Disusun Oleh:
Faiq Murteza G99181028/B-13
Ranti Agustin G99181053/ B-14
Pembimbing:
dr. Endang Dewi L, Sp.A(K), MPH
Presentasi kasus ini disusun untuk memenuhi persyaratan Kepaniteraan Klinik Ilmu
Kesehatan Anak Fakultas Kedokteran Universitas Sebelas Maret / RSUD Dr.
Moewardi. Presentasi kasus dengan judul:
Seorang Bayi Laki-laki Berusia 11 Bulan dengan Diare Akut Tanpa Dehidradi
e.c Rotavirus dd ETEC dd EIEC, Tuberkulosis Dalam Pengobatan Fase
Lanjutan dan Gizi Buruk Tipe Marasmus
Oleh:
Faiq Murteza G99181028/B-13
Ranti Agustin G99181053/ B-14
A. IDENTITAS PASIEN
Nama : An. MNR
Usia : 11 bulan
Tanggal Lahir : 25 Maret 2018
Berat Badan : 5,5 kg
Panjang Badan : 75 cm
Jenis Kelamin : Laki-laki
Agama : Islam
Alamat : Ngemplak Boyolali
Tanggal Pemeriksaan : 23 Februari 2019
Nomor Rekam Medis : 01 45 xx xx
B. ANAMNESIS
Anamnesis dilakukan terhadap orang tua pasien (alloanamnesis) saat
pasien pertama kali masuk rumah sakit di IGD Rumah Sakit Umum Daerah
(RSUD) Dr. Moewardi Surakarta.
1. Keluhan Utama
BAB cair
2. Riwayat Penyakit Sekarang
Tiga hari SMRS orang tua pasien mengeluhkan pasien demam. Keluhan
demam dirasakan terus menerus baik pagi maupun sore hari. Batuk (+), namun
jarang, pilek (-), mual (-), muntah (-), kejang (-) tidak ada keluhan BAB dan
BAK
Satu hari SMRS pasien mulai BAB cair dengan frekuensi 4x/hari
sebanyak ±50 ml tiap kali diare berwarna kehijauan disertai lendir ,tidak
disertai ampas dan darah serta diare tidak berbau amis. Orang tua pasien juga
mengeluhkan demam masih tinggi, diberikan obat penurunan panas demam
turun namun naik kembali. Batuk (+), pilek disangkal, kejang disangkal, mual
muntah disangkal
Pagi hari SMRS pasien demam tinggi. Diare 3 kali sejak bangun pagi,
sebanyak ½ cangkir berisi susu bercampur cairan berwarna kuning tiap kali
diare, terdapat lendir, darah (-). Batuk (+) pilek disangkal, kejang disangkal,
mual muntah disangkal.
Saat di IGD anak tampak lemas, diare 8 kali sejak bangun pagi sebanyak
½ cangkir berisi susu bercampur cairan berwarna kuning tiap kali diare,
terdapat lendir, darah (-) masih didapatkan demam, menangis kuat, air mata
banyak, gerakan aktif. Buang air kecil terakhir 1 jam yang lalu.
3. Riwayat Penyakit Dahulu
Pasien sejak usia 4 bulan sering demam dan BB sulit naik
Pasien didiagnosa TB dengan test mantoux (+) pada usia 7 bulan
Pasien saat ini dengan pengobatan OAT sudah 4 bulan
4. Riwayat Penyakit Keluarga dan Faktor Lingkungan
Riwayat keluarga :
- Riwayat diare disangkal
- Riwayat menderita penyakit gastrointestinal disangkal.
- Riwayat batuk lama, curiga TB, pengobatan TB disangkal
Riwayat lingkungan :
- Riwayat diare di sekitar lingkungan disangkal
- Riwayat batuk lama, curiga TB, pengobatan TB disangkal
5. Riwayat Sosial Ekonomi
Ayah pasien bekerja sebagai karyawan swasta, ibu pasien adalah ibu
rumah tangga. Pasien periksa tidak menggunakan fasilitas BPJS/asuransi
lainnya (umum). Kesan sosial ekonomi cukup.
6. Riwayat Kehamilan dan Persalinan
Status ibu G4P4A0, usia ibu saat hamil adalah 37 tahun. Ibu rutin
kontrol selama masa kehamilan di bidan dan menerima vitamin dan
suplemen. Ibu menderita hipertensi sejak hamil anak kedua pada tahun
2011.
