Anda di halaman 1dari 25

Petroleum System

Petroleum System adalah konsep yang menyatukan elemen berbeda dan proses
geologi minyak bumi. Aplikasi praktis dari sistem minyak bumi dapat digunakan dalam
eksplorasi, evaluasi sumber daya, dan penelitian. Sebuah sistem petroleum meliputi
lapisan batuan induk aktif dan semua minyak dan akumulasi gas. Ini mencakup semua
elemen geologi dan proses yang penting jika akumulasi minyak dan gas adalah untuk
eksis.
Dalam mencari minyak dan gas bumi diperlukanya suatu eksplorasi. Eksplorasi
merupakan kegiatan mencari dan menemukan sumberdaya hidrokarbon dan
memperkirakan potensi hidrokarbon dialam sebuah cekungan. Namun untuk
melakukan suatu eksplorasi perlu adanya suatu sistem. System ini disebut
dengan Basic Petroleum System yaitu proses untuk menemukanya kandungan
hidrokarbon dibawah permukaan. Didalam Basic Petroleum
System terdapat komponen komponen penting yang harus ada. Komponen komponen
tersebut adalah:
1. Source Rock
2. Reservoir Rock
3. Migrasi
4. Trap

OPREC AAPG UNHAS SC 2019 | 1


5. Seal

1. Source Rock
Merupakan endapan sedimen yang mengandung bahan-bahan organik yang cukup
untuk dapat menghasilkan minyak dan gas bumi ketika endapan terbeut tertimbun
dan terpanaskan, dan dapat mengelurakan minyak dan gas bumi tersebut dalam
jumlah yang ekonomis. Bahan organik yang terkandung disebut kaorgen. Karogen
memiliki 4 tipe yaitu:
• Tipe 1
Alga dari lingkungan pengendapan lacustrine dan lagoon. Tipe seperti ini dapat
mengahsilkan minyak dengan kualitas baik dan mampu menghasilkan gas.

OPREC AAPG UNHAS SC 2019 | 2


• Tipe 2
Campuran dari tumbuhan dan mikroorganisme laut. Tipe seperti ini merupakan bahan
utama minyak dan gas bumi
• Tipe 3
Tanaman darat dalam endapan yang mengandung batubara. Tipe seperrti ini
umumnya menghasilkan gas dan sedikit minyak.
• Tipe 4
Bahan bahan tanaman yang teroksidasi. Tipe seperti ini tidak mampu menghasilkan
minyak dan gas.
2. Reservoir Rock
Batuan yang mampu menyimpan dan mampu mengalirkan hidrokarbon. Diman
batuan tersebut harus memiliki porositas sebagai penyimpan hidrokarbon dan
permibilitas sebgai temppat megalirnya hidrokarbon. Jenis jenis Reservoir adalah:
• Siliclastic rock
• Carbonate Rock
• Igneous Rock (Batuan Beku)
• Metamorphic Rock
3. Migrasi
Proses transportasi minyak dan gas dari batuan sumber menuju Reservoir. Dalam
transportasi hidrokarbon terjadi beberapa proses yaitu:
• Migrasi primer = Migrasi didalam skuen dari Source Rock
• Ekspulsion = Dari sekuen Source Rock menuju carrier bed

OPREC AAPG UNHAS SC 2019 | 3


• Migrasi Skunder = Transportasi carrier bed menuju ke trap

4. Trap (Jebakan)
Bentuk dari suatu geometri atau facies yang mampu menhan minyak dan gas bumi
untuk berkumpul dan tidak berpindah lagi. Suatu trap harus terdiri dari batuan
Reservoir sebagai tenpat penyimpan hidrokarbon.dan suatu set Seal agar sebagai
penutup agar tidak terjadi migrasi lagi.
Proses migrasi dan pembentukan trap tidak saling berhubungan dan terjadi di
waktu yang berbeda. Waktu pembentukan trap sangat penting karena jika trap
terbentuk sebelum hidrokarbon bermigrasi maka kemungkina akan ditemukanya
akumulasi hidrokarbon didalam trap. Dan jika sebaliknya maka kemungkinan
hidrokarbon telah melewati trap tersebut. Adapun tipe jebakan yaitu:
• Jebakan Struktural
Jebakan dipengaruhi oleh kejadian deformasi perlapisan dengan terbentuknya struktur
lipatan dan patahan yang merupakan respon dari kejadian tektonik dan merupakan

OPREC AAPG UNHAS SC 2019 | 4


perangkap yang paling asli dan perangkap yang paling penting.
• Jebakan Stratigrafi
Jebakan yang dipengaruhi oleh variasi perlapisan secara vertikal dan lateral,
perubahan facies batuan dan ketidakselarasan dan variasi lateral dalam litologi pada
suatu lapisan reservoar dalam perpindahan minyak bumi.
• Jebakan Kombinasi
Kombinasi antara struktural dan stratigrafi. Dimana pada perangkap jenis ini
merupakan faktor bersama dalam membatasi bergeraknya atau menjebak minyak
bumi.

