Anda di halaman 1dari 7

gado-gado

Minggu, 14 Agustus 2011

makalah Neisseria Gonorrhoeae

BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

WHO memperkirakan setiap tahun terdapat 350 juta penderita baru PMS (penyakit menular seksual) di
negara berkembang seperti di Afrika, Asia, Asia Tenggara, dan Amerika Latin. Di negara industri
prevalensinya sudah dapat diturunkan, namun di negara berkembang prevalensi gonore menempati
tempat teratas dari semua jenis PMS. Dalam kaitannya dengan infeksi HIV/AIDS, United States Bureau of
Census pada 1995 mengemukakan bahwa di daerah yang tinggi prevalensi PMS-nya, ternyata tinggi pula
prevalensi HIV/AIDS dan banyak ditemukan perilaku seksual berisiko tinggi. Kelompok seksual
berperilaku berisiko tinggi antara lain commercial sex workers (CSWs). Berdasarkan jenis kelaminnya,
CSWs digolongkan menjadi female commercial sexual workers (FCSWs) ‘wanita penjaja seks’ (WPS) dan
male commercial sexuall workers (MCSWs).

Gonore merupakan penyakit yang mempunyai insiden yang tinggi di antara penyakit menular seksual
lainnya. Pada pengobatannya terjadi pula perubahan karena sebagian disebabkan oleh Neisseria
gonorrhoeae yang telah resisiten terhadap penisilin dan disebut Penicilinase Producing Neisseria
gonorrhoeae.

Di Indonesia, infeksi gonore menempati urutan yang tertinggi dari semua jenis PMS. Beberapa penelitian
di Surabaya, Jakarta, dan Bandung terhadap WPS menunjukkan bahwa prevalensi gonore berkisar antara
74%–50%.

Berdasarkan pada hal tersebut, maka penulis membuat makalah ini dalam rangka menambah
pengetahuan dan wawasan terhadap bakteri gram negatif yang disebut sebagai Neisseria gonorrhoeae.

B. TUJUAN

Tujuan dari penulisan makalah ini adalah sebagai berikut:

1. Mengetahui definisi tentang Neisseria Gonorrhoeae

2. Mengetahui gejala dari Neisseria Gonorrhoeae

3. Mengetahui penyebab dari Neisseria Gonorrhoeae

4. Mengetahui penyebaran dari Neiserria Gonorrhoeae


5. Mengetahui pengobatan dari Neisseria Gonorrhoeae

6. Memenuhi tugas dari mata kuliah Mikrobiologi dan Parasitologi

BAB II

PEMBAHASAN

A. NEISSERIA GONORRHOEAE

Neisseria gonorrhoeae adalah kuman gram negatif bentuk diplokokus yang merupakan penyebab infeksi
saluran urogenitalis. Kuman ini bersifat fastidious dan untuk tumbuhnya perlu media yang lengkap serta
baik. Akan tetapi, ia juga rentan terhadap kepanasan dan kekeringan sehingga tidak dapat bertahan
hidup lama di luar host-nya. Penularan umumnya terjadi secara kontak seksual dan masa inkubasi terjadi
sekitar 2–5 hari.

Neisseria Gonorrhoeae dapat menyebabkan infeksi menular seksual yang biasa disebut dengan Gonore.

B. INFEKSI NEISSERIA GONORRHOEAE

Gonore merupakan penyakit kelamin yang bersifat akut yang pada permulaan keluar nanah dari orifisium
uretra eksternum sesudah melakukan hubungan kelamin. Gonore juga merupakan infeksi menular
seksual tertua yang pernah dilaporkan dalam berbagai literatur.

Gonore disebabkan oleh Neisseria gonorrhoeae, bakteri yang dapat tumbuh dan berkembang biak
dengan mudah di daerah lembab hangat, dari saluran reproduksi, termasuk serviks (membuka rahim),
uterus (rahim), dan tabung fallopi (saluran telur) pada wanita , dan di uretra (saluran urin) pada wanita
dan laki-laki. Bakteri juga dapat tumbuh di mulut, tenggorokan, mata, dan anus.

