Anda di halaman 1dari 15

LAPORAN DISKUSI TUTORIAL KELOMPOK 1 BLOK 15

SKENARIO 1
“Kenapa dengan Melati”

Dosen Pengampu :
dr. Dyah Mustika N.,M. Biomed
Disusun oleh :
Kelompok 1
Pertemuan I :
Moderator : M. Hanan Ramahendra (H2A016006)
Sekretaris : Nabila Auliai A.P.P. (H2A016015)
Pertemuan II :
Moderator : Ade Rahmadini D.S.(H2A016036)
Sekretaris : Mutiara A.K.(H2A016040)

Anggota :
Rifky Kurniawan Putra (H2A016048)
Nevas Gahardika M. (H2A016012)
Wahyu Bagas S.A (H2A016051)
Anik Nur indah (H2A016053)
Dasminah (H2A016054)
Nuha Alya A. (H2A016074)
Lia Rochmawati S. (H2A016075)

FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SEMARANG
2019
Skenario 1. Kenapa dengan Melati ?
Melati, seorang anak perempuan yang berusia 9 bulan dibawa oleh ibunya ke Puskesmas
karena berat badan sulit naik. Ibu menunjukkan buku KIA dan hasil penimbangan di Posyan
du didapatkan BB saat usia 6 bulan 6,2 kg, dan usia 8 bulan 6,6 kg. Anak lahir dari ibu G3P
2A0, 30 tahun, hamil cukup bulan, riwayat sakit dan perdarahan selama hamil disangkal. La
hir secara spontan, ditolong bidan, berat lahir 2900 gram, PB 49 cm. Anak mendapatkan ASI
hanya sampai usia 1 bulan, kemudian diberikan selang seling ASI dan susu formula karena i
bu bekerja. Anak mulai diberikan bubur usia saat usia 5 bulan. Anak sering sakit batuk pilek
dan diare. Dokter kemudian menanyakan riwayat perkembangan. Saat ini anak sudah dapat
duduk sendiri, namun belum bisa menyangga tubuhnya bila diberdirikan. Sudah dapat merai
h mainan yang berada di dalam jangkauan, namun bila mainan jatuh atau berada di luar jang
kauan anak tidak berusaha mencari atau mengambilnya. Anak sudah mendapatkan imunisasi
Hepatitis B dan polio saat lahir, BCG usia 1 bulan, DPT-HiB-Hepatitis B dan polio usia 2,4,
dan 5 bulan. Dari pemeriksaan fisik didapatkan kesadaran kompos mentis, BB 6,7 kg, PB 69
cm, LK 44 cm, tanda vital Nadi: 120 x/menit, isi dan tegangan cukup, RR: 32x/menit, suhu:
370C. Pemeriksaan lain dalam batas normal. Dokter kemudian melakukan tatalaksana dan ko
nseling yang sesuai pada bayi tersebut.

STEP 1 KLASIFIKASI ISTILAH


1. Buku KIA
Buku Kesehatan Ibu dan Anak ( Buku KIA ) berisi catatan kesehatan ibu (hamil, ber
salin dan nifas) dan anak (bayi baru lahir sampai anak usia 6 tahun) serta berbagai infor
masi cara melindungi dan merawat kesehatan ibu dan anak .
2. Posyandu
Kegiatan kesehatan dasar yang diselenggarakan dari, oleh dan untuk masyarakat yan
g dibantu oleh petugas kesehatan. Posyandu merupakan salah satu Upaya Kesehatan Ber
sumberdaya Masyarakat (UKBM).
3. Diare
Konsistensi feses yang cair dengan frekuensi 3x atau lebih dalam waktu 24 jam.

4. Imunisasi
Pemberian vaksin ke dalam tubuh seseorang untuk memberikan kekebalan
terhadap penyakit tersebut.

STEP 2. IDENTIFIKASI MASALAH


1. Apa saja kemungkinan BB anak susah naik?
2. Apa saja tahapan perkembangan pada anak menurut usia?
3. Bagaimana interpretasi hasil pemeriksaan fisik?
4. Apa diagnosis sementara pada kasus?

