Anda di halaman 1dari 8

PORTOFOLIO KASUS MEDIS

Hiperemesis Gravidarum

Disusun oleh:

dr. Indri Cecilia Oktaviani

Pendamping:

dr. Venny Tiho

dr. Helen Manorek

RSUD DR. SAM RATULANGI TONDANO


2016

BORANG PORTOFOLIO

Nama Peserta : dr. Indri Cecilia Oktaviani

Nama Wahana : RSUD DR. Sam Ratulangi Tondano


Topik : Hiperemesis Gravidarum
Tanggal Kasus :

Pendamping: dr. Helen Manorek, dr. Venny Tiho


Tanggal Presentasi:
Tempat Presentasi: RSUD DR. Sam Ratulangi Tondano

Objektif Presentasi:
√Keilmuan √Keterampilan √Penyegaran Tinjauan Pustaka
√Diagnostik √Manajemen Masalah Istimewa
Neonatus Bayi Anak Remaja √Dewasa Lansia Bumil
Deskripsi:
Bahan Bahasan: Tinjauan Pustaka Riset √Kasus Audit
diskusi
Cara Membahas: Diskusi √ Presentasi da Email Pos
Penegakan diagnosis, pengobatan awal sesuai etologi serta mencegah
Tujuan: komplikasi

Data pasien: Nama Pasien : Ny. DK No.RM : 076721


Data utama untuk bahan diskusi:
1. Diagnosis / Gambaran Klinis :
Perempuan, usia 28 th, Muntah-muntah sejak 2 hari SMRS.
Hiperemesis gravidarum / Muntah-muntah lebih dari 10 kali per hari, awalnya berisi
makanan, namun lama kelamaan hanya berisi air. Muntah-muntah dirasakan mengganggu
aktivitas sehari-hari. Pasien merasa lemah badan dan tidak memiliki kekuatan untuk
beraktivitas. Pada pemeriksaan fisik didapatkan mata cekung, turgor kembali lambat, TFU
3 jari di atas simphisis.
2. Riwayat Obstetri: G1P0A0
Riwayat ANC: 1x/ Bidan
HPHT: 8 Januari 2017
TTP: 15 Oktober 2017
3. Riwayat Penyakit Dahulu :
Pasien belum pernah mengalami keluhan yang sama.
4. Riwayat Penyakit Keluarga :
Riwayat hipertensi, diabetes melitus, disangkal.
5. Riwayat Sosial, Ekonomi :
Pasien adalah seorang Ibu rumah tangga. Pasien tinggal bersama seorang suami. Biaya
kesehatan ditanggung oleh KIS.
6. Riwayat Kebiasaan : Kebiasaan mengkonsumsi alkohol, merokok disangkal.
7. Riwayat Imunisasi: TT 1x
Pemeriksaan Fisik
a. Vital sign
 Keadaan Umum : sedang
 Kesadaran : compos mentis
 Tekanan darah : 100/80 mmHg
 Frekuensi nadi : 110 x/menit
 Frekuensi nafas : 2 x/menit
 Suhu : 37,8° C
 BB : 58 kg TB: 162 cm
 Status gizi : normoweight

b. Pemeriksaan sistemik
 Kepala : normosefal, kelainan tidak ada
 Mata : konjungtiva anemis (-), sklera ikterik (-), pupil isokor, refleks
cahaya (+/+), mata cekung (+)
 Telinga : Normotia, sekret -/-
 Hidung : Simetris, sekret -/-, septum deviasi -/-
 Tenggorokan : arkus faring simetris, tidak hiperemis, tonsil T1/T1
 Leher : JVP 5+1 cmH2O, KGB tidak teraba membesar
 Thoraks
Jantung
Inspeksi : iktus tidak terlihat
Palpasi : iktus teraba 1 jari medial ICS 5 MCL Sinistra
Perkusi : redup, batas jantung normal
Auskultasi: bunyi jantung I-II reguler, bising (-)

Paru

Inspeksi : Normochest, simetris kiri = kanan


Palpasi : Stem fremitus kiri = kanan
Perkusi : Hipersonor
Auskultasi: suara pernapasan vesikuler, ronkhi(-/-), wheezing (+/+)
 Abdomen: Gravid
 Ekstremitas : akral hangat, oedem (-), CRT <2”
 Status Obstetri:
- TFU: 3 jari di atas simphisis pubis.
- BJA: 140x/m
- Palpasi: Ballotement (+)
DaftarPustaka:
1. Cunningham F, Leveno K, Bloom S, Spong CY, Dashe J, Penyunting. William
obstetrics. Edisi ke-24. Philadelphia: McGraw-Hill; 2014

