Sadari Dan BCG Print
Sadari Dan BCG Print
Disusun oleh :
SIWI DWI FEBRIYANTI
1810104371
I. IDENTITAS
1. Mata Kuliah : Kesehatan Reproduksi
2. Program Studi : Sarjana Terapan Kebidanan
3. Kode/Bobot SKS : MW2708 / 4 sks
4. Semester : 4 (Empat)
5. Elemen Kompetensi : MKB
6. JenisKompetensi : Utama
7. WaktuKuliah : 1 x 20Menit
8. Pokok Bahasan : Asuhan Deteksi Dini Ca. Mammae dengan
Pemeriksaan Payudara Sendiri (SADARI)
V. TUJUAN PEMBELAJARAN
Melalui BST mahasiswa dapat :
1. Menunjukkan anatomi payudara dengan benar dan lengkap.
2. Menentukan alat-alat untuk pemeriksaan payudara sendiri (SADARI)
dengan benar dan lengkap
3. Melakukan pemeriksaan payudara sendiri (SADARI) sesuai dengan
prosedur secara teliti dan aman.
X. PENILAIAN
A. Jenis
Unjuk kerja: Performance test
B. Bentuk
1. Cheklist
(………………………….) (………………………….)
SADARI
A. Pengertian
Periksa payudara sendiri atau yang biasa disingkat SADARI, adalah
usaha menemukan adanya kelainan atau tumor pada payudara secara dini,
dengan cara memeriksa payudara sendiri.
Manfaat yang bisa diambil setelah melakukan SADARI wanita semakin
waspada dan mampu mendeteksi secara dini adanya kelainan pada payudaranya.
Sehingga ketika didapatkan kelainan pada payudaranya saat pemeriksaan bisa
segera dilakukan, pengobatan yang dibutuhkan bisa segera diberikan, dan tingkat
kesembuhan bisa lebih cepat dicapai.
C. Aturan SADARI
a. SADARI dilakukan setiap bulan secara teratur pada hari ke 7 sampai 10
setelah hari pertama menstruasi.
b. Pada wanita yang tidak menstruasi, SADARI dilakukan pada hari yang sama
setiap bulannya.
c. ketika melakukan SADARI, focus perhatian adalah ukuran, bentuk, kontur,
warna payudara dan putting, serta deteksi adanya benjolan, retraksi kulit,
warna, dan cairan abnormal pada payudara.
D. Cara SADARI
1. MengamatiPayudara
a) Berdiri di depan cermin dan lihat kedua payudara sendiri.
b) Perhatikan ukuran, bentuk, kontur, warna, dan arah kedua payudara dan
putting
c) Selanjutnya angkat ke dua tangan lurus keatas, lalu amati apakah ada
tarikan kulit payudara ke arah dalam. Lakukan pengamatan sambil
berputar perlahan-lahan agar setiap sisi terlihat.
d) Letakkan kedua tangan pada pinggul dan dorong kedua bahu ke
belakang. Perhatikan masing-masing payudara.
Teknik SADARI yang benar harus menggunakan buku jari dari ketiga jari
tengah Anda, bukan ujung jari. Anda sangat dianjurkan untuk mengulang-
ulang gerakan melingkar dengan buku jari yang disertai dengan sedikit
penekanan. Namun penekanan yang berlebihan dapat menyebabkan tekanan
pada tulang rusuk dan akan terasa seperti benjolan
E. Pencegahan
1. Aktif bergerak
Tidak ada kata tua untuk mulai berolahraga. Penelitian menyebutkan,
olahraga akan menurunkan kadar hormon estrogen, yang berkaitan dengan
kanker. Lakukan olahraga minimal 30 menit sehari.
2. Kurangi berat badan
Kenaikan bobot tubuh pada wanita yang tadinya beratnya ideal juga
mendatangkan risiko yang sama.
3. Cukupi kebutuhan vitamin D
Studi yang menegaskan manfaat vitamin D sebagai anti-kanker terus
bermunculan. Yang terakhir menyebutkan, 94 persen pasien kanker
payudara yang kekurangan vitamin D, kankernya lebih cepat menyebar
dibanding mereka yang cukup vitamin D.
4. Hindari alcohol
Data terbaru dari National Cancer Institute menunjukkan perempuan yang
minum satu atau dua gelas alkohol setiap hari memiliki risiko terkena
kanker payudara 32 persen lebih besar. Para ahli menyarankan untuk
membatasi alkohol tidak lebih dari satu gelas per hari.