STEP 3. ANALISIS MASALAH


1. Berat badan sulit naik sampai gagal tumbuh terjadi karena 3 mekanisme:
a. Gangguan penyerapan makanan atau pengeluaran makanan terlalu cepa
· Malabsorbsi
· Obstruksi saluran cerna
· Diare
· Atresia biliaris
b. Asupan nutrisi tidak cukup
· Pola pemberian makan yang salah
· Masalah ekonomi
· Gangguan mengisap atau menelan
c. Meningkatnya kebutuhan nutrisi
· Penyakit hipertiroid
· Keganasan
· IBD kronis
· Infeksi kronis berulang ( ISK, TBC, toxoplasmosis)
· Penyakit metabolik kronis
· Penyakit jantung bawaan atau didapat
· Penyakit saluran nafas kronis.

2. Tahapan Perkembangan Motorik Anak


a. 0-3 bulan
Memasuki usia 3 bulan, si Kecil akan mulai belajar untuk mengangkat kepala
dan dadanya dari lantai seperti melakukan “mini push-up”. Pada usia ini, si Kecil
masih menggenggam erat jemarinya. Latih motorik halusnya dengan memberikan
benda yang dapat digenggam atau memberikan sentuhan halus pada jarinya, atau
menyilangkan tangannya untuk menguatkan otot lengannya.
b. 4-6 bulan
Pada usia ini, si Kecil mulai bisa memiringkan badannya ke sisi kanan dan kiri
, tengkurap, menggulingkan badan, serta menggunakan tangannya untuk menduku
ngnya duduk. Motorik halusnya mulai berkembang dengan mulai mengeksplorasi
mainan dengan mengenggam dan menggapainya.
c. 7-9 bulan
Saat ini, si Kecil sudah terlihat lebih kuat dengan kemampuan meraih mainan
sendiri tanpa jatuh. Ia sudah bisa merangkak, duduk, dan belajar berdiri sendiri.
Motorik halusnya terus berkembang dengan kemampuan menggapai mainan deng
an dua tangan, serta mengambil benda yang lebih kecil dengan ibu jari dan jari tel
unjuknya.
d. 10-12 bulan
Tak terasa si Kecil sudah memasuki usia 1 tahun. Saat ini, ia telah pandai men
gangkat badannya untuk berdiri dan melangkahkan kaki untuk belajar rambatan at
au merambat. Ia juga sudah mampu duduk tanpa dukungan di belakangnya dan m
emutar kepala tanpa kehilangan keseimbangan. Ia dapat mempertahankan keseim
bangan dengan posisi duduk, saat melempar bola, dan bertepuk tangan sebagai pe
rkembangan motorik halusnya.
e. 1-2 tahun
Refleks si Kecil kini kian baik. Ia sudah mampu berjalan dengan baik, berjalan
mundur, naik tangga, menarik dan mendorong benda berat, serta berdiri di kursi ta
npa pegangan dan melempar. Begitu juga dengan kemampuan motorik halusnya s
eperti bisa menyusun menara dari balok, mencoret-coret, dan belajar melepas cela
na atau bajunya.
f. 2-3 tahun
Pertumbuhan fisik si Kecil kian kuat. Ia mampu menaiki tangga, menendang b
ola, membuka dan memakai pakaian sendiri, memungut dan membawa benda keci
l dengan mudah. Ia juga sudah bisa diajak berkreasi karena mampu menggunting
kertas, membuat lingkaran serta mencoret sesuai keinginan.
g. 3-4 tahun
Si Kecil sudah bisa berjalan dengan mengayunkan tangan, mampu menuruni t
angga dengan dua kaki. Ia juga sudah bisa berdiri di salah satu kaki selama 5-10 d
etik, melompat, dan memanjat. Motorik halus si Kecil pun menunjukan kemajuan
dengan pandai mengoleskan lem dengan rapi, meronce, menyusun puzzle, dan me
nuangkan cairan ke dalam botol dengan hati-hati.

