Anda di halaman 1dari 10

LAPORAN TERAPI AKTIFITAS KELOMPOK

PROFESI KEPERAWATAN JIWA


ANGKATAN XIX

SABTA PUTRA S.KEP


220112090506

UNIVERSITAS PADJADJARAN
FAKULTAS ILMU KEPERAWATAN
BANDUNG
2010
TERAPI AKTIVITAS KELOMPOK: STIMULASI PERSEPSI

A. PENGERTIAN
Terapi aktivitas kelompok stimulasi persepsi adalah terapi yang
menggunakan aktivitas sebagai stimulus dan terkait dengan pengalaman atau
kehidupan untuk didiskusikan dalam kelompok. Hasil diskusi kelompok
dapat berupa kesepakatan persepsi atau alternative penyelesaian masalah
(Kelliat, 2005).
B. TUJUAN
1. Tujuan Umum
Tujuan umum terapi aktivitas kelompok stimulasi persepsi adalah klien
mempunyai kemampuan untuk menyelesaikan masalah yang diakibatkan
oleh paparan stimulus kepadanya.
2. Tujuan Khusus
Klien dapat mempersepsikan stimulus yang dipaparkan kepadanya dengan
tepat, klien dapat menyelesaikan masalah yang timbul dari stimulus yang
dialami.
3. Tujuan Hari Ini
a. Klien dapat mengenal halusinasi
b. Klien mengenal waktu terjadinya halusinasi
c. Klien mengenal situasi terjadinya halusinasi
d. Klien megungkapkan perasaan saat terjadinya halusinasi

C. LANDASAN TEORI
Terapi Aktivitas Kelompok merupakan suatu psikoterapi yang dilakukan
sekelompok pasien bersama-sama dengan jalan berdiskusi satu sama lain yang
dipimpin atau diarahkan oleh seorang terapis atau petugas kesehatan jiwa yang
telah terlatih (Pedoman Rehabilitasi Pasien Mental RSJ Di Indonesia). Terapi
kelompok adalah terapi psikologi yang dilakukan secara kelompok untuk
memberikan stimulasi bagi klien dengan gangguan interpersonal (Yosep, 2007).
Terapi aktivitas kelompok stimulasi persepsi bertujuan untuk membantu klien
yang mengalami kemunduran orientasi, stimulasi persepsi dalam upaya
memotivasi proses berpikir dan afektif serta mengurangi perilaku mal adaptif.
Tujuan meningkatkan kemampuan orientasi realita, memusatkan perhatian,
intelektual, mengemukakan pendapat dan menerima pendapat orang lain dan
mengemukakan perasaannya.

D. KRITERIA KLIEN
1. Klien dengan gangguan persepsi yang berhubungan dengan nilai-nilai,
menarik diri dari realita, inisiatif atau ide-ide negatif.
2. Klien tidak menderita cacat fisik
3. Klien dapat berkomunikasi dengan baik.
4. Klien kooperatif dan bersedia mengikuti kegiatan

E. PROSES SELEKSI
Proses seleksi dilakukan oleh terapis (mahasiswa FKep Unpad) selama satu
hari perawatan dengan cara mengobservasi klien selama klien berada di rumah
sakit. Berdasarkan kriteria tersebut ditetapkan 3 orang klien yang akan
diikutsertakan dalam kegiatan terapi aktivitas kelompok. Setelah ditetapkan klien
yang akan diikutsertakan, diberikan penjelasan kepada klien tentang rencana
kegiatan terapi aktivitas kelompok yang kemudian dilakukan kontrak dengan
klien, apakah klien bersedia atau tidak untuk ikut serta dalam terapi.