C. GEJALA INFEKSI NEISSERIA GONORRHOEAE


Gejala dan tanda pada pasien laki-laki dapat muncul 2 hari setelah pajanan dan mulai dengan uretritis,
diikuti oleh secret purulen, disuria dan sering berkemih serta malese. Sebagian besar laki-laki akan
memperlihatkan gejala dalam 2 minggu setelah inokulasi oleh organisme ini. Pada beberapa kasus laki-
laki akan segera berobat karena gejala yang mengganggu.

Pada perempuan, gejala dan tanda timbul dalam 7-21 hari, dimulai dengan sekret vagina. Pada
pemeriksaan, serviks yang terinfeksi tampak edematosa dan rapuh dengan drainase mukopurulen dari
ostium. Perempuan yang sedikit atau tidak memperlihatkan gejala menjadi sumber utama penyebaran
infeksi dan beresiko mengalami penyulit. Apabila tidak diobati maka tanda-tanda infeksi meluas biasanya
mulai timbul dalam 10-14 hari. Tempat penyebaran tersering pada perempuan adalah pada uretra
dengan gejala uretritis, disuria, dan sering berkemih. Pada kelenjar bartholin dan skene menyebabkan
pembengkakan dan nyeri. Infeksi yang menyebar ke daerah endometrium dan tuba falopii menyebabkan
perdarahan abnormal vagina, nyeri panggul dan abdomen dan gejala-gejala PID progresif apabila tidak
diobati.

Infeksi ekstragenital yang bersifat primer atau sekunder lebih sering ditemukan karena perubahan
perilaku seks. Infeksi gonore di faring sering asimtomatik tetapi dapat juga menyebabkan faringitis
dengan eksudat mukopurulen, demam, dan limfadenopati leher. Infeksi gonore pada perianus biasanya
menimbulkan rasa tidak nyaman dan gatal ringan atau menimbulkan ekskoriasi dan nyeri perianus serta
sekret mukopurulen yang melapisi tinja dan dinding rektum.

Secara umum gejala yang biasanya timbul adalah sebagai berikut:

1. Keluarnya cairan hijau kekuningan dari vagina

2. Demam

3. Muntah-muntah

4. Rasa gatal dan sakit pada anus serta sakit ketika buang air besar, umumnya terjadi pada wanita
dan homoseksual yang melakukan anal seks dengan pasangan yang terinfeksi

5. Rasa sakit pada sendi

6. Munculnya ruam pada telapak tangan

7. Sakit pada tenggorokan (pada orang yang melakukan oral seks dengan pasangan yang
terinfeksi)

Gejala khusus yang sering terlihat pada pria dan wanita yang terinfeksi bakteri Neisseria Gonorrhoeae
adalah sebagai berikut:

1. Pada pria

a. Uretritis
Yang paling sering dijumpai adalah uretritis anterior akut dan dapat menjalar ke proksimal selanjutnya
mengakibatkan komplikasi lokal, asendens dan diseminata. Keluhan subjektif berupa rasa gatal dan
panas di bagian distal uretra di sekitar orifisium uretra eksternum, kemudian disuria, polakisurua, keluar
duh tubuh dari ujung uretra yang terkadang disertai darah dan perasaan nyeri saat ereksi.

b. Tysonitis

Infeksi biasanya terjadi pada penderita dengan preputium yang sangat panjang dan kebersihan yang
kurang baik. Diagnosis dibuat jika ditemukan butir pus atau pembengkakan pada daerah frenulum yang
nyeri tekan. Bila duktus tertutup akan timbul abses dan merupakan sumber infeksi laten.

c. Prostatitis

Prostatitis ditandai dengan perasaan tidak enak pada daerah perineum dan suprapubis, malese, demam,
nyeri kencing sampai hematuri, spasme otot uretra sehingga terjadi retensi urin, tenesmus ani, sulit
buang air besar dan obstipasi. Bila prostatitis menjadi kronik gejalanya ringan dan intermiten, tetapi
kadang-kadang menetap. Terasa tidak enak pada perineum bagian dalam dan rasa tidak enak bila duduk
terlalu lama.