6. Seal (penutup)
Batuan yang mempunyai porositas dan permebilitas yang kecil.

OPREC AAPG UNHAS SC 2019 | 5


Faktor Terbentuknya Source Rock :
• TOC ( Total Organic Carbon ) merupakan kuantitas dari karbon
organic yang terendapkan dalam batuan tersebut. Semakin tinggi nilai OC
maka akan semakin baik source rock tersebut dan kemungkinan terbentuknya
hidrokarbon akan semakin tinggi. TOC yang dapat menghasilkan adalah di
atas 1 % .
• Kerogen merupakan kualitas dari carbon organic yang terendapkan
dala batuan tersebut. Keregon akan menentukan hidrokarbon yang akan di
bentuk. Kerogen ada beberapa tipe . diantaranya :
• Kerogen tipe I Terbentuk di perairan dangkal Berasal dari algae yang
bersipat lipid H/C > 1.5 dan O/C < 0,1 Menghasikan minyak.
• Kerogen tipe II Terbentuk di marine sedimen Berasal dari algae dan
protozo H/C antara 1,2-1,5 dan O/C antara 0,1-0,3 Menghasilkan minyak dan
gas.
• Kerogen tipe III Terbentuk di daratan Berasal dari tumbuhan
daratan H/C < 1,0 dan O/C > 0,3 Menghasilkan gas.
• Kerogen tipe IV Telah mengalami oksidasi sebelum terendapkan ,
sehingga kandungan karbon telah terurai sebelum terendapkan Tidak
menghasilkan hidrokarbon.
• Maturity atau pematangan adalah proses perubahan zat-zat organic
menjadi hidrokarbon. Proses pematangan di akibatkan kenaikan suhu di dalam
permukaan bumi. Dimana maturity di bagi 3 Yaitu antara lain :
• Immature adalah sourcerock yang belum mengalami perubahan
menjadi hidrokarbon.
• Mature adalah source rock yang sedang mengalami perubahan
menjadi hidrokarbon.

OPREC AAPG UNHAS SC 2019 | 6


• Overmature adalah source rock yang telah mengalami pematangan
menjadi hidrokarbon.

Reservoir Rock
Semua minyak yang dihasilkan oleh source rock tidak akan berguna kecuali
bermigrasi sampai tersimpan dalam wadah yang mudah diakses, sebuah batu yang
memiliki ruang untuk "menyedot” hidrokarbon. Reservoir rock adalah tempat minyak
bermigrasi dan berada dibawah tanah. Sebuah batu pasir memiliki banyak ruang di
dalam dirinya sendiri untuk menjebak minyak, seperti spons memiliki ruang dalam
dirinya sendiri untuk menyerap air. Karena alasan inilah batupasir menjadi batuan
reservoir yang paling umum. Batu gamping dan dolostones, beberapa di antaranya
adalah sisa-sisa kerangka terumbu karang kuno, adalah contoh lain dari batuan
reservoir.

Seal Rock
Karena besarnya tekanan ribuan kaki di bawah permukaan bumi, minyak
terdorong untuk pindah ke daerah dengan tekanan lebih rendah. Jika hal tersebut
dibiarkan, maka minyak akan terus bergerak ke atas sampai di atas tanah. Meskipun
rembesan ini menandakan adanya minyak di bawah tanah,hal ini juga memberitahu
kita bahwa banyak minyak telah melarikan diri, dan mungkin berarti bahwa tidak
banyak yang tersisa untuk ditemukan. Tidak seperti batu reservoir, yang bertindak
seperti spons, seal rock bertindak seperti dinding dan langit-langit, yang menghalangi
cairan untuk bergerak melaluinya. Seal Rock yang paling umum adalah shale, yang
bila dibandingkan dengan batupasir, memiliki ruang yang sangat kecil di dalam untuk
cairan (minyak, misalnya) untuk bergerak melaluinya. Meskipun Seal Rock mencegah
minyak dari bergerak melalui mereka, mereka tidak selalu menghalangi minyak

OPREC AAPG UNHAS SC 2019 | 7


bergerak di sekitar mereka. Untuk mencegah itu, diperlukan semacam jebakan
geologi.

Trap
Sebuah konfigurasi batuan yang cocok untuk menjebak hidrokarbon oleh formasi
yang relatif kedap melalui mana hidrokarbon tidak akan bermigrasi. Perangkap
digambarkan sebagai :
• Perangkap Structural, Perangkap Hidrokarbon yang terbentuk dalam
struktur geologi seperti lipatan dan patahan.
• Perangkap Stratigrafi, Perangkap Hidrokarbon yang dihasilkan dari
perubahan jenis batuan atau pinch-out, ketidakselarasan, atau fitur sedimen
lainnya seperti terumbu atau buildups.
• Perangkap Kombinasi, Kombinasi antara struktural dan stratigrafi.
Dimana pada perangkap jenis ini merupakan faktor bersama dalam membatasi
bergeraknya atau menjebak minyak bumi. Jebakan merupakan komponen
penting dari sistem petroleum.

Generation – Migration – Accumulation of hydrocarbons


Generasi tergantung pada tiga faktor utama:
• Adanya bahan organik cukup kaya untuk menghasilkan hidrokarbon, suhu yang
memadai, dan waktu yang cukup untuk membawa batuan hingga matang.
• Tekanan dan adanya bakteri dan katalis juga mempengaruhi generasi.
• Generasi merupakan fase kritis dalam pengembangan sistem petroleum.

Migrasi adalah Pergerakan hidrokarbon dari sumber mereka ke batuan


reservoir. Pergerakan hidrokarbon baru yang dihasilkan keluar dari batuan induk
mereka adalah migrasi utama, disebut juga expulsion.