F. URAIAN STRUKTUR KELOMPOK


1. Tempat
Ruang Perawatan Garuda RSJ Cisarua Propinsi Jawa Barat.
2. Hari/tanggal
Kamis , 05 Agustus 2010
3. Waktu
45 menit
4. Pengorganisasian
a. Nama klien peserta TAK
 Meidi
Masalah keperawatan : Gangguan Persepsi Sensori : Halusinasi
Kondisi terakhir : klien sering mendengar suara-suara yang akan
menculik dia.
 Enden
Masalah keperawatan : Gangguan Persepsi Sensori : Halusinasi
Kondisi terakhir : klien mengatakan sering mendengar suara-suara
bisikan syetan yang menyuruh dirinya marah atau mengamuk
 Mamat
Masalah keperawatan : Gangguan Persepsi Sensori : Halusinasi
Kondisi terakhir : klien mengatakan kadang masih mendengar suara-
suara yang membisik, tapi saat ini sering juga merasa telinganya terasa
berdengung.

b. Leader : Rudi Kusnadi


 Memimpin TAK : merencanakan, mengontrol dan mengendalikan
jalannya TAK.
 Membuka acara TAK
 Memimpin perkenalan
 Menjelaskan tujuan TAK
 Menjelaskan proses kegiatan TAK
 Menutup kegiatan TAK
Co. Leader : dirangkap oleh leader
 Membacakan tata tertib dan program antisipasi
 Menuliskan apa yang diucapkan klien, dipapan tulis

c. Fasilitator : Sabta Putra dan Ika Fitryana


 Mempertahankan kehadiran peserta
 Mempertahankan dan meningkatkan motivasi peserta
 Mencegah gangguan atau hambatan terhadap kelompok baik dari luar
maupun dari dalam kelompok
d. Observer : Neti Rahmawati
 Mengobservasi jalannya kegiatan TAK dari awal sampai akhir
 Mengobservasi semua perilaku klien dan peran anggota terapis
 Mengevaluasi jalannya TAK dari awal sampai akhir
 Mencatat modifikasi strategi untuk kelompok yang akan datang
 Memprediksi respon anggota kelompok pada session berikutnya

G. MEDIA DAN METODE


1. Media
a. Buku Catatan
b. Pulpen
2. Metode
a. Dinamika Kelompok
b. Diskusi dan Tanya Jawab
c. Bermain Peran atau Simulasi

H. SETTING TEMPAT

Keterangan :

: Leader
: Klien
: Fasilitator
: Observer
I. TAHAP KEGIATAN
1. Persiapan :
a. Klien
1) Memilih klien yang mengalami halusinasi
2) Membuat kontrak dengan klien sebelumnya.
3) Mengingatkan kembali akan pertemuan TAK yang akan dilaksanakan
sebelumnya dan menjelang TAK 30 menit sebelumnya.
b. Perawat
1) Lakukan pra interaksi sebelum pelaksanaan
2) Mempersiapkan topic yang akan dibahas pada pertemuan pertama
3) Pengorganisasian perawat dalam TAK yaitu : leader, fasilitator dan
observer sesuai dengan kemampuan masing-masing.
c. Ruangan
1) Disiapkan ruangan tersendiri dan terpisah agar kegiatan TAK tidak
terganggu oleh aktivitas klien lain.
2) Diupayakan situasi yang tenang bersih, aman dan nyaman.
3) Pangaturan posisi, bisa duduk dikursi atau dilantai dengan alas karpet.
2. Orientasi :
a. Salam terapeutik :
 Salam dari terapis pada klien
 Perkenalkan nama dan panggilan terapis (pakai
papan nama)
 Menanyakan nama dan panggilan semua klien
(beri papan nama)
b. Evaluasi/validasi :
 Menanyakan perasaan klien saat ini
c. Kontrak :
 Menjelaskan tujuan kegiatan yang akan dilaksanakan, yaitu
Klien mengenal halusinasi.
 Menjelaskan aturan main sebagai berikut :
- Jika ada klien yang ingin meninggalkan kelompok, harus minta
izin kepada terapis
- Lama kegiatan 45 menit.
- Setiap klien mengikuti kegiatan dari awal sampai selesai.
3. Tahap kerja :
a. Pemimpin memotivasi anggota kelompok untuk menceritakan isi
halusinasi, kapan terjadinya, situasi yang membuat terjadi, dan perasaan
saat terjadi halusinasi.
b. Memberi pujian pada klien yang dapat melakukan dengan baik
c. Pemimpin memfasilitasi anggota kelompok dalam berdiskusi dan
mencapai tujuan kelompok.
d. Menyimpulkan isi ,waktu terjadi, situasi terjadi dan perasaan klien dari
suara yang biasa didengar.
4. Tahap terminasi :
a. Evaluasi :
 Terapis menanyakan perasaan klien setelah mengikuti TAK
 Terapis memberikan pujian atas keberhasilan kelompok.
b. Tindak lanjut :
 Terapis meminta klien untuk melaporkan isi, waktu, situasi, dan
perasaannya jika terjadi halusinasi