2. McCarthy FP, Lutomski JE, Greene RA. Hyperemesis gravidarum. Int J Womens
Health. 2014 Aug 5;6:719-25
Hasil Pembelajaran
1. Mengetahui tanda dan gejala penyakit Hiperemesis Gravidarum
2. Mengetahui penegakan diagnosis Hiperemesis Gravidarum
3. Mengetahui penatalaksanaan pada penyakit Hiperemesis Graavidarum

Rangkuman Hasil Pembelajaran Portofolio


1. Subjektif :
• KeluhanUtama: Nyeri perut kanan bawah 3 hari SMRS
• Nyeri pertama kali dirasakan di ulu hati, kemudian menjalar ke perut sebelah
kanan bawah.
• Mual (+), muntah (-)
• Lemah badan(+)
2. Objektif :
PemeriksaanFisik
 Keadaanumum : tampak sakit sedang
 Kesadaran : CM
 TekananDarah : 100/80 mmHg
 Nadi : 110x/menit
 FrekuensiNafas : 22 x/ menit
 Suhu : 37,80 C

Status Internus
 Kepala : Normochepali
 Mata : Konjungtiva tidak anemis, sclera tidak ikterik
 Thoraks
o Paru
Inspeksi : Gerakan nafas cepat, simetris kiri dan kanan
Palpasi : Fremitus kiri sama dengan kanan
Perkusi : Sonor di kedua lapang paru
Auskultasi : Rhonki-/-, wheezing -/-
o Jantung
Inspeksi: Iktus jantung tidak terlihat
Palpasi :Iktus jantung teraba di linea midclavicula sinistra ICS V
Perkusi : Batas jantung normal
Auskultasi : Murmur (-), Gallop (-)
 Abdomen
Lihat status obstetric

Ekstremitas : CRT < 2 detik, Udem (-)

Status Obstetri:
- TFU: 3 jari di atas simphisis pubis.
- BJA: 140x/m
- Palpasi: Ballotement (+)

Laboratorium:
Tanggal 12 Oktober 2016

Hb : 13 gr/dl

Leukosit: 9.000/mm3

Trombosit: 150.000/mm3

Hematokrit : 48%

HCG Test: (+)

3. Assesment(penalaran klinis) :

Definisi
Hiperemesis gravidarum adalah sebuah kondisi muntah-muntah pada
perempuan hamil yang dapat mengakibatkan penurunan berat badan, dehidrasi,
alkalosis, dan hipokalemia. Biasanya kondisi tersebut terjadi sampai usia kehamilan
20 minggu.

Klasifikasi
Hiperemesis gravidarum dapat diklasifikasikan secara klinis menjadi
hiperemesis gravidarum tingkat I, II dan III. Hiperemesis gravidarum tingkat I
ditandai oleh muntah yang terus-menerus disertai dengan penurunan nafsu makan dan
minum. Terdapat penurunan berat badan dan nyeri epigastrium. Pertama-tama isi
muntahan adalah makanan, kemudian lendir beserta sedikit cairan empedu, dan dapat
keluar darah jika keluhan muntah terus berlanjut. Frekuensi nadi meningkat sampai
100 kali per menit dan tekanan darah sistolik menurun. Pada pemeriksaan fisik
ditemukan mata cekung, lidah kering, penurunan turgor kulit dan penurunan jumlah
urin.
Pada hiperemesis gravidarum tingkat II, pasien memuntahkan semua
yangdimakan dan diminum, berat badan cepat menurun, dan ada rasa haus yang
hebat.Frekuensi nadi berada pada rentang 100-140 kali/menit dan tekanan darah
sistolik kurang dari 80 mmHg. Pasien terlihat apatis, pucat, lidah kotor, kadang
ikterus,dan ditemukan aseton serta bilirubin dalam urin.
Hiperemesis gravidarum tingkat III sangat jarang terjadi. Keadaan ini
merupakan kelanjutan dari hiperemesis gravidarum tingkat II yang ditandai dengan
muntah yang berkurang atau bahkan berhenti, tetapi kesadaran pasien menurun
(delirium sampai koma). Pasien dapat mengalami ikterus, sianosis, nistagmus,
gangguan jantung dan dalam urin ditemukan bilirubin dan protein.

Diagnosis

Pada diagnosis harus ditentukan adanya kehamilan dan muntah yang


terusmenerus, sehingga mempengaruhi keadaan umum (sering muntah lebih dari 10
kali per 24 jam). Pemeriksaan fisik pada pasien hiperemesis gravidarum biasanya
tidak memberikan tanda-tanda yang khusus. Lakukan pemeriksaan tanda vital,
keadaan membran mukosa, turgor kulit, nutrisi dan berat badan. Pada pemeriksaan
fisik dapat dijumpai dehidrasi, turgor kulit yang menurun, perubahan tekanan
darah dan nadi.