OPREC AAPG UNHAS SC 2019 | 8


• Gerakan lebih lanjut dari hidrokarbon dalam batuan reservoir kedalam
perangkap hidrokarbon atau daerah lain akumulasi adalah migrasi sekunder.
• Migrasi biasanya terjadi dari daerah struktural rendah ke daerah yang lebih
tinggi di bawah
• permukaan karena daya apung relatif hidrokarbon dibandingkan dengan batuan
sekitarnya.
• Migrasi dapat lokal atau dapat terjadi di sepanjang jarak ratusan kilometer di
cekungan sedimen yang besar, dan penting untuk pembentukan sistem petroleum
yang layak.
Akumulasi adalah Tahap dalam pengembangan Petroleum System di mana
hidrokarbon bermigrasi ke dan tetap terjebak dalam reservoir.
Ada beberapa pengertian dari batuan induk ataupun sorce rock yaitu sebagai
berikut :
1. Batuan induk (Source rocks) adalah batuan sedimen berbutir halus yang memiliki
kapabilitas sebagai sumber hidrokarbon (Waples, 1985)
2. Pengertian batuan induk adalah batuan sedimen yang sedang, akan, atau telah
menghasilkan hidrokarbon (Tissot and Welte, 1984 vide Peter and Cassa, 1994).
3. Source rock adalah batuan karbonat yang berasal dari zat-zat organic yang
terendapkan oleh batuan sedimen. Sehingga tidak terjadi siklus carbon seperti
selayaknya. Justru karbonat terendapkan dan menjadi batu
Jadi, dapat kita simpulkan bahwa batuan induk itu adalah batuan sedimen yang
bisa menghasilkan hidrokarbon. Pada bukti yang terdapat pada data-data geokimia,
hidrokarbon berasal dari material organik yang terkubur dalam batuan sedimen yang
disebut batuan induk. Untuk mengetahui dan memperkirakan distribusi dan jenis dari
batuan induk dalam ruang dan waktu, sangat penting untuk mengetahui sumber
biologis dari petroleum. Lapisan batuan induk (source beds) terbentuk ketika sebagian

OPREC AAPG UNHAS SC 2019 | 9


kecil dari karbon organik yang bersikulasi dalam siklus karbon di bumi tekubur dalam
lingkungan sedimentasi dimana oksidasi terhalang untuk dapat berlangsung.
Ada beberapa istilah mengenai batuan induk yang harus kita pahami, antara lain :
1. Batuan Induk efektif (effective source rocks) adalah batuan sedimen yang sudah
menghasilkan dan mengeluarkan (expelled) hidrokarbon
2. Batuan induk yang mungkin (possible source rocks) adalah batuan sedimen yang
potensi sumbernya belum dievaluasi, tetapi mungkin telah menghasilkan dan
mengeluarkan hidrokarbon
3. Batuan Induk potensial (potential source rocks) adalah batuan sedimen yang belum
matang (immature) yang kapabilitasnya dalam menghasilkan dan mengeluarkan
hidrokarbon diketahui jika tingkat kematangan termal menjadi lebih tinggi.

Kategori Batuan Induk & Kapasitas Sumbernya (waples, 1985)

Kategori Batuan Kapasitas Kapasitas Hidrokarbon


Induk Sumber Asal * sumber tersisa yang dihasilkan

Possible GO tidak terukur tidak terukur

Potential GO GO Tidak ada

Effective GO G GO-G

Effective Tidak ada Tidak ada Tidak ada

• GO tidak perlu sama untuk semua batuan; G = diukur sebagai kapasitas sumber
yang tersisa; GO = tidak dapat diukur langsung dari sampel yang HC generated;
tapi dari immature source rocks, dimana GO dan G adalah identik
• GO-G = HC generated

OPREC AAPG UNHAS SC 2019 | 10


Batuan karbonat adalah semua batuan yang terdiri dari garam karbonat. Dalam
prakteknya adalah terutama batugamping dan dolomit. Karbonat mempunyai
keistimewaan dalam cara terbentuknya, yaitu hanya dari larutan, praktis tidak ada
sebagai detritus daratan. Pembentukan batuan karbonat secara kimia, tetapi yang
penting adalah turut sertanya organisme di dalam batuan karbonat.
Ada 5 (lima) mekanisme penting yang dapat menerangkan bagaimana terjadinya
pengendapan CaCO3 dan bertambahnya CO2 yang dapat terlarut dalam air (Blatt,
1982), yaitu :
• Bertambahnya suhu dan penguapan. Dari semua gas yang ada, hanya sedikit yang
dapat larut dalam air panas dan hal ini yang menyebabkan mengapa batuan
karbonat terbentuk hanya pada laut di daerah tropis dan subtropis, jarang
didapatkan pada daerah dingin dekat kutub atau pada daerah laut dalam.
• Pergerakan air. Bergerak air yang disebabkan oleh angin atau badai akan
mengakibatkan kalsium dari organisme pembentuk karang dan lumpur karbonat
bergerak berpindah ke atas permukaan air.
• Penambahan salinitas. Karbon dioksida kurang larut dalam air garam bila
dibandingkan dengan daya larutnya dalam air tawar, sehingga dengan
bertambahnya salinitas akan menyebabkan karbon dioksida terbebas.
Bertambahnya salinitas biasanya akibat dari penguapan dan dapat menambah
jumlah kalsium sebanding dengan jumlah ion karbon.
• Aktivitas organik. Alga dan koral mempunyai proses yang berbeda satu sama lain
namun saling membutuhkan dimana alga menghirup karbon dioksida dan akan
mengeluarkan oksigen selama berlangsungnya proses fotosintesa, sedangkan koral
menghirup O2 dan akan mengeluarkan CO2.
• Perubahan tekanan. Air hujan mengandung sejumlah karbon dioksida mengikat
jumlah udara yang banyak, selanjutnya air hujan tersebut masuk dan melewati
zona tanah dengan tekanan karbon dioksida lebih besar dibandingkan di atmosfir,

OPREC AAPG UNHAS SC 2019 | 11


akibatnya air tanah menjadi kaya akan karbon dioksida. Bila air tanah tersebut
masuk ke dalam sebuah gua maka karbon akan larut dalam air dan menyebabkan
terbentuknya kenampakan seperti stalaktit dan stalagmit.
Hal lain adalah terbentuknya tekstur klastik pada batuan karbonat sebagai
fragmentasi atau pembentukan sekunder (contoh : oolith), dan pengendapannya
menyerupai detritus.