J. PERILAKU YANG DIHARAPKAN


1. Persiapan
a. Terapis atau perawat :
 Mengidentifikasi masalah klien sebelum pelaksanaan
 Menentukan tujuan
 Menentukan waktu dan tempat
 Mempersiapkan tempat dan alat
b. Klien :
 Siap mengikuti TAK
 Mengetahui dan mentaati tata tertib TAK
 Hadir 5 menit sebelum kegiatan dimulai
2. Proses
a. Klien atau anggota kelompok :
 Mampu mengikuti TAK sampai selesai
 Mampu mengeluarkan pendapatnya dalam
kelompok
 Mampu memberikan tanggapan dalam diskusi dan berespon
terhadap stimulus yang diberikan oleh anggota kelompok lain atau
terapis
b. Terapis atau perawat :
 Perawat melaksanakan TAK sesuai perencanaan
 Perawat dapat mengantisipasi hal-hal yang terjadi saat TAK
 Perawat mampu memotivasi klien untuk berpartisipasi aktif
3. Hasil
a. Perawat dapat melaksanakan tugas dengan baik
b. Klien mampu memahami tujuan dari terapi dan mencapai tujuan yang
ditetapkan pada pertemuan

K. TATA TERTIB
1. Peserta TAK harus hadir paling lambat 5 menit sebelum acara dimulai
2. Selama kegiatan berlangsung, semua anggota kelompok tidak
diperbolehkan meninggalkan ruangan
3. Selama kegiatan berlangsung, semua anggota kelompok tidak menggangu
anggota yang lain
4. Selama kegiatan berlangsung, semua anggota kelompok tidak
diperkenankan makan, minum dan merokok
5. Setiap anggota kelompok yang akan berbicara harap mengacungkan
tangan, dan berbicara apabila dipersilahkan oleh leader
6. Bagi peserta yang akan pergi ke toilet, dipersilahkan sebelum acara
dimulai
7. Peserta tidak diperbolehkan membicarakan hal-hal lain diluar topik TAK
8. Peserta yang melanggar aturan diperingatkan dan tidak diperkenankan
mengikuti permainan selanjutnya
L. PROGRAM ANTISIPASI
Adapun beberapa langkah yang diambil untuk mengantisipasi kemungkinan-
kemungkinan yang terjadi pada pelaksanaan TAK adalah sebagai berikut :
1. Sebelumnya telah dipersiapkan adanya klien cadangan yang telah diseleksi
sesuai dengan kriteria dan diterima oleh anggota kelompok lainnya dengan
cara ditawarkan terlebih dahulu.
2. Apabila dalam kegiatan tersebut ada anggota yang tidak mentaati tata tertib
yang telah ditentukan sebelumnya maka klien diperingatkan atau jika tidak
mau akan ditawarkan pada klien untuk melanjutkan atau keluar dari rencana
TAK.
3. Bila ada anggota kelompok yang ingin keluar harus dibicarakan dengan semua
anggota kelompok untuk mencari solusinya, tapi keputusan tetap pada masing-
masing klien
4. Bila ada anggota kelompok yang melakukan kegiatan yang tidak sesuai
dengan tujuan, leader harus mengeksplorasi dalam kelompok.
5. Bila ada anggota kolompok yang menghindari kelompok maka leader
berusaha memotivasi agar kllien mengikuti TAK.
DAFTAR PUSTAKA

Keliat, B A dan Akemat. 2005. Keperawatan Jiwa Terapi Aktivitas Kelompok.


Jakarta : EGC.
Rumah Sakit Jiwa Bandung, 1997. Standar Asuhan Keperawatan Jiwa. Bandung:
RSJ.
Yosep, l. 2007. Keperawatan Jiwa. Bandung : Refika Aditama.

Anda mungkin juga menyukai