PemeriksaanPenunjang
Pemeriksaan laboratorium yang perlu dilakukan antara
lain, pemeriksaan darah lengkap, pemeriksaan kadar elektrolit, keton urin, tes fungsi
hati, dan urinalisa untuk menyingkirkan penyebab lain. Pada pemeriksaan
laboratorium pasien dengan hiperemesis gravidarum dapat diperoleh peningkatan
relatif hemoglobin dan hematokrit, hiponatremia dan hipokalemia, badan keton dalam
darah dan proteinuria. Bila hyperthyroidism
dicurigai,dilakukan pemeriksaan T3 dan T4. Lakukan pemeriksaan ultrasonografi unt
uk menyingkirkan kehamilan mola.

Penatalaksanaan

1. Non Farmakologi
Tatalaksana awal dan utama untuk mual dan muntah tanpa
komplikasiadalah istirahat dan menghindari makanan yang merangsang, seperti
makanan pedas, makanan berlemak, atau suplemen besi.
Perubahan pola diet yangsederhana, yaitu mengkonsumsi makanan dan minuman
dalam porsi yang kecil namun sering cukup efektif untuk mengatasi mual dan
muntah derajat ringan. Jenis makanan yang direkomendasikan adalah makanan
ringan, kacang-kacangan, produk susu,
kacang panjang, dan biskuit kering. Minuman elektrolit dan suplemen nutrisi
peroral disarankan sebagai tambahan untuk memastikan terjaganya keseimbangan
elektrolit dan pemenuhan kebutuhan kalori. Menu makanan yang banyak
mengandung protein juga memiliki efek positif karena bersifat eupeptic dan
efektif meredakan mual. Manajemen stres juga dapat berperan dalam menurunkan
gejala mual.

2. Tatalaksana Farmakologis
Pasien hiperemesis gravidarum harus dirawat inap dirumah sakit dan
dilakukan rehidrasi dengan cairan natrium klorida atau ringer laktat, penghentian
pemberian makanan per oral selama 24-48 jam, serta pemberian antiemetik jika
dibutuhkan. Penambahan glukosa, multivitamin, magnesium, pyridoxine, atau
tiamin perlu dipertimbangkan. Cairan dekstrosa dapat menghentikan pemecahan
lemak. Untuk pasien dengan defisiensi vitamin, tiamin 100 mg diberikan sebelum
pemberian cairan dekstrosa. Penatalaksanaan dilanjutkan sampai pasien dapat
mentoleransi cairan per oral dan didapatkan perbaikan hasil laboratorium.

 Rehidrasi dengan pemberian cairan kristaloid. Hal ini ditujukan untuk koreksi
dehidrasi, ketonemia, kelaian elektrolit, serta gangguan asam basa.
 Anti-emetik:
o Untuk mual dan muntah ringan: vitamin B6 (Piridoksin) 2 mg/hari per
oral
o Untuk mual dan muntah yang lebih berat, metoklopramid 10 mg IV
pemerian 1 mg/kgbb/hari dibagi dalam 3 dosis. Hati-hati dengan efek
samping ekstrapiramidal.
o Antagonis reseptor 5-hydroxytryptamine (5HT3) seperti ondansetron
mulai sering digunakan, tetapi informasi mengenai penggunaannya
dalam kehamilan masih terbatas. Seperti metoklopramid, ondansetron
memiliki efektivitas yang sama dengan prometazin, tetapi efek
samping sedasi ondansetron lebih kecil. Ondansetron tidak
meningkatkan risiko malformasi mayor pada penggunaannya dalam
trimester pertama kehamilan

Prognosis
Dubia ad bonam

4. Plan :
DIAGNOSIS KERJA
G1P0A0 28 tahun Hamil 10-11 minggu Janin Intra Uterine Tunggal Hidup +
Hiperemesis Gravidarum

TERAPI
- IVFD Dextrose 20gtt/m
- Inj. Ondancentrone 3x1 IV
- Antasida Syr 3x1 sdm
- Mediamer B6 3x1 tab
- Neurobion 2x1 ampul drips

Pendidikan :
- Menjelaskan kepada pasien dan keluarganya mengenai kasus.
- Menjelaskan tindakan yang seharusnya dilakukan

Konsultasi:
 Kontrol ke poliklinik 3 hari setelah pulang dari perawatan atau jjika keluhan
yang dirasakan kembali muncul setelah di rumah. Pasien yang pernah
mengalami hiperemesis gravidarum cenderung mengalami gejala berulang.
 ANC rutin di puskesmas/ dokter keluarga/ bidan.
 Selesaikan suntikan TT yang kedua setelah penyakit teratasi
 Hindari memakan makanan yang pedas, makanan bersantan, atau makanan
lainnya yang dapat meningkatkan asam lambung.

LEMBAR PENGESAHAN
Telah dibacakan tugas portofolio dengan judul

“ HIPEREMESIS GRAVIDARUM “

Mengetahui Pembimbing

dr. Venny Tiho dr. Hellen Manorek

Anda mungkin juga menyukai