Anda di halaman 1dari 25

PEMERINTAH KABUPATEN BADUNG

DINAS KESEHATAN
UPT PUSKESMAS MENGWI II
Jl. Raya TumbakBayuh, Br. Gunungpande Tumbakbayuh
Tlp. (0361) 8442063 Email: mengwidua@gmail.com

PEDOMAN PELAYANAN RUANG


GAWAT DARURAT

UPT. PUSKESMAS MENGWI II


TAHUN 2019
PEDOMAN PELAYANAN RUANG
GAWAT DARURAT

Tanggal 4 Februari 2019

No Revisi: 01

Mengetahui
Penanggung Jawab Upaya Kesehatan
Kepala UPT.Puskesmas Mengwi II
Perorangan (UKP)

Dr. A.A. Ayu Widiastari


Dr I Putu Milantika,M.P.H
NIP 19720805 200604 2012
NIP.19780121 200501 1 006
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Pelayanan kesehatan adalah upaya yang diselenggarakan oleh suatu organisasi untuk
memelihara dan meningkatkan kesehatan, mencegah dan menyembuhkan penyakit serta
memulihkan kesehatan individu, keluarga, kelompok, dan masyarakat
Pelayanan kesehatan yang bermutu adalah pelayanan kesehatan yang dapat
memuaskan setiap pemakai jasa pelayanan kesehatan sesuai dengan tingkat kepuasan rata-rata
penduduk, serta yang penyelenggaraannya sesuai dengan kode etik dan standar pelayanan
profesi yang telah ditetapkan.
Pelayanan gawat darurat merupakan pelayanan yang dapat memberikan tindakan
yang cepat dan tepat pada seorang atau kelompok orang agar dapat meminimalkan angka
kematian dan mencegah terjadinya kecacatan yang tidak perlu. Upaya peningkatan gawat
darurat ditujukan untuk menunjang pelayanan dasar, sehingga dapat menanggulangi pasien
gawat darurat baik dalam keadaan sehari-hari maupun dalam keadaaan bencana.
Dengan semakin meningkatnya jumlah penderita gawat darurat, maka diperlukan
peningkatan pelayanan gawat darurat baik yang diselenggarakan ditempat kejadian, pelayanan
pra rumah sakit,selama perjalanan ke rumah sakit, maupun di rumah sakit.
Berdasarkan hal tersebut diatas, maka di Unit Gawat Darurat perlu dibuat standar
pelayanan yang merupakan pedoman bagi semua pihak dalam tata cara pelaksanaan
pelayanan yang diberikan ke pasien pada umumnya dan pasien UGD UPT. Puskesmas
Mengwi II khususnya.
Berkaitan dengan hal tersebut diatas maka, dalam melakukan pelayanan gawat darurat
di UGD UPT. Puskesmas Mengwi II harus berdasarkan standar pelayanan Gawat Darurat
UPT. Puskesmas Mengwi II.
B. Tujuan Pedoman
1. Tujuan umum
a. Terwujudnya penyelenggaraan pelayanan kesehatan di ruang gawat darurat dengan
mutu tinggi serta mengutamakan keselamatan pasien.
2. Tujuan khusus
a. Pelayanan kesehatan di ruang gawat darurat dapat berjalan dengan baik berdasarkan
SPO sehingga keselamatan pasien dapat dimaksimalkan
b. Meningkatkan pelayanan kesehatan yang merata, terjangkau dengan mengutamakan
pada upaya preventif dan kuratif.
c. Menciptakan ruang gawat darurat dengan pelayanan yang nyaman dan lingkungan yang
aman.
d. Menjadi instalasi rawat darurat dengan SDM yang berbelas kasih, arsetif,
profesional,tim, dan sejahtera.