3. Interpretasi Pemeriksaan Fisik Pada Kasus


· Compos mentis
· BB : 6,7 kg ( kurang, normalnya usia 9 bulan 10-11 kg)
· TB : 69 cm ( naik, normalnya 52-54 cm)
· LK : 44 cm (naik, normalnya 34-35 cm)
· Nadi : 120x/menit
· RR : 32x/ menit
· Suhu : 37o C

4. Dari anamnesis dan pemeriksaan fisik anak tersebut kemungkinan mengalami gang
guan pertumbuhan dan perkembangan akibat pemberian nutrisi yang tidakadekuat
untuk itu orang tua harus memenuhi kebutuhan dasar anak yaitu Asih, Asuh, dan
Asah.
- Asuh : kebutuhan fisik-biomedis meliputi antara ;ain pemberian ASI, gizi, Imuni
sasi, pengobatan anak
- Asih : kebutuhan emosi dan kasih sayang
- Asah : kebutuhan akan stimulasi mental

STEP 4. SKEMA
STEP 5. SASARAN BELAJAR
1. Etiologi gangguan tumbuh kembang
2. Anamnesis riwayat perkembangan
3. Faktor risiko gangguan pertumbuhan dan perkembangan (prenatal, antenatal dan post
natal)
4. Cara pengisian dan interpretasi KMS
5. Edukasi terkait dengan keluhan utama, tumbuh kembang anak
6. Tinjauan Islam terhadap kasus
7. Peran dokter keluarga

STEP 6 BELAJAR MANDIRI

STEP 7

1. Etiologi
A. Prenatal
1. Gizi ibu saat hamil kurang
2. Masalah selama kehamilan
3. Konsumsi obat, alkohol dan merokok
4. Radiasi
5. Stres
6. Kelelahan
B. Persalinan
1. Persalinan dengan bantuan
2. Asfiksi
3. Prematur
4. Bayi berat lahir rendah
C. Post natal
1. Gizi kurang
2. Imunisasi tidak lengkap
3. Penyakit yang diderita anak
4. Faktor lingkungan
5. Sosial ekonomi
6. Stimulasi obat obatan

