Anda di halaman 1dari 34

RANCANG BANGUN PENGAMAN PINTU RUANGAN

MENGGUNAKAN SIDIK JARI BERBASIS ARDUINO

BAB II

LANDASAN TEORI

Diagram Blok

LCD 16 x 2
Push Button
Mikrokontroller Solenoid Door
AT-Mega328 Relay
Lock
Sensor
Fingerprint
Buzzer

Power Supply

2.1 Mikrokontroler AT-Mega 328

Sebuah mikrokontroler telah berisi semua komponen yang

memungkinkannya beroperasi mandiri, dan telah dirancang secara khusus untuk

tugas monitoring dan atau kontrol. Karena itu, selain prosesor saja, juga sudah

memuat memori, interface pengendali, satu atau lebih timer, interrupt controller,

dan yg terakhir pasti memuat tidak sedikit pin I/O yang memungkinkan untuk

langsung menghubungkan lingkungannya.

Komponen utama di dalam papan Arduino adalah sebuah mikrokontroller 8

bit dengan merek AT-Mega yang dibuat oleh perusahaan Atmel Corporation. AT-

Mega328 mempunyai arsitektur RISC (Reduce Instruction Set Computer) yang

dimana setiap proses eksekusi data lebih cepat dari pada arsitektur CISC

(Completed Instruction Set Computer).


Mikrokontroller AT-Mega 328 memiliki arsitektur Harvard, dimana memori

untuk kode program dan memori untuk data dipisahkan sehingga dapat

memaksimalkan kerja dan parallelism. Instruksi – instruksi dalam memori program

dieksekusi dalam satu alur tunggal, dimana pada saat satu instruksi dikerjakan

instruksi berikutnya sudah diambil dari memori program. Konsep inilah yang

memungkinkan instruksi – instruksi dapat dieksekusi dalam setiap satu siklus clock.

32 x 8-bit register serba guna digunakan untuk mendukung operasi pada ALU

(Arithmatic Logic Unit) yang dapat dilakukan dalam satu siklus. 6 dari register

serbaguna ini dapat digunakan sebagai 3 buah register pointer 16-bit pada mode

pengalamatan tak langsung untuk mengambil data pada ruang memori data. Ketiga

register pointer 16-bit ini disebut dengan register “X” (gabungan R26 dan R27),

register Y (gabungan R28 dan R29), dan register Z (gabungan R30 dan R31).

Hampir semua instruksi AVR memiliki format 16-bit.

Setiap alamat memori program terdiri dari instruksi 16-bit atau 32-bit.

Selain register serba guna di atas, terdapat register lain yang terpetakan dengan

teknik memory mapped I/O selebar 64 byte. Beberapa register ini digunakan untuk

fungsi khusus antara lain sebagai register control Timer/ Counter, Interupsi, ADC,

USART, 17 SPI, EEPROM, dan ungsi I/O lainnya. Register–register ini menempati

memori pada alamat 0x20h – 0x5Fh. (Angga Khalifah Tsauqi & Irzaman, 2016).

Tabel Spesifikasi AT-Mega 328

Mikrokontroler AT-Mega 328

Tegangan operasi 5V
Tegangan input 7-12 V

Batas tegangan input 6-20 V

Jumlah pin i/o digital 14 (6 PWM)

Jumlah pin input analog 6

Arus DC tiap pin i/o 40 mA

Arus DC untuk pin 3.3 V 50 mA

Memory flash 32 KB (Atmega328)

SRAM 2 KB (Atmega328)

EEPROM 1 KB (Atmega328)

Clock speed 16 MHz

Gambar port AT-Mega328


Gambar AT-Mega328

2.2 Sensor Fingerprint

Secara historis dalam aplikasi penegakan hukum, akuisisi gambar sidik jari

dilakukan dengan menggunakan apa yang disebut “teknik-tinta”. Jari-jari subyek

tersebut diolesi dengan tinta hitam dan ditekan di atas kertas. Sensor membaca pola

tonjolan pada permukaan jari dan mengkonversi pembacaan analog dalam bentuk

digital melalui sebuah konverter A/D; tampilan modul bertanggung jawab untuk

mengkomunikasikan (mengirim gambar, menerima perintah) dengan perangkat

eksternal (komputer pribadi).

Gambar Blok Diagram dari Fingerprint Scanner

Sidik jari (fingerprint) adalah hasil reproduksi tapak jari baik yang sengaja

diambil, dicapkan dengan tinta, maupun bekas yang ditinggalkan pada benda

karena pernah tersentuh kulit telapak tangan atau kaki. Kulit telapak adalah kulit

pada bagian telapak tangan mulai dari pangkal pergelangan sampai ke semua ujung

jari, dan kulit bagian dari telapak kaki mulai dari tumit sampai ke ujung jari yang
mana pada daerah tersebut terdapat garis halus menonjol yang keluar satu sama lain

yang dipisahkan oleh celah atau alur yang membentuk struktur tertentu.

