NOMOR …/…./…/…../…
TENTANG
Menimbang :
Mengingat :
Menetapkan :
PERATURAN RUMAH SAKIT IBU DAN ANAK GRIYA MEDIKA BATAM TENTANG
PEDOMAN PELAYANAN OBSTETRI NEONATAL EMERGENSI KOMPREHENSIF
(PONEK)
Pasal 1
Pasal 2
Pasal 3
Pasal 4
Pasal 5
Peraturan Rumah Sakit ini berlaku sejak tanggal ditetapkan, dan apabila dipandang perlu
dilakukan perubahan maka akan dilakukan perbaikan sebagaimana mestinya.
Di tetapkan : Batam
Pada tanggal :
DIREKTUR RUMAH SAKIT IBU DAN ANAK GRIYA
MEDIKA BATAM
Dr. Yulia
TIM PENYUSUN
PEDOMAN PELAYANAN
OBSTETRI NEONATAL EMERGENSI KOMPREHENSIF (PONEK)
RUMAH SAKIT IBU DAN ANAK GRIYA MEDIKA BATAM
Penasehat :
Ketua :
Sekretaris :
Anggota :
Editor :
KATA PENGANTAR
Puji syukur kita panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan bimbingan dan
petunjuk kepada kita, sehingga Buku Pedoman Pelayanan Obetetri Neonatal Emergensi
Komprehensif Rumah sakit ibu dan anak Griya Medika Batam dapat diselesaikan.
Pedoman Pelayanan Obstetri Neonatal Emergensi Komprehensif ini dibuat untuk memenuhi
kebutuhan akan pedoman kerja bagi petugas rumah sakit terutama bagi tim PONEK Rumah Sakit
Awal Bros Batam. Pedoman ini sangat penting untuk membantu sistematika kerja tim PONEK
sehingga pada akhirnya diharapkan dapat meningkatkan mutu pelayanan PONEK pada
umumnya.
Kami menyadari buku ini masih belum sempurna, dan kami mengharapkan adanya
masukan bagi penyempurnaan buku ini dikemudian hari. Untuk itu penyusun
mengucapkan terima kasih dan harapan kami agar buku ini dapat dipergunakan sebagai acuan
dengan sebaik-baiknya.
Batam,
(Tim Penyusun)
SAMBUTAN DIREKTUR RUMAH
SAKIT IBU DAN ANAK GRIYA
MEDIKA BATAM
Dengan mengucap puji dan syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa saya ucapkan selamat dan
penghargaan atas usaha dan kerjasama serta kerja keras PONEK Awal Bros Batam yang telah
menerbitkan Buku Pedoman Pelayanan Obstetri Neonatal Emergensi Komprehensif Rumah
Sakit Ibu dan Anak Griya Medika Batam Tahun …….
Adanya Buku Pedoman Pelayanan Obstetri Neonatal Emergensi Komprehensif ini diharapkan
dapat menjadi pedoman bagi semua petugas yang bekerja di RS Ibu dan Anak Batam dalam
meningkatkan mutu dan keselamatan pasien di unit kerja pada khususnya dan Meningkatkan
Mutu dan keselamatan pasien Rumah Sakit pada umumnya. Saya berharap agar PONEK
Rumah Sakit dapat melakukan pemantauan dan memberikan masukan untuk perbaikan mutu
pelayanan di Rumah Sakit Ibu dan Anak griya medika Batam.
