Anda di halaman 1dari 21

Perancangan Perkerasan Jalan

BAB III
ANALISIS TEBAL PERKERASAN

3.1 Lalu Lintas


1. Menghitung Vehicle Damage Factor (VDF)
Tabel 3.1 Data lalu lintas
Jumlah
No Jenis Berat total
kend/hari/2 arah
1. Mobil penumpang 2 ton 1738
2. Truk ringan 8.3 ton 98
3. Truk berat 1.2 18.2 ton 38
4. Truk berat 1.2-22 42 ton 8
5. Bus 1.2 9 ton 213

a. Mobil penumpang. Berat total 2 ton

Distribusi beban : Roda depan = 50%


Roda belakang = 50%
VDF = STRT + STRT
𝐵𝑒𝑏𝑎𝑛 𝑠𝑢𝑚𝑏𝑢 (𝑡𝑜𝑛) 4 𝐵𝑒𝑏𝑎𝑛 𝑠𝑢𝑚𝑏𝑢 (𝑡𝑜𝑛) 4
=( ) +( )
5,4 5,4

0,5 𝑥 2 4 0,5 𝑥 2 4
=( ) +( )
5,4 5,4

= 0,002

b. Truk ringan. Berat total 8,3 ton

Distribusi beban : Roda depan = 34%


Roda belakang = 66%

Hermawan Susantho / F 111 15 1 161


Perancangan Perkerasan Jalan

VDF = STRT + STRG


𝐵𝑒𝑏𝑎𝑛 𝑠𝑢𝑚𝑏𝑢 (𝑡𝑜𝑛) 4 𝐵𝑒𝑏𝑎𝑛 𝑠𝑢𝑚𝑏𝑢 (𝑡𝑜𝑛) 4
=( ) +( )
5,4 8,16

0,34 𝑥 8,3 4 0,66 𝑥 8,3 4


=( ) +( )
5,4 8,16

= 0,278

c. Truk berat 1,2. Berat total 18,2 ton

Distribusi beban : Roda depan = 34%


Roda belakang = 66%
VDF = STRT + STRG
𝐵𝑒𝑏𝑎𝑛 𝑠𝑢𝑚𝑏𝑢 (𝑡𝑜𝑛) 4 𝐵𝑒𝑏𝑎𝑛 𝑠𝑢𝑚𝑏𝑢 (𝑡𝑜𝑛) 4
=( ) +( )
5,4 8,16

0,34 𝑥 18,2 4 0,66 𝑥 18,2 4


=( ) +( )
5,4 8,16

= 6,420

d. Truk berat 1,2-22. Berat total 42 ton

Distribusi beban : Roda depan = 18%


Roda tengah = 28%
Roda belakang = 54%
VDF = STRT + STRG + SGRG
𝐵𝑒𝑏𝑎𝑛 𝑠𝑢𝑚𝑏𝑢 (𝑡𝑜𝑛) 4 𝐵𝑒𝑏𝑎𝑛 𝑠𝑢𝑚𝑏𝑢 (𝑡𝑜𝑛) 4 𝐵𝑒𝑏𝑎𝑛 𝑠𝑢𝑚𝑏𝑢 (𝑡𝑜𝑛) 4
=( ) +( ) +( )
5,4 8,16 13,76

0,18 𝑥 42 4 0,28 𝑥 42 4 0,54 𝑥 42 4


=( 5,4
) +( 8,16
) +( 13,76
)

= 15,536

Hermawan Susantho / F 111 15 1 161


Perancangan Perkerasan Jalan

e. Bus 1,2. Berat total 9 ton

Distribusi beban : Roda depan = 34%


Roda belakang = 66%
VDF = STRT + STRG
𝐵𝑒𝑏𝑎𝑛 𝑠𝑢𝑚𝑏𝑢 (𝑡𝑜𝑛) 4 𝐵𝑒𝑏𝑎𝑛 𝑠𝑢𝑚𝑏𝑢 (𝑡𝑜𝑛) 4
=( ) +( )
5,4 8,16

