Petroleum System adalah konsep yang menyatukan elemen berbeda dan proses
geologi minyak bumi. Aplikasi praktis dari sistem minyak bumi dapat digunakan dalam
eksplorasi, evaluasi sumber daya, dan penelitian. Sebuah sistem petroleum meliputi
lapisan batuan induk aktif dan semua minyak dan akumulasi gas. Ini mencakup semua
elemen geologi dan proses yang penting jika akumulasi minyak dan gas adalah untuk
eksis.
Dalam mencari minyak dan gas bumi diperlukanya suatu eksplorasi. Eksplorasi
merupakan kegiatan mencari dan menemukan sumberdaya hidrokarbon dan
memperkirakan potensi hidrokarbon dialam sebuah cekungan. Namun untuk
melakukan suatu eksplorasi perlu adanya suatu sistem. System ini disebut
dengan Basic Petroleum System yaitu proses untuk menemukanya kandungan
hidrokarbon dibawah permukaan. Didalam Basic Petroleum
System terdapat komponen komponen penting yang harus ada. Komponen komponen
tersebut adalah:
1. Source Rock
2. Reservoir Rock
3. Migrasi
4. Trap
1. Source Rock
Merupakan endapan sedimen yang mengandung bahan-bahan organik yang cukup
untuk dapat menghasilkan minyak dan gas bumi ketika endapan terbeut tertimbun
dan terpanaskan, dan dapat mengelurakan minyak dan gas bumi tersebut dalam
jumlah yang ekonomis. Bahan organik yang terkandung disebut kaorgen. Karogen
memiliki 4 tipe yaitu:
• Tipe 1
Alga dari lingkungan pengendapan lacustrine dan lagoon. Tipe seperti ini dapat
mengahsilkan minyak dengan kualitas baik dan mampu menghasilkan gas.
4. Trap (Jebakan)
Bentuk dari suatu geometri atau facies yang mampu menhan minyak dan gas bumi
untuk berkumpul dan tidak berpindah lagi. Suatu trap harus terdiri dari batuan
Reservoir sebagai tenpat penyimpan hidrokarbon.dan suatu set Seal agar sebagai
penutup agar tidak terjadi migrasi lagi.
Proses migrasi dan pembentukan trap tidak saling berhubungan dan terjadi di
waktu yang berbeda. Waktu pembentukan trap sangat penting karena jika trap
terbentuk sebelum hidrokarbon bermigrasi maka kemungkina akan ditemukanya
akumulasi hidrokarbon didalam trap. Dan jika sebaliknya maka kemungkinan
hidrokarbon telah melewati trap tersebut. Adapun tipe jebakan yaitu:
• Jebakan Struktural
Jebakan dipengaruhi oleh kejadian deformasi perlapisan dengan terbentuknya struktur
lipatan dan patahan yang merupakan respon dari kejadian tektonik dan merupakan
6. Seal (penutup)
Batuan yang mempunyai porositas dan permebilitas yang kecil.
Reservoir Rock
Semua minyak yang dihasilkan oleh source rock tidak akan berguna kecuali
bermigrasi sampai tersimpan dalam wadah yang mudah diakses, sebuah batu yang
memiliki ruang untuk "menyedot” hidrokarbon. Reservoir rock adalah tempat minyak
bermigrasi dan berada dibawah tanah. Sebuah batu pasir memiliki banyak ruang di
dalam dirinya sendiri untuk menjebak minyak, seperti spons memiliki ruang dalam
dirinya sendiri untuk menyerap air. Karena alasan inilah batupasir menjadi batuan
reservoir yang paling umum. Batu gamping dan dolostones, beberapa di antaranya
adalah sisa-sisa kerangka terumbu karang kuno, adalah contoh lain dari batuan
reservoir.
Seal Rock
Karena besarnya tekanan ribuan kaki di bawah permukaan bumi, minyak
terdorong untuk pindah ke daerah dengan tekanan lebih rendah. Jika hal tersebut
dibiarkan, maka minyak akan terus bergerak ke atas sampai di atas tanah. Meskipun
rembesan ini menandakan adanya minyak di bawah tanah,hal ini juga memberitahu
kita bahwa banyak minyak telah melarikan diri, dan mungkin berarti bahwa tidak
banyak yang tersisa untuk ditemukan. Tidak seperti batu reservoir, yang bertindak
seperti spons, seal rock bertindak seperti dinding dan langit-langit, yang menghalangi
cairan untuk bergerak melaluinya. Seal Rock yang paling umum adalah shale, yang
bila dibandingkan dengan batupasir, memiliki ruang yang sangat kecil di dalam untuk
cairan (minyak, misalnya) untuk bergerak melaluinya. Meskipun Seal Rock mencegah
minyak dari bergerak melalui mereka, mereka tidak selalu menghalangi minyak
Trap
Sebuah konfigurasi batuan yang cocok untuk menjebak hidrokarbon oleh formasi
yang relatif kedap melalui mana hidrokarbon tidak akan bermigrasi. Perangkap
digambarkan sebagai :
• Perangkap Structural, Perangkap Hidrokarbon yang terbentuk dalam
struktur geologi seperti lipatan dan patahan.