2.3 Liquid Crystal Display

Liquid Crystal Display (LCD) merupakan sebuah alat yang berfungsi untuk

menampilkan suatu ukuran besaran atau angka, sehingga dapat dilihat dan diketahui

melalui tampilan kristalnya. Dimana penggunaan LCD dalam tugas akhir ini

menggunakan LCD dengan 16x2 karakter. LCD 16x2 ini beroperasi pada power

supply +5V, tetapi juga dapat beroperasi pada power supply +3V. (Setiyo

Budiyanto, 2012)

Gambar LCD 16x2

LCD ini memiliki 16 pin dengan fungsi pin masing – masing diperlihatkan

pada tabel.

Tabel Pin-pin LCD

No Simbol Level Fungsi

1 Vss - 0V

2 Vcc 5 + 10% V

3 Vee Penggerak LCD

4 RS H = Memasukkan Data
L = Memasukkan Instruksi

5 R/W H = Baca

L = Tulis

6 E Enable Signal

7 DB0 H/L Data Bus

8 DB1 H/L

9 DB2 H/L

10 DB3 H/L

11 DB4 H/L

12 DB5 H/L

13 DB6 H/L

14 DB7 H/L

15 V+BL Kecerahan LCC

16 V-BL

2.4 Solenoid Door Lock

Solenoid Door Lock adalah sebuah pengunci pintu yang mengaplikasikan

sistem solenoid. Solenoid adalah sebuah kumparan elektromagnet yang dirancang

secara khusus. Cara kerja solenoid ini adalah pada saat arus mengalir melalui kawat

pada sistem solenoid, disekitar kawat tersebut akan menghasilkan medan magnet.

Sistem solenoid menggunakan kumparan yang terdiri dari gulungan kawat

yang diperbanyak, sehingga medan magnet yang dihasilkan akan lebih besar dan
mengalir disekitar kumparan kawat tersebut. Pada kumparan tersebut nantinya

akan dipasang sebuah pegas yang nantinya jika medan magnetnya terbentuk pegas

tersebut akan tertarik oleh magnet tersebut.

Solenoid adalah aktuator yang mampu melakukan gerakan linier. Solenoid

dapat bekerja secara elektromekanis (AC/DC), hidrolik, peneumatik atau di

dorong semua operasi pada prinsip – prinsip dasar yang sama. Dengan

memberikan sumber tegangan maka solenoid dapat menghasilkan gaya yang

linier. Contohnya untuk menekan tombol pada piano, operator katup, dan bahkan

untuk robot melompat. Solenoid DC beroperasi pada prinsip – prinsip seperti

motor DC. Perbedaan antara solenoid dan motor adalah bahwa solenoid adalah

motor yang tidak dapat berputar. (Yan Detha Shandy V.D, 2015).

Gambar Solenoid Door Lock

2.4.1 Sistem Kerja Solenoid

Didalam solenoid terdapat kawat melingkar pada inti besi. Ketika arus

listrik melalui kawat ini, maka terjadi medan magnet untuk menghasilkan energy

yang bisa mendorong inti besi. Poros dalam dari solenoid adalah piston seperti

silinder terbuat dari besi atau baja, yang disebut pluger (setara dengan sebuah

dinamo), medan magnet kemudian menerapkan kekuatan untuk pluger ini, baik
menarik atau repling (kembali posisi). Ketika medan magnet dimatikan, pegas

pluger kemudian kembali ke posisi semula.

Gambar pergerakan solenoid

2.5 Adaptor

Adaptor yaitu piranti elektronik yang bisa mengubah tegangan listrik (AC)

yang tinggi jadi tegangan listrik (DC) yang rendah, namun ada juga jenis adaptor

yang bisa mengubah tegangan listrik yang rendah jadi tegangan listrik yang tinggi.

Adaptor digunakan sebagai sumber tegangan untuk mengaktifkan Arduino

UNO, tegangan yang dibutuhkan Arduino UNO sebesar 5-7V DC. Pada pengujian

ini input adaptor dihubungkan ke tegangan listrik 220V AC dan output diukur

menggunakan multimeter. Hasil pengukuran adaptor menggunakan multimeter,

output tegangan adaptor sebesar 6V. Output tegangan adaptor sesuai dengan

kebutuhan Arduino UNO, dimana tegangan yang dibutuhkan sebesar 5-7V. (Andik

Giyartono & Priadhana Edi Kresnha, 2015). Macam- macam adaptor :


2.5.1 Adaptor DC Converter

Adalah adaptor yang bisa mengubah tegangan DC yang besar jadi tegangan

DC yang kecil. Contohnya dari tegangan 12 VDC jadi 6 VDC.

