Anda di halaman 1dari 9

STEP 1 : TERMINOLOGI

Penyuluhan :
adalah usaha memberikan keterangan, penjelasan, petunjuk, bimbingan, tuntunan, jalan dan
arah yang harus ditempuh oleh setiap orang sehingga dapat memecahkan masalah yang
dihadapinya dan meningkatkan kualitas hidupnya (Mardikanto, 1982).

Pengobatan Kecacingan :
Terapi yang terdiri dari bahan aktif yang digunakan untuk mengobati kecacingan. Biasanya
obat yang sering digunakan adalah Albendazol dan Mebendazol.

UKS :
Bagian dari usaha kesehatan pokok yang menjadi beban tugas puskesmas yang ditujukan
kepada sekolah-sekolah dengan anak beserta lingkungan hidupnya, dalam rangka
mencapai keadaan kesehatan anak sebaik-baiknya dan sekaligus meningkatkan prestasi
belajar anak sekolah setingi-tingginya (Azwar Nasrul,1998)

Skrining :
Sebuah cara untuk mengetahui atau mengidentikfikasi apakah seseorang yang
masih asimtomatik menderita suatu penyakit atau tidak. ( Tes Diagnostik –
Departemen Obgyn FK UGM )

Pemeriksaan tinja ( feces ) :


Ada 2 tipe , pemeriksaan feces secara kualitatif dan kuantitatif .
- Pemeriksaan feces secara kualitatif, yaitu pemeriksaan yang didasarkan pada
ditemukkan telur pada masing-masing metode pemeriksaan tanpa dihitung
jumlahnya.
- Pemeriksaan feces secara kuantitatif yaitu pemeriksaan feces yang didasarkan
pada penemuan telur pada tiap gram feces. (Metode Kato Katz )

Askaris :
Cacing gelang adalah parasit yang hidup dan berkembang biak di dalam usus manusia,
penyebab infeksi askariasis, yaitu infeksi pada usus kecil.

Trikuriasis :
Trichuriasis, juga dikenal sebagai infeksi cacing cambuk, adalah infeksi yang diakibatkan
cacing parasit (Trichuris trichiura /cacing cambuk).

Infeksi Cacing Tambang :


Penyakit yang disebabkan oleh parasit cacing tambang di dalam usus kecil. Ada dua jenis
cacing tambang yang sering menyerang manusia, yaitu Ancylostoma duodenale dan
Necator americanus.

Penyakit Kecacingan :
Penyakit infeksi yang disebabkan oleh parasit berupa cacing.

Pemukiman :
Bagian dari lingkungan hidup diluar kawasan lindung, baik berupa kawasan perkotaan
maupun perdesaan yang berfungsi sebagagai lingkungan tempat tinggal atau lingkungan
hunian dan tempat kegiatan yang mendukung perikehidupan dan penghidupan (UU no.4
tahun 1992, tentang Perumahan dan Permukiman)

MCK :
singkatan dari Mandi, Cuci, Kakus adalah salah satu sarana fasilitas umum yang
digunakan bersama oleh beberapa keluarga untuk keperluan mandi, mencuci, dan buang
air di lokasi permukiman tertentu yang dinilai berpenduduk cukup padat dan tingkat
kemampuan ekonomi rendah (Pengembangan Prasarana Perdesaan (P2D), 2002)

Narasumber :
istilah umum yang merujuk kepada seseorang, baik mewakili pribadi maupun suatu
lembaga, yang memberikan atau mengetahui secara jelas tentang suatu informasi, atau
menjadi sumber informasi untuk kepentingan pemberitaan di media massa.

Imunisasi TT :
Imunisasi Tetanus Toksoid ialahimunisasi untuk mencegah penyakit tetanus
Penyakit Tetanus :
- merupakan penyakit yang disebabkan oleh infeksi bakteri yang menghasilkan
racun neurotoxin yang menyerang saraf sehingga dapat membuat kontraksi
otot yang menyakitkan terutama otot rahang dan leher serta dapat
mempengaruhi otot-otot pernafasan sehingga dapat mengancam jiwa
- kondisi kaku dan tegang di seluruh tubuh akibat infeksi bakteri gram positif
Clostridium tetani