Semoga PONEK di RS Ibu dan Anak Griya Medika Batam dapat terus meningkatkan
kinerja dan kerjasama dengan seluruh unit yang ada di RS Ibu dan Anak Griya Medika
Batam dan dapat meningkatkan keselamatan pasien serta mutu RS Ibu dan Anak Griya
Medika Batam
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Angka Kematian Ibu dan Angka Kematian Bayi di Indonesia tergolong tinggi. Tercatat
228 angka kematian ibu per 100000 kelahiran hidup, dan 34 kematian bayi per 1000
kelahiran hidup. Target yang tercantum dalam Millenium Development Goals tahun 2015
terkait kesehatan ibu, bayi dan anak yaitu :
- Mengurangi angka kematian bayi dan balita dari 25 di tahun 1990 menjadi 20/1000
kelahiran hidup
- Mengurangi angka kematian ibu dari 307 di tahun 1990 menjadi 125/100000 kelahiran
hidup
Penyebab kematian terbanyak di Indonesia yaitu perdarahan 28%, eklamsia 24%, infeksi 11%,
partus macet/lama 8% dan aborsi 5%, sedangkan penyebab kematian bayi baru lahir terbanyak
adalah BBLR 29%, asfiksia 27%, infeksi dan tetanus 15%, masalah pemberian minum 10%,
gangguan hematologi 6% dan lai-lain 13%. Hal-hal yang melatarbelakangi terjadinya
komplikasi obstetric di atas hingga menyebabkan kematian antara lain keterlambatan dalam
mengenali tanda bahaya dan pengambilan keputusan di tingkat keluarga, keterlambatan dalam
mencapai fasilitas pelayanan kesehatan terdekat dan keterlambatan dalam mendapatkan
pertolongan medis yang memadai. Terjadinya komplikasi obstetric sendiri tidak pernah dapat
diramalkan sebelumnya.
Penyebab kematian pada masa prenatal/neonatal pada umumnya berkaitan dengan kesehatan
ibu selama kehamilan, kesehatan janin selama berada di dalam kandungan dan proses
pertolongan persalinan yang bermasalah. Oleh karena itu diperlukan strategi penurunan angka
kematian maternal perinatal dengan suatu Sistem Pelayanan Maternal Perinatal Regional
dengan upaya :
- Menyiapkan RS PONEK 24 jam
- Meningkatkan mutu SDM dengan pelatihan berkala termasuk melatih petugas puskesmas
(PONED) dalam kegawatdaruratan
- Bertanggung jawab atas semua kasus rujukan dalam wilayah kerja
- Bekerjasama dengan dinas dalam audit kematian ibu dan bayi
- Upaya penurunan kematian ibu/perinatal akan melibatkan masyarakat dalam hal ini rumah
sakit/klinik swasta sebagai tanggung jawab social dalam satu wilayah kerja
B. Tujuan Pedoman
Meningkatkan pelayanan maternal perinatal yang bermutu dalam upaya penurunan
angka kematian ibu dan angka kematian bayi di Indonesia melalui sistem manajemen
dan administrasi yang baik, SDM yang kompeten, fasilitas dan prosedur yang
mendukung, system rujukan yang sistematis, serta pembinaan dan pengawasan yang
terencana.
D. Batasan Operasional
1. Regionalisasi Pelayanan Obstetri Neonatal adalah suatu sistem pembagian wilayah kerja
Rumah Sakit dengan Cakupan Area pelayanan yang dapat dijangkau oleh masyarakat
dalam waktu kurang dari 1 jam, agar dapat memberikan tindakan darurat sesuai standar.
Regionalisasi menjamin agar sistem rujukan berjalan secara optimal.
2. Angka Kematian Ibu (AKI) adalah jumlah kematian ibu akibat dari proses kehamilan,
persalinan dan pasca persalinan per 100.000 kelahiran hidup pada masa tertentu
3. Angka Kematian Bayi (AKB) adalah banyaknya kematian bayi dibawah umur 1 tahun
per 1000 kelahiran hidup dalam satu tahun
4. ASI Eksklusif adalah pemberian hanya air susu ibu saja tanpa makanan atau minuman
lain kepada bayi sejak lahir sampai berusia 6 bulan
5. Inisiasi Menyusui Dini (IMD) adalah segera menaruh bayi didada ibunya, kontak kulit
dengan kulit, segera setelah lahir setidaknya satu jam atau lebih sampai bayi menyusui
dengan sendiri.