5. Perhatikan gejalanya
Gejala awal kanker payudara dapat berupa benjolan yang biasanya
dirasakan berbeda dari jaringan payudara di sekitarnya, tidak menimbulkan
nyeri, dan biasanya memiliki pinggiran tidak teratur. Tanda lain yang
mungkin timbul adalah benjolandi ketiak, perubahan ukuran atau bentuk
payudara, keluar cairan yang abnormal dari puting susu, dan perubahan
warna atau tekstur kulit payudara.
6. Lakukan deteksi dini
Skrining dan deteksi dini sebetulnya dapat secara signifikan menurunkan
stadium pada temuan kasus kanker payudara. Selain mamografi,
pemeriksaan payudara sendiri (Sadari) yang dapat diajarkan, kemudian
dipraktikkan sendiri oleh perempuan, jika dilakukan secara teratur bisa
mendeteksi tumor 1,2 sentimeter
DAFTAR TILIK
NILAI
NO KEGIATAN
1 2 3
Menyiapkan alat
- Cermin
1
- Penerangan
- Bantal tipis/lipatan handuk
2 Mencuci tangan
Menanggalkan pakaian dan juga bra yang digunakan sehingga
3
bertelanjang dada
4 Berdiri tepat di depan cermin dengan penerangan yang baik
Posisikan tangan lurus di samping badan
perhaatikan kesimetrisan kedua payudara,
5 pembengkakan, benjolan atau lekukan pada
payudara. Perhatikan juga perubahan pada kulit
dan puting payudara.
Posisi kedua tangan diangkat lurus ke atas, dan
perhatikan hal yang sama yaitu kesimetrisan
6 kedua payudara, pembengkakan, benjolan atau
lekukan pada payudara. Perhatikan juga
perubahan pada kulit dan puting payudara.
Posisi kedua tangan di pinggang dan kencangkan otot-otot dada
7 sambil menekan kuat pinggang, dan perhatikan perubahan pada
payudara
Masih dengan posisi Kedua tangan di letakkan
di pinggang dan badan agak condong ke arah
8 cermin, tekan bahu dan sikut ke arah depan dan
perhatikan perubahan pada payudara.
Angkat lengan kiri. Dengan menggunakan
3 atau 4 jari tangan kanan, telusuri
payudara kiri. Gerakkan jari-jari tangan
secara memutar (membentuk lingkaran
9 kecil) di sekeliling payudara, mulai dari
tepi luar payudara lalu bergerak ke arah
dalam sampai ke puting susu. Tekan secara
perlahan, rasakan setiap benjolan atau
massa di bawah kulit.
Lakukan hal yang sama terhadap payudara kanan dengan cara
10 mengangkat lengan kanan dan memeriksanya dengan tangan kiri.
Amati perubahan pada payudara
11 Berbaring terlentang tanpa bantalan kepala
Letakkan bantal tipis atau lipatan handuk di bawah bahu kanan
12
(pemeriksaan payudara kanan)
13 Letakkan tangan kanan di bawah kepala
Periksa seluruh bagian payudara menggunakan telapak jari
14
telunjuk, tengah dan jari manis tangan kiri.
Pemeriksaan dilakukan dengan meraba dan menekan, dengan
gerakan membentuk lingkaran kecil-kecil. Pada setiap tempat,
15
lakukan penekanan ringan, sedang dan kuat untuk merasakan
adanya benjolan.
Pemeriksaan dimulai dari dekat ketiak ke arah bawah sampai bra
line, lalu geser sekitar 2cm ke arah selangka dan lanjutkan
16 pemeriksaan ke atas. Setelahnya geser lagi dan ke arah bawah, dst.
Gerakan geser, naik dan turun ini dimaksudkan agar jangan
sampai ada bagian yang terlewat
Setelahnya, dilanjutkan dengan gerakan melingkari puting sampai
17
ke bagian luar payudara. Lakukan dengan tekanan ringan dan kuat.
18 Periksa juga ketiak untuk meraba adanya benjolan
Pada wanita yang tidak sedang menyusui, tekan lembut puting
19 susu dengan jari telunjuk dan ibu jari untuk melihat ada tidaknya
pengeluaran puting
Ulangi langkah 12-19 untuk memeriksa payudara kiri
menggunakan tangan kanan
20
PENILAIAN
KETERAMPILAN : SADARI
Mahasiswa dapat :
Petunjuk
Keselamatan Kerja
Peralatan
1. Cermin
2. Kursi
3. Sarung tangan
4. Selimut/handuk/kain bersih
PROSEDUR PELAKSANAAN
7.
8.
10.
