BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Menstruasi
1. Definisi Menstruasi
STIKes Faletehan
8
3. Siklus Menstruasi
STIKes Faletehan
9
c. Fase ovulasi/ fase luteal (sekresi). diawali oleh ovulasi sebagai respon
terhadap tingginya kadar LH dari kelenjar pipuitari. Dengan rupturnya
ovum dari folikel graafian, terbentuk korpus luteum dan menghasilkan
jumlah progesteron dan estrogen yang banyak. Hormon ini
menyebabkan kelenjar pada dinding uterus melebar dan menjadi
berbelit-belit. Progesteron dan estrogen menyebabkan sel-sel pada
kelenjar ini mensekresi lendir kental yang mengandung glikogen.
Ketiga lapisan uterus yang matur dipersiapkan untuk menerima dan
memelihara ovum yang dibuahi. Implantasi tersebut pada umumnya
terjadi sekitar 7 sampai 10 hari setelah ovulasi, atau pada hari ke 32
pada siklus 28 hari. Ovum yang dibuahi, kini menjadi troploblas,
menghasilkan gonadotrofin khorionik manusia, yang secara terus
menerus menstimulasi pembentukan progesteron dan estrogen oleh
korpus luteum. Hormon ini membantu mempertahankan ketebalan
uterus. Ditandai dengan sekresi LH yang memacu matangnya sel
ovum pada hari ke 14 sesudah menstruasi. Sel ovum yang matang
akan meninggalkan folikel dan folikel akan mengkerut dan berubah
STIKes Faletehan
10
d. Fase premenstrual atau fase iskemik, bila ovum tidak dibuahi. Korpus
luteum menurun, kadang progesteron dan estrogen menurun, arteri
pada endometrium berkonstriksi dan dinding uterus menjadi menyusut
dan mati karena iskemia (kurang darah). Proses ini membutuhkan
waktu sekitar 3-5 hari, berakhir sekitar dari ke 24 dan 28 dari siklus 28
hari. Dengan hancurnya bagian-bagian kecil dari dinding
endometrium serta pemaparan terhadap pembuluh, menstruasi dimulai
dan siklus berulang.
STIKes Faletehan
11
hyperemia diikuti oleh spasme dan iskemia. Sesudah itu terjdi degenerasi
serta perdarahan dan pelepasan endometrium yang nekrotik maka
keluarlah darah menstruasi (Pudiasturi, 2012).
2) Amenorea Sekunder
Amenorea sekunder yaitu tidak terjadinya menstruasi yang di
selingi dengan perdarahan menstruasi sesekali pada perempuan
yang mengalami amenorea.
d. Hipermenorea (Menoragia)
STIKes Faletehan
12
a. Berat Badan
b. Aktifitas Fisik
Tingkat aktifitas fisik yang sedang dan berat dapat membatasi fungsi
menstruasi. Atlet wanita seperti pelari, senam balet memiliki risiko
untuk mengalami amenorrhea, anovulasi dan defek pada luteal.
Aktifitas fisik yang berat merangsang inhibisi gonadotropin releasing
hormone (GnRH) dan aktifitas gonadotropin sehingga menurunkan
level dari serum estrogen.
c. Stres
STIKes Faletehan
13
d. Diet
e. Gangguan Endokrin
g. Gangguan Pendarahan
Gangguan perdarahan terbagi menjadi tiga, yaitu: perdarahan yang
berlebihan/banyak, perdarahan yang panjang, dan perdarahan yang
sering. Dysfungsional Uterin Bleding (DUB) adalah gangguan
perdarahan dalam siklus menstruasi yang tidak berhubungan dengan
kondisi patologis. DUB meningkat selama proses transisi menopause.
B. Stres
1. Definisi Stres
Secara umum, stres adalah perasaan tertekan, cemas dan tegang. Dalam
bahasa sehari-hari dikenal sebagai stimulus atau respon yang menuntut
STIKes Faletehan
14
2. Indikasi/Gejala stres
STIKes Faletehan
15
3. Macam stres
STIKes Faletehan
16
5. Sumber stres
Faktor yang menimbulkan stres dapat berasal dari sumber internal (yaitu
dari diri sendiri) maupun eksternal (yaitu keluarga, masyarakat dan
lingkungan)
a. Internal yang bersumber dari diri sendiri. Stresor individual dapat
timbul dari tuntutan pekerjaan atau beban yang terlalu berat, kondisi
STIKes Faletehan
17
6. Tingkat stres
STIKes Faletehan
18
STIKes Faletehan
19
kesulitan santai, kegugupan dan mudah marah atau gelisah, kepekaan atau
ekspresi yang berlebihan dan ketidaksabaran.
STIKes Faletehan
20
STIKes Faletehan
21
sistem saraf yang diteruskan ke susunan saraf pusat yaitu limbic system
melalui tranmisi saraf, selanjutnya melalui saraf autonomy diteruskan ke
kelenjar-kelenjar hormonal (endokrin) hingga mengeluarkan secret (cairan)
neurohormonal menuju hipofhisis melalui sistem prontal guna mengeluarkan
gonadotropin dalam bentuk FSH (Folikell Stimulazing Hormone) dan LH
(Leutenizing Hormon). Produksi kedua hormon tersebut dipengaruhi oleh RH
(Realizing Hormone) yang di salurkan dari hipotalamus ke hipofisis.
Pengeluaran RH sangat di pengaruhi oleh mekanisme umpan balik estrogen
terhadap hipotalamus sehingga mempengaruhi proses menstruasi.
Tingkat stres yang tinggi pada mahasiswa semester akhir kemungkinan karena
banyaknya tugas yang harus diselesaikan. Sehingga dapat disimpulkan
semakin tinggi tingkat stres responden maka semakin besar kemungkinan
responden akan mengalami gangguan siklus menstruasi.
STIKes Faletehan