C. Ruang Lingkup
Ruang lingkup pelayanan Ruang Gawat Darurat meliputi :
1. Pasien dengan kasus True Emergency
Yaitu pasien yang tiba – tiba berada dalam keadaan gawat darurat atau akan menjadi
gawat dan terancam nyawanya atau anggota badannya (akan menjadi cacat) bila
tidak mendapat pertolongan secepatnya
2. Pasien dengan kasus False Emergency yaitu pasien dengan :
a. Keadaan gawat tetapi tidak memerlukan tindakan darurat
b. Keadaan gawat tetapi tidak mengancam nyawa dan anggota badannya
c. Keadaan tidak gawat dan tidak darurat

D. Batasan Operasional
1. Ruang Gawat Darurat
Adalah unit pelayanan pra rumah sakit yang memberikan pelayanan pertama
pada pasien dengan ancaman kematian dan kecacatan.
2. Triage
Adalah pengelompokan korban yang berdasarkan atas berat ringannya trauma /
penyakit serta kecepatan penanganan / pemindahannya.
3. Prioritas
Adalah penentuan mana yang harus didahulukan mengenai penanganan dan
pemindahan yang mengacu tingkat ancaman jiwa yang timbul.
4. Survey Primer
Adalah deteksi cepat dan koreksi segera terhadap kondisi yang mengancam
jiwa.
5. Survey Sekunder
Adalah melengkapi survei primer dengan mencari perubahan – perubahan
anatomi yang akan berkembang menjadi semakin parah dan memperberat perubahan
fungsi vital yang ada berakhir dengan mengancam jiwa bila tidak segera diatasi.
6. Pasien Gawat darurat
Pasien yang tiba-tiba berada dalam keadaan gawat atau akan menjadi gawat
dan terancam nyawanya atau anggota badannya (akan menjadi cacat) bila tidak
mendapat pertolongan secepatnya.
7. Pasien Gawat Tidak Darurat
Pasien berada dalam keadaan gawat tetapi tidak memerlukan tindakan darurat
misalnya kanker stadium lanjut
8. Pasien Darurat Tidak Gawat
Pasien akibat musibah yang datang tiba – tiba tetapi tidak mengancam nyawa
dan anggota badannya, misalnya luka sayat dangkal.
9. Pasien Tidak Gawat Tidak Darurat
Misalnya pasien dengan ulcus tropium , TBC kulit , dan sebagainya
10. Kecelakaan (Accident)
Suatu kejadian dimana terjadi interaksi berbagai faktor yang datangnya
mendadak, tidak dikehendaki sehingga menimbulkan cedera fisik, mental dan sosial.
Kecelakaan dan cedera dapat diklasifikasikan menurut :
a. Tempat kejadian :
1) Kecelakaan lalu lintas
2) Kecelakaan di lingkungan rumah tangga
3) Kecelakaan di lingkungan pekerjaan
4) Kecelakaan di sekolah
5) Kecelakaan di tempat – tempat umum lainnya.
b. Mekanisme kejadian
Tertumbuk, jatuh, terpotong, tercekik oleh benda asing, tersengat, terbakar baik
karena efek kimia, fisik maupun listrik atau radiasi.
c. Waktu kejadian
1) Waktu perjalanan (travelling/transport time)
2) Waktu bekerja, waktu sekolah, waktu bermain dan lain – lain.
11. Cidera
Masalah kesehatan yang didapat/dialami sebagai akibat kecelakaan.
12. Bencana
Peristiwa atau rangkaian peristiwa yang disebabkan oleh alam dan atau
manusia yang mengakibatkan korban dan penderitaaan manusia, kerugian harta
benda, kerusakan lingkungan, kerusakan sarana dan prasarana umum serta
menimbulkan gangguan terhadap tata kehidupan masyarakat dan pembangunan
nasional yang memerlukan pertolongan dan bantuan.
Kematian dapat terjadi bila seseorang mengalami kerusakan atau kegagalan
dari salah satu sistem/organ di bawah ini, yaitu :
a. Susunan saraf pusat
b. Pernafasan
c. Kardiovaskuler
d. Hati
e. Ginjal
f. Pancreas

Kegagalan (kerusakan) sistem/organ tersebut dapat disebabkan oleh :


a. Trauma/cedera
b. Infeksi
c. Keracunan (poisoning)
d. Degerenerasi (failure)
e. Asfiksi
f. Kehilangan cairan dan elektrolit dalam jumlah besar (excessive loss of water and
electrolit)
g. Dan lain-lain.