IMUNISASI CAMPAK
Disusun oleh :
SIWI DWI FEBRIYANTI
1810104371
I. IDENTITAS
1. Mata Kuliah : Asuhan neonatus, bayi dan balita
2. Program Studi : DIII Kebidanan
3. Kode/Bobot SKS : MW2105 /4 sks
4. Semester : II (Dua)
5. Elemen Kompetensi : Neonatus
6. Jenis Kompetensi : Utama
7. Waktu Kuliah : 1 x 20 Menit
8. Pokok Bahasan : Imunisasi Campak
9. Hari/tanggal :
V. TUJUAN PEMBELAJARAN
Melalui BST mahasiswa dapat:
1. Menjelaskan tujuan dari imunisasi campak pada bayi
2. Menentukan tindakan yang tepat yang akan dilakukan pada imunisasi
campak
3. Melakukan tindakan yang benar, tepat, aman dan memperhatikan
pencegahan infeksi
X. PENILAIAN
A. Jenis
Unjuk Kerja (non test)
B. Bentuk
1. Ceklist
Rokhanawati, dkk .2012. Modul asuhan neonatus, bayi, dan anak balita.
Yogyakarta : STIKES ‘aisyiyah yogyakarta.
Muslimatun, W . 2010. Asuhan neonatus bayi dan balita. Yogyakarta :
fitramaya.
Yogyakarta, 27 Maret 2019
Dosen Pembimbing Praktikan
(……………..……………) (………………………….)
CAMPAK
A. Pengertian
Campak adalah penyakit infeksi yang sangat menular, disebabkan oleh
virus dengan gejala eksantem akut, demam, kadang kataral selaput lendir dan
saluran pernapasan, gejala mata, diikuti erupsi makulopapula berwarna merah
dan diakhiri dengan deskuamasi kulit.
Campak adalah salah satu penyakit infeksi yang dapat dicegah dengan
imunisasi dan masih masalah kesehatan di Indonesia. Penyakit ini umumnya
menyerang anak umur di bawah lima tahun (Balita) akan tatapi campak bisa
menyerang semua umur. Campak telah banyak diteliti, namun masih banyak
terdapat perbedaan pendapat dalam penanganannya. Imunisasi yang tepat pada
waktunya dan penanganan sedini mungkin akan mengurangi komplikasi
penyakit ini.
Penyakit campak sebetulnya tidak berakibat fatal apabila menyerang
anak-anak yang sehat dan bergizi baik. Tetapi apabila di negara di masa anak
yang menderita kurang gizi sangat bayak, campak merupakan penyakit yang
berakibat fatal.
Campak hanya akan menulari sekali dalam seumur hidup. Bisa terjadi
pada anak-anak yang masih kecil maupun yang sudah besar. Bila daya tahan
tubuh kuat, bisa saja anak tidak terkena campak sama sekali.
B. Etiologi (Penyebab)
Penyebab penyakit campak adalah virus campak atau morbili. Pada
awalnya penyakit campak agak sulit untuk dideteksi.
Campak yang disebut juga dengan measles atau rubeola merupakan
suatu penyakit infeksi akut yang sangat menular, disebabkan oleh paramixovirus
yang pada umumnya menyerang anak-anak. Penyakit ini ditularkan dari orang
ke orang melalui percikan liur (droplet) yang terhirup. Di seluruh dunia, campak
menyebabakan sekitar 1 juta kematian (hampir semua pada bayi dan anak) setiap
tahunnya.
Namun diagnosa ke arah Morbili dapat dibuat bila 2-4 hari kemudian
muncul bintik putih kecil di mulut bagian dalam (bintik Koplik). Di dinding
pipi bagian dalam (mukosa bukalis) dan penderita pernah kontak dengan
penderita morbili dalam 2 minggu terakhir.
D. Penularan
Penularan infeksi terjadi karena menghirup percikan ludah penderita
campak. Penderita bisa menularkan infeksi ini dalam waktu 2-4 hari sebelum
rimbulnya ruam kulit dan 4 hari setelah ruam kulit ada.
Penularan terjadi pada masa fase kedua hingga 1-2 hari setelah bercak
merah timbul. Sayangnya, masih ada anggapan yang salah dalam masyarakat
akan penyakit campak. Misalnya, bila satu anggota keluarga terkena campak,
maka anggota keluarga lain sengaja ditulari agar sekalian repot. Alasannya,
bukankah campak hanya terjadi sekali seumur hidup? Jadi kalau waktu kecil
sudah pernah, setelah itu akan aman selamanya. Ini jelas pendapat yang tidak
benar karena penyakit bukanlah untuk ditularkan. Apalagi dampak campak cukup
berbahaya.