II.2 Proses Pengendapan Ganggang dan Pemasakan Batuan Induk


Source rock kaya akan kandungan unsur atom karbon (C) yang didapat dari
cangkang – cangkang fosil yang terendapkan di batuan itu. Karbon inilah yang akan
menjadi unsur utama dalam rantai penyusun ikatan kimia hidrokarbon. Hidrokarbon
membentuk salah satu elemen penting dari sebuah kerja sistem petroleum. Hidrokarbon
adalah batuan sedimen yang kaya akan kandungan material organik yang mungkin
telah tersimpan dalam berbagai lingkungan termasuk laut air dalam, lakustrin, dan delta
bahan organik tersebut misalnya ganggang. Jadi ganggang ini bisa saja ganggang air
tawar, maupun ganggang air laut. Tentu saja batuan yang mengandung karbon ini bisa
batuan hasil pengendapan di danau, di delta, maupun di dasar laut. Batuan yang
mengandung banyak karbonnya ini yang disebut Source Rock (batuan induk) yang
kaya mengandung unsur karbon (high TOC-Total Organic Karbon). Berikut adalah
ilustrasi pengendapan ganggang
Proses pengendapan ganggang.
Setelah ganggang mati dan berkumpul menjadi batuan induk, maka batuan induk
ini akan terkubur di bawah batuan-batua lainnya yang beralngsung dalam kurun waktu
yang lama dan juga tertutp oleh bataun reservoir. Kemudian source rock itu akan
dimasak oleh panas bumi yang disebut dengan istilah geothermal. Ilustrasinya seperti
berikut :

OPREC AAPG UNHAS SC 2019 | 12


Proses Pemasakan Batuan Induk.
Seperti yang sudah disinggung sebelumnya bahwa pematangan source
rock (batuan induk) ini karena adanya proses pemanasan dari panasa bumi. Juga
diketahui semakin dalam batuan induk akan semakin panas dan akhirnya menghasilkan
minyak. Proses pemasakan ini tergantung suhunya dan karena suhu ini tergantung dari
besarnya gradien geothermalnya maka setiap daerah tidak sama tingkat
kematangannya. Daerah yang dingin adalah daerah yang gradien geothermalnya
rendah, sedangkan daerah yang panas memiliki gradien geothermal tinggi. Berikut
grafik pemansan source rock
Grafik Pematangan Source Rock
Karbon atau zat arang merupakan unsur kimia yang mempunyai simbol C dan
nomor atom 6 pada tabel periodik. Sebagai unsur golongan 14 pada tabel periodik,
karbon merupakan unsur non-logam dan bervalensi 4 (tetravalen), yang berarti bahwa
terdapat empat elektron yang dapat digunakan untuk membentuk ikatan kovalen.
Terdapat tiga macam isotop karbon yang ditemukan secara alami, yakni 12C dan 13C
yang stabil, dan 14C yang bersifat radioaktif dengan waktu paruh peluruhannya sekitar
5730 tahun. Karbon merupakan salah satu dari di antara beberapa unsur yang diketahui
keberadaannya sejak zaman kuno. Istilah “karbon” berasal dari bahasa Latin carbo,
yang berarti batu bara.
Karbon memiliki beberapa jenis alotrop, yang paling terkenal adalah grafit, intan,
dan karbon amorf. Sifat-sifat fisika karbon bervariasi bergantung pada jenis alotropnya.
Sebagai contohnya, intan berwarna transparan, manakala grafit berwarna hitam dan
kusam. Intan merupakan salah satu materi terkeras di dunia, manakala grafit cukup
lunak untuk meninggalkan bekasnya pada kertas. Intan memiliki konduktivitas listik
yang sangat rendah, sedangkan grafit adalah konduktor listrik yang sangat baik. Di
bawah kondisi normal, intan memiliki konduktivitas termal yang tertinggi di antara
materi-materi lain yang diketahui. Semua alotrop karbon berbentuk padat dalam