2.5.2 Adaptor Step Up dan Step Down

Adaptor Step Up yaitu adaptor yang bisa mengubah tegangan AC yang

kecil jadi tegangan AC yang besar. Contohnya dari Tegangan 110 V jadi

tegangan 220 V. Adaptor Step Down yaitu adaptor yang bisa mengubah tegangan

AC yang besar jadi tegangan AC yang kecil. Contohnya dari tegangan 220 V jadi

tegangan 110 V. Adaptor Step Up ataupun adaptor Step Down alatnya sama,

tinggal bagaimana caranya kita memakainya.

2.5.3 Adaptor Inverter

Adaptor inverter adalah adaptor yang bisa mengubah tegangan DC yang

kecil jadi tegangan AC dengan ukuran besar. Misalnya dari tegangan 12 V DC

menjadi 220 V AC.

2.5.4 Adaptor Power Supply

Adaptor power supply adalah adaptor yang bisa mengubah tegangan listrik

AC yang besar jadi tegangan DC yang kecil. Misalnya dari tegangan 220 V AC jadi

tegangan 6 V, 9 V, atau 12 VDC.

Adaptor power supply di buat untuk menukar manfaat baterai atau accu

supaya lebih ekonomis. Adaptor power supply ada yang di buat sendiri, namun ada

yang di buat jadikan satu dengan rangkaian lain. Umpamanya dengan rangkaian

Radio Tape, Tv, dan lain-lain.


2.6 Push Button

Push Button atau dalam bahasa Indonesianya yaitu saklar tekan yang

artinya alat ini akan bekerja dengan cara ditekan. Alat ini juga paling mudah

untuk dipelajari atau dipahami karena fungsi dan cara kerjanya yang sangat

sederhana, pada bagian atasnya terdapat knop yang berfungsi sebagai area

penekan, lalu disamping kiri dan kanan terdapat terminal, kontak Normally Open

(NO) dan Normally Close (NC) berfungsi sebagai terminal wiring yang

dihubungkan dengan alat listrik lainnya, mempunyai kapasitas beban sekitar 5 A.

Ketika bagian knopnya ditekan maka alat ini akan bekerja sehingga kontak-

kontaknya akan terhubung untuk jenis normally open dan akan terlepas untuk

jenis normally close, dan sebaliknya ketika knopnya dilepas kembali maka

kebalikan dari sebelumnya, untuk membuktikannya pada terminalnya bisa

digunakan alat ukur tester / ohm meter, pada umumnya pemakaian terminal jenis

NO digunakan untuk menghidupkan rangkaian dan terminal jenis NC digunakan

untuk mematikan rangkaian, namun semuanya tergantung dari kebutuhan. Push

Button dibedakan menjadi beberapa type :

2.6.1 Type Normally Open (NO)

Tombol ini disebut juga dengan tombol start karena kontak akan menutup

bila ditekan dan kembali terbuka bila dilepaskan. Bila tombol ditekan maka kontak

bergerak akan menyentuh kontak tetap sehingga arus listrik akan mengalir.
Gambar Push Button Normally Open (NO)

2.6.2 Type Normally Close (NC)

Tombol ini disebut juga dengan tombol stop karena kontak akan membuka

bila ditekan dan kembali tertutup bila dilepaskan. Kontak bergerak akan lepas dari

kontak tetap sehingga arus listrik akan terputus.

Gambar Push Button Normally Close (NC)

2.6.3 Type NO dan NC

Tipe ini kontak memiliki 4 buah terminal baut, sehingga bila tombol tidak

ditekan maka sepasang kontak akan NC dan kontak lain akan NO, bila tombol

ditekan maka kontak tertutup akan membuka dan kontak yang membuka akan

tertutup.
Gambar Push Button Normally Open (NO) dan Normally Close 17

2.7 Relay

Relay adalah saklar mekanik yang dikendalikan atau dikontrol secara

elektronik. Saklar pada relay akan terjadi perubahan posisi OFF ke ON pada saat

diberikan energy elektro magnetic pada aematur relay tersebut. Relay pada

dasarnya terdiri dari 2 bagian utama yaitu saklar mekanik dan system pembangkit

elektromagnetik (inductor inti besi). Saklar atau kontaktor relay dikendalikan

menggunakan tegangan listrik yang diberikan ke inductor pembangkit magnet

untuk menarik armature tuas saklar atau kontaktor relay.

Relay dibutuhkan dalam rangkaian elektronika sebagai eksekutor sekaligus

interface antara beban dan system kendali elektronik yang berbeda system power

supplynya. Bagian utama Relay elektromagnetik yaitu:

1. Kumparan Elektromagnet

2. Saklar atau Kontaktor

3. Swing Armatur

4. Spring (pegas)
2.7.1 Konstruksi Relay Elektro Mekanik Posisi Normally Close (NC)

Pada saat electromagnet tidak diberikan sumber tegangan maka tidak ada

medan magnet yang menarik armature, sehingga saklar relay tetap terhubung ke

terminal NC. Kemudian pada saat electromagnet diberikan sumber tegangan maka

terdapat medan magnet yang menarik armature, sehingga relay terhubung ke

terminal Normally Open (NO).