Yang patut diwaspadai, penularan penyakit campak berlangsung sangat
cepat melalui perantara udara atau semburan ludah (droplet) yang terisap lewat
hidung atau mulut.
E. Pencegahan
Vaksin campak merupakan bagian dari imunisasi rutin pada anak-anak.
Vaksin biasanya diberikan dalam bentuk kombinasi/campuran dengan gondongan
dan campak Jerman (vaksin MMR/mumps/gondongan, measles, rubella),
disuntikkan pada otot paha atau lengan atas. Dalam bentuk MMR, dosis pertama
diberikan pada usia 12-15 bulan, dosis kedua diberikan pada usia 4-6 tahun. Jika
hanya mengandung campak, vaksin campak untuk bayi diberikan pada usia 9
bulan.
LEMBAR CHEKLIST
Nama
NIM
Hari/Tanggal
TANDA TANGAN
Berilah nilai untuk setiap langkah klinik dengan menggunakan kriteria sebagai
berikut :
0 : tidak dilakukan
1 : dilakukan tidak tepat
2 : dilakukan dengan tepat
Nilai
No Langkah kegiatan
0 1 2
A. Data Subjektif
1 Menanyakan identitas
2 Menanyakan jarak dengan vaksinasi sebelumnya
3 Menanyakan keluhan pasien
B. Data Objektif
4 Melakukan pemeriksaan tanda-tanda vital
5 Melakukan pemeriksaan antropometri
6 Memastikan rekam medis
C. Interpretasi Data dan Pengambilan Keputusan Klinik
6 Menentukan diagnosis
7 Menentukan pengambilan keputusan dari diagnosa
yang ditetapkan
D. Keterampilan Prosedur Klinik
8 Mempersiapkan alat dan bahan
a. flakon berisi vaksin campak 1 buah
b. spuit 3cc 1 buah
c. jarum ukuran 23 1 buah
d. kapas desinfektan 1 buah
e. sarung tangan 1 pasang
f. bengkok 1 buah
g. safety box 1 buah
h. tempat sampah kering
i. tempat sampah basah
j. larutan klorin 0,5 %
6 Menginformasikan pasien tentang prosedur yang akan
dilakukan (informed consent)
7 Menyiapkan vaksin dengan mendorong tutup vaksin
ke dalam hingga bunyi klik
8 Mendekatkan alat-alat ke dekat pasien
9 Mengatur posisi pasien dan membuka pakaian pasien
pada daerah yang akan disuntik
10 Menentukan daerah suntikan, yaitu di daerah 1/3
lengan kiri atas secara subcutan
11 Memasang alas dan mendekatkan bengkok
12 Mensterilkan permukaan kulit yang akan
disuntik/diusap dengan kasa steril/DTT dari tengah
keluar secara melingkar sekitar 5 cm
13 Menyiapkan spuit berpenutup, melepaskan penutup
sambil menunggu antiseptik kering
14 Menyuntikan jarum dengan perlahan-lahan dengan
lubang mengarah keatas membentuk 450
15 Mengaspirasi obat
16 Memasukkan obat dengan perlahan-lahan
17 Menarik jarum suntik dengan cepat setelah semua obat
masuk
18 Menekan daerah suntikan dengan kasa steril/DTT, lalu
memijat daerah suntikan perlahan
19 Merapikan alat-alat
20 Merapikan pasien
21 Mengobservasi pasien
E. Pendidikan Kesehatan
22 Memberikan KIE pasca pemberian imunisasi
F. Pendokumentasian
23 Mendokumentasikan kegiatan (waktu, nama obat,
dosis, rute pemberian dan reaksi pasien) dengan baik
dan tepat
G. Perilaku Profesional
24 Mencuci tangan
25 Melaksanakan tindakan secara sistematis
26 Menjaga privasi pasien
27 Melakukan komunikasi dan merespon klien dengan
baik
28 Menunjukkan sikap percaya diri dan tidak gugup
Total skor
Nilai akhir = total skor x 100
Total poin penilaian
JOB SHEEET PEMBERIAN IMUNISASI CAMPAK
N0 KEGIATAN GAMBAR
A Menyiapkan alat
1 Baki beralas
7 Plastik/kasa
8 Kapas alkohol
9 Bengkok
10 Kom Bertutup
11 Sarung tangan
16 Chucing
B Menyiapkan pasien
1 Membawa alat kedekat pasien
Orang tua diberitahu tentang tindakan yg akan
2
dilakukan
1 Cuci Tangan
D Pelaksanaan
28 Mencuci tangan
Buku KIA