Pasien lahir sectio caesaria, cukup bulan, dan berat lahir 2900 gram,
panjang badan 47 cm, langsung menangis kuat, tidak biru, gerak aktif, tidak
kuning.
7. Riwayat Imunisasi
Riwayat imunisasi pasien : belum lengkap
0 bulan : Hep B
1 bulan : BCG, Polio 1 `
2 bulan : DPT-HB-Hib 1, Polio 2
3 bulan : DPT-HB-Hib 2, Polio 3
4 bulan : DPT-HB-Hib 3, Polio 4
Pasien belum melakukan imunasis campak. Kesan imunisasi belum lengkap
sesuai jadwal Kemenkes 2014.
8. Riwayat Pertumbuhan dan Perkembangan
Pertumbuhan :
- BB = 5,5 kg, PB 75 cm
Perkembangan :
- Pasien dapat tengkurap pada usia 4 bulan
- Pasien dapat berdiri berpegangan pada usia 8 bulan
- Pasien dapat memanggil papa mama pada usia 11 bulan
Kesan : pertumbuhan kurang dan perkembangan sesuai usia
9. Riwayat Nutrisi
Saat ini pasien masih mengonsumsi ASI dan makanan penunjang asi
seperti sayur dan daging 3x perhari, biskuit 2-3x perhari
10. Pohon Keluarga
II
III
DAFTAR MASALAH
Anak laki-laki berusia 11 bulan, berat badan 5,5 kg dengan :
- Demam sejak 3 hari SMRS, turun setelah diberikan obat penurun demam
lalu naik kembali
- BAB cair dengan frekuensi 8x/hari sebanyak ±50 ml tiap kali diare
berwarna kehijauan disertai lendir, tidak ditemukan ampas dan darah serta
diare tidak berbau amis
- Status gizi pasien buruk
- Pasien tampak lemas, didiagnosis TB dengan test mantoux (+) sejak usia 7
bulan
DIAGNOSIS BANDING
- Diare akut dengan dehidrasi ringan sedang e.c rotavirus
- Diare akut dengan dehidrasi ringan sedang e.c ETEC
- Diare akut dengan dehidrasi berat
DIAGNOSIS KERJA
- Diare akut e.c rotavirus dd ETEC dd EIEC tanpa dehidrasi
- Tuberkulosis dalam pengobatan fase lanjutan
- Gizi buruk tipe marasmik
PENATALAKSANAAN
- Rawat di bangsal gastroenterologi pediatri
- Diet F75 6 x 120 ml
- Inj. Ampicilin (50mg/kgbb/6 jam) : 275 mg / 6 jam IV
- Inj. Gentamisin (7,5mg/kgbb/24 jam) : 40 mg / 24 jam IV
- Inj. Paracetamol (10mg/kgbb/kp) : 55 mg kp IV
- Asam folat 1 mg/24 jam PO
- Zinc 20 mg/24 jam PO
- Elkana syr cth ½ 24 jam PO
- Resomal (10mg/kgbb/8jam) : 60ml/diare PO
- OAT KDT fase lanjutan 1 tab/24 jam
PLANNING
- DL2 ,elektrolit, GDS
- Urinalisis
- Feses rutin
MONITORING
- KUVS/8 jam
- Balance cairan/8 jam
- Status hidrasi/8 jam
PROGNOSIS
- Ad vitam : bonam
- Ad sanationam : bonam
- Ad fungsionam : bonam
FOLLOW UP PASIEN
Follow Up 22/02/2019 (DPH-0) 23/02/2019 (DPH-1) 24/02/2019 (DPH-2)
Subjektif Demam (+), BAB cair Demam (-), BAB cair (+), Demam (-), BAB cair (+)
(+), muntah (-) muntah (-) muntah (-)
Objektif
Keadaan Tampak sakit sedang, Tampak sakit sedang, Tampak sakit sedang,
umum composmentis composmentis composmentis
GCS E4V5M6 E4V5M6 E4V5M6
Tanda 1) HR: 110x/menit 1) HR: 120 x/menit 5) HR: 115 x/menit
Vital 2) RR: 32 x/menit 2) RR: 30 x/menit 6) RR: 28 x/menit
0 0
3) T: 37,9 C 3) T: 36,8 C 7) T: 36,80C
4) SiO2: 98% 4) SiO2: 98 % 8) SiO2: 99%
Kepala Mesocephal, old man face Mesocephal, old man face Mesocephal, old man face
(+) (+) (+)
Mata Konjungtiva anemis (-/-), Konjungtiva anemis (-/-), Konjungtiva anemis (-/-),
sklera ikterika (-/-), mata sklera ikterika (-/-), mata sklera ikterika (-/-), mata
cekung (-/-), air mata cekung (-/-), air mata cekung (-/-), air mata
(+/+) (+/+) (+/+)
Hidung Nafas cuping hidung (-), Nafas cuping hidung (-), Nafas cuping hidung (-),
sekret (-) sekret (-) sekret (-)
Telinga Sekret (-),tidak nyeri Sekret (-),tidak nyeri Sekret (-),tidak nyeri
