Anda di halaman 1dari 11

V.

HASIL PENGAMATAN
A. Uji Acrolein

No Sampel Warna Bau Keterangan


Bau
1. Gliserol Kuning Bau gosong seperti +
Kecoklatan karamel (tengi)
2. Minyak Kelapa Coklat Bau gosong seperti ++
kehitaman karamel (tengi)
3. Minyak Zaitun Coklat Bau gosong seperti ++
kehitaman karamel (tengi)
4. Minyak Wijen Hitam Bau gosong seperti +++
karamel (sangat
tengi)
5. Minyak Jagung Coklat Bau gosong seperti ++
kehitaman karamel (tengi)

B. Emulsi
No Bahan Perlakuan Keterangan
1. Larutan Sabun + Minyak VCO 10 tetes Tercampur, terdapat
(dikocok) busa
2. Air + Minyak VCO 10 tetes Tidak tercampur,
(dikocok) VCO diatas, air
dibawah
3. Minyak Kelapa + Minyak VCO 10 tetes Tercampur,
(dikocok) berwarna kuning
bening
4. Minyak Tengi + air + Na2CO3 Tercampur,
berwarna putih susu

C. Uji Salkowski
No Bahan + H2SO4 Didiamkan 2-3 menit
1. Lemak Sapi Terdapat cincin bening Setelah didiamkan
setelah ditetesi H2SO4 warnanya menjadi agak
kekuningan
2. Margarin Terdapat cincin bening Setelah didiamkan
setelah ditetesi H2SO4 warnanya keruh dengan
cincin kekuningan pada
bagian atas

D. Uji Asam Basa


No Bahan Lakmus Merah pH
1. Minyak Jelantah Tetap berwarna merah 6
2. Minyak Jagung Tetap berwarna merah 5
3. Minyak Zaitun Tetap berwarna merah 6
4. Minyak Wijen Tetap berwarna merah 5
5. Gliserol Lakmus merah berubah 8
menjadi biru
6. Minyak Ikan Lakmus merah berubah 8
menjadi biru
7. Minyak Kelapa Tetap berwarna merah 5
8. Akuades Lakmus merah berubah 8
menjadi biru

E. Kelarutan
No Bahan Minyak Lemak Sapi Minyak Margarin Minyak
Kelapa Ikan Jagung
Larut Warna Larut Warna Larut Warna Larut Warna Larut Warna
(√) / (√) / (√) / (√) / (√) /
Tidak Tidak Tidak Tidak Tidak
(x) (x) (x) (x) (x)
1. Air X Tidak x Tidak x Ada 2 x Tidak x Tidak
berwa berwa lapisa berwar berwa
rna rna n na rna
2. HCl X HCl : x Tidak x Benin x Tidak x Tidak
2N Tidak berwa g berwar berwa
berwa rna (Ada na rna
rna 2
Minya lapisa
k: n)
Kunin
g
3. N2CO √ Putih x Tidak x Tidak x Tidak √ Kekun
3 1% keruh berwa berwa berwar ingan
rna rna na
4. Alkoh X Tidak x Tidak x Benin x Tidak x Tidak
ol berwa berwa g (ada berwar berwa
dingin rna rna 2 na rna
lapisa
n)
5. Alkoh X Tidak x Tidak x Tidak x Tidak x Tidak
ol berwa berwa berwa berwar berwa
panas rna (2 rna rna na rna
lapisa (ada 2
n) lapisa
n)
6. Petrol √ Putih √ Tidak √ Tidak √ Kuning √ Tidak
eum sedikit berwa berwa keruh berwa
keruh rna rna rna
7. Aceto √ Tidak x Tidak √ Tidak √ Kuning √ Tidak
n berwa berwa berwa keruh berwa
dingin rna rna rna rna
8. Aceto √ Tidak x Tidak √ Tidak √ Kuning √ Tidak
n berwa berwa berwa keruh berwa
panas rna rna rna rna
9. Eter √ Tidak x Tidak √ Tidak √ Kuning √ Tidak
berwa berwa berwa keruh berwa
rna rna rna rna
10 Premi √ Benin √ Kunin √ Benin √ Kuning √ Tidak
um g g g keruh berwa
kebiru benin kebiru rna
an g an