OPREC AAPG UNHAS SC 2019 | 13


kondisi normal, tetapi grafit merupakan alotrop yang paling stabil secara termodinamik
di antara alotrop-alotrop lainnya.
Adapun karakteristik carbon memiliki berbagai bentuk alotrop yang berbeda-beda,
meliputi intan yang merupakan bahan terkeras di dunia sampai dengan grafit yang
merupakan salah satu bahan terlunak. Karbon juga memiliki afinitas untuk berikatan
dengan atom kecil lainnya, sehingga dapat membentuk berbagai senyawa dengan atom
tersebut. Oleh karenanya, karbon dapat berikatan dengan atom lain (termasuk dengan
karbon sendiri) membentuk hampir 10 juta jenis senyawa yang berbeda. Karbon juga
memiliki titik lebur dan titik sublimasi yang tertinggi di antara semua unsur kimia. Pada
tekanan atmosfer, karbon tidak memiliki titik lebur karena titik tripelnya ada pada 10,8
± 0,2 MPa dan 4600 ± 300 K, sehingga ia akan menyublim sekitar 3900 K.
Karbon dapat menyublim dalam busur karbon yang memiliki temperatur sekitar
5800 K, sehingga tak peduli dalam bentuk alotrop apapun, karbon akan tetap berbentuk
padat pada suhu yang lebih tinggi daripada titik lebur logam tungsten ataupun renium.
Walaupun karbon secara termodinamika mudah teroksidasi, karbon lebih sulit
teroksidasi daripada senyawa lainnya (seperti besi dan tembaga)

II.3 Jenis-Jenis dan Syarat-Syarat Sebagai Batuan Induk (source rock)


Dalam geologi minyak bumi, batu mengacu pada batuan sumber dari mana
hidrokarbon telah dihasilkan atau mampu dihasilkan. Mereka membentuk salah satu
elemen penting dari sebuah kerja sistem petroleum . Mereka adalah organik sedimen
yang kaya yang mungkin telah disimpan dalam berbagai lingkungan termasuk laut air
dalam, lakustrin dan delta . serpih minyak dapat dianggap sebagai source rock organik
kaya tapi belum matang dari mana minyak sedikit atau tidak telah dihasilkan dan
dikeluarkan.
Batuan induk (source rock) diklasifikasikan dari jenis kerogen bahwa mereka
mengandung, yang pada gilirannya mengatur jenis hidrokarbon yang akan dihasilkan:

OPREC AAPG UNHAS SC 2019 | 14


• Tipe 1 batuan sumber terbentuk dari alga masih diendapkan di bawah anoksik
kondisi di dalam danau : mereka cenderung menghasilkan minyak mentah lilin
ketika diberikan stres termal selama penguburan yang mendalam
• Tipe 2 sumber batuan terbentuk dari plankton laut dan bakteri tetap dipertahankan
dalam kondisi anoxic di lingkungan laut: mereka menghasilkan baik minyak dan
gas ketika termal retak selama penguburan dalam.
• Tipe 3 batuan sumber terbentuk dari bahan tanaman darat yang telah diurai oleh
bakteri dan jamur dalam kondisi oxic atau sub-oxic: mereka cenderung
menghasilkan sebagian besar gas dengan minyak ringan terkait ketika termal retak
selama penguburan dalam. Kebanyakan serpih bara dan hitam legam umumnya
Tipe 3 batuan sumber.
Semua batuan induk tersebut berpotensial memproduksi minyak dan gas kecuali
tipe III yang khusus memproduksi gas. Jenis-jenis dan kejadian dari ketiga tope batuan
induk tersebut dapat dilihat pada gambar. Adapun salah satu contoh dari batuan induk
adalah batu gamping.

Jenis-Jenis Source Rock Yang Utama Dan Kejadiannya


Batuan sumber tertentu yang disebut sebagai ‘kelas dunia’, yang berarti bahwa
mereka tidak hanya dari kualitas yang sangat tinggi tetapi juga tebal dan distribusi
geografis yang luas. Contoh:
1. Devon Tengah untuk menurunkan minyak Mississipian anoksik luas laut dan
tempat tidur sumber gas di Benua Tengah dan Appalachia : (misalnya serpih
Bakken dari Basin Williston , yang Shale Antrim dari Cekungan Michigan , yang
Shale Marcellus dari Appalachian Basin ).
2. Kimmeridge tanah liat – ini Jurassic atas laut batulumpur atau setara stratigrafi
yang dihasilkan sebagian besar minyak yang ditemukan di Laut Utara dan Laut
Norwegia

OPREC AAPG UNHAS SC 2019 | 15


3. La Luna serpih – Pembentukan Turonian dihasilkan sebagian besar minyak di
Venezuela
4. Akhir Karbon bara – bara yang dihasilkan dari usia ini sebagian besar gas di selatan
Laut Utara, Cekungan Belanda dan barat laut Jerman Basin
5. Pembentukan Hanifah – Jurassic atas ini kaya karbonat Unit dilaminasi telah
bersumber minyak di raksasa Ghawar lapangan di Arab Saudi

Sedangkan Peter dan Cassa (1994) membagi atas 5 jenis batuan induk, yaitu :
1. Poor source rock 0 – 0.5 % TOC
2. Fair source rock 0.5 – 1 % TOC
3. Good source rock 1-2 % TOC
4. Very good source rock 2-4% TOC
5. Excellent >4 % TOC

Adapun syarat-syarat sebagai batuan induk yaitu


1. Mengandung kadar organik yang tinggi
2. Mempunyai jenis kerogen yang berpotensi menghasilkan hidrokarbon dan telah
mencapai kematangan tertentu sehingga dapat menghasilkan hidrokarbon.

Untuk keperluan identifikasi batuan induk, maka parameter yang dinilai dalam
penginterpretasiannya adalah:
• Kuantitas (quantity) yang dapat diperoleh dengan mengetahui persentase jumlah
material organik di dalam batuan sedimen.18
• Kualitas (quality) /Jenis kerogen. Kualitas/Jenis diketahui dengan Indeks Hidrogen
yang dimiliki oleh batuan induk. Dengan mengetahui besarnya maka tipe
kerogennya dapat diketahui sehingga produk yang dihasilkan pada puncak
pematangan dapat pula diketahui.

