anak yang tidak ditimbang bulan lalu (O),
jumlah anak yang baru pertama kali ditimbang (B), dan banyaknya anak yang berat
badannya di Bawah Garis Merah (BGM). Catatan lain yang ada di posyandu adalah jumlah
seluruh balita yang ada di wilayah kerja posyandu (S), dan jumlah balita yang memiliki
KMS pada bulan yang bersangkutan (K)
Data yang tersedia di posyandu dapat dibagi menjadi dua kelompok sesuai dengan
fungsinya, yaitu: Kelompok data yang dapat digunakan untuk pemantauan pertumbuhan
balita, baik untuk penilaian keadaan pertumbuhan individu (N atau T dan BGM), dan
penilaian keadaan pertumbuhan balita di suatu wilayah (% N/D). Kelompok data yang
digunakan untuk tujuan pengelolaan program/ kegiatan di posyandu (% D/S dan % K/S)
(Depkes RI, 2005)
Posyandu merupakan salah satu bentuk Upaya Kesehatan Bersumberdaya
Masyarakat (UKBM) yang dikelola dan diselenggarakan dari, oleh, untuk, dan bersama
masyarakat dalam menyelenggarakan pembangunan kesehatan, guna memberdayakan
masyarakat dan memberikan kemudahan kepada masyarakat dalam memperoleh pelayanan
kesehatan dasar untuk mempercepat penurunan kematian ibu dan bayi (Depkes RI, 2006)
Menurut Depkes RI (2006), sasaran Pelayanan Kesehatan di Posyandu adalah: bayi,
anak balita, ibu hamil, ibu melahirkan, ibu nifas dan ibu menyusui serta Pasangan Usia
Subur (PUS).

2.2.2 Indikator Gizi

Menurut Gibson (1990) , untuk pengukuran status gizi dengan indikator berat badan
menurut umur (BB/U) merupakan salah satu indeks antropometri yang memberikan
gambaran massa tubuh seseorang. Massa tubuh sangat sensitif terhadap perubahan yan
mendadak seperti terkena penyakit infeksi, menurunnya nafsu makan atau menurunnya
jumlah makanan yang dikonsumsi.

Indikator berat badan sering digunakan untuk menentukan status gizi karena
caranya mudah, sehingga dapat dikerjakan oleh orang tua atau anak, tidak harus oleh tenaga
kesehatan. Pengukuran berat badan yang dilakukan berulang-ulang dapat menggambarkan

10
pertumbuhan anak. Alat yang digunakan tidak selalu mudah karena harus memenuhi syarat,
kokoh, kuat murah mudah dibawa.

Sedangkan Depkes RI (2002) mengatakan bahwa dalam keadaan normal dan


keadaan kesehatan baik, keseimbangan antara konsumsi dan kebutuhan zat gizi terjamin
maka berat badan berkembang mengikuti bertambahnya umur. Dalam keadaan abnormal
ada dua kemungkinan perkembangan berat badan, yaitu berkembang cepat atau lebih
lambat dari keadaan normal. Berdasarkan karakteristik berat badan ini menurut umur dapat
digunakan sebagai salah satu cara untuk mengukur status gizi saat ini.

Selain BB/U ada indikator status gizi yang juga sering digunakan, yaitu indikator
berat badan terhadap tinggi badan (BB/TB) (Soekirman, 2000).

Indikator BB/TB (wasting status) adalah merupakan indikator yang terbaik


digunakan untuk menggambarkan status gizi saat kini jika umur yang akurat sulit diperoleh
dan lebih sensitif serta spesifik sebagai indikator defisit massa tubuh yang dapat terjadi
dalam waktu singkat atau dalam periode waktu yang cukup lama sebagai akibat kekurangan
makan atau terserang penyakit infeksi.

2.2.3 Pemantauan Status Gizi

Terdapat metode pemantauan status gizi, diantaranya dmenggunakan antropometri.


Menurut Jahari (2004), antropometri gizi berhubungan dengan berbagai macam pengukuran
dimensi tubuh dan komposisi tubuh dari berbagai tingkat umur dan tingkat gizi. Ukuran
tubuh seperti berat badan, tinggi badan, lingkar lengan atas dan tebal lemak di bawah kulit.
Sementara Soekirman (2000), mengatakan bahwa interpretasi dari keadaan gizi anak
dengan indikator BB/U, TB/U dan BB/TB yang digunakan pada survei khusus, akan
menjadikan kesimpulan bisa lebih tajam.