F. Gliserol dengan Benedict


No Sampel Sebelum Sesudah
dipanaskan dipanaskan
1. Gliserol 5 tetes + benedict Berwarna biru Terbentuk
5 ml muda endapan kuning
2. 5 tetes campuran (25 tetes Berwarna biru Berwarna
gliserol + 1 tetes H2O2 + 1 muda dan terdapat kuning-merah
tetes FeCl3) + benedict endapan FeCl2 (jingga)
berwarna kuning

G. Kristal Lemak
No Bahan Bentuk Kristal
1. Minyak jagung Bulat kecil memanjang
2. Minyak Kelapa Bulat kecil memanjang
3. Gajih Sapi Bentuk kecil bertumpuk
4. Mentega Bentuk kecil bertumpuk
5. Minyak Zaitun Bulat kecil memanjang
6. Minyak Wijen Bulat kecil memanjang

VI. ANALISIS DATA


A. Uji Acrolein
Uji Acrolein dilakukan pada lima sampel yaitu gliserol, minyak
kelapa, minyak zaitun, minyak wijen, dan minyak jagung. Pecobaan
pertama dilakukan dengan memasukkan kristal KHSO4 anhidros dan 2
tetes gliserol ke dalam cawan porselin kemudian dipanaskan dan
dihasilkan perubahan warna menjadi kuning kecoklatan dan bau seperti
karamel gosong (tengik), bau tersebut dihasilkan dari terbentuknya
akrolein.
Percobaan kedua dilakukan dengan memasukkan kristal KHSO4
anhidros dan 2 tetes minyak kelapa ke dalam cawan porselin kemudian
dipanaskan dan dihasilkan perubahan warna menjadi coklat kehitaman dan
bau seperti karamel gosong (tengik) yang lebih menyengat daripada bau
yang dihasilkan pada percobaan pertama, bau tersebut dihasilkan dari
terbentuknya akrolein.
Percobaan kedua dilakukan dengan memasukkan kristal KHSO4
anhidros dan 2 tetes minyak zaitun ke dalam cawan porselin kemudian
dipanaskan dan dihasilkan perubahan warna menjadi coklat kehitaman dan
bau seperti karamel gosong (tengik) yang sama dengan percobaan kedua,
bau tersebut dihasilkan dari terbentuknya akrolein.
Percobaan keempat dilakukan dengan memasukkan kristal KHSO4
anhidros dan 2 tetes minyak wijen ke dalam cawan porselin kemudian
dipanaskan dan dihasilkan perubahan warna menjadi hitam dan timbul bau
seperti karamel gosong (sangat tengik) yang lebih menyengat daripada bau
yang dihasilkan pada semua percobaan, bau tersebut dihasilkan dari
terbentuknya akrolein.
Percobaan kelima dilakukan dengan memasukkan kristal KHSO 4
anhidros dan 2 tetes minyak jagung ke dalam cawan porselin kemudian
dipanaskan dan dihasilkan perubahan warna menjadi coklat kehitaman dan
timbul bau seperti karamel gosong (tengik) yang sama seperti pada
percobaan kedua dan ketiga, bau tersebut dihasilkan dari terbentuknya
akrolein.
B. Emulsi
Emulsi dilakukan pada empat sampel yaitu larutan sabun, air, minyak
kelapa, dan minyak tengik. Percobaan pertama dilakukan pada larutan
sabun sebanyak 3 ml yang ditambahkan 10 tetes minyak VCO kemudian
dikocok. Hasilnya adalah larutan sabun dan minyak VCO tercampur
disertai dengan adanya busa.
Percobaan kedua sebanyak 3 ml air dimasukkan pada tabung reaksi,
kemudian ditambahkan 10 tetes minyak VCO dan dikocok. Dihasilkan
bahwa air dan minyak VCO tidak tercampur, minyak VCO berada
dipermukaan atas sedangkan air dibawah.
Percobaan ketiga sebanyak 3 ml minyak kelapa dimasukkan pada
tabung reaksi, kemudian ditambahkan 10 tetes minyak VCO dan dikocok.
Hasilnya adalah minyak kelapa dan minyak VCO tercampur dan terbentuk
warna kuning bening.
Percobaan keempat sebanyak 3 ml minyak kelapa dimasukkan pada
tabung reaksi, kemudian ditambahkan air dan Na2CO3 dan dikocok.
Hasilnya adalah minyak kelapa, air dan Na2CO3 tercampur dan terbentuk
warna putih susu.
C. Uji Salkowski
Uji Salkowski dilakukan pada dua bahan yaitu lemak sapi dan
margarin. Percobaan pertama 10 mg lemak sapi dimasukkan kedalam
tabung reaksi kemudian ditambahkan H2SO4. Setelah diberi H2SO4
terbentuk cincin bening. Selanjutnya didiamkan selama 2-3 menit,