6. Perawatan Metode Kanguru (PMK) adalah kontak kulit diantara ibu dan bayi secara dini,
terus menerus dan dikombinasikan dengan pemberian asi eksklusif
7. Rujukan adalah pelimpahan tanggung jawab timbal balik dua arah dari sarana pelayanan
primer kepada sarana kesehatan Sekunder dan Tersier
8. Rumah Sakit PONEK 24 jam adalah Rumah sakit yang menyelenggarakan pelayanan
kedaruratan maternal dan neonatal secara komprehensif dan terintegrasi 24 jam.
E. Landasan Hukum
1. UU No. 36 tahun 2009 tentang Kesehatan
2. Peraturan Menteri Kesehatan RI no. 159b/Menkes/SK/PER/II/1988 tentang Rumah Sakit
3. KepMenkes RI No. 450 tentang ASI
4. KepMenKes RI No. 450 tentang PASI
5. Surat Edaran Jendral Pelayanan Medis No.00.03.35.1465 tentang RSSIB
6. Keputusan menteri kesehatan Republik Indonesia No.1333/Menkes/SK/XII/1999
Tentang standar pelayanan Rumah Sakit
BAB II
STANDAR KETENAGAAN
B. Distribusi Ketenagaan
1. Polyklinik Spesialis Obgyn dan gynecology
a. 2 orang dokter Spesialis Obgyn dan gynecology
b. 1 orang koordinator
c. 1 orang perawat
d. 7 orang bidan
2. Polyklinik Dokter Spesialis anak
a. 2 orang Dokter Spesialis Anak
b. 1 orang coordinator
c. 4 orang perawat
d. 4 orang bidan
3. Unit Gawat Darurat
a. Dokter jaga Unit Gawat Darurat
b. 1 orang coordinator
c. 4 orang bidan
d. 5 orang perawat
4. Magnolia & VK
a. 1 orang coordinator
b. 6 Bidan pelaksana
C. Pengaturan Jaga
Pengaturan jaga dokter umum, bidan dan perawat diatur 3 shift pagi, siang dan malam
jadwal dibuat oleh Koordinator masing-masing. Pengaturan jaga rawat jalan dr spesialis
praktek pagi dan sore hari, untuk rawat inap dokter spesialis bertanggung jawab sesuai
paisen rawatannya, untuk jadwal jaga 24 jam ada jadwal on call yang diatur oleh Yanmed.
A. Standar Fasilitas
Kriteria Umum Ruangan
1. Struktur fisik ruangan :
Lantai mudah dilap
Dinding di cat dengan bahan yang bias dicuci
2. Kebersihan
Cat dan lantai berwarna terang
Ruang bersih dan bebas debu, kotoran sampah atau limbah Rumah Sakit
3. Pencahayaan
Pencahayaan terang
Listrik berfungsi dengan baik, kabel dan steker tidak bahaya dan semua lampu
berfungsi dengan baik
Tersedia lampu emergensi
4. Ventilasi
Adanya Air condisioner yang bias diatur suhunya
Suhu ruangan 22-28 °C
5. Pencucian tangan
Wastafel dilengkapi dengan dispenser sabun
Adanya tisu untuk mengeringkan tangan diletakkan dekat dengan wastafel
B. Peralatan
Pelayanan Maternal
: - Meja
Jenis nurse station Umum :
peralatan
Aa
- Meja nurse station
- Kursi bidan
- Bed side cabinet
- Kursi penunggu pasien
- Jam dinding
- Meja dan kursi konsultasi
- Sofa ruang tunggu
- Lemari
- Telpon
- Tempat sampah
- Bantal
- Linen
Medis
- Vacum Ekstraksi
- Forcep
- CTG
- Lampu sorot
- Oksigen
- Suction
- Meja gynekologi
- Timbagan dan alat ukur tinggi badan
- USG
- Stetoskop
- Tiang infus
- Stetoskop
- Thermometer
- Partus set
- GV set
- Kuret set
- Troly imergensi yang berisi alat dan obat
resusitasi dewasa dan dan bayi
- Tempat tidur
- Kursi roda
Pelayanan Neonatal
Jenis Peralatan Umum :
- Meja nurse station
- Kursi perawat
- Bed side cabinet
- Jam dinding
- Meja dan kursi konsultasi
