Anda di halaman 1dari 19

KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah Yang Maha Kuasa atas segala limpahan
Rahmat, Taufik dan Hidayahnya sehingga penulis dapat menyelesaikan
penyusunan laporan ini dalam bentuk maupun isinya yang sangat sederhana.

Pada kesempatan ini, penulis sampaikan ucapan terima kasih yang tulus
kepada pembimbing mata kuliah ini Bapak Haqul Baramsyah, ST, M. Eng. Sc
yang telah bersungguh-sungguh membimbing penulis dalam mengikuti proses
pembelajaran dan menyelesaikan tugas ini.

Laporan ini membahas tentang “ Pengukuran Laju Infiltrasi Tanah”.


Harapan penulis semoga laporan ini membantu menambah pengetahuan dan
pengalaman bagi para pembaca dan juga khususnya bagi penulis sendiri.

Laporan ini penulis akui masih banyak kekurangan karena pengalaman


yang kami miliki masih sangat kurang. Oleh kerena itu kami harapkan kepada
para pembaca untuk memberikan masukan-masukan yang bersifat membangun
sehingga penulis dapat memperbaiki bentuk maupun isi laporan ini agar
kedepannya dapat menjadi lebih baik.

Darussalam,19 Maret 2018

Penulis

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.................................................................................................................. I

I
DAFTAR ISI .............................................................................................................................. I
BAB I ...................................................................................................................................... 1
PENDAHULUAN ..................................................................................................................... 1
1.1.Latar Belakang Masalah .............................................................................................. 1
1.2.Tujuan Praktikum ........................................................................................................ 1
1.3. Rumusan Masalah ...................................................................................................... 2
1.4. Manfaat Penelitian ..................................................................................................... 2
BAB II ..................................................................................................................................... 3
DASAR TEORI ......................................................................................................................... 3
2.1.Infiltrasi ....................................................................................................................... 3
2.2.Infiltrometer................................................................................................................ 5
2.3.Persamaan Laju Infiltrasi ............................................................................................. 7
BAB III .................................................................................................................................... 9
METODOLOGI........................................................................................................................ 9
3.1.Infiltrasi ....................................................................................................................... 9
3.2.Alat dan Bahan ............................................................................................................ 9
3.3. Tahap pengukuran ..................................................................................................... 9
BAB IV.................................................................................................................................. 11
HASIL DAN PEMBAHASAN ................................................................................................... 11
4.1.Data Hasil Pengamatan ............................................................................................. 11
4.2.Analisa Hasil .............................................................................................................. 12
BAB V................................................................................................................................... 13
PENUTUP ............................................................................................................................. 13
5.1.Kesimpulan................................................................................................................ 13
DAFTAR PUSTAKA................................................................................................................ 14
LAMPIRAN FOTO PRAKTIKUM............................................................................................. 15

II
BAB I
PENDAHULUAN
1.1.Latar Belakang Masalah
Air merupakan kebutuhan pokok bagi manusia dan makhluk hidup
lainnya. Untuk menjamin keberlangsungan kehidupan di bumi, makhluk hidup
baik manusia, hewan dan tumbuhan mutlak membutuhkan air sebagai kebutuhan
primernya. Tidak ada kehidupan makhluk yang tidak terkait langsung atau tidak
langsung dengan sumber daya air. Tanpa air, mikroorganisme yang
mendekomposisi bahan organik tidak akan pernah ada, demikian pula tidak akan
pernah ada siklus materi dan energi, dengan demikian tanpa air tidak akan pernah
ada kompleksitas ekosistem. Sehingga dapat dipastikan bahwa jika tidak ada air,
maka kehidupan di atas permukaan bumi ini akan terancam kepunahan.
Dalam praktek kegiatan irigasi, sering dibutuhkan besaran infiltrasi untuk
suatu daerah tertentu. Besaran ini umumnya hanya dapat diperoleh dengan
pengukuran atau analisis tertentu. Memang tidak mungkin untuk memperoleh
besaran infiltrasi yang dapat mewakili suatu daerah yang luas secara
keseluruhan, akan tetapi upaya-upaya tertentu dapat dilakukan untuk
mendekatinya.
Secara praktis pengukuran infiltrasi dimaksudkan untuk memperoleh
gambaran tentang besaran dan laju infiltrasi serta variasi sebagai fungsi waktu.
Cara pengukuran yang dapat dilakukan adalah dengan pengukuran lapangan
menggunakan alat infiltrometer. Dikenal dua macam infiltometer, yakni single
ring infiltrometer dan double ring infiltrometer.

