Definisi
Narkotika, Psikotropika, dan Zat Adiktif Lain (NAPZA) adalah bahan atau
zat atau obat yang bila masuk ke dalam tubuh manusia akan mempengaruhi tubuh
kesehatan fisik, psikis, dan fungsi sosialnya karena terjadi kebiasaan, ketagihan
psikis, dan sosial. NAPZA sering disebut juga sebagai zat psikoaktif, yaitu zat
yang bekerja pada otak sehingga menimbulkan perubahan perilaku, perasaan, dan
pikiran. Ada kata lain yang sering berhubungan dengan NAPZA, yaitu
Istilah ini sangat populer di masyarakat termasuk media massa dan aparat penegak
hukum yang sebenarnya mempunyai makna yang sama dengan NAPZA. Ada juga
yang menggunakan istilah “Madat” untuk NAPZA, namun istilah ini tidak
kondisi yang ringan sampai dengan yang berat. Indikator rentang respon ini
sebagai berikut :
a. Respon adaptif
b. Respon maladaptif
tahu dari pengguna, dimana hal ini timbul karena adanya keinginan untuk
mencari pengalaman yang baru dan biasa juga dikenal dengan taraf coba-
coba.
zattersebut pada saat sedang ada konflik, sedang dalam keadaan stres dan
frustasi.
mulai digunakan secara rutin, minimal selama 1 bulan serta sudah terjadi
sindroma putus zat merupakan suatu kondisi dimana individu yang biasa
3. Jenis NAPZA
a. Heroin
Heroin berupa serbuk putih seperti tepung yang bersifat opioid yang dapat
menekan rasa nyeri dan memiliki sifat depresan (menekan) sistem saraf
pusat.
b. Kokain
c. IIKOw
d. Ganja
Ganja berisi zat kimia delta-9-tetra hidrokanbiol yang berasal dari daun
e. Shabu-shabu
h. Alkohol
depresi susunan saraf pusat. Penggunaan alkohol dalam dosis tinggi dapat
persarafan
4. Golongan NAPZA
Narkotika adalah zat atau obat yang berasal dari tanaman atau bukan
Narkotika yang hanya dapat digunakan untuk tujuan ilmu pengetahuan dan
tidak ditujukan untuk terapi serta mempunyai potensi sangat tinggi untuk
Narkotika Golongan II
terakhir dan dapat digunakan dalam terapi atau tujuan pengembangan ilmu
Psikotropika adalah zat atau obat, baik alamiah maupun sintetis bukan
narkotika yang berkhasiat psikoaktif melalui pengaruh selektif pada susunan saraf
pusat yang dapat menyebabkan perubahan khas pada aktivitas mental dan
Psikotropika Golongan I
pengetahuan dan tidak digunakan dalam terapi serta mempunyai potensi amat kuat
dalam terapi dan/atau tujuan ilmu pengetahuan serta mempunyai potensi kuat
atau ritalin).
: pentobarbital, flunitrazepam.
Psikotropika Golongan IV
dalam terapi dan/atau untuk tujuan ilmu pengetahuan serta mempunyai potensi
c. Zat Adiktif
Zat adiktif adalah suatu bahan atau zat yang apabila digunakan dapat
d. Zat Psikoaktif
Zat psikoaktif adalah golongan zat yang bekerja secara selektif terutama
pada otak, sehingga dapat menimbulkan perubahan pada perilaku, emosi, kognitif,
seperti brandy, bir, wine, cognac, brem, tuak, anggur orangtua (AO), dan
sebagainya.
madrax.
benzedrine, dexedrine.
Golongan Solven dan inhalansia : aica aibon (glue), aceton, thiner, N2O.
Nikotin : tembakau.
Golongan lainnya.
Obat neuroleptika untuk kasus gangguan jiwa psikotik, obat anti depresi.
Berdasarkan efeknya terhadap perilaku yang ditimbulkan, NAPZA dapat
tubuh. Jenis ini membuat pemakainya merasa tenang, pendiam dan bahkan
aktif, segar dan bersemangat. Zat yang termasuk ke dalam golongan ini
3. Golongan Halusinogen
a. Faktor Individual
b. Faktor Lingkungan
baik sekitar rumah, sekolah, teman sebaya, maupun lingkungan sosial atau
masyarakat.
c. Lingkungan Keluarga
yang kurang baik, hubungan antar anggota keluarga yang kurang harmonis,
d. Lingkungan Sekitar
kurang disiplin, tempat tinggal / sekolah / tempat kerja yang terletak dekat dengan
kreatif dan positif, dan adanya anggota keluarga / teman sekolah / teman sebaya /
orang lain.
a. Secara Fisik
ini terlihat dari peningkatan dosis yang semakin lama semakin besar dan gejala
mengkonsumsi NAPZA.
b. Secara Psikis
bersalah, malu dan perasaan nyaman yang timbul dari mengkonsumsi NAPZA.