Beberapa indikator status gizi sebagai hasil kesimpulan dari penilaian status
gizi tersebut dikategorian sebagai berikut :

1. Jika BB/U dan TB/U rendah sedangkan BB/TB normal ; kesimpulannya keadaan
gizi anak saat ini baik, tetapi anak tersebut mengalami masalah kronis, karena berat
badan anak proporsional dengan tinggi badan.
2. BB/U normal ; TB/U rendah; BB/TB lebih ; kesimpulannya anak mengalami
masalah gizi kronis dan pada saat ini menderita kegemukan (Overweight) karena
berat badan lebih dari proporsional terhadap tinggi badan

11
3. BB/U , TB/U dan BB/TB rendah ; anak mengalami kurang gizi berat dan kronis.
Artinya pada saat ini keadaan gizi anak tidak baik dan riwayat masa lalunya juga
tidak baik
4. BB/U, TB/U dan BB/TB normal ; kesimpulannya keadaan gizi anak baik pada saat
ini dan masa lalu
5. BB/U rendah; TB/U normal; BB/TB rendah ; kesimpulannya anak mengalami
kurang gizi yang berat (kurus), keadaan gizi anak secara umum baik tetapi berat
badannya kurang proporsional terhadap Tinggi badannya karena tubuh anak
jangkung.

2.2.4 Aspek Pertumbuhan yang dipantau melalui KMS

a) Gerak kasar atau motorik kasar adalah aspek yang berhubungan dengan kemampuan
anak melakukan pergerakan dan sikap tubuh yang melibatkan otot-otot besar seperti
duduk, berdiri, dan sebagainya.
b) Gerak halus atau motorik halus adalah aspek yang berhubungan dengan kemampuan
anak melakukan gerakan yang melibatkan bagian-bagian tubuh tertentu dan
dilakukan oleh otot-otot kecil, tetapi memerlukan koordinasi yang cermat seperti
mengamati sesuatu, menjimpit, menulis, dan sebagainya.
c) Kemampuan bicara dan bahasa adalah aspek yang berhubungan dengan kemampuan
untuk memberikan respons terhadap suara, berbicara, berkomunikasi, mengikuti
perintah dan sebagainya.
d) Sosialisasi dan kemandirian adalah aspek yang berhubungan dengan kemampuan
mandiri anak (makan sendiri, membereskan mainan selesai bermain), berpisah
dengan ibu/pengasuh anak, bersosialisasi dan berinteraksi dengan lingkungannya,
dan sebagainya.

2.3 Penafsiran Pertumbuhan dengan KMS

2.3.1 Pengertian KMS

. Kartu Menuju Sehat untuk Balita (KMS-Balita) adalah alat yang sederhana dan
murah, yang dapat digunakan untuk memantau kesehatan dan pertumbuhan anak. Oleh
karenanya KMS harus disimpan oleh ibu balita di rumah, dan harus selalu dibawa setiap
kali mengunjungi posyandu atau fasilitas pelayanan kesehatan, termasuk bidan dan dokter.

12
KMS-Balita menjadi alat yang sangat bermanfaat bagi ibu dan keluarga untuk
memantau tumbuh kembang anak, agar tidak terjadi kesalahan atau ketidakseimbangan
pemberian makan pada anak.

KMS-Balita juga dapat dipakai sebagai bahan penunjang bagi petugas kesehatan
untuk menentukan jenis tindakan yang tepat sesuai dengan kondisi kesehatan dan gizi anak
untuk mempertahankan, meningkatkan atau memulihkan kesehatannya.

KMS balita berisi catatan penting tentang pertumbuhan, perkembangan anak,


imunisasi, penanggulangan diare, pemberian kapsul vitamin A, kondisi kesehatan anak,
pemberian ASI eksklusif dan Makanan Pendamping ASI, pemberian makanan anak dan
rujukan ke Puskesmas/RS.

KMS balita juga berisi pesan-pesan penyuluhan kesehatan dan gizi bagi orang tua
balita tentang kesehatan anaknya.

