Hiperemesis Gravidarum
Disusun oleh:
Pendamping:
BORANG PORTOFOLIO
Objektif Presentasi:
√Keilmuan √Keterampilan √Penyegaran Tinjauan Pustaka
√Diagnostik √Manajemen Masalah Istimewa
Neonatus Bayi Anak Remaja √Dewasa Lansia Bumil
Deskripsi:
Bahan Bahasan: Tinjauan Pustaka Riset √Kasus Audit
diskusi
Cara Membahas: Diskusi √ Presentasi da Email Pos
Penegakan diagnosis, pengobatan awal sesuai etologi serta mencegah
Tujuan: komplikasi
b. Pemeriksaan sistemik
Kepala : normosefal, kelainan tidak ada
Mata : konjungtiva anemis (-), sklera ikterik (-), pupil isokor, refleks
cahaya (+/+), mata cekung (+)
Telinga : Normotia, sekret -/-
Hidung : Simetris, sekret -/-, septum deviasi -/-
Tenggorokan : arkus faring simetris, tidak hiperemis, tonsil T1/T1
Leher : JVP 5+1 cmH2O, KGB tidak teraba membesar
Thoraks
Jantung
Inspeksi : iktus tidak terlihat
Palpasi : iktus teraba 1 jari medial ICS 5 MCL Sinistra
Perkusi : redup, batas jantung normal
Auskultasi: bunyi jantung I-II reguler, bising (-)
Paru
2. McCarthy FP, Lutomski JE, Greene RA. Hyperemesis gravidarum. Int J Womens
Health. 2014 Aug 5;6:719-25
Hasil Pembelajaran
1. Mengetahui tanda dan gejala penyakit Hiperemesis Gravidarum
2. Mengetahui penegakan diagnosis Hiperemesis Gravidarum
3. Mengetahui penatalaksanaan pada penyakit Hiperemesis Graavidarum
Status Internus
Kepala : Normochepali
Mata : Konjungtiva tidak anemis, sclera tidak ikterik
Thoraks
o Paru
Inspeksi : Gerakan nafas cepat, simetris kiri dan kanan
Palpasi : Fremitus kiri sama dengan kanan
Perkusi : Sonor di kedua lapang paru
Auskultasi : Rhonki-/-, wheezing -/-
o Jantung
Inspeksi: Iktus jantung tidak terlihat
Palpasi :Iktus jantung teraba di linea midclavicula sinistra ICS V
Perkusi : Batas jantung normal
Auskultasi : Murmur (-), Gallop (-)
Abdomen
Lihat status obstetric
Ekstremitas : CRT < 2 detik, Udem (-)
Status Obstetri:
- TFU: 3 jari di atas simphisis pubis.
- BJA: 140x/m
- Palpasi: Ballotement (+)
Laboratorium:
Tanggal 12 Oktober 2016
Hb : 13 gr/dl
Leukosit: 9.000/mm3
Trombosit: 150.000/mm3
Hematokrit : 48%
HCG Test: (+)
3. Assesment(penalaran klinis) :
Definisi
Hiperemesis gravidarum adalah sebuah kondisi muntah-muntah pada
perempuan hamil yang dapat mengakibatkan penurunan berat badan, dehidrasi,
alkalosis, dan hipokalemia. Biasanya kondisi tersebut terjadi sampai usia kehamilan
20 minggu.
Klasifikasi
Hiperemesis gravidarum dapat diklasifikasikan secara klinis menjadi
hiperemesis gravidarum tingkat I, II dan III. Hiperemesis gravidarum tingkat I
ditandai oleh muntah yang terus-menerus disertai dengan penurunan nafsu makan dan
minum. Terdapat penurunan berat badan dan nyeri epigastrium. Pertama-tama isi
muntahan adalah makanan, kemudian lendir beserta sedikit cairan empedu, dan dapat
keluar darah jika keluhan muntah terus berlanjut. Frekuensi nadi meningkat sampai
100 kali per menit dan tekanan darah sistolik menurun. Pada pemeriksaan fisik
ditemukan mata cekung, lidah kering, penurunan turgor kulit dan penurunan jumlah
urin.
Pada hiperemesis gravidarum tingkat II, pasien memuntahkan semua
yangdimakan dan diminum, berat badan cepat menurun, dan ada rasa haus yang
hebat.Frekuensi nadi berada pada rentang 100-140 kali/menit dan tekanan darah
sistolik kurang dari 80 mmHg. Pasien terlihat apatis, pucat, lidah kotor, kadang
ikterus,dan ditemukan aseton serta bilirubin dalam urin.
Hiperemesis gravidarum tingkat III sangat jarang terjadi. Keadaan ini
merupakan kelanjutan dari hiperemesis gravidarum tingkat II yang ditandai dengan
muntah yang berkurang atau bahkan berhenti, tetapi kesadaran pasien menurun
(delirium sampai koma). Pasien dapat mengalami ikterus, sianosis, nistagmus,
gangguan jantung dan dalam urin ditemukan bilirubin dan protein.