0,34 𝑥 9 4 0,66 𝑥 9 4
=( ) +( )
5,4 8,16

= 0,384

2. Menghitung Beban Gandar untuk Lajur Rencana Pertahun


ESAL = LHR x VDF

Maka,
a. Mobil penumpang. Berat total 2 ton
VDF = 0,00235
LHR = 1738 kend/hari
Maka, ESAL = LHR x VDF
= 1738 x 0,00235
= 4,084 lss/hari/2 arah
b. Truk ringan. Berat total 8,3 ton
VDF = 0,27769
LHR = 98 kend/hari
Maka, ESAL = LHR x VDF
= 98 x 0,27769
= 27,214 lss/hari/2 arah

Hermawan Susantho / F 111 15 1 161


Perancangan Perkerasan Jalan

c. Truk berat 1,2. Berat total 18,2 ton


VDF = 6,42006
LHR = 38 kend/hari
Maka, ESAL = LHR x VDF
= 38 x 6,42006
= 243,962 lss/hari/2 arah

d. Truk berat 1,2-22. Berat total 42 ton


VDF = 15,53620
LHR = 8 kend/hari
Maka, ESAL = LHR x VDF
= 8 x 15,53620
= 124,290 lss/hari/2 arah

e. Bus 1,2. Berat total 9 ton.


VDF = 0,38390
LHR = 213 kend/hari
Maka, ESAL = LHR x VDF
= 213 x 0,38390
= 81,771 lss/hari/2 arah

Maka didapatkan :
∑ESAL = 4,08430 + 27,21362 + 243,96228 + 124,28960 + 81,77070
= 481,318 lss/hari/2 arah

Tabel 3.2 Rekapitulasi nilai Vehicle Damage Factor dan Beban Gandar untuk
lajur rencana pertahun

LHR ESAL
No. Jenis Kendaraan (kend/hari/2 VDF (lss/hari/2
arah) arah)
1 Mobil Penumpang 1738 0.002 4.084
2 Truk Ringan 98 0.278 27.214
3 Truk Berat 1.2 38 6.420 243.962

Hermawan Susantho / F 111 15 1 161


Perancangan Perkerasan Jalan

4 Truk Berat 1.2-22 8 15.536 124.290


5 Bus 1.2 213 0.384 81.771
Σ ESAL 481.318

3. Menghitung Beban Gandar Standar Kumulatif Untuk Dua Arah Pertahun (W18)
W18 pertahun = ESAL x DD x DL x 365

Dimana :
DD = Faktor Distribusi Arah
= 40%-60% (diambil 60% = 0,60)
DL = Faktor Distribusi Lajur
= Jumlah lajur per arah = 1 → 100 % = 1

Maka,
W18 pertahun = 481,31780 x 0,60 x 1 x 365
= 105.408,60 lss/lajur/tahun

4. Menghitung Jumlah Beban Sumbu Lalu Lintas Rencana Pada Lajur Desain
Selama Umur Rencana (Cumulative Equivalent Standard Axles) (CESA)
ESA4 = (∑jenis kendaraan LHRT x VDF) x DD x DL
= ∑ESAL x DD x DL
CESA4 = ESA4 x 365 x R

a. Untuk lapisan permukaan dengan umur rencana 15 tahun


Dimana :
R = Faktor kenaikan lalu lintas
(1+0,01𝑖)𝑈𝑅 −1
= 0,01𝑖

Hermawan Susantho / F 111 15 1 161


Perancangan Perkerasan Jalan

(1+(0,01𝑥4))15 −1
= 0,01𝑥4

= 20,02
Maka,
ESA4 = 481,31780 x 0,60 x 1
= 288,79 lss/hari/2 lajur
CESA4 = 288,79 x 365 x 20,02
= 2.110.658,34 lss/15 tahun/2 lajur

b. Untuk lapisan Base dan Sub Base


Menurut MDPJ No. 02-M-BM-2013 halaman 34 bahwa umur rencana pondasi
jalan untuk semua perkerasan baru maupun pelebaran digunakan minimum 40
tahun.
Dimana :
R = Faktor kenaikan lalu lintas
(1+0,01𝑖)𝑈𝑅 −1
= 0,01𝑖

