Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
Korporasi Multinasional
Transfer pricing ini pun juga telah menuai banyak sekali masalah di berbagai
negara karena dalam prakteknya, mereka menggunakan hal-hal yang sangat
bertentangan dengan aturan yang ada. Dalam sub pembahasan selanjutnya akan
dibahas mengenai segala aspek berhubugan dengan transfer pricing.
B. Definisi
Transfer Pricing Organization for Economic Co-operation and
Development (OECD) mendefinisikan transfer pricing sebagai harga yang
ditentukan dalam transaksi antar anggota grup dalam sebuah perusahaan
multinasional dimana harga transfer yang ditentutkan tersebut dapat menyimpang
dari harga pasar wajar sepanjang cocok bagi grupnya. Mereka dapat menyimpang
dari harga pasar wajar karena posisi mereka yang berada dalam keadaan bebas
untuk mengadopsi prinsip apapun yang tepat bagi korporasinya.
In a multinational enterprise (MNE) manytransaction normally take place
between members of the group. The price charged for such transfer do not
necessarily represent a result of the free play of market forces, but may, for a
number of reasons and because the MNE is in a position toadopt whatever piciple
is convenient to its as a group. (OECD 1979:7)
Gunadi, dalam Santoso (2004:127), mengatakan bahwa dalam arti yang lebih
luas, transfer pricing termasuk penentuan harga antara beberapa entitas yang secara
hukum pemiliknya bisa sama ataupun berbeda.
1) Dari segi ekonomiHirshleifer dalam Cox, Howe, dan Boyd, transfer price should
be themarginal cost of the selling division in order to maximaze the firm’s profit as
a whole (Cox et al. 1997:20-29). Jadi prisip dasar dari transfer harga adalah
memaksimalkan laba perusahaan. James Cox, F. Howe, dan Lynn H Boyd,
Transfer Pricing Effects on Locally Measured Organizations (Industrial
Management,1997), hal. 20-29Sehingga, perusahaan harus secraa berkala menjual
produk sampai dengan titik dimana tambahan biaya karena adanya tambahan unit
yang diproduksi dan dijual disebut marginal cost lebih lebih rendah dibandingkan
dengan penghasilan yang diperoleh dari penjualan unit tersebut (marginal revenue).
Dalam hal penentuan hara untuk perusahaan yang terintegrasi, harga harus
ditentukan berdasarkan marginal cost produsen.
2) Dari segi manajemen, Robert dan Govindarajan, dalam Santoso (2004:129),
mendefinisikan bahwa the term of transfer pricing is a value placed on a transfer of
goods and services between in transaction in which at least one of the two
partiesinvolved is a profit center (Robert and Govindarajan, 1998). Sehingga,
transfer pricing lebih ditujukan untuk mengukur kinerja divisi, laba perusahaan
secraa keseluruhan, dan otonomi divisi dan menilai motivasi dan performance
setiap divisi/unit bersangkutan dalam rangka mencapai tujuan perusahaan. Dalam
penentuan tersebut, perusahaan-perusahaan divisionalisasi/ departementasi
menggunakan beberapa metode, diantaranya :
· Harga Transfer atas Dasar Biaya (Cost-Based Transfer Pricing) Perusahaan yang
menggunakan metode transfer atas dasar biaya menetapkan harga transfer atas
dasar biaya variable dan tetap yang bisa dalam 3 pemeliharaan bentuk, yaitu biaya
penuh (full cost), biaya penuh ditambahkan mark-up (full cost plus mark-up), dan
gabungan antara biaya variable dan tetap (variable cost plus fixed fee). Imam
Santoso,op. cit.,hal.129
· Harga Transfer atas Dasar Harga Pasar (Market Basis Transfer Pricing) Apabila
ada suatu pasar sempurna, metode transfer pricing atas dasar harga pasar inilah yang
merupakan ukuran paling memadai karenasifatnya yang independen. Namun,
keterbatasan informasi pasar terkadangmenjadi kendala dalam menggunakan
transfer pricing yang berdasarkanharga pasar.
· Harga Transfer Negosiasi (Negotiated Transfer Pricing) Dalam ketiadaan harga,
beberapa perusahaan memperkenan kandivis-divisi dalam perusahaan yang
berkepentingan dengan transfer pricing untuk menegosiasikan harga transfer yang
diinginkan. Harga transfer negosiasi mencerminkan perspektif kontrolabilitas yang
inherendalam pusat-pusat pertanggung jawaban karena setiap divisi
yang berkepentingan tersebut pada akhirnya yang akan bertanggung jawab
atasharga transfer yang dinegosiasikan.
Hal inikarena tariff pajak yang digunakan adalah sama. Lain halnya jika
dilakukan oleh perusahaan multinasional dengan beberapa cabang di berbagai
negara. Transfer pricing ini akan sangat signifikan pengaruhnya dalam
penerimaan pajak. Hal ini karena perbedaan tariff pajak yang ada di berbagai
negara. Suatu transfer pricing dapat terjadi karena suatu hubungan istimewaatau
afiliasi antara anggota dalam suatu grup perusahaan multinasional. Suatu transfer
pricing sedikitnya melibatkan dua pihak yang melakukan transaksi, yaitu pihak
yang melakukan transfer atau transferor dan pihak yang menerimatransfer atau
transferee.
Salah satu bentuk Intra-Group Service yaitu melalui pemberian jasa manajemen, jasa
teknik atau jasa lainnya dari satu entitas (pemberi jasa) di negara dengan tarif pajak
rendah, memberikan jasa kepada entitas lainnya di negara dengan tarif pajak yang tinggi.
Melalui skema tersebut, perusahaan MNC dapat mengakui service expense sebagai beban
mengurangi penghasilan bagi entitas di negara yang memiliki tariff tinggi.