• Perangkap Stratigrafi, Perangkap Hidrokarbon yang dihasilkan dari
perubahan jenis batuan atau pinch-out, ketidakselarasan, atau fitur sedimen
lainnya seperti terumbu atau buildups.
• Perangkap Kombinasi, Kombinasi antara struktural dan stratigrafi.
Dimana pada perangkap jenis ini merupakan faktor bersama dalam membatasi
bergeraknya atau menjebak minyak bumi. Jebakan merupakan komponen
penting dari sistem petroleum.
Effective GO G GO-G
• GO tidak perlu sama untuk semua batuan; G = diukur sebagai kapasitas sumber
yang tersisa; GO = tidak dapat diukur langsung dari sampel yang HC generated;
tapi dari immature source rocks, dimana GO dan G adalah identik
• GO-G = HC generated
Sedangkan Peter dan Cassa (1994) membagi atas 5 jenis batuan induk, yaitu :
1. Poor source rock 0 – 0.5 % TOC
2. Fair source rock 0.5 – 1 % TOC
3. Good source rock 1-2 % TOC
4. Very good source rock 2-4% TOC
5. Excellent >4 % TOC
Untuk keperluan identifikasi batuan induk, maka parameter yang dinilai dalam
penginterpretasiannya adalah:
• Kuantitas (quantity) yang dapat diperoleh dengan mengetahui persentase jumlah
material organik di dalam batuan sedimen.18
• Kualitas (quality) /Jenis kerogen. Kualitas/Jenis diketahui dengan Indeks Hidrogen
yang dimiliki oleh batuan induk. Dengan mengetahui besarnya maka tipe
kerogennya dapat diketahui sehingga produk yang dihasilkan pada puncak
pematangan dapat pula diketahui.
Menghasikan minyak
b. Kerogen tipe II
Terbentuk di daratan
Menghasilkan gas
d. Kerogen tipe IV
3. Analisis kerogen
Material organik akan terpendam dalam sedimen (batuan induk) dalam bentuk
yang disebut kerogen. Pengukuran geokimia dapat digunakan untuk menentukan kadar
dan tingkat kematangan termal batuan ini. Pengukuran potensi untuk menghasilkan
hidrokarbon ditentukan oleh pengukuran Total Organic Carbon (TOC) dan pyrolysis
yield. Batuan dengan pyrolysis yield lebih besar dari 5 kg/ ton disebut batuan induk
efektif. Untuk peralatan geokimia yang lebih modern lagi, seperti gas chromatography
dan studi isotop dapat digunakan untuk menentukan produk hidrokarbon dan juga
untuk aplikasi lain, seperti korelasi batuan induk dengan minyak bumi.
Deskripsi kerogen secara visual (optical) juga dapat menjadi petunjuk yang
berguna untuk mengetahui potensi dan tipe hidrokarbon. Dari pengamatan secara
mikroskopik pada cahaya refeksi (reflected light), kerogen dapat diklasifikasikan
kepada grup exinite, vitrinite, and inertinite. Grup exinite terdiri dari maseral dengan
potensi minyak yang signifikan, sementara grup vitrinit adalah penghasil gas
(gasprone). Grup intertinit tidak mempunyai potensi untuk menghasilkan hidrokarbon.
Pengukuran dari vitrinite reflectance sering digunakan untuk pengukuran index
kematangan thermal.
II.6 Potensi Batuan Induk Contoh-Contoh Formasi Batuan Yang Mengandung Source
Rock Di Cekungan Sumatera Selatan.
Batuan Induk yang potensial berasal dai batulempung hitam Formasi Lahat, lignit
(batubara), batulempung Formasi Talang Akar dan Batulempung Formasi Gumai.
FOrmasi Lahat mengalami perubahan fasies yag cepat kea rah lateral sehingga dapat
bertindak sebagai batuan induk yang baik dengan kandungan material organiknya 1.2
– 5%.
Formasi Lahat diendapkan dibagian graben dan dibagian tengah Subsekungan
Palembeng. Landaian suhu berkisar 4.8 – 5.5o C/100 m, sehingga kedalaman
pembentukan minyak yang komersil terdapat pada kedalaman 2000 – 3000 m.