- Lemari
- Telpon
- Kulkas
- Tempat sampah
- Linen
Medis
- Incubator
- Infant warmer
- Oxymeter neonates
- Therapy sinar
- Shering pump
- Alat resusitasi neonates
- CPAP
- Ventilator
- Troly emergency (berisi alat dan obat
resusitasi)
- suction
BAB V
LOGISTIK
Logistik medis
Terdiri dari alat-alat kesehatan seperti APD, obat-obatan anastesi, alkes-alkes, dan lain-
lain yang diminta ke bagian logistic medis berdasarkan kebutuhan bulanan sesuai laporan
stok opname yang dilakukan 1 kali seminggu.
BAB VI KESELAMATAN
PASIEN
A. Pengertian
Keselamatan Pasien (Patient Safety) adalah suatu sistem dimana rumah sakit membuat
asuhan pasien lebih aman.
Sistem tersebut meliputi :
1. Asesmen resiko
2. Identifikasi dan pengelolaan hal yang berhubungan dengan risiko pasien
3. Pelaporan dan analisis insiden
4. Kemampuan belajar dari insiden dan tindak lanjutnya
5. Implementasi solusi untuk meminimalkan timbulnya risiko
B. Tujuan
1. Terciptanya budaya keselamatan pasien di rumah sakit
2. Meningkatnya akuntabilitas rumah sakit terhadap pasien dan masyarakat
3. Menurunkan Kejadian Tidak Diharapkan (KTD) di rumah sakit
4. Terlaksananya program-program pencegahan sehingga tidak terjadi pengulangan
Kejadian Tidak Diharapkan (KTD)
3. LASA
a. Obat yang saling serupa harus disimpan di Unit Farmasi pada posisi yang
berjauhan, atau dengan warna wadah& label yang berbeda.
b. Apabila terdapat pasien yang memerlukan obat dalam daftar tersebut sesuai
instruksi dokter, perawat membuat permintaan obat ke unit farmasi sesuai resep
dokter.
c. Unit Farmasi dan ruang rawat inap memperhatikan baik-baik instruksi obat, dan
memastikan kembali obat yang diambil benar, kemudian obat tersebut diserahkan
dengan Perawat ruangan dan dilakukan pengecekan kembali.
d. Pastikan identitas pasien sebelum pemberian obat.
4. Memastikan lokasi pembedahan yang benar, prosedur yang benar dan pasien yang benar
Indikator Keselamatan Operasi :
a. Penandaan diberikan oleh dokter operator didampingi oleh perawat atau dokter jaga
ruangan.
b. Tanda/ marker berupa titik tebal yang diberi gambar panah
c. Pada kasus emergency penandaan dilakukan pada saat penerimaan pasien di UKO
d. Penandaan dilakukan pada :
1) Bilateral (kiri-kanan)
2) Multi struktur (jari)
3) Multi level (tulang belakang, ruas jari)
4) Multi lesi (lipoma)/multi organ (lien, hepar)
e. Prosedur Sign In-Time Out-Sign Out dilakukan pada saat :
1) Operasi
2) Melakukan prosedur anestesi
3) Melakukan prosedur sedasi (Endoskopi, MRI pada anak, Kuret, Bronkoskopi)
4) Odontektomi
5) Angiografi
Setelah dilakukan Skrining maka dilakukan penilaian level resiko jatuh, dengan
pembagian :
a. Tidak Beresiko : poin 1 dan 2 ”tidak”
b. Resiko Jatuh Rendah : poin 1 ”ya”
c. Resiko Jatuh Tinggi : poin 1 dan 2 ”ya”, atau hanya poin 2 ”ya”
Yang dilakukan bila ada pasien beresiko jatuh maka yang dilakukan adalah :
1. Pasang handrail bed pasien
2. Pasang rem bed pasien
3. Rendahkan bed pasien
4. Pastikan tidak ada barang berserakan di lantai
5. Memakaikan stiker resiko jatuh (pada pasien dengan resiko jatuh tinggi di rawat
jalan).