KMS adalah kartu yang memuat grafik pertumbuhan serta indicator perkembangan
yang bermanfaat untuk mencatat dan memantau tumbuh kembang balita setiap bulan dari
sejak lahir sampai berusia 5 tahun. KMS juga dapat diartikan sebagai “ rapor “ kesehatan
dan gizi (Catatan riwayat kesehatan dan gizi ) balita ( Depkes RI, 1996 ).

Di Indonesia dan negara - negara lain, pemantauan berat badan balita dilakukan
dengan timbangan bersahaja ( dacin ) yang dicatat dalam suatu sistem kartu yang disebut
“Kartu Menuju Sehat “ (KMS). Hambatan kemajuan pertumbuhan berat badan anak yang
dipantau dapat segera terlihat pada grafik pertumbuhan hasil pengukuran periodik yang
dicatat dan tertera pada KMS tersebut. Naik turunnya jumlah anak balita yang menderita
hambatan pertumbuhan di suatu daerah dapat segera terlihat dalam jangka waktu periodik
( bulan ) dan dapat segera diteliti lebih jauh apa sebabnya dan dibuat rancangan untuk
diambil tindakan penanggulangannya secepat mungkin. Kondisi kesehatan masyarakat
secara umum dapat dipantau melalui KMS, yang pertimbangannya dilakukan di Posyandu (
Pos Pelayanan terpadu ), (Sediaoetama, 1999 ).

Indikator BB / U dipakai di dalam Kartu Menuju Sehat ( KMS ) di Posyandu untuk


memantau pertumbuhan anak secara perorangan. Pengertian tentang “ Penilaian status Gizi
” dan “ Pemantauan pertumbuhan ” sering dianggap sama sehingga mengakibatkan
kerancuan. KMS tidak untuk memantau gizi, tetapi alat pendidikan kepada masyarakat
terutama orang tua agar dapat memantau pertumbuhan anak, dengan pesan “ Anak sehat
tambah umur tambah berat” ( Soekirman, 2000 ).

13
2.3.2 Manfaat KMS

 Sebagai media untuk mencatat dan memantau riwayat kesehatan balita secara
lengkap, meliputi : pertumbuhan, perkembangan, pelaksanaan imunisasi,
penanggulangan diare, pemberian kapsul vitamin A, kondisi kesehatan anak
pemberian ASI eksklusif, dan Makanan Pendamping ASI.
 Sebagai media edukasi bagi orang tua balita tentang kesehatan anak
 Sebagai sarana komunikasi yang dapat digunakan oleh petugas untuk menentukan
penyuluhan dan tindakan pelayanan kesehatan dan gizi.

KMS - Balita dapat berguna, apabila memperhatikan hal-hal sbb :

 Penimbangan dan deteksi tumbuh kembang balita dilakukan setiap bulan


 Semua kolom isian diiisi dengan benar
 Semua keadaan kesehatan dan gizi anak dicatat
 Orang tua selalu memperhatikan catatan dalam KMS-Balita
 Kader dan petugas kesehatan selalu memperhatikan hasil penimbangan
 Setiap ada gangguan pertumbuhan anak, dicari penyebabnya dan dilakukan
tindakan yang sesuai.
 Penyuluhan gizi dalam bentuk konseling dilakukan setiap kali anak selesai
ditimbang dan hasil penimbangannya dicatat dalam KMS
 KMS - Balita disimpan oleh ibu balita dan selalu dibawa setiap mengunjungi
posyandu atau fasilitas pelayanan kesehatan, termasuk bidan/dokter.

2.3.3 Fungsi KMS

1. Sebagai media untuk “ mencatat / memantau ” riwayat kesehatan balita secara


lengkap.
2. Sebagai media “ penyuluhan ” bagi orang tua balita tentang kesehatan balita
3. Sebagai sarana pemantauan yang dapat digunakan bagi petugas untuk menentukan
tindakan pelayanan kesehatan dan gizi terbaik bagi balita.
4. Sebagai kartu analisa tumbuh kembang balita
( Depkes RI, 1996 )

Fungsi KMS ditetapkan hanya untuk memantau pertumbuhan bukan untuk penilaian
status gizi. Artinya penting untuk memantau apakah berat badan anak naik atau turun, tidak
untuk menentukan apakah status gizinya kurang atau baik, ( Soekirman, 2000 ).