Kegagalan sistem susunan saraf pusat, kardiovaskuler, pernafasan dan hipoglikemia


dapat menyebabkan kematian dalam waktu singkat, sedangkan kegagalan sistem/organ
yang lain dapat menyebabkan kematian dalam waktu yang lama.
Dengan demikian keberhasilan Penanggulangan Penderita Gawat Darurat
(PPGD) dalam mencegah kematian dan cacat ditentukan oleh :
a. Kecepatan menemukan penderita gawat darurat
b. Kecepatan meminta pertolongan
c. Kecepatan dan kualitas pertolongan yang diberikan
1) Ditempat kejadian
2) Dalam perjalanan ke rumah sakit
3) Pertolongan selanjutnya secara mantap di rumah sakit

E. Landasan Hukum
1. Undang – undang No. 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan
2. Peraturan Menteri Kesehatan RI No. 43 Tahun 2016 Tentang Standar Pelayanan
Minimal Bidang Kesehatan
3. Peraturan Menteri Kesehatan RI No. 47 Tahun 2018 Tentang Pelayanan
Kegawatdaruratan
4. Undang – undang No 29 Tahun 2004 tentang Praktik Kedokteran
5. Undang – undang No 8 Tahun 1999 tentang Perlindungan Konsumen.
BAB II

STANDAR KETENAGAAN

A. Kualifikasi SDM
Pola ketenagaan dan kualifikasi SDM RGD adalah :
No Nama Jabatan Kualifikasi Formal Keterangan
1 Penanggungjawab RGD Dokter umum Bersertifikat
ACLS/ATLS/EKG
2 Koordinator RGD D III Keperawatan
3 Pelaksana RGD D III Keperawatan Bersertifikat BTCLS
D III Kebidanan
S1 Ners
Keperawatan
4 Dokter RGD Dokter umum Bersertifikat ACLS

B. Distribusi Ketenagaan
Pola pengaturan ketenagaan Ruang Gawat Darurat yaitu :
1. Untuk dinas pagi, yang bertugas sejumlah 4 (empat) orang dengan standar minimal
bersertifikat BTCLS, diantaranya:
a. 1 orang coordinator RGD
b. 1 orang dokter umum
c. 2 orang pelaksana
2. Untuk dinas sore, yang bertugas sejumlah 3 (tiga) orang dengan standar minimal
bersertifikat BTCLS, diantaranya:
a. 1 orang dokter umum
b. 2 orang pelaksana
3. Untuk dinas malam, yang bertugas sejumlah 3 (tiga) orang dengan standar minimal
bersertifikat BTCLS, diantaranya:
a. 1 orang dokter umum
b. 2 orang pelaksana
C. Pengaturan Jaga
1. Pengaturan Jaga Pelaksana RGD
a. Pengaturan jadwal dinas pelaksana RGD dibuat dan dipertanggungjawabkan
oleh Koordinator RGD dan disetujui oleh Kepala Puskesmas.
b. Jadwal dinas dibuat untuk jangka waktu satu bulan dan direalisasikan ke
pelaksana RGD setiap satu bulan..
c. Untuk tenaga pelaksana RGD yang memiliki keperluan penting pada hari
tertentu, maka yang bersangkutan dapat mengajukan permintaan dinas pada
buku permintaan. Permintaan akan disesuaikan dengan kebutuhan tenaga yang
ada (apabila tenaga cukup dan berimbang serta tidak mengganggu pelayanan,
maka permintaan disetujui).
d. Jadwal dinas terbagi atas dinas pagi, dinas sore, dinas malam, lepas malam, dan
libur.
e. Apabila ada tenaga pelaksana tiba – tiba tidak dapat jaga sesuai jadwal yang
telah ditetapkan (tidak terencana), maka Koordinator RGD akan mencari
perawat pengganti yang hari itu sedang libur. Apabila pengganti tidak di
dapatkan, maka perawat yang dinas pada shift sebelumnya wajib untuk
menggantikan.
2. Pengaturan Jaga Dokter UGD
a. Pengaturan jadwal dokter jaga UGD menjadi tanggung jawab penanggungjawab
RGD dan disetujui Kepala Puskesmas.
b. Jadwal dokter jaga UGD dibuat untuk jangka waktu 1 bulan serta sudah
diedarkan ke unit terkait dan dokter jaga yang bersangkutan 1 minggu sebelum
jaga di mulai.
c. Apabila dokter jaga UGD karena sesuatu hal sehingga tidak dapat jaga sesuai
dengan jadwal yang telah di tetapkan maka :
1) Untuk yang terencana, dokter yang bersangkutan harus menginformasikan
ke PJ RGD paling lambat 3 hari sebelum tanggal jaga, dan PJ RGD tersebut
wajib menunjuk dokter jaga pengganti.
2) Untuk yang tidak terencana, dokter yang bersangkutan harus
menginformasikan ke PJ RGD dan atas persetujuan kepala puskesmas PJ
RGD menunjuk dokter pengganti.
BAB III
STANDAR FASILITAS