STEP 2 : IDENTIFIKASI MASALAH

1. Apa yang melatarbelakangi tim Puskesmas melakukan penyuluhan dan


pengobatan ?
2. Apa yang harus ditekankan tim Puskesmas kepada warga sekolah SDN Sukahati
dari hasil skrinning tingginya kejadian kecacingan?
3. Mengapa Angka kejadian tersebut tetap tinggi disamping pemberian obat cacingan
yang rutin setiap 6 bulan sekali ?
4. Apa hubungan penyakit cacing-cacing tersebut dengan kebiasaan kontak
dengan tanah ?
5. Apa gejala klinis yang timbul pada penderita yang terinfeksi?
6. Bagaimana mendiagnosis seseorang pada seseorang yang terkena infeksi cacing ?
7. Apa pengobatan yang diberikan untuk mengatasi cacingan ?
8. Apa makna pemberian program imunisasi TT pada anak Sekolah Dasar ?
9. Apa gejala dari tetanus ?

STEP 3 : ANALISIS MASALAH

1. Apa yang melatarbelakangi tim Puskesmas melakukan penyuluhan


dan pengobatan kecacingan serta meresmikan UKS di SDN Sukahati ?
Berdasarkan Badan Kesehatan Dunia (WHO) pada tahun 2015 lebih dari 1,5
juta orang atau sekitar 2,4% masyarakat dunia menderita infeksi STH (Soil
Transmitted Helminth).Sedangkan menurut Departemen Kesehatan Indonesia pada
tahun 2015 angka kejadian infeksi STH (Soil Transmitted Helminths (STH) adalah
sekelompok cacing parasit (kelas Nematoda) yang dapat menyebabkan infeksi pada
manusia melalui kontak dengan telur ataupun larva parasit itu sendiri yang
berkembang di tanah yang lembab yang terdapat di negara yang beriklim tropis
maupun subtropis ) di Indonesia sekitar 28% dari penduduk Indonesia. Hal ini
menunjukkan bahwa masih tingginya angka kecacingan di Indonesia.
Dan berdasarkan PERMENKES RI No.15 Tahun 2017 bahwa :
Upaya reduksi cacingan pada masyarakat terutama kelompok anak balita dan anak
usia sekolah perlu dilakukan peningkatan pemberdayaan masyarakat dan komitmen
lintas program dan lintas sektor;
Jadi , yang melatarbelakangi tim Puskesmas adalah melaksanakan program
pemerintah dengan melakukan penyuluhan serta pengobatan kepada siswa-siswi
sekolah dasar. Dalam penyelenggaraan Penanggulangan Cacingan dilaksanakan
kegiatan:
a. promosi kesehatan; Meningkatkan pengetahuan akan penyakit cacingan
b. Surveilans Cacingan; Penemuan kasus cacingan
c. pengendalian faktor risiko; Menjaga kebersihan pribadi dan lingkungan
d. penanganan Penderita; Konseling dan Pengobatan
e. POPM Cacingan ; Pemberian Obat Pencegahan Massal dua kali setahun
di daerah prevalensi tinggi , sekali setahun didaerah prevalensi sedang .
( Sumber : PERMENKES No.15 Tahun 2017 : Penanggulangan Cacingan dan Jurnal Kedokteran Undip :
EVALUASI PROGRAM PEMBERANTASAN KECACINGAN PADA SISWA SEKOLAH DASAR DI PUSKESMAS
ROWOSARI KECAMATAN TEMBALANG SEMARANG )

Menurut Departemen Kesehatan Usaha Kesehatan Sekolah adalah usaha


kesehatan masyarakat yang dijalankan di sekolah-sekolah dengan anak didik
beserta lingkungan hidupnya sebagai sasaran utama. Usaha Kesehatan Sekolah
merupakan bagian dari usaha kesehatan pokok yang menjadi beban tugas
puskesmas yang ditujukan kepada sekolah-sekolah dengan anak beserta lingkungan
hidupnya, dalam rangka mencapai keadaan kesehatan anak sebaik-baiknya dan
sekaligus meningkatkan prestasi belajar anak sekolah setinggi-tingginya.

Jadi dengan diresmikannya UKS membantu peran puskesmas yang salah


satunya adalah menanggulangi cacingan. Disamping itu perlu juga meningkatkan
pengetahuan kepada guru-guru dalam pencegahan cacingan. Karena peran guru
sangat berperan aktif dalam mengubah pola pikir peserta didiknya.

2. Apa yang harus ditekankan tim Puskesmas kepada warga sekolah SDN
Sukahati dari hasil skrinning tingginya kejadian kecacingan?