14
2.3.4 Penafsiran Grafik Pertumbuhan

Grafik pertumbuhan KMS dibuat berdasarkan baku WHO – NCHS yang disesuaikan
dengan situasi Indonesia. Gambar grafik pertumbuhan dibagi dalam 5 blok sesuai dengan
golongan umur balita. Setiap blok dibentuk oleh garis tegak / skala berat dalam kg dan garis
datar skala umur menurut bulan. Blok 1 untuk bayi

berumur 0 – 12 bulan, blok 2 untuk anak golongan umur 13 – 24 bulan, blok 3 untuk
anak golongan umur 25 – 36 bulan. Grafik pertumbuhan untuk bayi dan anak sampai
dengan umur 36 bulan terdapat pada halaman dalam KMS. Sedangkan untuk anak umur 37
– 60 bulan terdapat pada halaman berikutnya yang dibagi menjadi 2 blok yaitu blok ke 4
untuk anak umur 37 – 48 bulan dan blok ke 5 untuk anak golongan yang umur 49 – 60
bulan. Dalam setiap blok, grafik pertumbuhan dibentuk dengan garis merah (agak
melengkung) dan pita warna kuning, hijau dan hijau tua. Dasar pembuatannya sebagai
berikut :

a. Garis merah (agar melengkung) dibentuk dengan menghubungkan angka angka


yang dihitung dari 70 % median baku WHO – NCHS.
b. Dua pita warna kuning di atas garis merah berturut- turut terbentuk masing - masing
dengan batas atas 75 % dan 80 % median baku WHO – NCHS.
c. Dua pita warna hijau muda di atas pita kuning dibentuk masing – masing dengan
batas atas 85 % dan 90 % median baku WHO – NCHS.
d. Dua pita warna hijau tua di atasnya dibentuk msing - masing dengan batas atas 95 %
dan 100 % median baku WHO – NCHS.
e. Dua pita warna hijau muda dan kuning masing – masing pita bernilai 5 % dari baku
median adalah daerah di mana anak – anak sudah mempunyai kelebihan berat
badan.

2.3.5 Cara Memantau Pertumbuhan dan Perkembangan pada Balita

Pertumbuhan balita dapat diketahui apabila setiap bulan ditimbang, hasil


penimbangan dicatat di KMS, dan dihubungkan antara titik berat badan pada KMS dari
hasil penimbangan bulan lalu dan hasil penimbangan bulan ini. Rangkaian garis-garis
pertumbuhan anak tersebut membentuk grafik pertumbuhan anak. Pada balita yang sehat,
berat badannya akan selalu naik, mengikuti pita pertumbuhan sesuai dengan umurnya.

2.4 Posisi Strategis KMS dalam Monitoring

15
Untuk tujuan pemantauan pertumbuhan balita dilakukan penimbangan balita setiap
bulan. Di dalam KMS berat badan balita hasil penimbangan bulan diisikan dengan titik dan
dihubungkan dengan garis sehingga membentuk garis pertumbuhan anak. Berdasarkan
garis pertumbuhan ini dapat dinilai apakah berat badan anak hasil penimbangan dua bulan
berturut-turut: NAIK (N) atau TIDAK NAIK (T) dengan cara yang telah ditetapkan dalam
buku Panduan Penggunaan KMS Bagi Petugas Kesehatan.
Selain informasi N dan T, dari kegiatan penimbangan dicatat pula jumlah anak yang
datang ke posyandu dan ditimbang (D), jumlah anak yang tidak ditimbang bulan lalu (O),
jumlah anak yang baru pertama kali ditimbang (B), dan banyaknya anak yang berat
badannya di Bawah Garis Merah (BGM). Catatan lain yang ada di posyandu adalah jumlah
seluruh balita yang ada di wilayah kerja posyandu (S), dan jumlah balita yang memiliki
KMS pada bulan yang bersangkutan (K)

 Bila kecenderungan grafik “N” maka pertumbuhan sang anak tidak bermasalah.
 Bila kecenderungan grafik “T” maka pertumbuhan sang anak bermasalah, anak
mengidap gizi buruk.
 Bila nilai BB naik, tetapi grafik tidak berpindah ke pita yang lebih bawah (T1):
kenaikan/pertumbuhan BB yang tidak memadai artinya “pembentukan jaringan baru
lebih lambat dari anak sehat”.
 Bila nilai BB tetap sehingga arah grafik mendatar (T2) pertumbuhan berhenti artinya
“pembentukan jaringan barutidak terjadi”.