dihasilkan perubahan warna menjadi agak kekuningan.
Percobaan kedua 10 mg margarin dimasukkan kedalam tabung reaksi
kemudian ditambahkan H2SO4. Setelah diberi H2SO4 terbentuk cincin
bening. Selanjutnya didiamkan selama 2-3 menit, dihasilkan perubahan
warna menjadi keruh disertai dengan terbentuknya cincin kekuningan pada
bagian atas.
D. Uji Asam Basa
Uji Asam Basa dilakukan pada delapan bahan yaitu minyak jelantah,
minyak jagung, minyak zaitun, minyak wijen, gliserol, minyak ikan,
minyak kelapa, dan akuades. Percobaan pertama sebanyak 5 tetes minyak
jelantah diteteskan pada pelat tetes, kemudian diuji dengan lakmus merah,
hasilnya adalah kertas lakmus tetap berwarna merah dengan pH 6 dan
membuktikan bahwa minyak jelantah bersifat asam.
Percobaan kedua sebanyak 5 tetes minyak jagung diteteskan pada
pelat tetes, kemudian diuji dengan lakmus merah, hasilnya adalah kertas
lakmus tetap berwarna merah dengan pH sebesar 5 dan membuktikan
bahwa minyak jagung bersifat asam.
Percobaan ketiga sebanyak 5 tetes minyak zaitun diteteskan pada pelat
tetes, kemudian diuji dengan lakmus merah, hasilnya adalah kertas lakmus
tetap berwarna merah dengan pH sebesar 6 dan membuktikan bahwa
minyak zaitun bersifat asam.
Percobaan keempat sebanyak 5 tetes minyak wijen diteteskan pada
pelat tetes, kemudian diuji dengan lakmus merah, hasilnya adalah kertas
lakmus tetap berwarna merah dengan pH sebesar 5 dan membuktikan
bahwa minyak wijen bersifat asam.
Percobaan kelima sebanyak 5 tetes gliserol diteteskan pada pelat tetes,
kemudian diuji dengan lakmus merah, hasilnya adalah kertas lakmus
merah berubah menjadi biru dengan pH sebesar 8 dan membuktikan
bahwa minyak gliserol bersifat basa.
Percobaan keenam sebanyak 5 tetes minyak ikan diteteskan pada pelat
tetes, kemudian diuji dengan lakmus merah, hasilnya adalah kertas lakmus
merah berubah menjadi biru dengan pH sebesar 8 dan membuktikan
bahwa minyak ikan bersifat basa.
Percobaan ketujuh sebanyak 5 tetes minyak kelapa diteteskan pada
pelat tetes, kemudian diuji dengan lakmus merah, hasilnya adalah kertas
lakmus tetap berwarna merah dengan pH sebesar 5 dan membuktikan
bahwa minyak kelapa bersifat asam.
Percobaan kedelapan sebanyak 5 tetes akuades diteteskan pada pelat
tetes, kemudian diuji dengan lakmus merah, hasilnya adalah kertas lakmus
merah berubah menjadi biru dengan pH sebesar 8 dan membuktikan
bahwa akuades bersifat basa.
E. Kelarutan
Kelarutan dilakukan pada sepuluh bahan yaitu air, HCl 2N, Na2CO3
1%, alkohol dingin, alkohol panas, petroleum eter, aseton dingin, aseton
panas, eter, dan premium. Percobaan pertama 2 ml air dimasukkan ke
dalam tabung reaksi kemudian ditambahkan minyak kelapa, hasilnya
adalah minyak kelapa tidak larut dalam air dan tidak berwarna.
Selanjutnya ditambahkan 2 mg lemak sapi ke dalam 2 ml air, hasilnya
adalah lemak sapi tidak larut dalam air dan tidak berwarna. Kemudian
ditambahkan 2 ml minyak ikan ke dalam 2 ml air, hasilnya adalah minyak
ikan tidak larut dalam air dan terbentuk dua lapisan. Selanjutnya
ditambahkan 2 mg margarin ke dalam 2 ml air, hasilnya adalah margarin
tidak larut dalam air dan tidak berwarna. Kemudian ditambahkan 2 ml
minyak jagung ke dalam 2 ml air, hasilnya adalah minyak jagung tidak
larut dalam air dan tidak berwarna.
Percobaan kedua 2 ml HCl 2N dimasukkan ke dalam tabung reaksi
kemudian ditambahkan minyak kelapa, hasilnya adalah minyak kelapa
tidak larut dalam HCl 2N dan terbentuk warna kuning (pada minyak),
tidak berwarna (pada HCl). Selanjutnya ditambahkan 2 mg lemak sapi ke
dalam 2 ml HCl, hasilnya adalah lemak sapi tidak larut dalam HCl dan