tekan tekan tekan
Mulut Mukosa basah , tonsil T1- Mukosa basah , tonsil T1- Mukosa basah , tonsil T1-
T1 T1 T1
Leher Pembesaran KGB (-) Pembesaran KGB (-) Pembesaran KGB (-)
Thorax Simetris, retraksi (-) Simetris, retraksi (-) Simetris, retraksi (-)
Cor Inspeksi : iktus cordis Inspeksi : iktus cordis Inspeksi : iktus cordis
tampak tampak tampak
Palpasi : iktus cordis Palpasi : iktus cordis Palpasi : iktus cordis
teraba teraba teraba
Perkusi : batas jantung Perkusi : batas jantung Perkusi : batas jantung
dalam batas normal dalam batas normal dalam batas normal
Auskultasi : Bunyi Auskultasi : Bunyi Auskultasi : Bunyi
Jantung I-II intensitas Jantung I-II intensitas Jantung I-II intensitas
normal, regular, bising (-) normal, regular, bising (-) normal, regular, bising (-)
Pulmo Inspeksi : pengembangan Inspeksi : pengembangan Inspeksi : pengembangan
dinding dada kanan sama dinding dada kanan sama dinding dada kanan sama
dibandingkan dada kiri dibandingkan dada kiri dibandingkan dada kiri
Palpasi : fremitus raba Palpasi : fremitus raba Palpasi : fremitus raba
kanan = kiri kanan = kiri kanan = kiri
Perkusi : sonor/sonor Perkusi : sonor/sonor Perkusi : sonor/sonor
Auskultasi : SDV (+/+), Auskultasi : SDV (+/+), Auskultasi : SDV (+/+),
suara tambahan (-/-) suara tambahan (-/-) suara tambahan (-/-)
Abdomen Inspeksi: dinding perut Inspeksi: dinding perut Inspeksi: dinding perut
sejajar dengan dinding sejajar dengan dinding sejajar dengan dinding
dada dada dada
Auskultasi : Bising usus Auskultasi : Bising usus Auskultasi : Bising usus
(+) normal (+) normal (+) normal
Perkusi : Timpani Perkusi : Timpani Perkusi : Timpani
Palpasi : Supel, hepar Palpasi : Supel, hepar Palpasi : Supel, hepar
dan lien tidak teraba dan lien tidak teraba dan lien tidak teraba
membesar, nyeri (-), membesar, nyeri (-), membesar, nyeri (-),
turgor kulit kembali turgor kulit kembali turgor kulit kembali
cepat cepat cepat
Pada kasus ini didapatkan keluhan BAB cair sejak 1 hari SMRS pada seorang
pasien bayi laki-laki usia 11 bulan, yang dibawa orang tuanya ke IGD RSUD Dr.
Moewardi dengan frekuensi 8x/hari, warna kehijauan, ditemukan lendir darah (-),
ampas (-). Berdasarkan anamnesis, pasien tersebut mengalami diare akut, dimana
pasien BAB lebih dari 3 kali perhari, disertai perubahan konsistensi cair dan
berlangsung kurang dari satu minggu (Riskesdas 2007). Pada pasien diare, perlu
ditanyakan hal-hal sebagai berikut: lama diare, frekuensi, volume, konsistensi tinja,
warna, bau, ada / tidak lendir dan darah. Bila disertai muntah: volume dan
frekuensinya. Kencing: biasa, berkurang, jarang atau tidak kencing dalam 6 – 8 jam
terakhir. Makanan dan minuman yang diberikan selama diare. Adakah panas atau
penyakit lain yang menyertai seperti: batuk, pilek, otitis media, campak. Selain itu
perlu juga diperiksa status hidrasi pasien untuk mengetahui derajat dehidrasi pada
pasien. Pada pasien ini ditemukan bahwa sejak satu hari yang lalu, pasien buang air
besar dengan tinja berkonsistensi cair, terdapat lendir, tidak ada ampas maupun
darah, sebanyak ± 50 ml setiap BAB, warna kehijauan, tidak seperti air cucian
beras, tidak berbau amis dan tidak disertai darah. Dari penilaian status hidrasi
pasien tidak mengalami dehidrasi karena didapatkan air mata banyak, ubun-ubun
datar, capillary refill time < 2 detik, turgor perut kembali cepat, mukosa mulut
basah dan minum seperti biasa.