1.2.Tujuan Praktikum
Adapun tujuan dari praktikum ini yaitu :
1. Untuk mengetahui laju masuknya air ke permukaan dengan satuan
cm/jam dan mengetahui laju masuknya air ke dalam tanah (rembesan
air ke dalam tanah) dengan satuan cm/jam.

1
2. Untuk menentukan nilai parameter inflitrasi.
3. Untuk menetapkan persamaan dan membuat kurva inflitrasi.

1.3. Rumusan Masalah


Dari latar belakang tersebut dapat dirumuskan antara lain :

1. Cara menganalisa Laju Infiltrasi

2. Bagaimana cara menghitung laju infiltrasi

1.4. Manfaat Penelitian


Setelah melaksanakan praktikum maka diharapkan mampu :

1. Mengetahui rangkaian dasar dari uji Laju Infiltrasi

2. Mengetahui langkah kerja uji Laju Infiltrasi

3. Mengetahui alat dan bahan yang digunakan pada setiap percobaan.

4. Mampu menganalisa dari proses yang telah dilalui dari uji Laju Infiltrasi.

2
BAB II
DASAR TEORI
2.1.Infiltrasi
Infiltrasi adalah proses meresapnya air atau proses meresapnya air dari
permukaan tanah melalui pori-pori tanah. Dari siklus hidrologi, jelas bahwa air
hujan yang jatuh di permukaan tanah sebagian akan meresap ke dalam tanah,
sebagian akan mengisi cekungan permukaan dan sisanya merupakan overland
flow. Sedangkan yang dimaksud dengan daya infiltrasi (Fp) adalah laju infiltrasi
maksimum yang dimungkinkan, ditentukan oleh kondisi permukaan termasuk
lapisan atas dari tanah. Besarnya daya infiltrasi dinyatakan dalam cm/jam atau
cm/hari. Laju infiltrasi (Fa) adalah laju infiltrasi yang sesungguhnya terjadi yang
dipengaruhi oleh intensitas hujan dan kapasitas infiltrasi.
Infiltrasi mempunyai arti penting terhadap :
a. Proses Limpasan
Daya infiltrasi menentukan besarnya air hujan yang dapat diserap ke
dalam tanah. Air hujan tersebut masuk ke dalam tanah dan akan diuapkan
kembali atau mengalir sebagai air tanah. Aliran air tanah sangat lambat. Makin
besar daya infiltrasi, maka perbedaan antara intensitas curah dengan daya
infiltrasi menjadi makin kecil. Akibatnya limpasan permukaannya makin kecil
sehingga debit puncaknya juga akan lebih kecil.
b. Pengisian Lengas Tanah (Soil Moisture) dan Air Tanah
Pengisian lengas tanah dan air tanah penting untuk tujuan pertanian. Akar
tanaman menembus daerah tidak jenuh dan menyerap air yang diperlukan untuk
evapotranspirasi dari daerah tak jenuh tadi. Pengisian kembali lengas tanah sama
dengan selisih antar infiltrasi dan perkolasi (jika ada). Pada permukaan air tanah
yang dangkal dalam lapisan tanah yang berbutir tidak begitu kasar, pengisian
kembali lengas tanah ini dapat pula diperoleh dari kenaikan kapiler air tanah.
Adapun faktor-faktor yang mempengaruhi infiltrasi adalah:
a. Karakteristik-karakteristik hujan.
b. Kondisi-kondisi permukaan tanah.