2.Anamnesis Riwayat Perkembangan


Anamnesis merupakan proses wawancara yang dilakukan kepada pasien. Anamne
sis dapat dilakukan dengan 2 cara yaitu:
a. Alloanamnesis, yaitu anamnesis yang dilakukan terhadap orang tua, wali atau orang
yang dekat dengan pasien.
b. Autoanamnesis, yaitu anamnesis yang dilakukan langsung kepada pasien.
Salah satu sistematika yang lazim dilakukan dalam membuat anamnesis adala
h sebagai berikut:
a. Pastikan identitas pasien dengan lengkap Identitas dimulai dengan nama pasien, u
mur (sebaiknya ditanyakan tanggal lahir pasien), jenis kelamin, nama orang tua, al
amat tempat tinggal (ditulis secara lengkap disertai nomor telpon), umur, pendidik
an dan pekerjaan orang tua, serta agama dan suku bangsa.
b. Tanyakan riwayat penyakit pasien mulai dari keluhan utama, yang dilanjutkan deng
an riwayat penyakit sekarang, yakni sejak pasien menunjukkan gejala pertama sa
mpai saat dilakukan anamnesis. Keluhan utama yaitu keluhan atau gejala yang me
nyebabkan pasien dibawa berobat. Keluhan utama tidak selalu merupakan keluhan
yang pertama kali disampaikan oleh orang tua pasien. Keluhan utama juga tidak s
elalu sejalan dengan diagnosis utama. Pada riwayat perjalanan penyakit, ditulis cer
ita secara kronologis, terinci dan jelas mengenai keadaan kesehatan pasien sejak s
ebelum ada keluhan sampai dibawa berobat, termasuk pengobatan yang telah dida
patkan pasien sebelumnya. Perlu ditanyakan perkembangan penyakit, kemungkina
n terjadinya komplikasi, adanya gejala sisa dan kecacatan. Perlu diketahui keadaa
n atau penyakit yang mungkin berkaitan dengan penyakit sekarang serta keluhan a
tau gejala tambaha termasuk yang tidak ada hubungannya dengan penyakit sekara
ng. Pada umumnya, hal-hal berikut perlu diketahui mengenai keluhan atau gejala:
· Lamanya keluhan berlangsung
· Bagaimana sifat terjadinya gejala: apakah mendadak, perlahan-lahan, terus-
menerus, berupa bangkitan atau serangan, hilang timbul atau berhubungan
dengan waktu
· Untuk keluhan local harus dirinci lokalisasi dan sifatnya
· Berat ringannya keluhan dan perkembangannya
· Terdapatnya hal-hal yang mendahului keluhan
· Apakah keluhan tersebut baru pertama kali dirasakan ataukah sudah pernah s
ebelumnya
· Apakah terdapat saudara sedarah, orang serumah atau sekeliling pasien yang
menderita keluhan yang sama
· Upaya yang telah dilakukan dan bagaimana hasilnya
c. Riwayat penyakit terdahulu, baik yang berkaitan langsung maupun yang tidak ada h
ubungannya sama sekali
d. Riwayat pasien ketika ia dalam kandungan ibu, perlu ditanyakan keadaan kesehatan
ibu selama hamil, ada atau tidaknya penyakit, pemeriksaan antenatal (frekuensi ku
njungan dan kepada siapa kunjungan dilakukan), pemberian toksoid tetanus, obat-
obat yang diminum selama kehamilan muda, dan infeksi yang terjadi pada kehami
lan muda. Pada bayi yang lahir kecil untuk masa kehamilan perlu ditanyakan apak
ah ibu merokok, atau minum minuman keras, serta makanan ibu selama hamil.
e. Riwayat kelahiran pasien, tanyakan kapan dan dimana lahir, siapa yang menolong,
cara kelahiran, adanya kehamilan ganda, keadaan segera setelah lahir dan morbidit
as pada hari-hari pertama setelah lahir. Perlu ditanyakan apakah kelahiran kurang
bulan, cukup bulan atau lewat bulan, serta berat dan panjang badan saat lahir.
f. Riwayat makanan anak, perlu ditanyakan tentang makanan yang dikonsumsi anak b
aik dalam jangka pendek maupun jangka panjang, kemudian dinilai kualitas dan k
uantitas makanan.
g. Riwayat imunisasi Status imunisasi pasien, baik imunisasi dasar maupun imunisasi
ulangan (booster) harus ditanyakan secara rutin, khususnya imunisasi Hepatitis B,
Polio, BCG, DPT, campak, dan Haemophillus influenza tipe B. jika memungkinka
n disertai tanggal dan tempat imunisasi diberikan. beberapa imunisasi lain juga per
lu ditanyakan seperti Hepatitis A, MMR, Influenza, Varicella, Rotavirus, Pneumo
kokus dan lainnya.
h. Riwayat tumbuh kembang, status pertumbuhan anak dapat diketahui dengan mengg
unakan kurva berat badan terhadap umur dan panjang badan terhadap umur. Perke
mbangan pasien harus ditelaah secara rinci untuk mengetahui apakah semua tahap
an perkembangan dilalui dengan mulus atau terdapat penyimpangan. Beberapa pat
okan (milestones) perkembangan di bidang motorik kasar, motorik halus, social-p
ersonal dan bahasa-adaptif perlu dinilai terutama pada balita. Pada anak yang lebi
h besar, perlu dinilai prestasi belajar anak, status pubertas (menars dan telars) serta
adanya kelainan tingkah laku dan emosi.
i. Riwayat keluarga, corak reproduksi ibu, dan data perumahan, data keluarga pasien p
erlu diketahui dengan akurat untuk memperoleh gambaran keadaan social-ekonom
i-budaya dan kesehatan keluarga pasien. Dalam melakukan anamnesis riwayat kel
uarga, perlu dibuat pedigri sehingga dapat tergambar dengan jelas hubungan antar
a anggota keluarga, terutama apabila ditemukan kelaina yang mempunyai aspek g
enetik herediter atau familial. Corak reproduksi ibu perlu diperhatikan dalam hubu
ngannya dengan tumbuh kembang, kesehatan, kesakitan dan kematian. Perlu ditan
yakan umur ibu saat hamil/melahirkan, terutama yang pertama, umur kakak adikn
ya, sehingga dapat diketahui jarak kelahiran, jumlah persalinan termasuk aborsi. D
ata perumahan diperlukan untuk mendapatkan gambaran keadaan anak dalam ling
kungannya sehari-hari. Dari data ini dapat diketahui apa keluarga pasien termasuk
keluarga inti atau keluarga besar, masalah dalam keluarga serta keadaan perumaha
n serta lingkungan tempat tinggalnya untuk mengetahui pola pengasuhan serta sti
mulasi yang diberikan.
Berbeda dengan pemeriksaan fisik pada dewasa, pada anak diperlukan cara pendekatan te
rtentu agar anak tidak merasa takut, tidak menangis dan tidak menolak untuk diperiksa sehing
ga dapat memperoleh data kesehatan fisik anak secara lengkap dan akurat. Pada bayi dan ana
k kecil akan merasa nyaman jika pemeriksaan dilakukan dengan adanya orang tua, terutama i
bu. Pada bayi di bawah 4 bulan, pemeriksaan akan lebih mudah karena bayi belum bisa mem
bedakan orang di sekitarnya. Pemeriksaan dapat dimulai saat bayi atau anak masih berada di
pangkuan ibu, kemudian sedikiti demi sedikit bayi dan anak dipindahkan ke meja periksa sam
bil dibujuk atau diajak bicara dengan kata-kata manis.