(1+(0,01𝑥4))40 −1
= 0,01𝑥4

= 95,03

Maka,
ESA4 = 481,31780 x 0,60 x 1
= 288,79 lss/hari/2 lajur
CESA4 = 288,79 x 365 x 95,03
= 10.016.506,40 lss/40 tahun/2 lajur

Tabel 3.3 Rekapitulasi Nilai Cumulative Equivalent Standard Axles


CESA
No. Lapisan (lss/umur UR
rencana/jumlah lajur)
1 Permukaan 2,110,658.34 15
2 Pondasi Atas 10,016,506.40 40
3 Pondasi Bawah 10,016,506.40 40

Hermawan Susantho / F 111 15 1 161


Perancangan Perkerasan Jalan

Hermawan Susantho / F 111 15 1 161


Perancangan Perkerasan Jalan

3.2 Menghitung Nilai CBR Karakteristik


1. Menghitung nilai standar deviasi (SD)
(𝑥𝑖−𝑥)2
SD =√∑ 𝑛−1

Dimana :
xi = nilai CBR (i sampai n)
x = CBR rata-rata
n = banyak data CBR

a. Nilai CBR rata-rata


6+5+5+4+6+5+4+6+7+7+5+6+4+6+4+6
+4 + 5 + 5 + 6 + 4 + 4 + 5 + 6 + 8 + 5 + 6 + 6 + 7 + 7 + 8 + 7
+8 + 9 + 7 + 8 + 9 + 9 + 8 + 8 + 7 + 8 + 8 + 7 + 8 + 9 + 8 + 9
𝑥= +8 + 8 + 9 + 11 + 11 + 10 + 10 + 10 + 9 + 10 + 11 + 12 + 9 + 9
62
𝑥 = 7,19

b. Nilai Standar Deviasi (SD) (Sta 0+000 sampai Sta 6+200)


Tabel 3.4 Perhitungan Nilai Standar Deviasi
No. xi (xi-x) (xi-x)2
1 6 -1.19 1.42
2 5 -2.19 4.81
3 5 -2.19 4.81
4 4 -3.19 10.20
5 6 -1.19 1.42
6 5 -2.19 4.81
7 4 -3.19 10.20
8 6 -1.19 1.42
9 7 -0.19 0.04
10 7 -0.19 0.04
11 5 -2.19 4.81
12 6 -1.19 1.42
13 4 -3.19 10.20
14 6 -1.19 1.42
15 4 -3.19 10.20
16 6 -1.19 1.42
17 4 -3.19 10.20
18 5 -2.19 4.81

Hermawan Susantho / F 111 15 1 161


Perancangan Perkerasan Jalan

19 5 -2.19 4.81
20 6 -1.19 1.42
21 4 -3.19 10.20
22 4 -3.19 10.20
23 5 -2.19 4.81
24 6 -1.19 1.42
25 8 0.81 0.65
26 5 -2.19 4.81
27 6 -1.19 1.42
28 6 -1.19 1.42
29 7 -0.19 0.04
30 7 -0.19 0.04
31 8 0.81 0.65
32 7 -0.19 0.04
33 8 0.81 0.65
34 9 1.81 3.26
35 7 -0.19 0.04
36 8 0.81 0.65
37 9 1.81 3.26
38 9 1.81 3.26
39 8 0.81 0.65
40 8 0.81 0.65
41 7 -0.19 0.04
42 8 0.81 0.65
43 8 0.81 0.65
44 7 -0.19 0.04
45 8 0.81 0.65
46 9 1.81 3.26
47 8 0.81 0.65
48 9 1.81 3.26
49 8 0.81 0.65
50 8 0.81 0.65
51 9 1.81 3.26
52 11 3.81 14.49
53 11 3.81 14.49
54 10 2.81 7.88
55 10 2.81 7.88
56 10 2.81 7.88
57 9 1.81 3.26
58 10 2.81 7.88
59 11 3.81 14.49
60 12 4.81 23.10