3
 Tetesan hujan, hewan maupun mesin mungkin memadatkan
permukaan tanah dan mengurangi infiltrasi.
 Pencucian partikel yang halus dapat menyumbat pori-pori pada
permukaan tanah dan mengurangi laju inflasi.
 Laju infiltrasi awal dapat ditingkatkan dengan jeluk detensi
permukaan.
 Kepastian infiltrasi ditingkatkan dengan celah matahari.
 Kemiringan tanah secara tidak langsung mempengaruhi laju
infiltrasi selama tahapan awal hujan berikutnya.
 Penggolongan tanah (dengan terasering, pembajakan kontur, dll)
dapat meningkatkan kapasitas infiltrasi karena kenaikan atau
penurunan cadangan permukaan.
c. Kondisi-kondisi penutup permukaan.
 Dengan melindungi tanah dari dampak tetesan hujan dan dengan
melindungi pori-pori tanah dari penyumbatan, seresah (sampah-
sampah organik) mendorong laju infiltrasi yang tinggi.
 Salju mempengaruhi infiltrasi dengan cara yang sama seperti yang
dilakukan seresah.
 Urbanisasi (bangunan, jalan, sistem drainase bawah permukaan)
mengurangi infiltrasi.
d. Transmibilitas tanah.
 Banyaknya pori yang besar, yang menentukan sebagian dari
struktur tanah, merupakan salah satu faktor penting yang mengatur
laju transmisi air yang turun melalui tanah.
 Infiltrasi beragam secara terbalik dengan lengas tanah.
e. Karakteristik-karakteristik air yang berinfiltrasi.
 Suhu air mempunyai banyak pengaruh, tetapi penyebabnya dan
sifatnya belum pasti.
 Kualitas air merupakan faktor lain yang mempengaruhi infiltrasi.
Adapun faktor-faktor yang mempengaruhi daya infiltrasi antara lain :

4
a. Dalamnya genangan di atas permukaan tanah (surface detention) dan
tebal lapisan jenuh.
b. Kadar air dalam tanah.
c. Pemampatan oleh curah hujan.
d. Tumbuh-tumbuhan.
e. Karakteristik hujan.
f. Kondisi-kondisi permukaan tanah.
Sedangkan faktor-faktor yang mempengaruhi laju infiltrasi antara lain :
a. Jenis permukaan tanah.
b. Cara pengolahan lahan.
c. Kepadatan tanah.
d. Sifat dan jenis tanaman.

2.2.Infiltrometer

Infiltrometer merupakan suatu tabung baja berbentuk silindris pendek,


berdiameter besar (atau suatu batas kedap air lainnya) yang mengitari suatu
daerah dalam tanah. Infiltrometer konsentrik yang merupakan tipe biasa, terdiri
dari dua cincin konsentrik yang ditekan ke dalam permukaan tanah. Kedua cincin
tersebut diisi oleh air secara terus-menerus untuk mempertahankan tinggi air
yang konstan. Masing-masing penambahan air untuk mempertahankan tinggi
yang konstan ini hanya diukur (waktu dan jumlah) pada cincin bagian dalam.
Bagian luar digunakan untuk mengurangi pengaruh batas dari tanah sekitarnya
yang lebih kering.
Alat infiltrometer yang biasanya digunakan adalah jenis infiltrometer
ganda (double ring infiltrometer) yaitu suatu infiltrometer silinder yang
ditempatkan di dalam infiltrometer silinder lain yang lebih besar. Infiltrometer
silinder yang lebih kecil mempunyai ukuran diameter sekitar 30 cm dan
infiltrometer yang besar mempunyai ukuran hingga 50 cm. Pengaturan hanya
dilakukan pada silinder yang lebih kecil. Silinder yang lebih besar hanya

5
digunakan sebagai penyangga yang bersifat menurunkan efek batas yang timbul
oleh adanya silinder.
Menurut Sosrodarsono dan Takeda (1993), penggunaan double ring
infiltrometer, lingkaran luar digunakan untuk mencegah peresapan keluar dari air
dalam lingkaran tengah setelah meresap ke dalam tanah. Ditujukan untuk
mengurangi pengaruh rembesan lateral. Oleh karena adanya rembesan lateral,
sering menyebabkan hasil pengukuran dari alat ini menjadi tidak mudah untuk
diekstrapolasikan ke dalam skala lapangan.