tidak berwarna. Kemudian ditambahkan 2 ml minyak ikan ke dalam 2 ml
HCl, hasilnya adalah minyak ikan tidak larut dalam HCl dan terbentuk dua
lapisan. Selanjutnya ditambahkan 2 mg margarin ke dalam 2 ml HCl,
hasilnya adalah margarin tidak larut dalam HCl dan tidak berwarna.
Kemudian ditambahkan 2 ml minyak jagung ke dalam 2 ml HCl, hasilnya
adalah minyak jagung tidak larut dalam HCl dan tidak berwarna.
Percobaan ketiga 2 ml Na2CO3 1% dimasukkan ke dalam tabung
reaksi kemudian ditambahkan minyak kelapa, hasilnya adalah minyak
kelapa larut dalam Na2CO3 dan terbentuk warna putih keruh. Selanjutnya
ditambahkan 2 mg lemak sapi ke dalam 2 ml Na 2CO3, hasilnya adalah
lemak sapi tidak larut dalam Na2CO3 dan tidak berwarna. Kemudian
ditambahkan 2 ml minyak ikan ke dalam 2 ml Na2CO3, hasilnya adalah
minyak ikan tidak larut dalam Na2CO3 dan tidak berwarna. Selanjutnya
ditambahkan 2 mg margarin ke dalam 2 ml Na2CO3, hasilnya adalah
margarin tidak larut dalam Na2CO3 dan tidak berwarna. Kemudian
ditambahkan 2 ml minyak jagung ke dalam 2 ml Na2CO3, hasilnya adalah
minyak jagung larut dalam Na2CO3 dan berwarna kekuningan.
Percobaan keempat 2 ml alkohol dingin dimasukkan ke dalam tabung
reaksi kemudian ditambahkan minyak kelapa, hasilnya adalah minyak
kelapa tidak larut dalam alkohol dingin dan tidak berwarna. Selanjutnya
ditambahkan 2 mg lemak sapi ke dalam 2 ml alkohol dingin, hasilnya
adalah lemak sapi tidak larut dalam alkohol dingin dan tidak berwarna.
Kemudian ditambahkan 2 ml minyak ikan ke dalam 2 ml alkohol dingin,
hasilnya adalah minyak ikan tidak larut dalam alkohol dingin dan
terbentuk dua lapisan. Selanjutnya ditambahkan 2 mg margarin ke dalam 2
ml alkohol dingin, hasilnya adalah margarin tidak larut dalam alkohol
dingin dan tidak berwarna. Kemudian ditambahkan 2 ml minyak jagung ke
dalam 2 ml alkohol dingin, hasilnya adalah minyak jagung tidak larut
dalam alkohol dingin dan tidak berwarna.
Percobaan kelima 2 ml alkohol panas dimasukkan ke dalam tabung
reaksi kemudian ditambahkan minyak kelapa, hasilnya adalah minyak
kelapa tidak larut dalam alkohol panas dan tidak berwarna (terbentuk 2
lapisan). Selanjutnya ditambahkan 2 mg lemak sapi ke dalam 2 ml alkohol
panas, hasilnya adalah lemak sapi tidak larut dalam alkohol panas dan
tidak berwarna. Kemudian ditambahkan 2 ml minyak ikan ke dalam 2 ml
alkohol panas, hasilnya adalah minyak ikan tidak larut dalam alkohol
panas dan tidak berwarna (terbentuk 2 lapisan). Selanjutnya ditambahkan 2
mg margarin ke dalam 2 ml alkohol panas, hasilnya adalah margarin tidak
larut dalam alkohol panas dan tidak berwarna. Kemudian ditambahkan 2
ml minyak jagung ke dalam 2 ml alkohol panas, hasilnya adalah minyak
jagung tidak larut dalam alkohol panas dan tidak berwarna.
Percobaan keenam 2 ml petroleum eter dimasukkan ke dalam tabung
reaksi kemudian ditambahkan minyak kelapa, hasilnya adalah minyak
kelapa larut dalam petroleum eter dan berwarna putih sedikit keruh.
Selanjutnya ditambahkan 2 mg lemak sapi ke dalam 2 ml petroleum eter,
hasilnya adalah lemak sapi larut dalam petroleum eter dan tidak berwarna.
Kemudian ditambahkan 2 ml minyak ikan ke dalam 2 ml petroleum eter,
hasilnya adalah minyak ikan larut dalam petroleum eter dan tidak
berwarna. Selanjutnya ditambahkan 2 mg margarin ke dalam 2 ml
petroleum eter, hasilnya adalah margarin larut dalam petroleum eter dan
berwarna kuning keruh. Kemudian ditambahkan 2 ml minyak jagung ke
dalam 2 ml petroleum eter, hasilnya adalah minyak jagung larut dalam
petroleum eter dan tidak berwarna.
Percobaan ketujuh 2 ml aceton dingin dimasukkan ke dalam tabung
reaksi kemudian ditambahkan minyak kelapa, hasilnya adalah minyak