Infeksi cacing gelang ( Askaris ), cacing cambuk ( Trikuris) dan cacing


tambang sangat erat dengan kebiasaan defekasi (buang air besar/BAB)
sembarangan, tidak mencuci tangan sebelum makan serta anak- anak yang bermain
di tanah tanpa menggunakan alas kaki dan kebiasaan memakan tanah (geophagia).
Kebiasaan BAB sembarangan menyebabkan tanah terkontaminasi telur cacing.
Pada umumnya telur cacing bertahan pada tanah yang lembab dan kemudian
berkembang menjadi telur infektif. Telur cacing infektif yang ada di tanah dapat
tertelan masuk ke dalam pencernaan manusia bila tidak mencuci tangan sebelum
makan dan infeksi Cacingan juga dapat terjadi melalui larva cacing yang menembus
kulit.
Jadi , tugas tim Puskesmas menekankan kepada warga sekolah terutama
siswa-siswi untuk tidak BAB sembarangan , cuci tangan pakai sabun ( sebelum –
setelah makan, sesudah bab , dan sesudah menyuntuh benda kotor ) , hindari
tempat bermain kotor contohnya pinggir kali atau selokan , dan selalu gunakan alas
kaki atau sandal ketika bermain .

( Sumber : PERMENKES No.15 Tahun 2017 : Penanggulangan Cacingan )

3. Mengapa Angka kejadian tersebut tetap tinggi disamping pemberian obat


cacingan yang rutin setiap 6 bulan sekali ?
WHO menyusun strategi global dalam mengendalikan STH dengan penggunaan
kemoterapi modern. Strategi tersebut bertujuan untuk mengendalikan morbiditas yang
diakibatkan oleh infeksi STH, yaitu dengan mengeliminasi infeksi dengan intensitas
sedang dan tinggi dengan pemberian obat antelmintik (terutama albendazol 400 mg
dosis tunggal dan mebendazol 500 mg dosis tunggal).
Albendazol dan mebendazol merupakan obat pilihan untuk askariasis.
- Dosis albendazol untuk dewasa dan anak usia lebih dari 2 tahun adalah 400 mg
per oral. WHO merekomendasikan dosis 200 mg untuk anak usia 12 – 24 bulan.
- Dosis mebendazol untuk dewasa dan anak usia lebih dari 2 tahun yaitu 500 mg.
- Albendazol dan mebendazol diberikan dosis tunggal.
- Pirantel pamoat dapat digunakan untuk ascariasis dengan dosis 10–11 mg/kg BB
per oral, dosis maksimum 1 gram

Obat antelmintik ini diberikan kepada populasi dengan resiko tinggi, yaitu:
a. Anak-anak yang belum sekolah (usia 1-4 tahun)
b. Anak-anak usia sekolah (usia 5-14 tahun)
c. Wanita usia reproduktif (termasuk wanita dengan kehamilan trimester
kedua dan ketiga, serta wanita menyusui).
d. Kelompok usia dewasa yang rentan terpapar dengan infeksi STH
(contoh: pekerja kebun teh dan pekerja penambangan).

Angka kejadian tersebut tinggi ada beberapa faktor yang mempengaruhinya.


Faktor geografis merupakan faktor utama insiden tinggiya cacingan di daerah
tersebut . Telur cacing gelang (A. lumbricoides) dan cacing cambuk (T.
trichiura) dalam siklus hidupnya memerlukan tanah liat serta lingkungan yang hangat
dan lembab untuk dapat berkembang menjadi bentuk infektif.
Selain keadaan tanah dan lingkungan yang sesuai, endemisitas juga
dipengaruhi oleh jumlah telur yang dapat hidup sampai menjadi bentuk infektif dan
masuk ke dalam hospes (inang). Semakin banyak telur ditemukan di sumber
kontaminasi (tanah, debu, sayuran, dan lain-lain), semakin tinggi endemisitas di
suatu daerah. Dan Larva filariform dapat bertahan 7 – 8 minggu di tanah.
Disamping pemberian obat kita harus mampu mengenali tempat siklus hidup
dari cacing-cacing tersebut. Karena letak geografis sangat sulit untuk memusnahkan
sumber dari infeksi cacing tersebut, cara efektif adalah dengan pencegahan dan
pengendalian.

4. Apa hubungan penyakit cacing-cacing tersebut dengan kebiasaan kontak


dengan tanah ?