Konstruksi Relay Elektro Mekanik Posisi NC

2.7.2 Konstruksi Relay Elektro Mekanik Posisi Normally Open (NO)

Relay elektro mekanik ini mempunyai kondisi saklar dalam 3 posisi. Ketiga

posisi saklar akan berubah pada saat relay mendapat tegangan sumber pada

elektromagnetnya. Ketiga posisi saklar relay adalah :

2.7.2.1 Posisi Normally Open (NO)

Posisi saklar relay yang terhubung ke terminal NO. Kondisi ini akan terjadi

pada saat relay mendapat tegangan sumber pada elektromagnetnya.

2.7.2.2 Posisi Normally Close (NC)

Posisi saklar relay yang terhubung ke terminal NC. Kondisi ini terjadi

apabila relay tidak mendapat tegangan sumber pada elektromagnetnya.


2.7.2.3 Posisi Change Over (CO)

Kondisi perubahan armature saklar relay yang berubah dari posisi NC ke

NO atau sebaliknya NO ke NC. Kondisi ini terjadi apabila sumber tegangan

diberikan ke electromagnet atau saat sumber tegangan diputus dari electromagnet

relay.

Gambar Konstruksi Relay Elektro Mekanik Posisi NO

Relay memiliki beberapa jenis sesuai dengan desain yang ditentukan

oleh produsen relay. Dilihat dari desain relay maka relay dibedakan menjadi:

1. Single Pole Single Throw (SPST)

Relay ini memiliki 4 terminal yaitu 2 terminal untuk input kumparan

electromagnet dan 2 terminal saklar. Relay ini hanya memiliki posisis NO

(Normally Open) saja.

2. Single Pole Double Throw (SPDT)

Relay ini memiliki 5 terminal yaitu 2 terminal untuk input kumparan

elektromagnetik dan 3 terminal saklar. Relay ini memiliki 2 kondisi NO dan

NC.
3. Double Pole Single Throw (DPST)

Relay jenis ini memiliki 6 terminal yaitu 2 terminal untuk input

kumparan elektromagnetik dan 4 terminal untuk saklar. Untuk 2 saklar yang

masing-masing saklar hanya memiliki kondisi NO saja.

4. Double Pole Double Throw (DPDT)

Relay jenis ini memiliki 8 terminal yang terdiri dari 2 terminal untuk

kumparan elektromagnetik dan 6 terminal untuk 2 saklar dengan 2 kondisi

NC dan NO untuk masing-masing saklarnya. (Muhammad Saleh & Munnik

Haryanti, 2017).

Gambar Macam-Macam Relay

2.8 Buzzer

Buzzer adalah sebuah komponen elektronika yang berfungsi untuk mengubah

getaran listrik menjadi getaran suara. Pada dasarnya prinsip kerja buzzer hampir

sama dengan loud speaker, jadi buzzer juga terdiri dari kumparan yang terpasang

pada diafragma dan kemudian kumparan tersebut dialiri arus sehingga menjadi
elektromagnet, kumparan tadi akan tertarik ke dalam atau keluar, tergantung dari

arah arus dan polaritas magnetnya, karena kumparan dipasang pada diafragma

maka setiap gerakan kumparan akan menggerakkan diafragma secara bolak-balik

sehingga membuat udara bergetar yang akan menghasilkan suara. Buzzer biasa

digunakan sebagai indikator bahwa proses telah selesai atau terjadi suatu kesalahan

pada sebuah alat (alarm). (Rahadhian Angga Pratama & Aqwam Rosadi Kardian,

2012).

Gambar Macam-Macam Buzzer


BAB III

PERANCANGAN DAN PEMBUATAN

3.1 Perancangan Sistem

Perancangan sistem adalah melakukan perancangan secara keseluruhan

terhadap rangkaian alat yang digunakan. Pada gambar di bawah ini merupakan

diagram blok sistem keamanan pintu ruangan menggunakan sensor sidik jari.

LCD 16 x 2
Push Button

Mikrokontroller Solenoid
AT-Mega328 Relay
Door Lock

Sensor
Fingerprint
Buzzer

Power Supply
Supply

Diagram Blok

Penjelasan dan fungsi dari masing – masing blok adalah sebagai berikut:

a. Power Supply : Berfungsi sebagai sumber tegangan.

b. Sensor Fingerprint : Berfungsi untuk mendeteksi sidik jari yang diletakkan

pada permukaan sensor dan merubah input menjadi data digital lalu dikirim

ke mikrokontroler.
c. Mikrokontroler arduino uno : Berfungsi sebagai pusat kendali dari

keseluruhan sistem kerja rangkaian.

d. LCD : Berfungsi sebagai media penampilan data yang diinginkan.

e. Buzzer : Berfungsi sebagai bunyi pada saat sidik jari yang dimasukan salah

atau belum terdaftar.

f. Solenoid door lock : Berfungsi untuk mengunci pintu ruangan.

g. Push Button : Berfungsi untuk mengaktifkan dan menonaktifkan sensor

fingerprint.