Gambar 1. Double Ring Infiltrometer

Cara penggunaan double ring infiltrometer sebagai berikut :


1. Double ring infiltrometer dimasukkan ke dalam tanah sampai
sedalam separuh tinggi alat, dengan kedudukan diusahakan tegak
lurus serta tanah dalam silinder dijaga jangan sampai rusak atau
pecah.
2. Untuk menghindari kerusakan struktur tanah dalam silinder, maka
sebelum dituangkan air terlebih dahulu permukaan tanah ditutup
plastik, baru kemudian dituangkan di atas plastik tersebut.
3. Sebelum penuangan air pada silinder tengah, maka silinder luar
sebaiknya diisi air terlebih dahulu supaya perembesan ke arah luar
terkurangi, ring tengah harus selalu terisi air saat pengamatan.

6
4. Setelah diisikan ke dalam ring tengah dengan cepat plastik ditarik
dan ditambah air sampai ketinggian tertentu lalu dibaca skala
penurunan air setiap 15 menit sampai penurunan air dalam silinder
konstan.
5. Hal tersebut dilakukan juga terhadap titik-titik pengukuran infiltrasi
lainnya.

2.3.Persamaan Laju Infiltrasi


Laju infiltrasi adalah laju air yang meresap ke dalam tanah, yang besarnya
dinyatakan dalam cm/jam. Laju infiltrasi ini sangat besar pengaruhnya di dalam
rancangan-rancangan untuk cara pemberian air, periode dan lamanya pemberian
air beserta besarnya air yang harus diberikan. Kemampuan tanah menyerap air
akan semakin berkurang dengan makin bertambahnya waktu. Pada tingkat awal
kecepatan penyerapan air ini akan mendekati konstan.
Untuk menghitung nilai f dari data perubahan tinggi muka air tiap selang
waktu pengukuran menjadi laju infiltrasi dengan persamaan :

∆ℎ𝑐
𝑓=[ ] × 60
∆𝑡

Untuk mengetahui nilai kapasitas laju infiltrasi dalam satuan m/s, nilai f
yang diperoleh dikalikan dengan nilai konversi sebagai berikut :

𝑓(𝑚/𝑠) = 1⁄36 × 10−4 × 𝑓(𝑐𝑚/𝑗𝑎𝑚)

Laju infiltrasi (f) ≤ kapasitas infiltrasi (fp). Hal ini di pengaruhi oleh
intensitas hujan. Jika Intensitas Hujan < kapasitas infiltrasi maka laju infiltrasi
akan < kapasitas infiltrasi, dan jika > maka laju infiltrasi akan = kapasitas
infiltrasi.

7
Gambar 2. Grafik Laju Infiltrasi terhadap waktu

8
BAB III
METODOLOGI
3.1.Infiltrasi
Infiltrasi merupakan proses merembesnya air kedalam tanah. Pada
kegiatan ini kami melakukan uji kecepatan infiltrasi pada sebuah lokasi.