A. Denah Ruangan

S U

Keterangan :
: Pintu
: Kursi
: Tempat sampah
: Wastafel
: Meja administrasi
: Meja dokter
: Brankar
: Troli
: Lemari obat
: Lemari alat
: Sampiran
B. Standar Fasilitas dan Peralatan
1. Fasilitas
Standar Fasilitas di Ruang Tindakan Puskesmas Mengwi II
a. Dua tempat tidur
b. Satu meja administrasi
c. Satu meja dokter
d. Satu lemari obat
e. Satu lemari alat
f. Enam kursi
g. Dua tempat sampah (medis dan non medis)
h. Satu wastafel
i. Satu troli tindakan
2. Peralatan
a. Alat – alat untuk ruang UGD
1) Oxigen lengkap dengan flowmeter
2) Spuit 3 cc
3) Infus set
4) Brandcard fungsional diatur posisi trendelenberg
5) EKG
6) Nebullaizer
7) Ambu bag
8) Stetoskop
9) Tensimeter manual dan tensimeter digital
10) Thermometer
11) Tiang Infus
12) Timbangan berat badan injak
13) APD
b. Alat – alat untuk tindakan bedah
1) Bidai ukuran untuk tungkai dan lengan
2) Verban
3) Hecting set
4) Benang – benang/jarum segala jenis dan ukuran:
a) Cat gut
b) Silk Black
c) Jarum
5) Lampu sorot
6) Kassa
7) Spuit 3 cc
8) Dower Catheter
9) Emergency lamp
10) Elastis verban
c. Alat - alat dan obat analfilatik syok
1) Infuset
2) IV line
3) Cairan RL, Glukosa 5%, dan NaCl
4) Abocath
5) Spuit 3 cc
6) Gunting
7) Heacting set
8) Perban dan elastis banded
9) Mitela
10) Pinset
11) Aminophylline inj.
3. Ambulance
Untuk menunjang pelayanan terhadap pasien, UPT. Puskesmas Mengwi II saat ini
memiliki 3 (tiga) unit ambulance yang kegiatannya berada dalam koordinasi RGD
dan bagian Perawatan.
a. Fasilitas dan sarana untuk ambulance
1) Perlengkapan Ambulance
a) AC
b) Sirine
c) Lampu rotater
d) Sabuk pengaman
e) Sumber listrik/stop kontak
f) Lemari untuk alat medis
g) Lampu ruangan
h) Wastafel
2) Alat dan obat
a) Tabung Oksigen
b) Tas Emergency
yang berisi obat – obat untuk life saving, diantaranya:
a) Alat resusitasi jantung paru
b) Sucsion dan selang
c) Oxigen lengkap dengan flowmeter
d) Handscoon
e) Tensimeter
f) Reflek harmer
g) Senter
h) Plaster dan has
i) Gunting

C. Standar Obat RGD UPT. Puskesmas Mengwi II


1. Obat Live Saving
a. Injeksi
No Nama Obat Satuan Jumlah Jenis Obat

1. Ephinephrin Ampul 10 Anapilaktik drug


2. Lidocain Ampul 10 Anastetic lokal
3. Tetagam Ampul 10 Anti tetanus
4. Dexametason Ampul 10 Kortikusteroid
b. Cairan Infus
No Nama Obat Satuan Jumlah Jenis Obat

1. Dextrose 5 % 500 ml Kolf 5 Larutan Gula


2. Nacl 0,9 % 500 ml Kolh 5 Garam Pisiologis
3. Ringer Lactat Kolf 10 Garam Pisiologis
2. Obat Penunjang
a. Injeksi
No Nama Obat Satuan Jumlah Jenis Obat