Pemeriksaan Penunjang
a) Darah perifer lengkap dan laju endap darah
b) Urin
c) Feses
d) Serum elektrolit. Kadar bikarbonat yang rendah menunjukkan suatu asidosis tubular gi
njal yang dapat menyebabkan gagal tumbuh
e) TSH dan T4 untuk menyingkirkan hipotiroidisme
f) Hormon Gonadotropin (FSH, LH)
g) MRI kepala
h) Bone Age
Berdasarkan Skenario :
- Riwayat Antenatal : lahir dari Ibu 30 tahun G3P2A0, hamil cukup bulan, riwayat sakit d
an perdarahan disangkal, ditolong bidan, BBLR 2900 gram, PB 49cm.
- Riwayat Penyakit Dahulu : Sering sakit batuk, pilek, diare.
- Riwayat Nutrisi : ASI 1 bulan, ASI dan Susu Formula, Bubur 5 bulan.
- Riwayat Perkembangan : sudah dapat duduk sendiri, berdiri, bisa meraih mainan yang b
erada dalam jangkauan.
- Riwayat Imunisasi : Hepatitis B dan polio saat lahir, BCG usia 1 bulan, DPT-HiB-Hepat
itis B dan polio usia 2, 4, dan 5 bulan.

3. Faktor resiko
Banyak faktor yang mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan anak. Secara
garis besar faktor-faktor tersebut dapat dibagi menjadi 2, yaitu :
a. Faktor internal
- Ras / etnik
- Keluarga
- Umur
- Jenis kelamin
- Kelainan genetik
- Kelainan kromosom

b. Faktor eksternal
- Gizi
- Stimulasi
- Psikologis
- Sosial ekonomi
Faktor prenatal
- Gizi ibu hamil kurang
- Masalah selama kehamilan
- Konsumsi obat-obatan, rokok, dan alkohol
- Radiasi
- Infeksi TORCH
- Stres
- Kecelakaan
Faktor antenatal
- Persalinan dengan bantuan (operasi caesar, vakum)
- Asfiksia
- Prematur
- Berat badan lahir kurang
Faktor postnatal
- Gizi kurang
- Imunisasi tidak lengkap
- Penyakit yang diderita anak
- Keterlambatan perkembangan
- Faktor lingkungan
- Faktor psikososial