OPREC AAPG UNHAS SC 2019 | 16


• Kematangan (maturity). Dengan mengetahui tingkat kematangan suatu batuan
maka dapat diperkirakan kemampuan batuan tersebut untuk menggenerasikan
minyak atau gas bumi. Tingkat kematangan suatu batuan dapat diketahui dengan
pemantulan vitrinit (% Ro), indeks alterasi termal (TAI) dan temperatur
maksimum pada pirolisis (Tmax).

II.4 Faktor Terbentuknya Source Rock


Untuk menjadi source rock ada 3 faktor yang mempengaruhi, yaitu :
1. TOC ( total organic karbon ) merupakan kuantitas dari karbon organic yang
terendapkan dalam batuan tersebut. Semakin tinggi nilai OC maka akan semakin
baik source rock tersebut dan kemungkinan terbentuknya hidrokarbon akan
semakin tinggi. TOC yang dapat menghasilkan adalah di atas 1 % .
2. Kerogen merupakan kualitas dari carbon organic yang terendapkan dala batuan
tersebut. Komposisi kerogen juga dipengaruhi proses pematangan termal
(katagenesis dan metagenesis) yang mengubah kerogen tersebut.

Proses Pematangan Termal


Keunikan molekul kerogen :
1. Struktur Jaringan (patchwork structures): Kombinasi random dari banyak fragmen
molekul kecil.
2. Karakter kimia dan fisika kerogen dipengaruhi oleh tipe molekul biogenik dan
transformasi diagenetik molekul organik tersebut .

Kerogen akan menentukan hidrokarbon yang akan di bentuk. Kerogen ada


beberapa tipe . diantaranya :
a. Kerogen tipe I

Terbentuk di perairan dangkal

OPREC AAPG UNHAS SC 2019 | 17


Berasal dari algae yang bersipat lipid

H/C > 1.5 dan O/C < 0,1

Menghasikan minyak
b. Kerogen tipe II

Terbentuk di marine sedimen

Berasal dari algae dan protozo

H/C antara 1,2 – 1,5 dan O/C antara 0,1-0,3

Menghasilkan minyak dan gas


c. Kerogen tipe III

Terbentuk di daratan

Berasal dari tumbuhan daratan

H/C < 1,0 dan O/C > 0,3

Menghasilkan gas
d. Kerogen tipe IV

Telah mengalami oksidasi sebelum terendapkan , sehingga kandungan


karbon telah terurai sebelum terendapkan

Tidak menghasilkan hidrokarbon

OPREC AAPG UNHAS SC 2019 | 18


3. Maturity atau pematangan adalah proses perubahan zat-zat organic menjadi
hidrokarbon. Proses pematangan di akibatkan kenaikan suhu di dalam permukaan
bumi. Dimana maturity di bagi 3 yaitu antara lain :
▪ Immature adalah sourcerock yang belum mengalami perubahan menjadi
hidrokarbon
▪ Mature adalah source rock yang sedang mengalami perubahan menjadi
hidrokarbon
▪ Overmature adalah source rock yang telah mengalami pematangan menjadi
hidrokarbon.
• EOM atau zat organik yang dapat diekstraksikan (extractable organic matter),
merupakan hidrokaron dan nonhidrokarbon yang dapat dilarutkan dalam CS2
atau bitumina. Volume dan sifat dari EOM menunjukkan sifat batuan induk.
Pada umumnya ekstrak dari batuan induk susunan kimianya harus mengandung
susunan utama dari minyak mentah.

II. 5 Analisis dan Evaluasi Batuan Induk


Ada 5 hal yang akan di perhatikan dalam analisis dan evaluasi batuan induk, yaitu
:
1. Transformasi material organik
Menurut Waples (1985), hidrokarbon berasal dari material organik tumbuhan yang
telah mati pada masa lampau dengan proses pembentukan yang sangat rumit. Sampai
saat ini, beberapa bagian daripada proses pembentukan hidrokarbon masih belum dapat
dimengerti. Namun secara garis besar diketahui bahwa material organik ini berasal dari
tumbuhan dan alga yang terlindungi dengan baik pada sedimen berbutir halus yang
terendapkan pada daerah tanpa oksigen (anoksik). Kandungan organik ini akan berubah
oleh adanya reaksi kimia dan biologi pada suhu yang rendah (diagenesis) yang terjadi
selama proses transportasi dan pengendapan.

OPREC AAPG UNHAS SC 2019 | 19


Perubahan kimia pada tahapan ini akan berkurang dengan hilangnya kandungan
oksigen (O2) dari material organik dalam bentuk air (H2O) dan karbondioksida (CO2).
Material organik yang selama diagenesis berubah menjadi molekul yang lebih besar
dinamakan kerogen. Dengan bertambahnya kedalaman, porositas dan permeabilitas
sedimen akan menurun, sementara suhu akan naik. Perubahan ini menyebabkan
terhentinya aktivitas mikroba secara bertahap, dan pada akhirnya proses diagenesis
organik akan terhenti. Dengan naiknya suhu, maka reaksi termal menjadi semakin
penting.
Selama fase berikutnya (katagenesis), kerogen mulai memisah menjadi molekul
yang lebih kecil dan mudah bergerak. Pada tahap perubahan akhir (metagenesis),
produk pokoknya akan terdiri dari molekul gas yang lebih kecil. Kerogen yang
terbentuk dari material organik yang berbeda, atau pada kondisi diagenetik yang
berbeda, akan memiliki perbedaan secara kimia satu sama lain. Adanya perbedaan ini
juga akan memberi perbedaan pada karakteristik hidrokarbon yang dihasilkan.