1. Ondancentron Ampul Antiemetik


PEMERINTAH KABUPATEN BADUNG
DINAS KESEHATAN
UPT PUSKESMAS MENGWI II
Jl. Raya TumbakBayuh, Br. Gunungpande Tumbakbayuh
Tlp. (0361) 8442063 Email: mengwidua@gmail.com

ALUR PELAYANAN RUANG GAWAT DARURAT


Pasien

Loket
Pendaftaran

Triage

Emergensi Non Emergensi

Observasi

Membaik Memburuk Meninggal

Rujuk

Kasir

Apotek

BPL

Ket:
---------------- : Pihak keluarga/ pengantar
: Pasien
BAB IV
TATA LAKSANA PELAYANAN

A. TATA LAKSANA PENDAFTARAN PASIEN RGD


1. Pendaftaran pasien yang datang ke RGD dilakukan oleh pasien/keluarga (SOP
Pendaftaran pasien baru di RGD)
2. Bila keluarga tidak ada petugas RGD bekerja sama dengan securiti untuk mencari
identitas pasien.
3. Bila pasien dalam keadaan gawat darurat, maka akan langsung diberikan pertolongan
di RGD, sementara keluarga/penanggung jawab melakukan pendaftaran.

B. TATA LAKSANA SISTEM KOMUNIKASI RGD


1. Antara RGD dengan unit lain dalam UPT. Puskesmas Mengwi II adalah dengan
nomor extension masing-masing unit.
2. Antara RGD dengan dokter jaga yang terkait dengan pelayanan adalah menggunakan
pesawat telephone langsung dari UGD.
3. Antara RGD dengan petugas ambulance yang berada di lapangan menggunakan
telephone.
4. Antara RGD dengan RS rujukan menggunakan telephone langsung dari RGD.

C. TATA LAKSANA PELAYANAN TRIAGE


1. Pasien/keluarga pasien datang dan diterima pelaksana jaga RGD
2. Dokter jaga RGD/pelaksana jaga melakukan pemeriksaan pada pasien secara lengkap
dan menentukan prioritas penanganan.
3. Prioritas pertama (I, tertinggi, emergency) yaitu mengancam jiwa/mengancam fungsi
vital, pasien ditempatkan di bed dengan lajur merah.
4. Prioritas kedua (II, medium, urgent) yaitu potensial mengancam jiwa/fungsi vital,
bila tidak segera ditangani dalam waktu singkat. Penanganan dan pemindahan
bersifat terakhir. Pasien ditempatkan di bed dengan lajur kuning.
5. Prioritas ketiga (III, rendah, non emergency) yaitu memerlukan pelayanan biasa,
tidak perlu segera. Penanganan dan pemindahan bersifat terakhir. Pasien ditempatkan
di bed lajur hijau.

D. TATA LAKSANA PENGISIAN INFORMED CONSENT


1. Dokter/pelaksana RGD yang sedang bertugas menjelaskan tujuan dari pengisian
informed consent pada pasien/keluarga pasien.
2. Pasien menyetujui, informed consent diisi dengan lengkap disaksikan oleh pelaksana
RGD.
3. Setelah diisi dimasukkan dalam status medik pasien.

E. TATA LAKSANA TRANSPORTASI PASIEN


1. Bagi pasien yang memerlukan penggunaan ambulance UPT. Puskesmas Mengwi II
sebagai transportasi, maka pelaksana unit terkait menghubungi bagian ambulance.
2. Pelaksana RGD menuliskan data-data/penggunaan ambulance, nama pasien, tujuan
dan nama sopir.
3. Pelaksana RGD menghubungi bagian/sopir ambulance untuk menyiapkan kendaraan.
4. Pelaksana RGD menyiapkan alat medis sesuai dengan kondisi pasien.

F. TATA LAKSANA PELAYANAN FALSE EMERGENCY


1. Pasien/keluarga pasien mendaftar.
2. Dilakukan triage untuk penempatan pasien.
3. Pasien dilakukan pemeriksaan fisik oleh dokter jaga RGD.
4. Dokter jaga menjelaskan kondisi pasien pada keluarga/penanggung jawab.
5. Bila perlu dirawat/observasi pasien dianjurkan mengisi informed consent.
6. Bila tidak perlu dirawat pasien diberikan resep dan bisa langsung pulang.
7. Pasien dianjurkan untuk kontrol kembali sesuai dengan saran dokter.