Kebiasaan kontak erat dengan tanah faktor risiko terbesar terekana infeksi cacing
askaris , trikuris dan cacing tambang.
- Larva cacing yang infektif dapat menembus lapisan kulit , terlebih lapisan kulit yang
terdapat luka akan sangat mudah larva cacing menembus lapisan kulit.

- Telur cacing infektif yang ada di tanah dapat tertelan masuk ke dalam
pencernaan manusia bila tidak mencuci tangan sebelum makan

Di daerah perkebunan dan pertambangan sering terjadi infeksi cacing tambang


pada penduduk yang tinggal di sekitarnya. Cacing tambang dalam siklus penularannya
memerlukan tanah berpasir yang gembur, tercampur humus, dan terlindung dari sinar
matahari langsung.
Diantara kebisaan kontak erat dengan tanah , maka masyarakat perlu
menerapkan PHBS ( Perilaku Hidup Bersih Sehat ).
5. Apa gejala klinis yang timbul pada penderita yang terinfeksi?

Terdapat dua fase migrasi larva dimana gejala klinis yang ditimbulkan
akan berbeda.

a. Fase migrasi larva Pada fase migrasi, larva dapat mencetus timbulnya reaksi pada
jaringan yang dilaluinya. Di paru, antigen larva menimbulkan respons inflamasi
berupa infiltrat yang tampak pada foto toraks dan akan menghilang dalam waktu tiga
minggu. Terdapat gejala pneumonia atau radang paru seperti mengi, dispnea, batuk
kering, demam dan pada infeksi berat dapat timbul dahak yang disertai darah.
Pneumonia yang disertai eosinofilia dan peningkatan IgE disebut sindrom Loeffler.
Larva yang mati di hati dapat menimbulkan granuloma eosinofilia.

b. Fase intestinal Cacing dewasa yang hidup di saluran intestinal jarang menimbulkan
gejala klinis. Jika terdapat gejala klinis biasanya tidak khas yaitu mual, nafsu makan
berkurang, diare atau konstipasi, lesu, tidak bergairah, dan kurang konsentrasi. Cacing
Ascaris dapat menyebabkan intoleransi laktosa, malabsorsi vitamin A dan mikronutrisi.
Pada anak infeksi kronis dapat menyebabkan kegagalan pertumbuhan akibat dari
penurunan nafsu makan, terganggunya proses pencernaan dan malabsorbsi. Efek yang
serius terjadi bila cacing menggumpal dalam usus sehingga terjadi obstruksi usus
(ileus).Selain itu cacing dewasa dapat masuk ke lumen usus buntu dan dapat
menimbulkan apendisitis (radang usus buntu) akut atau gangren.Jika cacing dewasa
masuk dan menyumbat saluran empedu dapat terjadi kolik, kolesistitis (radang kantong
empedu), kolangitis (radang saluran empedu), pangkreatitis dan abses hati.Selain ke
bermigrasi ke organ, cacing dewasa juga dapat bermigrasi keluar melalui anus, mulut
atau hidung. Migrasi cacing dewasa dapat terjadi karena rangsangan seperti
demam tinggi atau obat-obatan.
6. Bagaimana mendiagnosis seseorang pada seseorang yang terkena infeksi cacing ?

Diagnosis dilakukan dengan menemukan telur A.lumbricoides pada


sediaan basah tinja langsung. Penghitungan telur per gram tinja dengan
teknik katokatz dipakai sebagai pedoman untuk menentukan - 25 - berat
ringannya infeksi. Selain itu diagnosis dapat dibuat bila cacing dewasa
keluar sendiri melalui mulut,hidung atau anus.
Pemeriksaan tinja dengan metode katokats adalah untuk menegakkan
diagnosis pasti, ada dan tidaknya infeksi cacing, berat ringannya infeksi serta jenis
telur cacing yang ada.
Apabila pada pemeriksaan feses sampel didapati hasil dengan prevalensi 30%
atau lebih, dilakukan pengobatan massal. Namun, bila dari hasil pemeriksaan feses
sampel prevalensi hanya didapati kurang dari 30%, dilakukan pemeriksaan
menyeluruh (total screening). Apabila hasil pemeriksaan total screening
menunjukkan prevalensi lebih dari 30%, harus dilakukan pengobatan massal. Tetapi
bila prevalensi kurang dari 30%, pengobatan dilakukan secara selektif, yaitu pada
orang dengan hasil positif saja

7. Apa pengobatan yang diberikan untuk mengatasi cacingan ?

Mebendazol digunakan untuk mengobati infeksi cacing kremi, cacing tambang,


cacing gelang, dan cacing cambuk. Obat ini tidak dianjurkan untuk wanita hamil dan
anak di bawah usia 2 tahun. Namun pada kehamilan di bawah 3 bulan, mebendazol
tidak menimbulkan efek buruk. Dalam penggunaan mebendazol sangat jarang terjadi
efek yang tidak diinginkan, namun pernah dilaporkan beberapa efek yang tidak
diinginkan yaitu sakit perut, diare, kejang pada bayi, dan ruam.