4. Cara pengisian KMS


Kartu Menuju Sehat (KMS) adalah kartu yang memuat kurva pertumbuhan norm
al anak berdasarkan indeks antropometri berat badan menurut umur. Pada setiap hari
buka Posyandu, kader diharapkan dapat mengisi KMS dalam buku KIA seluruh anak
yang datang dan ditimbang. KMS ini menjadi penting karena merupakan salah satu al
at pemantau pertumbuhan anak. Selain mampu mengisi, kader diharapkan juga mamp
u membaca atau menilai grafik yang terbuat dari hasil penimbangan anak setiap bulan
sehingga ia dapat memberikan penilaian apakah anak bertumbuh dengan baik atau kur
ang baik. Jika anak bertumbuh baik. Berikan pujian kepada Ibu serta ingatkan untuk
menimbang anaknya di Posyandu pada bulan berikutnya. Bila pertumbuhan anak kura
ng baik, perlu dirujuk kepada petugas kesehatan. Untuk itu, kader perlu memperhatika
n cara mengisi dan membaca KMS yang benar agar pengambilan keputusan agar tidak
salah.
Cara mengisi KMS:
a. Pada balita yang baru pertama kali ditimbang, perhatikan isian “Nama Ibu” dan “N
ama Anak” pada sampul depan buku KIA. Jika masih kosong, isilah nama ibu da
n nama anak dengan jelas. Tambahkan nama panggilan/nama kecil jika ada.
b. Perhatikan juga halaman iv buku KIA, apakah “Nomor Registrasi”, “Nomor Urut”
dan “Identitas Keluarga” sudah terisi dengan lengkap. Jika belum, bantulah ibu/k
eluarga balita untuk mengisinya.
c. Pilihlah KMS untuk laki-laki berwarna biru (halaman 49—50 buku KIA). Pilihlah
KMS Untuk perempuan berwarna merah muda (halaman 51—52 Buku KIA).
d. Isilah nama anak dan nama Posyandu pada bagian atas halaman KMS.
e. Isilah bulan lahir anak pada kolom “Bulan Penimbangan” di bawah umur 0 (nol) bu
lan.
f. Tulis semua kolom bulan berikutnya secara berurutan.
g. Tulis berat badan anak pada kolom ”BB (kg)” di bawah kolom “Bulan penimbanga
n”.
h. Tentukan letak titik hasil penimbangan berat badan pada KMS dengan cara menghu
bungkan garis mendatar berat badan dan garis tegak umur pada grafik KMS. L
alu buat titik yang mudah terlihat.
i. Hubungkan titik berat badan bulan ini dengan bulan lalu dalam bentuk garis lurus. C
atatan: Jika anak bulan lalu tidak ditimbang maka garis pertumbuhan tidak dapat
dihubungkan.
j. Catat setiap kejadian kesakitan yang dialami anak pada bulan saat anak ditimbang di
atas titik hasil penimbangan yang telah ditentukan.
k. Isi kolom pemberian “ASI Eksklusif” dengan tanda centang (√) bila pada bulan ters
ebut bayi masih diberi ASI saja, tanpa makanan dan minuman lain. Bila diberi
makanan lain selain ASI, bulan tersebut dan bulan berikutnya diisi dengan tand
a strip (x).
Interpretasi
a. N1 Tumbuh Kejar
b. N2 Tumbuh Normal
c. T1 Tumbuh Tidak Memadai
d. T2 Tidak Tumbuh
e. T3 Tumbuh Negatif

5. Edukasi
Edukasi yang diberikan kepada orangtua berupa pentingnya orangtua memerik
sa pertumbuhan dan perkembangan balita, waktu dan kekerapan orangtua melakukan
pemeriksaan dan bagaimana memberikan asupan gizi dan stimulasi yang benar dan se
imbang sesuai usia anak sehingga tercapai tumbuh kembang anak yang optimal.