G. TATALAKSANA PELAYANAN DEATH ON ARRIVAL (DOA)


1. Pasien dilakukan triage dan pemeriksaan oleh dokter jaga RGD.
2. Bila dokter sudah menyatakan meninggal, maka dilakukan perawatan jenazah.
3. Dokter jaga UGD membuat surat keterangan meninggal.
4. Pelaksana RGD menelpone ambulance PMI untuk dipindahkan ke ruang jenazah
rumah sakit dan kemudian diserahkan ke keluarga.

H. TATALAKSANA SISTEM RUJUKAN


1. Alih Rawat
a. Pelaksana jaga RGD menghubungi rumah sakit yang akan tuju.
b. Pelaksana jaga RGD memberikan informasi pada perawat/dokter jaga rumah
sakit rujukan mengenai keadaan umum pasein (SOP - Rujukan RGD).
c. Bila tempat telah tersedia di rumah sakit rujukan, pelaksana jaga RGD
menghubungi ambulance.
2. Pemeriksaan Diagnostik
a. Pasien/keluarga pasien dijelaskan oleh dokter jaga mengenai tujuan pemeriksaan
diagnostik, bila setuju maka keluarga pasien harus mengisi informed consent.
b. Pelaksana RGD menghubungi laboratorium yang dituju.
3. Spesimen
a. Pasien/keluarga pasien dijelaskan mengenai tujuan pemeriksaan spesimen.
b. Bila keluarga setuju maka harus mengisi informed consent.
c. Dokter jaga mengisi formulir pemeriksan dan diserahkan ke petugas
laboratorium.
d. Petugas laboratorium melakukan rujukan ke laboratorium yang dituju.
BAB V
LOGISTIK

A. Barang Habis Pakai


1. Alcohol sesuai kebutuhan
2. Perhidrol sesuai kebutuhan
3. Kapas sesuai kebutuhan
4. Povidon lodin sesuai kebutuhan
5. Kasa non steril sesuai kebutuhan
6. Kasa steril sesuai kebutuhan
7. Masker wajah sesuai kebutuhan
8. Handskon sesuai kebutuhan
9. Cairan infuse sesuai kebutuhan
10. Supratul
11. Plester
12. Hypapix
13. Perban gulung
14. Sabun tangan / antiseptic sesuai kebutuhan
BAB VI
KESELAMATAN PASIEN

A. Pengertian Keselamatan Pasien (Patient Safety)


Adalah suatu sistem dimana puskesmas membuat asuhan pasien lebih aman. Sistem
tersebut meliputi :
1. Assesment risiko
2. Identifikasi dan pengelolaan hal yang berhubungan dengan risiko pasien
3. Pelaporan dan analisis insiden
4. Kemampuan belajar dari insiden dan tindak lanjutnya
5. Implementasi solusi untuk meminimalkan timbulnya risiko

Sistem ini mencegah terjadinya cedera yang disebabkan oleh :


1. Kesalahan akibat melaksanakan suatu tindakan
2. Tidak mengambil tindakan yang seharusnya diambil

B. Tujuan
1. Terciptanya budaya keselamatan pasien di puskesmas
2. Meningkatnya akuntabilitas puskesmas terhadap pasien dan masyarakat
3. Menurunkan Kejadian Tidak Diharapkan (KTD) di puskesmas

C. Terlaksananya program-program pencegahan sehingga tidak terjadi pengulangan


Kejadian Tidak Diharapkan (KTD)
1. Standar Keselamatan Pasien
a. Hak pasien
b. Mendidik pasien dan keluarga
2. Keselamatan pasien dan kesinambungan pelayanan
a. Penggunaan metoda-metoda peningkatan kinerja untuk melakukan evaluasi dan
program peningkatan keselamatan pasien
b. Mendidik staf tentang keselamatan pasien
c. Peran kepemimpinan dalam meningkatkan keselamatan pasien
d. Komunikasi merupakan kunci bagi staf untuk mencapai keselamatan pasien
3. Kejadian Tidak Diharapkan (KTD) Adverse Event
Adalah suatu kejadian yang tidak diharapkan, yang mengakibatkan cedera
pasien akibat melaksanakan suatu tindakan atau tidak mengambil tindakan yang
seharusnya diambil, dan bukan karena penyakit dasarnya atau kondisi pasien. Cedera
dapat diakibatkan oleh kesalahan medis atau bukan kesalahan medis karena tidak
dapat dicegah