16
 Bila nilai BB berkurang sehingga arah grafik menurun (T3) pertumbuhan negatif
artinya “terjadi penghancuran jaringan yang sebelumnya telah terbentuk”.

Contoh gambar grafik mengenai posisi strategis kms dalam monitoring pertumbuhan

2.5 Gangguan Pertumbuhan

Penyebab gangguan pertumbuhan yang biasa kita temui adalah infeksi (akut &
kronis) dan kurang makan (dilihat dari kuantitas & kualitas). Penyebab yang paling sering
menjadi kegagalan balita dalam menaikan berat badan :

 Demam

17
Demam adalah suatu keadaan saat suhu badan melebihi 370C yang disebabkan oleh
penyakit atau peradangan. Demam juga bisa merupakan pertanda bahwa sel antibodi kita
(sel darah putih) sedang melawan suatu virus .

 Batuk pilek, sesak napas (ISPA)

Infeksi saluran napas akut dalam bahasa Indonesia juga di kenal sebagai ISPA (Infeksi
Saluran Pernapasan Akut) atau URI dalam bahasa Inggris adalah penyakit infeksi akut yang
melibatkan organ saluran pernapasan, hidung, sinus, faring, atau laring.

Infeksi saluran pernapasan hanya bersifat ringan seperti batuk-pilek, disebabkan oleh
virus, dan tidak memerlukan pengobatan dengan antibiotik. Infeksi saluran pernapasan
bagian atas terutama yang disebabkan oleh virus, sering terjadi pada semua golongan
masyarakat pada bulan-bulan musim dingin.

Penyakit ISPA merupakan penyakit yang sering terjadi pada anak, karena sistem
pertahanan tubuh anak masih rendah. Kejadian penyakit batuk-pilek pada balita di
Indonesia diperkirakan 3 sampai 6 kali per tahun, yang berarti seorang balita rata-rata
mendapat serangan batuk-pilek sebanyak 3 sampai 6 kali setahun.

ISPA yang berlanjut menjadi pneumonia (radang paru-paru) sering terjadi pada anak-
anak terutama apabila terdapat gizi kurang dan dikombinasi dengan keadaan lingkungan
yang tidak sehat. Risiko terutama terjadi pada anak-anak karena meningkatnya
kemungkinan infeksi silang, beban immunologisnya terlalu besar karena dipakai untuk
penyakit parasit dan cacing, serta tidak tersedianya atau malah berlebihannya pemakaian
antibiotik.

Hingga saat ini angka kematian akibat ISPA yang berat masih sangat tinggi. Kematian
seringkali disebabkan karena penderita datang untuk berobat dalam keadaan parah/lanjut
dan sering disertai penyulit-penyulit dan kurang gizi.

 Diare

Diare adalah penyakit dimana penderita mengalami rangsangan buang air besar
terus menerus dengan tinja atau feses yang masih memiliki kandungan air berlebihan. Diare
bisa disebabkan karena ginjal yang luka, penyakit alergi terhadap gula frruktosa atau
laktosa, memakan makanan yang asam, pedas, atau bersantan secara berlebihan, kelebihan
vitamin C, atau karena infeksi bakteri seperti Escherichia coli, Salmonella, dan Vibrio
cholera.

18
 Campak

Nama latin atau nama ilmiah penyakit campak adalah Morbili atau Morbillia atau
Rubeola. Dalam bahasa inggris Measles, dalam bahasa Jerman Masern, dan dalam bahasa
Islandia Mislingar. Selain itu di beberapa daerah campak juga suka disebut Tampek.
Definisi Penyakit campak adalah salah satu jenis penyakit infeksi menular yang diakibatkan
virus yang ditandai dengan ciri-ciri dan gejala demam, batuk, konjungtivitis (peradangan
selaput ikat mata) dan ruam pada kulit dan banyak menyerang anak-anak khususnya balita.