3.2.Alat dan Bahan


1. Double Ring Infiltrometer
2. Palu
3. Dua buah penggaris
4. Air secukupnya
5. Stopwatch
6. Jam
7. Tabel pengukuran
8. Atk

3.3. Tahap pengukuran


1. Cari lokasi yang ingin diukur kecepatan infiltrasinya. Untuk lokasi ini
kami berada pada koordinat UTM. 46N 0728340 0632356
2. Ukur diameter alat Double Ring Infiltrometer dan tinggi platnya dengan
menggunakan penggaris
3. Pasang alat Double Ring infiltrometer pada tanah yang ingin diukur
kecepatan infiltrasinya. Gunakan palu agar posisi Double Ring
Infiltrometer dengan kedalaman yang sama
4. Letakkan penggaris ke dua lingkaran alat Double Ring Infiltrometer.
5. Isikan air pada Double Ring Infiltrometer dengan mendahulukan
pengisian dari ring bagian luar kemudian bagian dalam
9. Samakan tinggi air bagian luar dan dalam dengan melihat penggaris yang
sudah diletakkan pada Double Ring Infiltrometer. Untuk keadaan ini
kami menyamakan pada ketinggian 13cm

9
10. Kemudian pengukuran kecepatan infiltrasi dimulai. Catat waktu
dimulainya kegiatan pengukuran dan mulai mengaktifkan stopwatch
11. Stopwatch digunakan untuk menghitung penurunan ketinggian air dalam
tiap menitnya. Untuk 1-10 menit pertama perbedaan ketinggian dicatat
dalam waktu selang 1 menit, untuk menit 10-30 perbedaan ketinggian
dicatat dalam waktu selang 2 menit, untuk menit 30-60 perbedaan
ketinggian dicatat dalam waktu selang 5 menit, untuk menit 1jam-
seterusnya perbedaan ketinggian dicatat dalam waktu selang 15 menit.
12. Semua data dicatat pada tabel pengukuran. Pengukuran akan dihentikan
ketika kondisi laju kecepatan infiltrasi fc(m/s) sudah dalam keadaan
konstan dalam beberapa waktu pengukuran.
13. Rumus untuk mencari kecepatan infiltrasi :
∆ℎ𝑐
𝑓=[ ] 𝑥60
∆𝑡
14. Dan ubah ke dalam satuan m/s dengan rumus

𝑓 𝑚 1
( 𝑠 )=36 𝑥 10−4 𝑥 𝑓 𝑐𝑚
( )
𝑗𝑎𝑚

15. Setelah keadaan sudah konstan cabut alat Double Ring Infiltrometer dan
foto kegiatan pengukuran yang dilakukan sebagai bahan dokumentasi
laporan.

10
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1.Data Hasil Pengamatan

t Δt h1 (cm) h2 (cm) Δh (cm) fc (cm/jam) fc (m/s)


JAM Keterangan
Menit menit dalam antara dalam antara Dalam Antara Dalam Antar Dalam Antara
15.02.00 0 0 13 13 0 0 0 0 Isian Pertama
15.03.00 1 1 12.5 12 13 13 0.5 1 30 60 0.00008 0.00017
15.04.00 2 1 12 11.5 0.5 0.5 30 30 0.00008 0.00008
15.05.00 3 1 11.5 11 0.5 0.5 30 30 0.00008 0.00008
15.06.00 4 1 11.2 10.6 0.3 0.4 18 24 0.00005 0.00007
15.07.00 5 1 11 10.5 0.2 0.1 12 6 0.00003 0.00002
15.08.00 6 1 10.5 10 0.5 0.5 30 30 0.00008 0.00008
15.09.00 7 1 10.1 9.5 0.4 0.5 24 30 0.00007 0.00008
15.10.00 8 1 10 9.3 0.1 0.2 6 12 0.00002 0.00003
15.11.00 9 1 9.5 9 0.5 0.3 30 18 0.00008 0.00005
15.12.00 10 1 9.1 8.6 0.4 0.4 24 24 0.00007 0.00007
15.13.00 13 13 Isi Ulang Air
15.15.00 12 2 12.3 12.2 0.7 0.8 21 24 0.00006 0.00007
15.17.00 14 2 11.7 11.6 0.6 0.6 18 18 0.00005 0.00005
15.19.00 16 2 11 10.9 0.7 0.7 21 21 0.00006 0.00006
15.21.00 18 2 10.6 10.5 0.4 0.4 12 12 0.00003 0.00003
15.23.00 20 2 10.2 10 0.4 0.5 12 15 0.00003 0.00004
15.25.00 13 13 Isi Ulang Air
15.30.00 25 5 11.7 11.5 1.5 1.5 18 18 0.00005 0.00005
15.35.00 30 5 10.6 10.3 1.1 1.2 13.2 14.4 0.00004 0.00004
15.40.00 35 5 9.2 8.9 1.4 1.4 16.8 16.8 0.00005 0.00005
15.45.00 40 5 8.5 7.6 0.7 1.3 8.4 15.6 0.00002 0.00004
15.47.00 13 13 Isi Ulang Air
15.52.00 45 5 12 11.9 1 1.1 12 13.2 0.00003 0.00004
15.57.00 50 5 10.9 10.8 1.1 1.1 13.2 13.2 0.00004 0.00004
16.02.00 55 5 9.9 9.8 1 1 12 12 0.00003 0.00003
16.07.00 60 5 8.9 8.8 1 1 12 12 0.00003 0.00003
16.15.00 13 13 Isi Ulang Air
16.30.00 75 15 10 10.1 3 2.9 12 11.6 0.00003 0.00003
16.45.00 90 15 7.6 7.7 2.4 2.4 9.6 9.6 0.00003 0.00003