Hermawan Susantho / F 111 15 1 161


Perancangan Perkerasan Jalan

61 9 1.81 3.26
62 9 1.81 3.26
Rata-rata 7.19 Jumlah 259.68
Maka, didapatkan standar deviasi (SD) sebagai berikut :
(𝑥𝑖−𝑥)2
SD =√∑ 𝑛−1

259,68
SD = √ 61

= 2,06

2. Menghitung nilai koefisien variasi (Cv)


Standar deviasi dari serangkaian data dibagi dengan nilai rata-rata, digunakan
untuk mengukur ketidakseragaman set data. Bagian dari jalan dengan daya
dukung tanah dasar atau lendutan yang sama, umunya dibatasi dengan koefisien
variasi 30%.

𝑆𝐷
𝐶𝑣 = 𝑥100%
𝐶𝐵𝑅𝑟𝑎𝑡𝑎−𝑟𝑎𝑡𝑎
2,06
𝐶𝑣 = 𝑥100%
7,19
= 28,65 %

Didapat nilai Cv = 28,65 % < 30 %, sehingga tanah dasar dianggap homogen.

3. Menghitung nilai CBR Karakteristik


Karena tanah dasar dianggap homogen maka dalam perencanaan ini penulis
menggunakan 1 segmen jalan dalam menentukan nilai CBR Karakteristik.
Tabel 3.5 Menghitung harga CBR Karakteristik.

Jumlah Yang Sama Atau Persen Yang Sama Atau


Nilai CBR
Lebih Besar Lebih Besar
4 62 100%
5 55 89%
6 47 76%
7 37 60%
8 29 47%

Hermawan Susantho / F 111 15 1 161


Perancangan Perkerasan Jalan

9 17 27%
10 8 13%
11 4 6%
12 1 2%

Nilai CBR Karakteristik


100%
90%
80%
70%
60%
50%
40%
30%
20%
10%
0%
0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12

Setelah harga CBR yang mewakili dihitung seperti diatas kemudian hasilnya di
plot di spreadsheet, dan didapatkan nilai CBR Karakteristik adalah 4,85%. Nilai
CBR karakteristik yang didapatkan dari plot grafik adalah 4,85% < 6% sehingga
tanah dasar harus diberikan timbunan pilihan sebelum dilakukan konstruksi
diatasnya.

3.3 Modulus Resilient Tanah Dasar (MR)


Sta. 0+000 sampai Sta. 6+200
a. Karena diperoleh nilai CBRkarakteristik tidak memenuhi nilai CBR minimal 6%,
maka tanah dasar diberi timbunan pilihan.
b. Direncanakan timbunan pilihan sirtu dengan nilai CBR minimal 12%. Tebal
timbunan diambil sebesar 55 cm.
c. Dengan asumsi tebal tanah dasar 1 m (tanah asli+timbunan), maka :
Tebal tanah asli (h1) = 45 cm CBR1 = 4,85%
Tebal timbunan (h2) = 55 cm CBR2 = 12%
3 3 3 3 3 3
ℎ1√𝐶𝐵𝑅1 + ℎ2√𝐶𝐵𝑅2 45 √4,85 + 55 √12
𝐶𝐵𝑅𝑒𝑓𝑒𝑘𝑡𝑖𝑓 =( ) =( ) = 8,57
100 100

Hermawan Susantho / F 111 15 1 161


Perancangan Perkerasan Jalan

Sehingga diperoleh :
MR = 1500 x CBRefektif
= 1500 x 8,570
= 12.855,00 psi

3.4 Besaran-Besaran Fungsional Jalan Rencana


1. Indeks Pemuaian (IP0)
Berdasarkan tabel 14 dengan nilai roughness 1010 mm/km, maka diperoleh
indeks permukaan awal rencana sebagai berikut :
IP0 = 3,9 – 3,5 maka diambil 3,7.

