Oleh:
PENDAHULUAN
A. Latar belakang
Konseling tidak dapat lepas dari komunikasi timbal-balik antara konselor dan konseli.
Komunikasi disini diartikan sebagai proses penyampaian informasi dari satu pihak ke pihak lain
agar saling memengaruhi di antara keduanya. Komunikasi merupakan landasan bagi
berlangsungnya konseling. Di dalam relasi konselor-konseli terjadi komunikasi verbal (bahasa
lisan), yang di dalamnya terlibat perilaku non verbal. Maka untuk terlaksananya komunikasi
yang dialogis dan mengajak konseli berpartisipasi secara aktif, selain dari memahami karakter
konseli adalah juga perlu menguasai keterampilan komunikasi dalam konseling
Komunikasi diantara orang-orang yang ada dalam satu hubungan konseling harus
menunjukan sikap menerima dan respeck, konselor harus harus berempati terhadap klien. Oleh
karena itu makalah ini akan menjelaskan secara singkat tentang aspek psikologi (komunikasi
dalam konseling)
B. Rumusan masalah
1. Bagaimana pengertian dari komunikasi dan apa saja unsur - unsur komunikasi ?
PEMBAHASAN
A.Pengertian komunikasi dalam konseling
Untuk membahas suatu masalah, terlebih dahulu perlu mengetahui pengertian atau definisi dari
masalah itu karena pengertian akan menentukan arah pembahasan dari masalah tersebut. Tidak jarang,
pembahasan akan menjadi tidak jelas ujung pangkalnya karena batasan pengertian yang menjadi bahan
pembicaraan juga tidak jelas. Oleh karena itu, sebelum membahas komunikasi dalam konseling lebih
mendalam, berikut ini akan dijelaskan satu persatu istilah tersebut.
1. Pengertian Komunikasi
Komunikasi mengandung arti bersama-sama (common). Istilah komunikasi berasal dari
bahasa Latin, yaitu communicatio yang berarti pemberitahuan atau pertukaran. Kata sifatnya
communis, yang bermakna umum atau bersama-sama (Wiryanto 2004: 5).
Everett Rogress dan Lawrence (dalam Wiryanto, 2004: 6) menyatakan bahwa komunikasi
adalah suatu proses dimana dua orang atau lebih membentuk atau melakukan pertukaran informasi
antara satu sama lain, yang pada gilirannya terjadi pengertian yang mendalam. Komunikasi tersebut
tidak hanya terbatas pada komunikasi verbal, tetapi juga dalam hal ekspresi muka, gerak isyarat,
gerak tubuh, air muka, getaran suara, cara duduk dan sebagainya, hal-hal tersebut merupakan suatu
bentuk komunikasi non verbal. Perilaku non verbal tersebut amat diperlukan oleh seorang konselor
untuk memahami atau memperjelas makna bahasa lisan yang diucapkan seorang konseli.
2. Pengertian Konseling
Walgito (2010: 8) mengungkapkan bahwa konseling merupakan bantuan yang diberikan
kepada individu untuk memecahkan masalah kehidupannya dengan cara wawancara dan dengan
cara yang sesuai dengan keadaan yang dihadapi individu untuk mencapai kesejahteraan hidupnya.
Sedangkan menurut Surya (2004: 37) pengertian konseling adalah seluruh upaya bantuan
yang diberikan konselor kepada konseli supaya dia memperoleh konsep diri dan kepercayaan diri
sendiri, untuk dimanfaatkan olehnya dalam memperbaiki tingkah lakunya pada masa yang akan
datang. Dalam pembentukan konsep kepribadian yang sewajarnya mengenai dirinya sendiri, orang
lain, pendapat orang lain tentang dirinya, tujuan-tujuan yang hendak dicapai, dan kepercayaan diri.
Komunikasi Verbal
Yaitu komunikasi yang menggunakan bahasa. Bahasa dapat didefinisikan seperangkat kata yang telah
disusun secara berstruktur sehingga menjadi kalimat yang mengandung arti.
1. Vocabulary, komunikasi tidak akan berjalan efektif bila pesan yang disampaikan dengan kata-kata
yang tidak dimengerti oleh karena itu dalam proses konseling olah kata menjadi penting dalam
komunikasi.
2. Racing (kecepatan), komunikasi akan lebih efektif dan sukses bila kecepatan bicara dapat diatur
dengan baik. Tidak terlalu lambat atau cepat dalam proses konseling.
3. Intonasi suara, aspek ini mempengaruhi pesan dramatis sehingga pesan menjadi lain artinya.
4. Humor, aspek ini dapat meningkatkan kehidupan yang bahagia. Dugan (1989) memberi catatan
bahwa tertawa dapat menghilangkan stress. Tertawa mempunyai hubungan psikis dan fisik. Dan
disini yang harus diingat bahwa humor merupakan satu – satunya selingan dalam berkomunikasi.