Apa penyebab penyakit campak ? Penyakit campak disebabkan oleh virus yaitu virus
campak (Paramiksovirus). Sasaran virus campak adalah anak-anak yang sedang mengalami
kondisi tubuh yang lemah dan kurangnya asupan gizi yang bagus. Virus penyakit campak
menyebar melalui air liur dan udara yang berasal dari batuk dan bersin penderita.

Campak memiliki masa inkubasi sekitar 10 sampai dengan 14 hari. Masa inkubasi
adalah masa sejak pertama kali virus masuk ke dalam tubuh penderita (berjangkit),
kemudian virus berkembang biak dan menimbulkan Ciri-ciri dan Gejala sebagai berikut :

a) Letih lesu, mata berair dan meradang, filek serta batuk. Gejala awal ini mirip sekali
dengan batuk filek biasa.
b) Muncul demam yang tinggi , demam bisa mencapai 40 derajat Celcius atau lebih
dan kaadaan ini biasanya berlangsung selama 3 sampai dengan 5 hari.
c) Timbul bercak-bercak (bintikl-bintik) berwarna merah di badan, bercak dalam
campak berbeda dengan bercak pada sakit cacar. Bercak timbul pertama kali di
bagian belakang telinga, lalu ke bagian wajah, leher dan tangan dan akhirnya bercak
menyebar ke seluruh bagian tubuh dan kaki. Saat bercak berwarna kemerahan
muncul demam biasanya masih dirasakan penderita sampai dengan 2 hari
sesudahnya. Dalam waktu 3 sampai dengan 4 hari bercak ini akan menghilang
dengan sendirinya dan berubah warna menjadi kecoklatan.

 Tuberkulosa

Tuberkulosis adalah penyakit akibat infeksi kuman Mikobakterium tuberkulosis yang


bersifat sistemik sehingga dapat mengenai hampir semua organ tubuh dengan lokasi
terbanyak di paru yang biasanya merupakan lokasi infeksi primer. Pada tahun 1992 WHO
telah mencanangkan tuberkulosis sebagai Global Emergency. Laporan WHO tahun 2004
menyatakan bahwa terdapat 8,8 juta kasus baru tuberkulosis pada tahun 2002, sepertiga

19
penduduk dunia telah terinfeksi kuman tuberkulosis dan menurut regional WHO jumlah
terbesar kasus ini terjadi di Asia Tenggara yaitu 33% dari seluruh kasus di dunia.

Penyebab TBC adalah kuman TBC (mycobacterium tuberculosis). Sebetulnya, untuk


mendeteksi bakteri TBC (dewasa) tidak begitu sulit. Pada orang dewasa bisa dideteksi
dengan pemeriksaan dahak langsung dengan mikroskop atau dibiakkan dulu di media. Yang
sulit adalah mendeteksi penyakit TBC pada anak, karena tidak mengeluarkan kuman pada
dahaknya dan gejalanya sedikit, sehingga harus dibuat diagnosis baku untuk mendiagnosis
anak TBC sedini mungkin.

Tanda Dan Gejala Penyakit TBC Anak

a) Sekitar 4 – 8 minggu setelah terinfeksi kuman TBC anak mengalami demam yang
bukan disebabkan oleh tifus, malaria atau infeksi saluran nafas.
b) Anak batuk lebih dari 30 hari walaupun sudah menerima pengobatan.
c) Anak kehilangan nafsu makan, kurang bergairah dan berat badan mengalami
penurunan.
d) Terjadi pembesaran kelenjar linfe di beberapa tempat seperti leher, ketiak dan
lipatan paha.
e) Muncul flek di paru-paru
f) Diare yang berkepanjangan sekalipun sudah dilakukan pengobatan.

g) Muncul tanda kemerahan 3 – 7 hari setelah vaksin BCG. Gejala ini sangat jarang
terjadi.
h) Mata merah tapi bukan karena sakit mata.