2. Indeks permukaan pada akhir umur rencana (IPt)


Berdasarkan tabel 13 dengan klasifikasi jalan lokal maka diperoleh nilai IP t
sebagai berikut :
1,5 – 2,0. Diambil nilai 2,0

3. Indeks pelayanan kondisi runtuh (IPf)


Indeks pelayanan kondisi runtuh menyatakan tingkat pelayanan terendah yang
masih mungkin diambil, sebagai berikut :
IPf = 1,5
Sehingga Design Serviceability Loss (∆IP) = IP0 - IPt = 3,7 – 2 = 1,7

3.5 Menentukan Nilai Reability Rencana (R) Dan Standar Deviasi Normal (SD)
1. Nilai Reabilitas Rencana (R)
Wilayah jaringan jalan yang direncanakan adalah jaringan jalan inter urban/antar
kota, dengan fungsi jalan lokal dan kelas jalan adalah kelas I. Berdasarkan tabel 6
diperoleh tingkat reabilitas sebagai berikut :
R = 50% - 80% (diambil 70%)

2. Standar Deviasi Normal (SD)


Dari ketentuan S0 = 0,4 – 0,5 diambil 0,5 karena perkerasan lentur mempunyai
penyimpangan cukup tinggi dibandingkan perkerasan kaku.

Hermawan Susantho / F 111 15 1 161


Perancangan Perkerasan Jalan

Berdasarkan nilai reabilitas = 70%, maka di tabel 7 diperoleh SD = -0,524

3.6 Menentukan Nilai Koefisien Drainase (mi)


Air hilang dalam waktu 1 hari (24 jam)
18 x (1+24) jam = 450 jam
27 x (2+24) jam = 702 jam
29 x (3+24) jam = 783 jam
∑ = 1935 jam
1935
Sehingga presentase diperoleh = (365 𝑥 24 𝑥 40) 𝑥100% = 0,55%

Berdasarkan tabel 4 pada Pt T-01-2002-B maka kualitas drainase “sedang” dan persen
waktu struktur perkerasan dipengaruhi oleh kadar air yang mendekati jenuh < 1%.
Maka koefisien drainase berada pada rentang 1,25 – 1,15. Diambil nilai = 1,25.

3.8 Menentukan nilai SN (SN1, SN2, dan SN3) Secara Analitis


1. Menentukan nilai SN Lapis Pondasi Bawah (SN3)
Diketahui data sebagai berikut :
CESA (40 tahun) = 10.016.506,40
R = 70%
S0 = 0,5
MR3 = 12.855,00 psi
IP0 = 3,7
IPt =2
∆IP = IP0 - IPt
= 1,7
Zr = -0,524
IPf = 1,5

𝑙𝑜𝑔10 (𝐶𝐸𝑆𝐴 40𝑡ℎ) = (𝑍𝑟 𝑥 𝑆0 ) + (9,36 𝑥 𝑙𝑜𝑔10 (𝑆𝑁3 + 1)) − 0,2 +


∆IP
𝑙𝑜𝑔
IP0 − IPt
{ 1094 } + {2,32 𝑥 𝑙𝑜𝑔10 (𝑀𝑅3 )} − 8,07
0,4+
(𝐼𝑇𝑃+1)5,19

𝑙𝑜𝑔10 (10.016.506,40) = (−0,524 𝑥 0,5) + (9,36 𝑥 𝑙𝑜𝑔10 (3,293 + 1)) − 0,2 +

Hermawan Susantho / F 111 15 1 161


Perancangan Perkerasan Jalan

1,7
𝑙𝑜𝑔
3,7 − 2
{ 1094 } + {2,32 𝑥 log10 (14.448,97)} − 8,07
0,4+
(3,293)5,19

7,00 = 7,00

Dari hasil perhitungan dengan menggunakan spreadsheet fungsi goal seek


diperoleh nilai SN3 = 3,294.