2. Pada wanita

a. Uretritis

Gejala utama ialah disuria terkadang poliuria. Pada pemeriksaan, orifisium uretra eksternum tampak
merah, edematosa dan terdapat sekret mukopurulen.

b. Bartholinitis

Labium mayor pada sisi yang terkena membengkak, merah, dan nyeri tekan. Kelenjar bartholin
membengkak, terasa nyeri sekali bila penderita berjalan dan penderita sukar duduk. Bila saluran kelenjar
tersumbat dapat timbul abses dan dapat pecah melalui mukosa atau kulit. Kalau tidak diobati dapat
menjadi rekuren atau menjadi kista.

D. PENYEBAB dan PENYEBARAN INFEKSI NEISSERIA GONORRHOEAE

Penyebab gonore adalah kuman gonokokus yang ditemukan oleh Neisser pada tahun 1879 dan baru
diumumkan pada tahun 1882. Kuman tersebut termasuk dalam grup Neisseria dan dikenal ada 4 spesies
yaitu:

1. Neisseria gonorrhoeae

2. Neisseria meningitides
3. Neisseria pharyngis

4. Neisseria catarrhalis

N.gonorrhoeaea dan N.meningitidis bersifat pathogen sedangkan yang dua lainnya bersifat
komensalisme.

Neisseria merupakan cocus gram negatif yang biasanya berpasangan. Secara umum ciri-ciri neisseriae
adalah bakteri gram negatif, diplokokus non motil, berdiameter mendekati 0,8 μm. Masing-masing cocci
berbentuk ginjal; ketika organisme berpasangan sisi yang cekung akan berdekatan. Bakteri ini adalah
patogen pada manusia dan biasanya ditemukan bergabung atau di dalam sel polimorfonuklear. Pada
gonococci memiliki 70% DNA homolog, tidak memiliki kapsul polisakarida, memiliki plasmid. Gonococci
paling baik tumbuh pada media yang mengandung substansi organik yang kompleks seperti darah yang
dipanaskan, hemin, protein hewan dan dalam ruang udara yang mengandung 5% CO2. Gonococci hanya
memfermentasi glukosa dan berbeda dari neisseriae lain. Gonococcus biasanya menghasilkan koloni
yang lebih kecil dibandingkan neisseria lain.

Gonococci menyerang membran selaput lendir dari saluran genitourinaria, mata, rektum dan
tenggorokan, menghasilkan nanah akut yang mengarah ke invasi jaringan; hal yang diikuti dengan
inflamasi kronis dan fibrosis. Pada pria, biasanya terjadi peradangan uretra, nanah berwarna kuning dan
kental, disertai rasa sakit ketika kencing. Infeksi urethral pada pria dapat menjadi penyakit tanpa gejala.
Pada wanita, infeksi primer terjadi di endoserviks dan menyebar ke urethra dan vagina, meningkatkan
sekresi cairan mukopurulen. Ini dapat berkembang ke tuba uterina, menyebabkan salpingitis, fibrosis dan
obliterasi tuba.

Bakterimia yang disebabkan oleh gonococci mengarah pada lesi kulit (terutama Papula dan Pustula yang
hemoragis) yang terdapat pada tangan, lengan, kaki dan tenosynovitis dan arthritis bernanah yang
biasanya terjadi pada lutut, pergelangan kaki dan tangan. Endocarditis yang disebabkan oleh gonococci
kurang dikenal namun merupakan infeksi yang cukup parah. Gonococci kadang dapat menyebabkan
meningitis dan infeksi pada mata orang dewasa; penyakit tersebut memiliki manisfestasi yang sama
dengan yang disebabkan oleh meningococci.