2. Preservasi material organik


Batuan induk, yang dicirikan oleh jumlah kandungan organik tipe tertentu akan
terendapkan pada konisi tertentu. Kondisi yang tepat untuk pembentukan sedimen yang
kaya kandungan organik adalah sebagai berikut:
– Suplai detritus yang kaya material organik dalam jumlah yang banyak
– Terlindungi dari proses oksidasi biogenik/ abiogenik
– Sedimentasi pada daerah dengan energi rendah
– Transportasi yang cepat menuju permukaan pengendapan
Kondisi anoksik (depleted oxygen) diperlukan dalam preservasi material organik
pada suatu lingkungan pengendapan, dikarenakan kondisi lingkungan ini akan
membatasi aktivitas bakteri aerobik dan organisme biturbasi yang sangat berperan
dalam pengrusakan material organik. Kondisi anoksik berkembang dimana kebutuhan

OPREC AAPG UNHAS SC 2019 | 20


oksigen lebih besar daripada suplai oksigen. Oksigen biasanya dikonsumsi oleh proses
pembusukan (degradasi) zat organik yang telah mati, dimana kebutuhan oksigen amat
besar pada area dimana produktivitas organik yang tinggi. Pada lingkungan berair
(aquatic), suplai oksigen dikontrol oleh sirkulasi air yang mengandung oksigen dan
berkurang pada kondisi pada dasar air yang stagnan.

3. Analisis kerogen
Material organik akan terpendam dalam sedimen (batuan induk) dalam bentuk
yang disebut kerogen. Pengukuran geokimia dapat digunakan untuk menentukan kadar
dan tingkat kematangan termal batuan ini. Pengukuran potensi untuk menghasilkan
hidrokarbon ditentukan oleh pengukuran Total Organic Carbon (TOC) dan pyrolysis
yield. Batuan dengan pyrolysis yield lebih besar dari 5 kg/ ton disebut batuan induk
efektif. Untuk peralatan geokimia yang lebih modern lagi, seperti gas chromatography
dan studi isotop dapat digunakan untuk menentukan produk hidrokarbon dan juga
untuk aplikasi lain, seperti korelasi batuan induk dengan minyak bumi.
Deskripsi kerogen secara visual (optical) juga dapat menjadi petunjuk yang
berguna untuk mengetahui potensi dan tipe hidrokarbon. Dari pengamatan secara
mikroskopik pada cahaya refeksi (reflected light), kerogen dapat diklasifikasikan
kepada grup exinite, vitrinite, and inertinite. Grup exinite terdiri dari maseral dengan
potensi minyak yang signifikan, sementara grup vitrinit adalah penghasil gas
(gasprone). Grup intertinit tidak mempunyai potensi untuk menghasilkan hidrokarbon.
Pengukuran dari vitrinite reflectance sering digunakan untuk pengukuran index
kematangan thermal.

TABEL II.2 Potensi sumber dari Immature Kerogen Berdasarkan Indeks


Hidrogen

OPREC AAPG UNHAS SC 2019 | 21


Hidrogen Indeks
(mg HCg/TOC Principal Product Relative Quantity

< 150 gas Small

150-300 Oil + gas Small

300-450 Oil Moderate

450-600 Oil Large

> 600 Oil Very Large

4. Indikator kematangan termal


Vitrinite reflectance adalah indicator kematangan batuan induk yang paling sering
digunakan, dilambangkan dengan Ro (Reflectance in oil). Nilai Ro untuk mengukur
partikel-partikel vitrinite yang ada dalam sampel amat bervariasi. Untuk menjamin
kebenaran pengukuran, maka penentuan nilai Ro diperlukan secara berulang pada
sampel yang sama. Bila distribusi dari vitrinite reflectance adalah bimodal, maka ada
kemungkinan telah terjadi reworking. Skala vitrnite relectance yang telah
dikalibrasikan oleh berbagai parameter kematangan yang lain oleh studi minyak dan
gas adalah sebagai berikut:
– Ro < 0.55 belum matang (immature)
– 0.55 < Ro < 0.8 telah menghasilkan minyak dan gas bumi
– 0.8 < Ro < 1.0 minyak berubah menjadi gas bumi (zona kondensat gas)
– 1.0 < Ro < 2.5 dry gas
Vitrinite reflectance adalah indikator kematangan termal yang sangat baik pada Ro
antara 0.7 dan 0.8. Salah satu penggunaan vitrinite reflectance yang juga penting dalam

OPREC AAPG UNHAS SC 2019 | 22


analisis cekungan (basin analysis) adalah kalibrasi sejarah termal (thermal history) dan
sejarah pengendapan (burial history) dengan tingkat kematangan pada masa sekarang.