2. Menentukan nilai SN Lapis Pondasi Atas (SN2)


Modulus Resilient (MR2) untuk lapis pondasi bawah (Sub Base) dengan nilai CBR
60%, dari gambar 4 diperoleh data sebagai berikut :
MR2 = 26,88 x 1000
= 26.880 psi
Diketahui :
CESA (40 tahun) = 10.016.506,40
R = 70%
S0 = 0,5
MR2 = 26.880 psi
IP0 = 3,7
IPt =2
∆IP = IP0 - IPt
= 1,7
Zr = -0,524
IPf = 1,7

𝑙𝑜𝑔10 (𝐶𝐸𝑆𝐴 40𝑡ℎ) = (𝑍𝑟 𝑥 𝑆0 ) + (9,36 𝑥 𝑙𝑜𝑔10 (𝑆𝑁3 + 1)) − 0,2 +


∆IP
𝑙𝑜𝑔
IP0 − IPt
{ 1094 } + {2,32 𝑥 𝑙𝑜𝑔10 (𝑀𝑅2 )} − 8,07
0,4+
(𝐼𝑇𝑃+1)5,19

𝑙𝑜𝑔10 (10.016.506,40) = (−0,524 𝑥 0,5) + (9,36 𝑥 𝑙𝑜𝑔10 (2,688 + 1)) − 0,2 +


1,7
𝑙𝑜𝑔
3,7 − 2
{ 1094 } + {2,32 𝑥 log10 (26.880)} − 8,07
0,4+
(2,688)5,19

7,00 = 7,00

Hermawan Susantho / F 111 15 1 161


Perancangan Perkerasan Jalan

Dari hasil perhitungan dengan menggunakan spreadsheet fungsi goal seek


diperoleh nilai SN2 = 2,685.

3. Menentukan nilai SN Lapis Permukaan (SN1)


Modulus Resilent (MR1) untuk lapis pondasi atas (Base) dengan nilai CBR 97%,
dari gambar 4 diperoleh data sebagai berikut :
MR1 = 29,70 x 1000
= 29.700 psi

Diketahui :
CESA (15 tahun) = 2.110.658,34
R = 70%
S0 = 0,5
MR1 = 29.700 psi
IP0 = 3,7
IPt =2
∆IP = IP0 - IPt
= 1,7
Zr = -0,524
IPf = 1,7

𝑙𝑜𝑔10 (𝐶𝐸𝑆𝐴 15𝑡ℎ) = (𝑍𝑟 𝑥 𝑆0 ) + (9,36 𝑥 𝑙𝑜𝑔10 (𝑆𝑁1 + 1)) − 0,2 +


∆IP
𝑙𝑜𝑔
IP0 − IPt
{ 1094 } + {2,32 𝑥 𝑙𝑜𝑔10 (𝑀𝑅1 )} − 8,07
0,4+
(𝐼𝑇𝑃+1)5,19

𝑙𝑜𝑔10 (2.110.658,34) = (−0,524 𝑥 0,5) + (9,36 𝑥 𝑙𝑜𝑔10 (2,629 + 1)) − 0,2 +


1,7
𝑙𝑜𝑔
3,7 − 2
{ 1094 } + {2,32 𝑥 log10 (29.700 )} − 8,07
0,4+
(2,629)5,19

6,32 = 6,32

Dari hasil perhitungan dengan menggunakan spreadsheet fungsi goal seek


diperoleh nilai SN1 = 2,043.

Hermawan Susantho / F 111 15 1 161


Perancangan Perkerasan Jalan

3.3 Menentukan nilai SN (SN1, SN1, SN1) Secara Grafis

Hermawan Susantho / F 111 15 1 161


Perancangan Perkerasan Jalan

Tabel 3.6 Rekapitulasi nilai Struktural Number pada setiap lapisan perkerasan

Nilai Structural Number


No. Jenis Lapisan UR
SN Hitung SN Nomogram SN Design
1 Pondasi Bawah (SN3) 3,294 40
2 Pondasi Atas (SN2) 2,685 40
3 Permukaan (SN1) 2,043 15

4.8 Menghitung Tebal Lapis Perkerasan


1. Menghitung nilai kekuatan relatif lapisan (a)
a. Lapis Permukaan Aspal Beton (a1)
Berdasarkan gambar 2 pada Pt T-01-2002-B dengan nilai modulus elastisitas
350.000 psi.