Berdasarkan diagram blok di atas prinsip kerja alat ini, yaitu ketika daya

diaktifkan maka arduino akan aktif, setelah arduino aktif maka sensor sidik jari bisa

diakses untuk membuka pintu ruangan. Pada saat sidik jari orang yang telah

didaftarkan terdeteksi maka arduino akan menampilkan identitas orang tersebut

pada lcd. Saat identitas pengguna benar, arduino akan memerintahkan relay untuk

mengaktifkan solenoid door lock sehingga pintu ruangan dapat dibuka. Untuk

keluar dari ruangan tersebut pengguna dapat menekan push button kemudian

arduino akan memerintahkan relay untuk mengaktifkan solenoid door lock

sehingga pintu ruangan dapat dibuka. Apabila sidik jari yang terdeteksi pada sensor

sidik jari tidak terdaftar maka buzzer akan aktif selama 2 detik.
3.2 Perancangan Prototype Pintu Ruangan

1 1
4
4 3
5
2
2
3

Gambar Tampak Depan Gambar Tampak Belakang

Keterangan:

Gambar tampak depan Gambar tampak belakang

1. Pintu 1. Pintu

2. Solenoid door lock 2. Solenoid door lock

3. Sensor fingerprint 3. Push button

4. LCD 16 x 2 4. Box control

5. Buzzer

3.3 Perancangan Rangkaian

3.3.1 Rangkaian Power Supply

Catu daya adalah sebuah peralatan penyedia tegangan atau sumber daya

untuk peralatan elektronika dengan prinsip mengubah tegangan listrik yang tersedia

dari jaringan distribusi transmisi listrik menuju level yang diinginkan sehingga

berimplikasi pada pengubahan daya listrik. Dalam sistem pengubahan daya. Jika
suatu catu daya bekerja dengan beban maka terdapat keluaran tertentu dan jika

beban tersebut dilepas maka tegangan keluar akan naik, persentase kenaikan

tegangan dianggap sebagai regulasi dari catu daya tersebut. Regulasi adalah

perbandingan perbedaan tegangan yang terdapat pada tegangan beban penuh.

Agar tegangan keluaran catu daya lebih stabil, dapat digunakan suatu

komponen IC yang disebut IC regulator, misalnya IC Regulator 7812 atau IC

Regulator 7805. Hal ini memungkinkan keluaran DC catu daya dapat dibentuk

sesuai kebutuhan. Gambar di bawah ini menunjukkan rangkaian catu daya

menggunakan IC regulator.

Gambar rangkaian catu daya

3.3.2 Rangkaian Mikrokontroler AT-Mega328

Rangkaian ini berfungsi sebagai pusat kendali dari seluruh sistem yang ada.

Komponen utama dari rangkaian ini adalah IC mikrokontroler AT-Mega328. Pada

IC inilah semua program diisikan, sehingga rangkaian dapat berjalan sesuai dengan

yang dikehendaki. Dalam menjalankan chip IC mikrokontroler ATMega328

memerlukan komponen elektronika pendukung lainnya. Suatu rangkaian yang

paling sederhana dan minim komponen pendukungnya disebut sebagai suatu

rangkaian sistem minimum. Sistem minimum ini berfungsi untuk membuat

rangkaian mikrokontroler dapat bekerja, jika ada komponen yang kurang, maka
mikrokontroler tidak akan bekerja. Rangkaian mikrokontroler ATMega 328 pada

Arduino uno dapat dilihat pada gambar di bawah.

Gambar skematik rangkaian mikrokontroler AT-Mega328 pada arduino uno

Arduino Uno dapat diaktifkan melalui koneksi USB atau dengan catu

daya eksternal. Sumber listrik dipilih secara otomatis. Eksternal (non-USB) daya

dapat berupa baik AC-DC adaptor atau baterai. Adaptor ini dapat dihubungkan

dengan cara menghubungkan plug pusat – positif 2.1 mm ke dalam board

colokan listrik. Sedangkan untuk baterai dapat dihubungkan kedalam header pin

GND dan Vin dari konektor Power.

Board dapat beroperasi pada pasokan daya dari 6 – 20 volt. Jika diberikan

dengan kurang dari 7V, bagaimanapun, pin 5V dapat menyeluplai kurang dari 5

volt dan board mungkin tidak stabil. Jika menggunakan lebih dari 12V, regulator

bisa panas dan merusak board. Rentang yang dianjurkan adalah 7V – 12V. Selain

itu, beberapa pin memiliki fungsi khusus :

 Serial : 0 (RX) dan 1 (TX). Digunakan untuk menerima (RX) dan

mengirim (TX) data TTL serial. Pin ini terhubung ke pin yang sesuai dari

chip ATMega8U2 USB-to-Serial TTL.