Tiga hari SMRS pasien mengeluhkan adanya demam, demam awalnya ada di
sebagian besar anak-anak dengan diare akibat rotavirus (WGO). Bila terdapat panas
dimungkinkan karena proses peradangan atau akibat dehidrasi. Panas badan umum
terjadi pada penderita dengan inflammatory diare (Soebagyo dan Santoso, 2009).
Pasien mengeluhkan adanya batuk namun tidak ada pilek.
Saat di IGD RSDM pasien terlihat lemas dari hasil pemeriksaan didapatkan
keadaan umum pasien sadar, menangis, rewel, masih bergerak aktif, BAK 1 jam
terakhir. Pasien masih mengeluhkan demam yang menurun setelah diberi obat
penurun panas. Diare 8 kali sejak bangun pagi sebanyak ½ cangkir berisi susu
bercampur cairan berwarna kuning tiap kali diare, terdapat lendir, darah (-)
Dari hasil anamnesis dan pemerikaan fisik pasien dimungkinkan mengalami
diare akut tanpa dehidrasi. Saat ini pasien berusia 11 bulan dengan berat badan 5,5
kg dan panjang badan 75 cm. Pada antropometri didapatkan gizi buruk, sangat
kurus dan sangat pendek.
Departemen Kesehatan menetapkan lima pilar penatalaksanaan diare bagi
semua kasus diare yang diderita anak balita baik yang dirawat di rumah maupun
sedang dirawat di rumah sakit, yaitu: 1. Cairan, 2. Seng, 3. Nutrisi, 4. Antibiotik, 5.
Nasihat kepada orang tua. Pasien ini ditatalaksana dengan mondok bangsal
gastroenterologi anak untuk dilakukan monitoring
Terapi cairan yang diberikan pada pasien ini diberikan sesuai dengan terapi
diare tanpa dehidrasi yaitu memberikan cairan tambahan 50-100 ml setiap anak
BAB. Diberi juga terapi diare tanpa dehidrasi dengan gizi buruk, yaitu cairan
resomal 5 ml/kgbb setiap 30 menit pada 2 jam pertama dan (5-10 ml/kgbb/jam) =
50 ml/jam pada 2 jam selanjutnya berselang seling dengan f75 setiap 2 jam dengan
jumlah yang sama.
Sejak tahun 2004, WHO dan UNICEF telah menganjurkan penggunaan seng
pada anak berusia >6 bulan dengan diare dengan dosis 20 mg perhari selama 10 –
14 hari, dan pada bayi <6 bulan dengan dosis 10 mg perhari selama 10 – 14 hari
(Soebagyo dan Santoso, 2009). Suplementasi seng telah terbukti mampu
memperingan durasi dan keparahan diare serta kemungkinan infeksi selanjutnya
selama 2-3 bulan berikutnya (Khan dan Sellen, 2011).
Antibiotik diberikan jika ada indikasi saja, misalnya disentri (diare berdarah)
atau kolera. Pemberian antibiotik tidak rasional akan mengganggu keseimbangan
flora usus sehingga dapat memperpanjang lama diare dan Clostridium defficile akan
tumbuh yang menyebabkan diare sulit disembuhkan (IDAI, 2009). Pasien pada
kasus ini tidak mendapatkan terapi antibiotik. Pemberian obat pada pasien ini
berupa terapi simtomatis diberikan antipiretik dengan pilihan paracetamol
10mg/kgBB/8jam IV apabila demam.
Nasihat kepada orang tua penting diberikan dalam penatalaksanaan diare.
Pemberian minum melalui botol lebih meningkatkan penyebaran penyakit
dibandingkan dengan pemberian ASI ekslusif. Pendidikan terhadap orang tua yang
rendah mengenai bagaimana menjaga higienitas pemberian asupan pada bayi
mempengaruhi kejadian diare (Scott et al., 2010).