Maka diperoleh koefisien nilai kekuatan relatif lapisan, yaitu :


a1 = 0,390

Hermawan Susantho / F 111 15 1 161


Perancangan Perkerasan Jalan

b. Lapis Pondasi Atas Granular (a2)


Berdasarkan gambar 4 dengan agregat kelas A dan nilai CBR 97%.

Maka diperoleh koefisien nilai kekuatan relatif lapisan, yaitu :


a2 = 0,139

Hermawan Susantho / F 111 15 1 161


Perancangan Perkerasan Jalan

c. Lapis Pondasi Bawah Granular (a3)


Berdasarkan gambar 4 dengan agregat kelas B dan nilai CBR 60%.

Maka diperoleh koefisien nilai kekuatan relatif lapisan, yaitu :


a3 = 0,123

Hermawan Susantho / F 111 15 1 161


Perancangan Perkerasan Jalan

2. Menghitung tebal lapisan perkerasan (D)


a. Tebal Lapis Permukaan (D1)
Dengan umur rencana 15 tahun
𝑆𝑁1 = 𝑎1 𝑥 𝐷1
𝑆𝑁1
𝐷1 = 𝑎1
2,043
= 0,390

= 5,24 𝑖𝑛𝑐ℎ𝑖
Syarat D1 ≥ tebal minimum = 3,5 inchi, jadi diambil = 5,30 inchi = 13,46 cm
Sehingga :
𝑆𝑁1∗ = 𝑎1 𝑥 𝐷1
= 0,390 𝑥 5,30
= 2,067 𝑖𝑛𝑐ℎ𝑖

b. Tebal Lapis Pondasi Atas (D2)


Dengan umur rencana 40 tahun
𝑆𝑁2 = 𝑆𝑁1 + (𝑎2 𝑥 𝐷2 𝑥𝑚𝑖 )
𝑆𝑁2 −𝑆𝑁1
𝐷2 = 𝑎2 𝑥 𝑚1
2,685−2,043
= 0,139 𝑥 1,25

= 3,69 𝑖𝑛𝑐ℎ𝑖
Syarat D2 ≥ tebal minimum = 4 inchi, jadi diambil = 4 inchi = 10,16 cm
Sehingga :
𝑆𝑁2∗ = 𝑆𝑁1 + (𝑎2 𝑥 𝐷2 𝑥𝑚𝑖 )
𝑆𝑁2∗ = 2,043 + (0,139 𝑥 4 𝑥 1,25)
= 2,738 𝑖𝑛𝑐ℎ𝑖

c. Tebal Lapis Pondasi Bawah (D3)


Dengan umur rencana 40 tahun
𝑆𝑁3 = 𝑆𝑁2 + (𝑎3 𝑥 𝐷3 𝑥 𝑚𝑖 )
𝑆𝑁3 −𝑆𝑁2
𝐷3 = 𝑎3 𝑥 𝑚𝑖

Hermawan Susantho / F 111 15 1 161


Perancangan Perkerasan Jalan

3,294−2,685
= 0,123 𝑥 1,25

= 3,96 𝑖𝑛𝑐ℎ𝑖
Syarat D3 ≥ tebal minimum = 4 inchi, jadi diambil = 4 inchi = 10,16 cm
Sehingga :
𝑆𝑁3∗ = 𝑆𝑁2 + (𝑎3 𝑥 𝐷3 𝑥 𝑚𝑖 )
𝑆𝑁3∗ = 2,685 + (0,123 𝑥 4,00 𝑥 1,25)
= 3,30 𝑖𝑛𝑐ℎ𝑖

Hermawan Susantho / F 111 15 1 161

Anda mungkin juga menyukai