6. Tinjauan Islam
Surat Al-Baqarah [2:233] [Seruan Allah agar menyusukan anaknya selama dua tahun
penuh]
ُ‫وف ۚ ََل ت‬ِ ‫علَى ْال َم ْولُو ِد لَهُ ِر ْزقُ ُه َّن َو ِكس َْوتُ ُه َّن بِ ْال َم ْع ُر‬ َ ‫ضا َعةَ ۚ َو‬ َ ‫الر‬ َّ ‫َاملَي ِْن ۖ ِل َم ْن أ َ َرادَ أ َ ْن يُتِ َّم‬
ِ ‫ض ْعنَ أ َ ْو ََلدَه َُّن َح ْولَي ِْن ك‬ ِ ‫َو ْال َوا ِلدَاتُ ي ُْر‬
‫اض‬ٍ ‫ص ااَل َع ْن ت ََر‬ َ ِ‫ث ِمثْ ُل َٰذَلِكَ ۗ فَإِ ْن أَ َرادَا ف‬ ِ ‫ار َوا ِلدَة ٌ بِ َولَ ِدهَا َو ََل َم ْولُودٌ لَهُ بِ َولَ ِد ِه ۚ َو َعلَى ْال َو ِار‬ َّ ‫ض‬ َ ُ ‫س إِ ََّل ُو ْسعَ َها ۚ ََل ت‬ ُ َّ‫َكل‬
ٌ ‫ف نَ ْف‬
ِ ‫سلَّ ْمت ُ ْم َما آتَ ْيت ُ ْم بِ ْال َم ْع ُر‬
‫وف ۗ َواتَّقُوا‬ َ ‫ضعُوا أ َ ْو ََلد َ ُك ْم َف ََل ُجنَا َح َع َل ْي ُك ْم إِذَا‬ ِ ‫َاو ٍر َف ََل ُجنَا َح َع َل ْي ِه َما ۗ َوإِ ْن أ َ َردْت ُ ْم أ َ ْن ت َ ْست َْر‬
ُ ‫ِم ْن ُه َما َوتَش‬
‫صير‬ َّ ‫َّللاَ َوا ْعلَ ُموا أ َ َّن‬
ِ ‫َّللاَ ِب َما تَ ْع َملُونَ َب‬ َّ
“Para ibu hendaklah menyusukan anak-anaknya selama dua tahun penuh, yaitu
bagi yang ingin menyempurnakan penyusuan. Dan kewajiban ayah memberi makan d
an pakaian kepada para ibu dengan cara ma’ruf. Seseorang tidak dibebani melainkan
menurut kadar kesanggupannya. Janganlah seorang ibu menderita kesengsaraan karen
a anaknya dan seorang ayah karena anaknya, dan warispun berkewajiban demikian. A
pabila keduanya ingin menyapih (sebelum dua tahun) dengan kerelaan keduanya dan
permusyawaratan, maka tidak ada dosa atas keduanya. Dan jika kamu ingin anakmu d
isusukan oleh orang lain, maka tidak ada dosa bagimu apabila kamu memberikan pem
bayaran menurut yang patut. Bertakwalah kamu kepada Allah dan ketahuilah bahwa
Allah Maha Melihat apa yang kamu kerjakan.”

7. Peran dokter keluarga


a. melakukan penyuluhan tumbuh kembang anak dengan asuoan nutrisi yang bergizi d
an sesuai
b. membantu orang tua untuk mengetahui konodiai perkembangan anak
c. membantu orang tua untuk mengetahui psikologis anak aehingga membentuk kepr
ibadian yang baik
DAFTAR PUSTAKA
1. Al quran terjemahan
2. WHO. Buku Saku Pelayanan Kesehatan Anak Dirumah Sakit. WHO. Depkes
RI. Jakarta. 2005
3. Staf pengajar IKA FKUI, Buku Kuliah Ilmu Kesehatan Anak jilid 3. Jakarta ; F
KUI
4. Latief, A. 2000. Diagnosis fisik pada Anak. Jakarta: Penerbit Sagung Seto
5. Bairnes, LA. 1996. Manual of pediatric physical diagnosis. Chicago: Year Boo M
edical Publishing
6. Kemenkes RI. Profil Kesehatan Indonesia 2015. Jakarta: Kementrian Kesehatan R
I.2016
7. Ranuh, IG.N.. Masalah Kesehatan Anak. Tumbuh Kembang Anak dan Remaja, Ja
karta: IDAI . 2015
8. Rusmil, Kusnandi.. Pedoman Pelaksanaan Stimulasi, Deteksi dan Intervensi Din T
umbuh Kembang Anak. Jakarta: DepKes RI.2006

Anda mungkin juga menyukai