kelapa larut dalam aceton dingin dan tidak berwarna. Selanjutnya
ditambahkan 2 mg lemak sapi ke dalam 2 ml aceton dingin, hasilnya
adalah lemak sapi tidak larut dalam aceton dingin dan tidak berwarna.
Kemudian ditambahkan 2 ml minyak ikan ke dalam 2 ml aceton dingin,
hasilnya adalah minyak ikan larut dalam aceton dingin dan tidak berwarna.
Selanjutnya ditambahkan 2 mg margarin ke dalam 2 ml aceton dingin,
hasilnya adalah margarin larut dalam aceton dingin dan berwarna kuning
keruh. Kemudian ditambahkan 2 ml minyak jagung ke dalam 2 ml aceton
dingin, hasilnya adalah minyak jagung larut dalam aceton dingin dan tidak
berwarna.
Percobaan kedelapan 2 ml aceton panas dimasukkan ke dalam tabung
reaksi kemudian ditambahkan minyak kelapa, hasilnya adalah minyak
kelapa larut dalam aceton panas dan tidak berwarna. Selanjutnya
ditambahkan 2 mg lemak sapi ke dalam 2 ml aceton panas, hasilnya adalah
lemak sapi tidak larut dalam aceton panas dan tidak berwarna. Kemudian
ditambahkan 2 ml minyak ikan ke dalam 2 ml aceton panas, hasilnya
adalah minyak ikan larut dalam aceton panas dan tidak berwarna.
Selanjutnya ditambahkan 2 mg margarin ke dalam 2 ml aceton panas,
hasilnya adalah margarin larut dalam aceton panas dan berwarna kuning
keruh. Kemudian ditambahkan 2 ml minyak jagung ke dalam 2 ml aceton
panas, hasilnya adalah minyak jagung larut dalam aceton panas dan tidak
berwarna.
Percobaan kesembilan 2 ml eter dimasukkan ke dalam tabung reaksi
kemudian ditambahkan minyak kelapa, hasilnya adalah minyak kelapa
larut dalam eter dan tidak berwarna. Selanjutnya ditambahkan 2 mg lemak
sapi ke dalam 2 ml eter, hasilnya adalah lemak sapi tidak larut dalam eter
dan tidak berwarna. Kemudian ditambahkan 2 ml minyak ikan ke dalam 2
ml eter, hasilnya adalah minyak ikan larut dalam eter dan tidak berwarna.
Selanjutnya ditambahkan 2 mg margarin ke dalam 2 ml eter, hasilnya
adalah margarin larut dalam eter dan berwarna kuning keruh. Kemudian
ditambahkan 2 ml minyak jagung ke dalam 2 ml eter, hasilnya adalah
minyak jagung larut dalam eter dan tidak berwarna.
Percobaan kesepuluh 2 ml premium dimasukkan ke dalam tabung
reaksi kemudian ditambahkan minyak kelapa, hasilnya adalah minyak
kelapa larut dalam premium dan berwarna bening kebiruan. Selanjutnya
ditambahkan 2 mg lemak sapi ke dalam 2 ml premium, hasilnya adalah
lemak sapi larut dalam premium dan berwarna kuning bening. Kemudian
ditambahkan 2 ml minyak ikan ke dalam 2 ml premium, hasilnya adalah
minyak ikan larut dalam premium dan berwarna bening kebiruan.
Selanjutnya ditambahkan 2 mg margarin ke dalam 2 ml premium, hasilnya
adalah margarin larut dalam premium dan berwarna kuning keruh.
Kemudian ditambahkan 2 ml minyak jagung ke dalam 2 ml premium,
hasilnya adalah minyak jagung larut dalam premium dan tidak berwarna.
F. Gliserol dengan Benedict
Percobaan pertama sebanyak 5 tetes gliserol dimasukkan dalam
tabung reaksi ditambahkan 5 ml reagen benedict diamati warnanya yaitu
berwarna biru muda, selanjutnya dipanaskan selama 3 menit, hasilnya
yaitu terbentuk endapan kuning. Terbentuknya endapan kuning
menunjukkan bahwa gugus aldehid atau keton bebas telah membentuk
kupro oksida.
Percobaan kedua sebanyak 5 tetes campuran (25 tetes gliserol
ditambah 1 tetes H2O2 ditambah 1 tetes FeCl3) dimasukkan dalam tabung
reaksi ditambahkan 5 ml reagen benedict diamati warnanya yaitu berwarna
biru muda dan terdapat endapan FeCl3 berwarna kuning. Selanjutnya
dipanaskan selama 3 menit, hasilnya yaitu warna berubah menjadi kuning
kemerahan (jingga). Perubahan warna menjadi kuning kemerahan (jingga)
menunjukkan bahwa gugus aldehid atau keton bebas telah membentuk
kupro oksida.