5. Akumulasi dan pembentukan minyak bumi


Hidrokarbon terbentuk ketika batuan induk telah menghasilkan dan mengeluarkan
hidrokarbon. Hidrokarbon ini seterusnya akan mengalir melalui lapisan pembawa
(carrier bed) menuju perangkap (trap). Hidrokarbon dihasilkan sebagai reaksi dari
perpecahan kimiawi kerogen (chemical breakdown) bersamaan dengan bertambahnya
suhu. Dengan keluarnya hidrokarbon dari batuan induk, maka sisa kerogen akan
berubah menjadi residu karbon. Suhu dan waktu adalah faktor terpenting dari pecahnya
kerogen. Keluarnya hidrokarbon dari batuan induk kemungkinan terjadi akibat adanya
perpecahan mikro (micro-fracturing) pada batuan induk setelah terjadi overpressure
akibat terbentuknya hidrokarbon.
Batuan induk yang miskin tidak akan menciptakan cukup minyak untuk
mengakibatkan ekspulsi hidrokarbon. Pada tingkat kematangan yang lebih lanjut, maka
minyak akan akan berubah menjadi gas yang lebih mudah untuk lepas dari batuan
induk. Untuk batuan induk yang kaya, efisiensi dari pengeluaran minyak cukup tinggi
(60 – 90 %). Lepasnya hidrokarbon dari batuan induk ke lapisan pembawa (carrier bed)
disebut juga migrasi primer (primary migration). Perpindahan hidrokarbon melalui
lapisan pembawa yang porous dan permeable menuju perangkap (traps) disebut juga
migrasi sekunder (secondary migration). Kekuatan utama dibalik migrasi sekunder
adalah adanya buoyancy yang diakibatkan oleh adanya perbedaan densitas antara
minyak (atau gas) dan air pada pori pori batuan.
Sedangkan yang menahan buoyancy ini adalah tekanan kapiler (capillary
pressure). Tekanan kapiler akan semakin naik dengan semakin kecilnya pori pori
batuan. Selama migrasi sekunder (secondary migration), hidrokarbon cenderung
mengalir melalui jaringan pori pori batuan yang saling berhubungan pada lapisan

OPREC AAPG UNHAS SC 2019 | 23


penghantar (carrier bed) daripada meliputi volume lapisan penghantar secara
keseluruhan. Perpindahan akan terhenti pada saat hidrokarbon melalui pori batuan yang
lebih kecil dimana tekanan kapiler (capillary pressure) akan lebih besar dari gaya
buoyancy dari kolom minyak. Sistem pori ini disebut juga sebagai lapisan penutup
(seal) dengan tinggi maksimum kolom minyak yang dapat ditahan oleh lapisan penutup
(seal) dapat dihitung. Hidrokarbon cenderung untuk pindah searah dengan kemiringan
(true dip) pada bagian atas dari lapisan penghantar (carrier bed). Oleh karena itu peta
struktur kontur dapat digunakan untk mebuat model arah migrasi. Selama migrasi yang
panjang (sebagai contoh pada foreland basin), hidrokarbon akan mengalir terpusat pada
tinggian regional (regional high).
Hilangnya hidrokarbon pada saat migrasi sekunder (secondary migration) sangat
sulit untuk dihitung. Akhirnya, hidrokarbon akan terperangkap dalam reservoar yang
yang disemuti oleh lapisan penghambat (seal). Hidrokarbon ini akan berubah secara
fisik dan kimia oleh proses biodegradasi, water washing, deeasphalting dan alterasi
termal pada perangkap tersebut

II.6 Potensi Batuan Induk Contoh-Contoh Formasi Batuan Yang Mengandung Source
Rock Di Cekungan Sumatera Selatan.
Batuan Induk yang potensial berasal dai batulempung hitam Formasi Lahat, lignit
(batubara), batulempung Formasi Talang Akar dan Batulempung Formasi Gumai.
FOrmasi Lahat mengalami perubahan fasies yag cepat kea rah lateral sehingga dapat
bertindak sebagai batuan induk yang baik dengan kandungan material organiknya 1.2
– 5%.
Formasi Lahat diendapkan dibagian graben dan dibagian tengah Subsekungan
Palembeng. Landaian suhu berkisar 4.8 – 5.5o C/100 m, sehingga kedalaman
pembentukan minyak yang komersil terdapat pada kedalaman 2000 – 3000 m.

OPREC AAPG UNHAS SC 2019 | 24


Fomasi yang paling banyak menghasilkan minyak yang diketahui hingga saat ini
adalah Formasi Talang Akar, dengan kandungan material organic yang berkisar 0.5 –
1.5%. Diperkirakan dibagia tengah cekungan Formasi Talang Akar telah encapai
tingkatan lewat matang. Minyak di Cekungan Sumatera Selatan berasal dai batuan
induk yang mengandung kerogen wax.
Formasi Gumai mempunyai kandungan material organik yang berkisar 1 – 1.38%
di Subcekungan Jambi, sedangkan di Subcekungan Palembang tidal ada data yang
menunjukan bahwa formasi ini dapat bertindak sebagai batua induk.
Kandungan Material organik pada Formasi Air Benakat berkisar antara 0.5 – 50%,
karena pada Formasi ini banyak mengandung lapisan lignit. Tetapi kadungan rata-
ratanya adalah 1.1%. Temperatur jendela minyak (oil window) adalah 115 oC pada
kedalaman 1700 m, sedangkan jendela gas (gas window) adalah 320 oC pada
kedalaman 2500m.
Pada gambar 2.6. ditampilkan kolom stratigrafi dari cekungan Sumatera Selatan.
Sebagaimana telah kita ketahui bahwa salah satu contoh dari batuan induk adalah batu
gamping. Pada kolom tersebut, batu gamping banyak terdapat pada formasi Baturaja
dan Gumai. Selain itu terdapat pasir gampingan pada formasi Talangakar juga terdapat
unsur-unsur gamping pada formasi Air Benakat.

OPREC AAPG UNHAS SC 2019 | 25

Anda mungkin juga menyukai