Menentukan Trayek pH
Indikator Alami
Oleh:
Website: www.man3kediri.sch.id
A. Tujuan
C. Langkah Kerja
1. Membuat ekstrak dari indikator alami dengan menghaluskan daun
salam menggunakan mortar, lalu menambahkan akuades sebesar 10 ml
agar larutannya tidak terlalu pekat.
2. Menyaring larutan tersebut menggunakan alat penyaring, kemudian
menempatkan ekstraknya dalam gelas beaker.
3. Mengambil 2-3 tetes ekstrak, lalu meletakkannya di pelat tetes.
4. Menyampurkan sampel tersebut dengan larutan cuka dan detergen.
5. Mengukur pH larutan tersebut menggunakan kertas indikator pH
6. Melihat perubahan warnanya, kemudian disesuaikan dengan peta warna
yang ada pada wadah kertas indikator pH. Setelah itu, mencatat
hasilnya.
7. Mengecek larutan tersebut menggunakan kertas lakmus untuk
mengetahui sifat larutannya, asam atau basa. Setelah itu, mencatvt
hasilnya.
8. Melakukan pengamatan yang sama terhadap larutan jeruk nipis. Selain
itu, juga melakukan pengamatan terhadap larutan buah naga sebagai
indikator alami, serta PP dan MO sebagai indikator universal dengan
langkah-langkah yang sama.
9. Mengamati seluruh perubahan yang ada dan mencatat hasilnya.
D. Data Pengamatan
1. Indikator alami
2. Indikator universal
3. pH meter
Dari uji indikator asam basa ini, kita mengamati pada hasil dari
pengamatan terhadap larutan detergen dicampur dengan air jeruk nipis.
Kertas indikator pH menunjukkan bahwa campuran tersebut memiliki pH
5, sedangkan pengamatan dengan kertas lakmus menunjukkan bahwa
campuran tersebut bersifat basa. Apabila suatu larutan memilki pH <7,
maka seharusnya larutan tersebut bersifat asam. Kejadian ini juga terjadi
pada campuran larutan buah naga dengan detergen yang terdeteksi
memiliki pH 10, tetapi memerahkan lakmus. Hal ini mungkin disebabkan
oleh rusaknya kertas indikator pH atau karena telah terkontaminasi oleh
larutan lain.
Dari pengamatan di atas, kita dapat mengetahui bahwa bahan alami
seperti, jeruk nipis dan daun salam, dapat dijadikan sebagai indikator asam
basa.
Buah naga tidak dapat dijadikan indikator alami asam basa karena
ketika dalam suasana asam, larutan tersebut memerahkan kertas lakmus.
Apabila diukur dengan kertas indikator pH, hasilnya menunjukkan bahwa
larutan tersebut memilki pH 0. Begitupun ketika dalam suasana basa.
Ketika dicampur dengan larutan detergen, campuran ini memiliki pH 10,
tetapi memerahkan lakmus. Oleh karena memerahkan kertas lakmus, maka
larutan buah naga hanya bersifat asam dan tidak dapat dijadikan sebagai
indikator asam basa.
G. Daftar Pustaka