Gonococci yang menyebabkan infeksi lokal sering peka terhadap serum tetapi relatif resisten terhadap
obat antimikroba. Sebaliknya, gonococci yang masuk ke dalam aliran darah dan menyebabkan infeksi
yang menyebar biasanya resisten terhadap serum tetapi peka terhadap penisilin dan obat antimikroba
lainnya serta berasal dari auksotipe yang memerlukan arginin, hipoxantin, dan urasil untuk
pertumbuhannya

E. PENGOBATAN

Pada semua tipe gonorrhea, pengobatan harus dilakukan dengan tindak lanjut yang berulang, termasuk
pembiakan dari tempat yang terkena. Karena penyakit-penyakit yang ditularkan secara seksual lainnya
dapat diperoleh pada saat yang sama, langkah-langkah diagnostic yang cocok juga harus dilakukan.
Karena penggunaan penicillin yang sudah meluas, resistensi gonococci terhadap penicillin juga
meningkat, namun karena seleksi dari kromosom yang bermutasi, maka banyak strain membutuhkan
penicillin G dalam konsentrasi tinggi yang dapat menghambat pertumbuhan gonococci tersebut (MIC ≥
2μg/mL). N. Gonorrhea yang memproduksi penicillinase (PPNG, Penicillinase Producing N. gonorrhea)
juga meningkat secara meluas. Resistensi terhadap tetracycline (MIC ≥ 2μg/mL) secara kromosomal
sering ditemui, dengan 40% atau lebih gonococci yang resisten pada tingkat ini. Tingkat resistensi yang
tinggi terhadap tetracycline (MIC ≥ 32μg/mL) juga terjadi. Resistensi terhadap spectinomycin seperti
halnya resistensi terhadap antimikroba lain Pelayanan Kesehatan Masyarakat AS merekomendasikan
untuk mengobati infeksi genital yang bukan komplikasi dengan ceftriaxone 125mg secara intramuskular
dengan dosis sekali pakai. Terapi tambahan dengan doxycycline 100mg 2 kali sehari selama 7 hari(per
oral) direkomendasikan untuk infeksi concomitant chlamydia; erythromycin 500mg 4x sehari selama 7
hari (per oral) sebagai pengganti doxycycline bagi wanita hamil. Modifikasi dari terapi-terapi ini
direkomendasikan untuk jenis infeksi N. gonorrhea yang lain.

Penggunaan sefalosporin generasi ke-3 dalam hal ini seperti seftriakson cukup efektif dengan dosis 250
mg i.m dan sefoperazon dengan dosis 0,5 sam 1 gram secara i.m.

Dari golongan kuinolon obat yang menjadi pilihan adalah ofloksazin 400 mg, siprofloksazin 250-500 mg
dan norfloksasin 800 mg secara oral.

BAB III

KESIMPULAN DAN SARAN

Penyakit gonore merupakan salah satu penyakit infeksi menular seksual yang disebabkan oleh kuman
Neisseria gonorrhoeae. Di Indonesia, infeksi gonore menempati urutan yang tertinggi dari semua jenis
PMS (penyakit menular seksual).

Karena gonorrhea ini sangat menular namun seringkali tidak menampakkan gejala-gejala khusus.
Seseorang yang pernah melakukan hubungan seks dengan lebih dari satu pasangan sebaiknya
memeriksakan dirinya dengan teratur.

Penggunaan kondom dapat mencegah penularan. Selain itu perlu terus waspada, karena sekali
seseorang terinfeksi, tidak berarti selanjutnya ia menjadi kebal atau imun. Banyak orang terserang
gonorrhea ini lebih dari sekali.

Pencegahan jauh lebih baik dan lebih mudah dibandingkan dengan pengobatan. Perlu di tinjau kembali
perilaku seksual sekarang, dan segera meninggalkan perilaku seks yang beresiko dan tidak bertanggung
jawab. Hindarilah berganti pasangan. Kemudian bersikap setia terhadap pasangan juga merupakan
tindakan yang baik untuk pencegahan penyakit ini.
Hayria di 01.04

Berbagi

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Beranda

Lihat versi web

Mengenai Saya

Hayria

Lihat profil lengkapku

Diberdayakan oleh Blogger.

Anda mungkin juga menyukai