 Eksternal Interupsi : 2 dan 3. Pin ini dapat dapat dikonfigurasi untuk

memicu interupsi pada nilai yang rendah, tepi naik atau jatuh, atau

perubahan nilai. Lihat attchInterrupt() fungsi untuk rincian.

 PWM : 3,5,6,9,10, dan 11. Menyediakan 8-bit output PWM dengan

analogWrite() fungsi.

 SPI : 10 (SS), 11 (MOSI), 12 (MISO), 13 (SCK). Pin ini mendukung

komunikasi SPI menggunakanlibrary SPI.

 LED : 13. Ada built-in LED terhubung ke pin digital 13. Ketika pin

adalah nilai TINGGI. LED menyala, ketika pin adalah RENDAH, itu

off.

  Arduino Uno R3 memiliki 6 input analog diberi label A0 sampai A5,

masing – masing menyediakan 10-bit resolusi (yaitu 1024 nilai yang berbeda).

Secara default sistem mengukur dari ground sampai 5 volt, meskipun mungkin

untuk mengubah ujung atas rentang mengunakan pin AREF dan fungsi

analogReference(). Selain itu, beberapa pin memiliki fungsi khusus :

 TWI : A4 atau SDA pin dan A5 atau SCL pin. Mendukung komunikasi TWI

 AREF : Referensi tegangan untuk input analog. Digunakan dengan

analogReference()

 RESET.

Arduino Uno R3 memiliki sejumlah fasilitas untuk berkomunikasi dengan

komputer, Arduino lain, atau mikrokontroler lainnya. ATmega328 menyediakan

UART TTL (5V) komunikasi serial, yang tersedia di pin digital 0 (RX) dan 1 (TX).

Sebuah ATmega16U2 pada board ini komunikasi serial melalui USB dan muncul
sebagai com port virtual untuk perangkat lunak pada komputer. Firmware '16U2

menggunakan USB driver standar COM, dan tidak ada driver eksternal yang

diperlukan. Namun, pada Windows, file. Inf diperlukan. Perangkat lunak Arduino

termasuk monitor serial yang memungkinkan data sederhana yang akan dikirim ke

boardArduino. RX dan TX di board LED akan berkedip ketika data sedang dikirim

melalui chip USB-to-serial dan koneksi USB ke komputer (tetapi tidak untuk

komunikasi serial pada pin 0 dan 1). Fungsi ini digunakan untuk melakukan

komunikasi interface pada sistem. ATmega328 juga mendukung komunikasi I2C

(TWI) dan SPI.

3.3.3 Rangkaian Sensor Sidik Jari

Pada perancangan sistem ini, sensor yang digunakan untuk mendeteksi

sidik jari adalah Fingerprint ZFM-60 yang diproduksi Miaxis Biometrics dimana

dalam perancangan sistem ini, sensor akan mendeteksi sidik jari yang akan

digunakan untuk membuka pintu ruangan.

Fingerprint SM630 menggunakan serial data untuk melakukan interface

dengan mikrokontroler.

Berdasarkan interface pada gambar 9, Modul fingerprint SM630

mengggunakan serial port untuk mengirim dan menerima data, dimana memiliki

4 konektor, yaitu VCC, Tx, Rx dan GND. Berikut penjelasan dari serial port

fingerprint ZFM-60 :
 VCC : Power supply ± 5v

 Tx : Transmit

 Rx : Receiver

 GND : Ground

Dalam Sistem ini, dibuat 2 interface serial fingerprint. Interface yang

pertama yaitu computer dimana Tx dihubungkan dengan port A2 dan Rx dengan

port A3 dari mikrokontroler. Interface ini digunakan untuk menyimpan sidik jari.

Sedangkan interface yang ke dua yaitu sepeda motor, dimana Tx dihubungkan

dengan port A0 dan Rx dengan Port A1.

Untuk mengambil serta menyimpan sidik jari, diperlukan device untuk

membuka program dari fingerprint Zfm60, sehingga port serial fingerprint

dihubungkan dengan interface ke komputer atau laptop. Setelah selesai program

di download ke mikrokontroler dan port serial fingerprint dipindahkan ke

interface yang satunya lagi untuk diaplikasikan ke sepeda motor. Rangkaian

interface fingerprint sensor ini dapat dilihat pada gambar di bawah.

Gambar rangkaian sensor sidik jari


3.3.4 Rangkaian Push Button

Saklar on/off ini berfungsi untuk mematikan fungsi dari sensor sidik jari saat

ada orang yang mengakses ruang maka sensor sidik jari di off kan dengan menekan

saklar on/off, sedangkan untuk mengaktifkan fungsinya sensor sidik jari kembali,

maka saklar on/off di kembalikan ke posisi semula. Rangkaian saklar on off dapat

dilihat pada gambar di bawah.