Aturan pakai
Untuk infeksi cacing kremi, dosis sebesar 100 mg dosis tunggal untuk dewasa dan anak
di atas 2 tahun. Jika terjadi infeksi kembali, ulangi dosis yang sama 2 minggu kemudian.
( sumber : http://pionas.pom.go.id/artikel/obat-kecacingan )

Albendazol dan mebendazol merupakan obat pilihan untuk askariasis.


- Dosis albendazol untuk dewasa dan anak usia lebih dari 2 tahun adalah 400 mg
per oral. WHO merekomendasikan dosis 200 mg untuk anak usia 12 – 24 bulan.
- Dosis mebendazol untuk dewasa dan anak usia lebih dari 2 tahun yaitu 500 mg.
- Albendazol dan mebendazol diberikan dosis tunggal.
- Pirantel pamoat dapat digunakan untuk ascariasis dengan dosis 10–11 mg/kg BB
per oral, dosis maksimum 1 gram
8. Apa makna pemberian program imunisasi TT pada anak Sekolah Dasar ?

Ini merupakan BIAS atau Bulan Imunisasi Anak Sekolah yang merupakan
program dari pemerintah. Tujuannya meningkatkan derajat kesehatan anak usia
sekolah dan menurunkan angka kesakitan tetanus. Dengan memberikan 1 dosis
vaksin TT pada anak kelas 2 – 3 Sekolah Dasar ( sederajat ). Memberikan imunisasi
ulang TT setiap th 1 dosis sampai menerima imunisasi TT 5 dosis . Ketika tamat atau
lulus sekolah diharapkan anak sudah dengan status TT 5 dosis.

(Dasar Hukum : UUD RI NO : 36 th 2009 tentang kesehatan , SKB Menteri Pendidikan dan Kebudayaan, Menkes,
Menteri Agama,dan Menteri Dalam Negeri NO:0408a/U/1984,319/Menkes/SKB/VI/1984, 74/th/1984/60 tahun 1984
tentang Pokok Kebijaksanaan Pembinaan dan Pengembangan Usaha Kesehatan Sekolah, dst. )

9. Apa gejala dari tetanus ?

Masa inkubasi 5-14 hari, tetapi bisa lebih pendek (1 hari atau lebih lama 3 atau
beberapa minggu ). Ada tiga bentuk tetanus yang dikenal secara klinis, yakni:
1. Localited tetanus ( Tetanus Lokal ): adanya kontraksi otot persisten pada daerah
luka yang terjadi.
2. Cephalic Tetanus : jarang
3. Generalized tetanus (Tctanus umum) : trismus gejala utama , akibat kekakuan otot-
otot masseter.

Karakteristik dari
• Kejang bertambah berat selama 3 hari pertama, dan menetap selama 5 -7 hari.
• Setelah 10 hari kejang mulai berkurang frekuensinya
• Setelah 2 minggu kejang mulai hilang.
• Biasanya didahului dengan ketegangaan otot terutama pada rahang dari leher.
Kemudian timbul kesukaran membuka mulut ( trismus, lockjaw ) karena spasme Otot
masetter.
• Kejang otot berlanjut ke kaku kuduk ( opistotonus , nuchal rigidity )
• Risus sardonicus karena spasme otot muka dengan gambaran alis tertarik keatas, sudut
mulut tertarik keluar dan ke bawah, bibir tertekan kuat .
• Gambaran Umum yang khas berupa badan kaku dengan opistotonus, tungkai dengan •
Eksistensi, lengan kaku dengan mengepal, biasanya kesadaran tetap baik.
• Karena kontraksi otot yang sangat kuat, dapat terjadi asfiksia dan sianosis, retensi urin,
bahkan dapat terjadi fraktur collumna vertebralis ( pada anak ).

Anda mungkin juga menyukai