11
4.2.Analisa Hasil

Dari Kurva diatas, kita dapat mengamati bahwa pada awal pengukuran, tanah
masih dalam kondisi kering sehingga kapasitas infiltrasi tinggi karena kedua
gaya kapiler dan gaya gravitasi bekerja bersama-sama menarik air ke dalam
tanah. Namun ketika tanah menjadi basah ( pada menit ke-60 ), gaya kapiler
berkurang yang menyebabkan laju infiltrasinya menurun, sehingga kapasitas
infiltrasi mencapai suatu nilai konstan dengan nilai 0,00003 m/s. Jadi dari kurva
diatas kita dapat menganalisis bahwa semakin kering kondisi tanah pada awal
pengukuran akan mengakibatkan waktu kapasitas infiltrasi nya menjadi lama.

12
BAB V
PENUTUP
5.1.Kesimpulan
Dari hasil pengukuran yang sudah dilaksanakan pada rabu,tanggal 14 Maret 2018
menggunakan alat Alat infiltrometer yang biasanya digunakan adalah jenis
infiltrometer ganda (double ring infiltrometer) yaitu suatu infiltrometer silinder
yang ditempatkan di dalam infiltrometer silinder lain yang lebih besar.
Infiltrometer silinder yang lebih kecil mempunyai ukuran diameter sekitar 30 cm
dan infiltrometer yang besar mempunyai ukuran hingga 50 cm. Menghasilkan
data berupa waktu(t) dan ketinggian air selama pengukuran mengikuti prosedur-
prosedur yang telah ditetapkan.

Dan dari hasil penelitian kelompok kami kapasitas infiltrasi (fc) mulai konstan
pada menit 50-60 menit dan kami menghitung sampai menit ke-100.

13
DAFTAR PUSTAKA

http://hydropedologie.agrobiologie.cz/en-dvouvalec.html

Kirkby, M.J., 1971, “Infiltration, Throughflow, and Overland Flow”,


Introduction to Physical
Hydrology, Chorley, R.J. ed. Methuen & Co Ltd, Bungay Suffolk.

Arsyad, S. 2000. Pengawetan Tanah dan Air. Departemen Ilmu-Ilmu


Tanah. Fakultas Pertanian. Institut Pertanian Bogor.

Seyhan, E., 1995, Dasar-dasar hidrologi, Indonesian edition, Gadjah Mada


University Press,
Yogyakarta.

14
LAMPIRAN FOTO PRAKTIKUM

15
16
17

Anda mungkin juga menyukai