Cara yang kemudian ditempuh untuk beradaptasi dengan perubahan mental itu
c. Secara Sosial
a. Perubahan Fisik
Gejala fisik yang terjadi tergantung dari jenis zat yang digunakan, tapi secara
Bila kelebihan dosis (overdosis) : napas sesak, denyut jantung dan nadi
Bila sedang ketagihan (putus zat / sakau) : mata dan hidung berair,
menguap terus menerus, diare, rasa sakit di seluruh tubuh, takut air
kesehatan dan kebersihan, gigi tidak terawat dan keropos, terdapat bekas
suntikan pada lengan atau bagian tubuh lain (pada para pengguna jarum
suntik).
siang hari.
Sering bepergian sampai larut malam, kadang tidak pulang tanpa memberi
Sering mendapat telepon dan didatangi oleh orang yang tidak dikenal oleh
Sering berbohong dan meminta banyak uang dengan berbagai alasan yang
Komplikasi yang bisa terjadi pada pengguna NAPZA antara lain : infeksi
penyakit kulit dan kelamin, bronchitis dan chirosis hepatis. Masalah kesehatan
yang muncul yaitu depresi sistem pernapasan, depresi pusat pengatur kesadaran,
kecemasan yang sangat berat sampai panik, perilaku agresif, gangguan daya ingat,
sistem muskuloskeletal misalny nyeri sendi dan otot, serta perilaku mencederai
diri.
9. Tujuan Terapi Dan Rehabilitasi
Tujuan ini tergolong sangat ideal, namun banyak orang tidak mampu atau
menggunakan NAPZA pada fase-fase awal. Pasien tersebut dapat ditolong dengan
meminimasi efek-efek yang langsung atau tidak langsung dari NAPZA. Sebagian
pasien memang telah abstinesia terhadap salah satu NAPZA tetapi kemudian
menggunakan satu kali saja setelah “clean” maka ia disebut “slip”. Bila ia
golongan
ASUHAN KEPERAWATAN
1. Pengkajian
a. Fisik Data fisik yang mungkin ditemukan pada klien dengan penggunaaan
NAPZA pada saat pengkajian adalah sebagai berikut : nyeri, gangguan pola tidur,
b. Emosional Perasaan gelisah (takut kalau diketahui), tidak percaya diri, curiga
c. Sosial Lingkungan sosial yang biasa akrab dengan klien biasanya adalah teman
pengguna zat, anggota keluarga lain pengguna zat, lingkungan sekolah atau
d. Intelektual Pikiran yang selalu ingin menggunakan zat adikitif, perasaan ragu
untuk berhenti, aktivitas sekolah atau kuliah menurun sampai berhenti, pekerjaan
terhenti.
dan pengurasan secara ekonomi oleh klien, komunikasi dan pola asuh tidak
d. Koping keluarga tidak efektif berhubungan dengan pola asuh yang salah.
hipnotik.
3. Intervensi Keperawatan
Intervensi :
Individu :
Kelompok :
- Motivasi keluarga untuk membantu klien mampu jujur bila sugestinya dating -
Intervensi :
Individu :
Kelompok :
Keluarga :
hidupnya
Intervensi :
Individu :
- Bantu latihan gaya hidup sehat : makan, mandi dan tidur teratur
Kelompok :
Keluarga :
- Diskusikan keluarga sebagai model dan tempat berlatih untuk hidup sehat
Diagnosa.4. Koping keluarga tidak efektif berhubungan dengan pola asuh yang
salah.
Intervensi :
Kelompok :
Keluarga :
sedative hipnotik.
Intervensi :
Individu :
Keluarga :
-Berikan penjelasan tentang pengaruh zat adiktif terhadap kondisi fisik, social dan
emosional klien
Daftar Pustaka
Allen K.M. (1996). Nursing care of the addicted client. Philadelphia : Lippincott.
Tom, Kus, Tedi. (1999). Bahaya NAPZA bagi pelajar. Bandung :Yayasan Al-
Ghifari.