 Gangguan telinga (otitis media)

Infeksi telinga adalah salah satu alasan yang paling sering membuat anak-anak
mengunjungi dokter anak (mencapai 20%). Umumnya sering terjadi pada anak yang
usianya di bawah 2 tahun. Ada berbagai jenis infeksi telinga, tetapi yang paling sering
adalah infeksi telinga tengah (otitis media akut)

Penyebab otitis media

Telinga manusia dibagi menjadi 3 ruang, yaitu ruang telinga luar, tengah dan dalam. Otitis
media terjadi karena aerasi yang tidak efektif di ruang telinga tengah yang disebabkan oleh

20
fungsi tuba eustacius yang tidak baik. Tuba eustacius adalah suatu saluran yang
menghubungkan antara telinga dengan bagian dalam hidung. Infeksi Saluran Pernapasan
dapat mengenai bagian ini lalu ke telinga. Dapat juga terjadi infeksi sekunder oleh bakteri
di daerah ruang telinga tengah ini.

Ada beberapa faktor yang meningkatkan kemungkinan terkena otitis media pada bayi /
anak:

a) Jenis kelamin laki-laki


b) Faktor genetic (keturunan)
c) Paparan asap rokok
d) Sering menggunakan dot
e) Menderita alergi, seperti dermatitis atopic, rhinitis alergi atau asma
f) Anak menderita defisiensi system imun seperti HIV/AIDS

Tanda dan gejala otitis media pada anak

a) Usia < 2 tahun: demam, rewel, tidak mau makan, tidak bisa tidur, terlihat lemas
b) Usia > 2 tahun: demam dan sakit di telinga, sulit tidur, tidak mau makan

 Cacat bawaan (Labio-palato schizis, Congenital Heart Disease, dll)


1. Labio gnato palato schizis adalah suatu kelainan bawaan dimana terbentuk
celah pada bibir, gusi, langit-langit (palatum) yang bermanifestasi sendiri-
sendiri atau bersamaan (sumbing bibir dan langit-langit. Celah bibir (bibir
sumbing) adalah suatu ketidaksempurnaan pada penyambungan bibir
bagian atas yang biasanya berlokaasi tepat di bawah hidung. Celah langit-
langit adalah suatu saluran abnormal yang melewati langit-langit mulut dan
menuju ke saluranudara di hidung.
Teori dari His & Drusy yg menyatakan celah bibir &langit-langit
akibatkegagalan pertemuan ujung-ujung (prominentia) di sekitar mulut saat
trimester awalke hamilan. Teori dari Stark yang menyatakan bahwa
sebenarnya pertemuan ujung-ujung tersebutterjadi namun disusul dengan
kegagalan karena salah satu lapisan pembentuknya yangdisebut mesoderm
gagal menyatu

2. Congenital heart disease (CHD) atau penyakit jantung bawaan adalah


kelainan jantung yang sudah ada sejak bayi lahir, jadi kelainan tersebut

21
terjadi sebelum bayi lahir. Tetapi kelaianan jantung bawaan ini tidak selalu
memberi gejala segera setelah bayi lahir tidak jarang kelainan tersebut baru
ditemukan setelah pasien berumur beberapa bulan atau bahkan beberapa
tahun (Ngastiyah:1997).
Penyebab penyakit jantung congenital berkaitan dengan kelainan
perkembangan embrionik, pada usia lima sampai delapan minggu, jantung
dan pembuluh darah besar dibentuk. Penyebab utama terjadinya penyakit
jantung congenital belum dapat diketahui secara pasti, tetapi ada beberapa
faktor yang diduga mempunyai pengaruh pada peningkatan angka kejadian
penyakit jantung bawaan.

BAB III

PENUTUP

22
Tumbuh merupakan perubahan ukuran organisme karena bertambahnya sel-sel
dalam setiap tubuh organisme yang tidak bisa diukur oleh alat ukur atau bersifat kuantitatif.
Atau secara bahasanya perubahan ukuran organisme dari kecil menjadi besar. Berkembang
Berkembang merupakan salah satu perubahan organisme ke arah kedewasaan dan biasanya
tidak bisa diukur oleh alat ukur atau bersifat kualitatif.