Gambar rangkaian push button

3.3.5 Rangkaian LCD 16 x 2

Rangkaian LCD berfungsi untuk menampilkan karakter seperti teks yang

masuk dan perintah dari mikrokontroler. Rangkian LCD dapat dilihat pada gambar

berikut:

Gambar rangkaian LCD 16x2


Pada gambar di atas, pin 2 dihubungkan ke VCC (5V), pin 1 dan 16

dihubungkan ke GND (ground), pin 3 merupakan pengaturan tegangan Contrast

dari LCD, pin 4 merupakan Register Select (RS), pin 5 merupakan R/W

(Read/Write), pin 6 merupakan Enable, pin 11-14 merupakan data. Reset, Enable,

R/W dan data dihubungkan ke mikrokontroler AT-Mega328. Fungsi dari

potensiometer (R2) adalah untuk mengatur gelap/terangnya karakter yang

ditampilkan pada LCD.

3.3.6 Rangkaian Solenoid Door Lock

Selenoid 12 V DC ini sebagai pengunci pintu ruangan. Selenoid ini bekerja

pada tegangan max 12 V DC, selenoid memliki 2 pin yaitu VCC dan GND.

Rangkaian selenoid 12 V DC dapat dilihat pada gambar di bawah.

Gambar rangkaian solenoid door lock 12 V

Untuk menentukan nilai resistansi dari resistor pada gambar rangkaian

selenoid diatas dapat ditentukan dengan rumus sebagai berikut:


𝑉
𝐼=
𝑅

𝑉
𝑅=
𝐼

Keterangan

V = Tegangan (V)

I = Arus (A)

R = Tahanan (Ω)

Berdasarkan data sheet dari transistor BC107 dan BD139 (lampiran 3) arus

basis transistor BC107 = 0,0005 A dan tegangan input dari arduino sebesar 5 V

maka untuk nilai resistor yang digunakan sebagai berikut:

𝑉
𝑅=
𝐼

5
𝑅=
0,0005

𝑅 = 1000 k Ω

Maka nilai resistor yang digunakan adalah sebesar 100 k Ω


3.3.7 Rangkaian Buzzer

Rangkaian buzzer ini berfungsi sebagai bunyi apabila sidik jari yang dideteksi tidak

terdaftar dalam database. Rangkaian buzzer dapat dilihat pada gambar berikut:

Gambar rangkaian buzzer

Sebuah buzzer dapat langsung dikoneksikan ke arduino tergantung

impedansinya. Jika impedansi kurang dari 10 ohm dapat langsung dihubungkan ke

arduino. Untuk impedansi yang lebih besar dibutuhkan driver untuk mengangkat

arus yang masuk ke buzzer. Cara sederhana membuat driver untuk buzzer adalah

menggunakan rangkaian transistor Prinsip kerja rangkaian di atas adalah dengan

memanfaatkan transistor sebagai penguat arus dan saklar elektronik. Jika pin

arduino yang terhubung dengan kaki basis (B) mengeluarkan tegangan logika ‘1’

alias tegangan 5 V, maka tegangan ini akan membuat transistor dalam keadaan

saturasi, sehingga arus dapat mengalir dari kaki collector (C) ke kaki emitor (E).

Dengan demikian buzzer akan mendapat tegangan positif dan negatif sehingga

buzzer akan hidup dan mengeluarkan bunyi.


Saat pin arduino mengeluarkan tegangan logika ‘0’ alias tegangan 0 V,

transistor akan berada pada posisi off karena tegangan basis-emitor kurang dari 0,7

V. Dengan demikian tidak ada arus yang mengalir dari kaki collector ke kaki

emitor, sehingga buzzer dalam keadaan off pula, dan tidak akan mengeluarkan

bunyi.

Gambar rangkaian buzzer dan driver

3.4 Perancangan Software

Perangkat lunak (software) yang digunakan dalam perancangan sistem

keamanan pintu ruangan menggunakan sidik jari ini adalah sistem operasi Windows

10 Pro. Untuk pemograman penulis menggunakan Software Arduino IDE yang

berfungsi untuk memprogram Arduino uno menggunakan bahasa C berbasis

Windows untuk Arduino. Sementara untuk mensimulasikan rangkaian

menggunakan software proteus 8.


3.5 Flow Chart

START

Inisiasi sensor
fingerprint, push
button, solenoid door
lock

Input sidik
jari

Baca Sidik
jari=D.Base T

Y Pengulangan > 3
kali
Solenoid door
lock aktif

Buzzer
aktif

Input
sidik jari
terdaftar

Buzzer
nonaktif

STOP
3.5.1 Algoritma flowchart sistem

Berikut adalah algoritma dari flowchart sistem keamanan pintu ruangan.