Diagnosis
PemeriksaanPenunjang
Pemeriksaan laboratorium yang perlu dilakukan antara
lain, pemeriksaan darah lengkap, pemeriksaan kadar elektrolit, keton urin, tes fungsi
hati, dan urinalisa untuk menyingkirkan penyebab lain. Pada pemeriksaan
laboratorium pasien dengan hiperemesis gravidarum dapat diperoleh peningkatan
relatif hemoglobin dan hematokrit, hiponatremia dan hipokalemia, badan keton dalam
darah dan proteinuria. Bila hyperthyroidism
dicurigai,dilakukan pemeriksaan T3 dan T4. Lakukan pemeriksaan ultrasonografi unt
uk menyingkirkan kehamilan mola.
Penatalaksanaan
1. Non Farmakologi
Tatalaksana awal dan utama untuk mual dan muntah tanpa
komplikasiadalah istirahat dan menghindari makanan yang merangsang, seperti
makanan pedas, makanan berlemak, atau suplemen besi.
Perubahan pola diet yangsederhana, yaitu mengkonsumsi makanan dan minuman
dalam porsi yang kecil namun sering cukup efektif untuk mengatasi mual dan
muntah derajat ringan. Jenis makanan yang direkomendasikan adalah makanan
ringan, kacang-kacangan, produk susu,
kacang panjang, dan biskuit kering. Minuman elektrolit dan suplemen nutrisi
peroral disarankan sebagai tambahan untuk memastikan terjaganya keseimbangan
elektrolit dan pemenuhan kebutuhan kalori. Menu makanan yang banyak
mengandung protein juga memiliki efek positif karena bersifat eupeptic dan
efektif meredakan mual. Manajemen stres juga dapat berperan dalam menurunkan
gejala mual.
2. Tatalaksana Farmakologis
Pasien hiperemesis gravidarum harus dirawat inap dirumah sakit dan
dilakukan rehidrasi dengan cairan natrium klorida atau ringer laktat, penghentian
pemberian makanan per oral selama 24-48 jam, serta pemberian antiemetik jika
dibutuhkan. Penambahan glukosa, multivitamin, magnesium, pyridoxine, atau
tiamin perlu dipertimbangkan. Cairan dekstrosa dapat menghentikan pemecahan
lemak. Untuk pasien dengan defisiensi vitamin, tiamin 100 mg diberikan sebelum
pemberian cairan dekstrosa. Penatalaksanaan dilanjutkan sampai pasien dapat
mentoleransi cairan per oral dan didapatkan perbaikan hasil laboratorium.
Rehidrasi dengan pemberian cairan kristaloid. Hal ini ditujukan untuk koreksi
dehidrasi, ketonemia, kelaian elektrolit, serta gangguan asam basa.
Anti-emetik:
o Untuk mual dan muntah ringan: vitamin B6 (Piridoksin) 2 mg/hari per
oral
o Untuk mual dan muntah yang lebih berat, metoklopramid 10 mg IV
pemerian 1 mg/kgbb/hari dibagi dalam 3 dosis. Hati-hati dengan efek
samping ekstrapiramidal.
o Antagonis reseptor 5-hydroxytryptamine (5HT3) seperti ondansetron
mulai sering digunakan, tetapi informasi mengenai penggunaannya
dalam kehamilan masih terbatas. Seperti metoklopramid, ondansetron
memiliki efektivitas yang sama dengan prometazin, tetapi efek
samping sedasi ondansetron lebih kecil. Ondansetron tidak
meningkatkan risiko malformasi mayor pada penggunaannya dalam
trimester pertama kehamilan
Prognosis
Dubia ad bonam
4. Plan :
DIAGNOSIS KERJA
G1P0A0 28 tahun Hamil 10-11 minggu Janin Intra Uterine Tunggal Hidup +
Hiperemesis Gravidarum
TERAPI
- IVFD Dextrose 20gtt/m
- Inj. Ondancentrone 3x1 IV
- Antasida Syr 3x1 sdm
- Mediamer B6 3x1 tab
- Neurobion 2x1 ampul drips
Pendidikan :
- Menjelaskan kepada pasien dan keluarganya mengenai kasus.
- Menjelaskan tindakan yang seharusnya dilakukan
Konsultasi:
Kontrol ke poliklinik 3 hari setelah pulang dari perawatan atau jjika keluhan
yang dirasakan kembali muncul setelah di rumah. Pasien yang pernah
mengalami hiperemesis gravidarum cenderung mengalami gejala berulang.
ANC rutin di puskesmas/ dokter keluarga/ bidan.
Selesaikan suntikan TT yang kedua setelah penyakit teratasi
Hindari memakan makanan yang pedas, makanan bersantan, atau makanan
lainnya yang dapat meningkatkan asam lambung.
LEMBAR PENGESAHAN
Telah dibacakan tugas portofolio dengan judul
“ HIPEREMESIS GRAVIDARUM “
Mengetahui Pembimbing