Komunikasi Non Verbal
Yaitu penyampaian pesan tidak menggunakan kata-kata melainkan dangan menggunakan bahasa
tubuh. Komunikasi non verbal merupakan bentuk komunikasi yang mewarnai corak konseling sebagai
suplemen (tambahan) komplemen dan subtitusi (pengganti) komunikasi verbal. Oleh karena itu seorang
konselor herus memiliki pemahaman dan keterampilan dalam komunikasi non verbal. Fungsi dari
komunikasi non verbal anatara lain :
1. Ekspresi wajah, wajah merupakan sumber yang kaya akan komunikasi. Sebab ekspresi wajah
merupakan suasana emosi seseorang.
2. Kontak mata, yang merupakan signal alamiah untuk berkomunikasi. Dengan menggunakan kontak
mata selama berkomunikasi, menandakan orang tersebut menghargai lawan bicara.
3. Sentuhan, adalah bentuk komunikasi personal. Sebab sentuhan lebih bersifat spontan, perhatian,
dukungan emosional dan simpati.
4. Postur tubuh dan gaya jalan, cara seseorang berjalan duduk, berdiri, dan bergerak memperhatikan
ekspresi dirinya. Postur tubuh dan gaya berjalan merefleksikan emosi, konsep diri, dan tingkat
kesehatannya.
5. Suara rintihan, menarik nafas panjang dan tangisan merupakan ungkapan perasaan dan pikiran
seseorang yang dapat dijadikan komunikasi. Bila dikombinasikan dengan komunikasi lainya, suara
dapat menjadi pesan yang amat jelas.
6. Gerak isyarat yaitu gerak yang dapat memperjelas atau mempertegas pembicaraan. Menggunakan
syarat sebagai bagian total dalam berkomunikasi seperti mengetuk kaki, atau menggerakan tangan
selama seseorang berbicara menunjukan seseorang sedang mengalami stress, bingung, atau
sebagai upaya menghilangkan stress.
Komunikasi antar pribadi
Komunikasi ini merupakan proses pemberi dan penerima pesan antara dua atau lebih dengan
melibatkan beberapa pengaruh umpan balik. dalam proses konseling komunikasi antar pribadi perlu
dikuasai oleh konselor demi keefektifan konseling. Dalam proses konseling, komunikasi antar pribadi
memungkinkan terjadinya interaksi yang bersifat pribadi antara konselor dank lien. Komunikasi ini
ditandai dengan adanya :
a. Pemahaman, merupakan keterampilan dasar dalam proses komunikasi yang bersifat dialogis
b. Empati, mempunyai makna sebagai satu kesediaan untuk memahami orang lain
c. Merangkum, merupakan salah satu aspek dalam proses komunikasi konseling baik dalam memulai,
sedang berjalan , dan mengakhiri.
d. Kejujuran, konselor selaku komunikator harus mampu menunjukan kejujurannya dari yang
diungkapkan.
e. Sensitive, adalah suatu tindakan dalam memberikan respon kepada tindakan orang lain dalam
bentuk mempertahankan hak asasi sendiri yang mendasar tanpa melanggar hak asasi orang lain.
f. Konfrontasi, digunakan untuk membenarkan respon terhadap peran seseorang yang menyandang
yang tidak sesuai.
g. Pemecahan masalah, pemecahan masalah sangat diperlukan dalam komunikasi konseling untuk
membantu klien dalam memecahkan masalah yang dihadapi.
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Komunikasi dalam konseling merupakan suatu proses pemindahan/ penyampain informasi,
pikiran dan sikap antara konselor dan konseli, terjadi dalam konteks tertentu, mempunyai pengaruh
tertentu dan ada kesempatan untuk melakukan umpan balik sehingga dapat meningkatkan
pemahaman informasi diantara kedua belah pihak.
Komunikasi adalah suatu proses penyampean pesan ( idea atau gagasan) dari satu pihak ke pihak
lain agar terjadi saling mempengaruhi antara keduanya. Pada umumya komunikasi dilakukan secara
lisan yang berimbas pada keefektifan sehingga pihak kedua lebih dapat menerima pesan yang
disampaikan dengan baik. Akan tetapi pada sisi lain komunikasi non verbal yang tidak kalah
pentingnya dalam proses komunikasi, apalagi jika dalam proses konseling. Pendekatan secara
persuasive melelui gerakan-gerakan atau isyarat-isyarat merupakan komponen yang tidak
terpisahkan selain dari pada komunikasi verbal.
DAFTAR ISI
Walgito, Bimo. 2010. Bimbingan + Konseling [Studi & Karier]. Yogyakarta: Andi.