1. Mulai menjalankan sistem.

2. Hidupkan perangkat dengan menghubungkan tegangan pada rangkaian.

3. Tempelkan sidik jari pada permukaan fingerprint sensor, maka

fingerprint sensor akan mendeteksi sidik jari dan merubah data sidik jari

menjadi data digital agar mikrokontroler dapat membaca data tersebut.

4. Mikrokontroler akan menganalisa data sidik jari yang telah diinputkan

apakah data tersebut sudah terdaftar atau tidak terdaftar pada database.

5. Apabila data yang dianalisa secara berurutan sebanyak 3 kali tidak

sesuai dengan data yang sudah terdaftar maka mikrokontroler akan

mengirim perintah untuk menghidupkan buzzer dan relay tidak akan

bekerja. Buzzer akan mati bila ada inputan data yang dimasukkan adalah

data yang sudah terdaftar. Untuk mengakses pintu ruangan, tempelkan

kembali sidik jari pada permukaan sensor fingerprint, apabila data yang

dianalisa sudah terdaftar maka mikrokontroler akan mengirim perintah

untuk mengaktifkan solenoid door lock.

6. Tekan off push button untuk mematikan sistem keamanan sehingga tidak

ada yang dapat mengakses pintu ruangan.

7. Tekan on push button untuk mengakses keluar pintu ruangan. Waktu

yang diberikan selama 10 detik dan setelah itu sistem keamanan akan

menyala kembali.

8. Selesai.
3.6 Pembuatan Alat

Pembuatan alat ini merupakan realisasi rancangan yang telah dibuat.

Rancangan rangkaian dilakukan dengan menggunakan aplikasi Eagle kemudian

akan dicetak pada printed circuit board (PCB), selanjutnya pembuatan prototype

pintu ruangan serta memasang penempatan komponen yang dibutuhkan pada

prototype tersebut. Rangkaian yang telah selesai dibuat akan digabungkan dengan

menggunakan kabel pelangi pada prototype.

3.6.1 Power Supply

Pembuatan power supply menggunakan trafo 2 A dengan dua buah keluaran

yaitu 12 V dan 5 V. Untuk keluaran 12 V diberi IC regulator 7812 dan keluaran 5

V diberi IC regulator 7805. IC regulator berfungsi untuk meregulasi tegangan DC

karena pada rangkaian sistem membutuhkan supply sebesar 5 V dan untuk tegangan

input pada solenoid door lock membutuhkan supply 12 V.

3.6.2 Kotak Rangkaian

Box rangkaian adalah sebuah box yang digunakan untuk tempat peletakan

komponen – komponen yang digunakan. Didalam box rangkaian terdapat

beberapa komponen yang digunakan yaitu rangkaian power supply,

mikrokontroller yang telah dipasangkan shield, rangkaian driver relay dan

buzzer. Pada bagian depan box terdapat LCD dan sensor fingerprint. Box

rangkaian ini akan dipasangkan pada dinding pintu ruangan.


3.6.3 Prototype Pintu dan Ruangan

Pembuatan prototype pintu menggunakan kayu sebagai frame dan plywood

untuk menutup sisi depan dan belakang pintu. Sementara untuk membuat prototype

ruangan menggunakan kayu sebagai penyangga dan plywood untuk menutup sisi

samping, depan, dan belakang.


Daftar Pustaka

https://store.arduino.cc/usa/arduino-uno-rev3

https://cdn-learn.adafruit.com/downloads/pdf/adafruit-optical-fingerprint-

sensor.pdf

Giyartono, A & Kresnha, P, E 2015, ‘Aplikasi android pengendali lampu rumah

berbasis mikrokontroler atmega328’, Jurnal Teknik Indonesia, hh. 7.

Tsauqi, A, K, 2016, ‘Saklar otomatis berbasis light dependent resistor (LDR) pada

mikrokontroler arduino uno’, Jurnal Seminar Nasional Fisika, vol 5, hh. 20-21.

Pratama, R, A & Kardian, A, R 2012, ‘Sensor parkir mobil berbasis

mikrokontroler AT89S51 dengan bantuan mini kamera’, Jurnal Komputasi, vol.

11, no. 1, hh. 1.

Budiyanto, S 2012, ‘Sistem logger suhu dengan menggunakan komunikasi

gelombang radio’, Jurnal Teknologi Elektro, vol. 3 no. 1, hh. 22.

Saleh, M & Haryanti, M 2017, ‘Rancang bangun sistem keamanan rumah

menggunakan relay’, Jurnal Teknologi Elektro, vol. 8, no. 3, hh. 181-182.

Shandy, Y, D, Rakhmatsyah, A & Suwastika, N, A 2015, ‘Implementasi sistem

kunci pintu otomatis untuk smart home menggunakan SMS gateway’, Jurnal

Teknik, vol. 2, no. 2, hh. 3-4.

Anda mungkin juga menyukai