KTD yang tidak dapat dicegah Unpreventable Adverse Event :


Suatu KTD yang terjadi akibat komplikasi yang tidak dapat dicegah dengan
pengetahuan mutakhir
4. Kejadian Nyaris Cedera (KNC)
Adalah suatu kesalahan akibat melaksanakan suatu tindakan (commission) atau
tidak mengambil tindakan yang seharusnya diambil (omission), yang dapat
mencederai pasien, tetapi cedera serius tidak terjadi :
a. Karena “keberuntungan”
b. Karena “pencegahan”
c. Karena “peringanan”
5. Kesalahan Medis
Adalah kesalahan yang terjadi dalam proses asuhan medis yang mengakibatkan
atau berpotensi mengakibatkan cedera pada pasien
6. Kejadian Sentinel
Adalah suatu KTD yang mengakibatkan kematian atau cedera yang serius;
biasanya dipakai untuk kejadian yang sangat tidak diharapkan atau tidak dapat
diterima, seperti : operasi pada bagian tubuh yang salah.
Pemilihan kata “sentinel” terkait dengan keseriusan cedera yang terjadi
(seperti, amputasi pada kaki yang salah) sehingga pencarian fakta terhadap kejadian
ini mengungkapkan adanya masalah yang serius pada kebijakan dan prosedur yang
berlaku.

D. Tata Laksana

1. Memberikan pertolongan pertama sesuai dengan kondisi yang terjadi pada pasien
2. Melaporkan pada dokter jaga RGD
3. Memberikan tindakan sesuai dengan instruksi dokter jaga
4. Mengobservasi keadaan umum pasien
5. Mendokumentasikan kejadian tersebut pada formulir “ Pelaporan Insiden
Keselamatan
BAB VII
KESELAMATAN KERJA

A. Tujuan
1. Petugas kesehatan didalam menjalankan tugas dan kewajibannya dapat melindungi
diri sendiri, pasien dan masyarakat dari penyebaran infeksi.
2. Petugas kesehatan didalam menjalankan tugas dan kewajibannya mempunyai resiko
tinggi terinfeksi penyakit menular dilingkungan tempat kerjanya, untuk
menghindarkan paparan tersebut, setiap petugas harus menerapkan prinsip
“Universal Precaution”.

B. Tindakan yang beresiko terpajan


1. Cuci tangan yang kurang benar.
2. Penggunaan sarung tangan yang kurang tepat.
3. Penutupan kembali jarum suntik secara tidak aman.
4. Pembuangan peralatan tajam secara tidak aman.
5. Tehnik dekontaminasi dan sterilisasi peralatan kurang tepat.
6. Praktek kebersihan ruangan yang belum memadai.

C. Prinsip Keselamatan Kerja


Prinsip utama prosedur Universal Precaution dalam kaitan keselamatan kerja
adalah menjaga higiene sanitasi individu, higiene sanitasi ruangan dan sterilisasi
peralatan. Ketiga prinsip tesebut dijabarkan menjadi 5 (lima) kegiatan pokok yaitu :
1. Cuci tangan guna mencegah infeksi silang
2. Pemakaian alat pelindung diantaranya pemakaian sarung tangan guna mencegah
kontak dengan darah serta cairan infeksi yang lain.
3. Pengelolaan alat kesehatan bekas pakai
4. Pengelolaan jarum dan alat tajam untuk mencegah perlukaan
5. Pengelolaan limbah dan sanitasi ruangan.
BAB VIII
PENGENDALIAN MUTU

Indikator mutu yang digunakan di UPT. Puskesmas Mengwi II dalam memberikan


pelayanan adalah angka pemasangan infus 1 (satu) kali berhasil berbanding dengan jumlah
penderita yang dipasang infus di bulan yang sama.

Dalam pelaksanaan indikator mutu menggunakan buku dalam format tersendiri dan
dievaluasi serta dilaporkan setiap bulan pada penaggung jawab mutu.

Anda mungkin juga menyukai