6. Melakukan edukasi kepada pasien dan keluarga.
Keselamatan kerja adalah suatu kondisi dalam pekerjaan yang sehat dan aman baik itu bagi
pekerjanya, perusahaan maupun bagi masyarakat dan lingkungan disekitar tempat
kerjatersebut. Mengacu pada pengertian tersebut maka diharapkan setiap petugas medis
maupun non medis dapat menerapkan sistem keselamatan kerja diantaranya;
1. Tersedianya APD yang memenuhi standart serta dapat menggunakanya dengan benar baik
itu masker, penutup kepala, kaos tangan, skoret/apron, kacamata, pelindung kaki dan
sebagainya.
2. Tersedianya tempat pembuangan sampah yang dibedakan infeksius dan non infeksius serta
terdapatnya tempat khusus untuk pembuangan jarum ataupun spuit bekas.
3. Aturan untuk tidak melakukan recapping jarum suntik setelah dipakai ke pasien.
4. Setiap petugas medis menganggap bahwa setiap pasien dapat menularkan penyakit
sehingga unsur keselamatan kerja dapat terus dilaksanakan.
Dalam rangka meningkatkan dan menjamin keselamatan kerja selama berada di RSIA Griya
Medika Batam, maka untuk tahun 2019 RSIA Griya Medika Batam menyediakan perlengkapan
fasilitas keselamatan pasien dan karyawan serta melakukan pemeliharaan fasilitas tersebut
secara berkala.
A. Fasilitas keselamatan pasien meliputi :
Tujuan
1. Menjamin keselamatan pasien, keluarga, pengunjung dan karyawan selama berada di
RSIA Griya Medika Batam
2. Memberikan rasa aman dan nyaman bagi pasien, keluarga, dan pengunjung selama
menjalani pengobatan di RSIA Griya Medika Batam
B. Keselamatan Karyawan
Dalam rangka meningkatkan dan menjamin keselamatan karyawan selama berada di
RSIA Griya Medika Batam, maka RSIA Griya Medika Batam menyediakan
perlengkapan fasilitas keselamatan karyawan dan melakukan pemeliharaan fasilitas
tersebut secara berkala.
Tujuan:
1. Menjamin keselamatan karyawan selama berada di RSIA Griya Medika Batam
2. Memberikan rasa aman dan nyaman bagi karyawan selama bekerja di RSIA Griya
Medika Batam
3. Tidak adanya kecelakaan kerja yang terjadi RSIA Griya Medika Batam selama
tahun 2018
Ketentuan :
1. Pemeriksaan dilakukan oleh dokter yang sudah ditentukan oleh Rumah Sakit
2. Laporan hasil pemeriksaan harus mencantumkan Diagnosis, Kesimpulan, Saran
dan Rekomendasi.
3. Rekomendasi yang diberikan meliputi :
- Pengobatan apabila dalam diagnosis ditemukan panyakit, kelainan atau
gangguan.
- Rujukan pada Dokter Spesialis yang sesuai dengan kelainan atau
gangguan yang dijumpai apabila diagnosa tidak tuntas atau meragukan.
Tindakan pencegahan untuk mengurangi atau meminimalisir pengaruh
buruk lingkungan kerja terhadap kesehatan.