Pertumbuhan merupakan hasil akhir dari keseimbangan antara asupan dan


kebutuhan zat gizi. Kebutuhan zat gizi akan meningkat pada masa percepatan pertumbuhan
sang anak. Anak yang pertumbuhannya baik merupakan bukti yang menunjukan bahwa
antara asupan dan kebutuhan gizinya seimbang, sedangkan anak yang pertumbuhannya
tidak baik adalah bukti bahwa asupan dan kebutuhan gizinya tidaklah seimbang (kurang).
Jika status gizi seorang anak normal maka anak tersebut akan tumbuh normal.
Pertumbuhan merupakan hasil akhir dari keseimbangan antara asupan dan
kebutuhan zat gizi. Kebutuhan zat gizi akan meningkat pada masa percepatan pertumbuhan
sang anak. Anak yang pertumbuhannya baik merupakan bukti yang menunjukan bahwa
antara asupan dan kebutuhan gizinya seimbang, sedangkan anak yang pertumbuhannya
tidak baik adalah bukti bahwa asupan dan kebutuhan gizinya tidaklah seimbang (kurang).
Jika status gizi seorang anak normal maka anak tersebut akan tumbuh normal.
Penyebab gangguan pertumbuhan yang biasa kita temui adalah infeksi (akut &
kronis) dan kurang makan (dilihat dari kuantitas & kualitas).

 Demam
 Batuk pilek, sesak napas (ISPA)
 Diare
 Campak
 Tuberkulosa
 Gangguan telinga (otitis media)
 Cacat bawaan (Labio-palato schizis, Congenital Heart Disease, dll)

3.2 Saran

Dengan makalah ini penulis mengharapkan dapat memberikan suatu penjelasan


kepada para pembaca tentang Pemantauan Pertumbuhan Balita dengan KMS, sehingga
setidaknya para pembaca dapat mengetahui bagaimana pemantauan pertumbuhan balita

23
dengan KMS serta memberikan informasi mengenai masalah-masalah pertumbuhan pada
balita

DAFTAR PUSTAKA

____. Ilmu Keperawatan Anak: Cara Pemberian KMS (2011, 5 November). Diperoleh 7
Maret 2014 dari http://ortipulang.blogspot.com/2010/11/kms.html

24
____. Infeksi Telinga Akut pada Anak. Diperoleh 7 Maret 2014 dari
http://dokita.co/blog/infeksi-telinga-akut-pada-anak/

____. ISPA (2013, 6 April). Diperoleh 7 Maret 2014 dari


http://id.wikipedia.org/wiki/Infeksi_saluran_napas_atas

____. Labio gnato palato schizis (2013, 26 Juli). Diperoleh 7 Maret 2014 dari
http://dokterdewikusumastuti.blogspot.com/2013/07/labio-gnato-palato-schizis.html

____. Pemantauan Status Gizi (2013, 4 Maret). Diperoleh 7 Maret 2014, dari
http://www.indonesian-publichealth.com/2013/03/pemantauan-status-gizi.html

____. Pengertian Demam (2014, 8 Februari). Diperoleh 7 Maret 2013, dari


http://id.wikipedia.org/wiki/Demam

____. Pengertian Infeksi Saluran Pernapasan Akut (2011, 31 Maret). Diperoleh 7 Maret
2014 dari http://dokterkecil.wordpress.com/2011/03/31/ispa-infeksi-saluran-pernapasan-
akut/

____. Pengertian Penyakit Campak Pada Anak (2013, 21 November). Diperoleh 7 Maret
2014 dari http://www.jepitjemuran.com/ciri-ciri-gejala-dan-penyebab-penyakit-campak-
pada-anak/

____. Penyakit Diare. Diperoleh 7 Maret 2014 dari http://penyakitdiare.com/

____. Penyakit Jantung Bawaan (BPJ) (2011, 29 April). Diperoleh 7 Maret 2014 dari
http://maslichah05.wordpress.com/2011/04/29/penyakit-jantung-bawaan-pjb/

____. Sekilas Tentang TBC Anak. Diperoleh 7 Maret 2014 dari


http://obattbcanakblog.wordpress.com/

LUQMAN NURFAIZIN, S.Psi gainya 11 November 2008

http://puskesmas-oke.blogspot.com/2008/11/faktor-faktor-yang-mempengaruhi_11.html

25
Gerungan. (1987). Psikologi Sosial. Bandung: PT Erasco.

Hurlock, E. (1999), Psikologi Perkembangan (Suatu Pendekatan Sepanjang


Rentang Kehidupan), Jakarta : Erlangga

Gunarsa, S. (1992), Psikologi Untuk Keluarga, Jakarta : BPK Gunung Mulia.

26

Anda mungkin juga menyukai