G. Kristal Lemak
Pengujian kristal minyak dilakukan pada enam bahan yaitu minyak
jagung, minyak kelapa, lemak sapi, mentega, minyak zaitun, dan minyak
wijen. Percobaan pertama, sebanyak 5 ml ether dimasukkan ke dalam
gelas piala kecil kemudian ditambahkan 20 tetes minyak jagung dan
dikocok hingga semua bahan larut dan ether dibiarkan menguap sampai
kristalnya terpisah, kemudian diamati bentuk kristalnya di mikroskop.
Hasilnya adalah terdapat kristal berbentuk bulat kecil memanjang.
Percobaan kedua, sebanyak 5 ml ether dimasukkan ke dalam gelas
piala kecil kemudian ditambahkan 20 tetes minyak kelapa dan dikocok
hingga semua bahan larut dan ether dibiarkan menguap sampai kristalnya
terpisah, kemudian diamati bentuk kristalnya di mikroskop. Hasilnya
adalah terdapat kristal berbentuk bulat kecil memanjang.
Percobaan ketiga, sebanyak 5 ml ether dimasukkan ke dalam gelas
piala kecil kemudian ditambahkan 20 tetes lemak sapi dan dikocok hingga
semua bahan larut dan ether dibiarkan menguap sampai kristalnya
terpisah, kemudian diamati bentuk kristalnya di mikroskop. Hasilnya
adalah terdapat kristal berbentuk bulat kecil bertumpuk.
Percobaan keempat, sebanyak 5 ml ether dimasukkan ke dalam gelas
piala kecil kemudian ditambahkan 20 tetes mentega dan dikocok hingga
semua bahan larut dan ether dibiarkan menguap sampai kristalnya
terpisah, kemudian diamati bentuk kristalnya di mikroskop. Hasilnya
adalah terdapat kristal berbentuk bulat kecil bertumpuk.
Percobaan kelima, sebanyak 5 ml ether dimasukkan ke dalam gelas
piala kecil kemudian ditambahkan 20 tetes minyak zaitun dan dikocok
hingga semua bahan larut dan ether dibiarkan menguap sampai kristalnya
terpisah, kemudian diamati bentuk kristalnya di mikroskop. Hasilnya
adalah terdapat kristal berbentuk bulat kecil memanjang.
Percobaan keenam, sebanyak 5 ml ether dimasukkan ke dalam gelas
piala kecil kemudian ditambahkan 20 tetes minyak wijen dan dikocok
hingga semua bahan larut dan ether dibiarkan menguap sampai kristalnya
terpisah, kemudian diamati bentuk kristalnya di mikroskop. Hasilnya
adalah terdapat kristal berbentuk bulat kecil memanjang.

Anda mungkin juga menyukai