Anda di halaman 1dari 17

ANATOMI ANOREKTAL

Rektum memiliki 3 buah valvula : superior kiri, medial kanan dan inferior kiri. 2/3 bagian
distal rektum terletak di rongga pelvik dan terfiksir, sedangkan 1/3 bagian proksimal terletak
dirongga abdomen dan relatif mobile. Kedua bagian ini dipisahkan oleh peritoneum
reflektum dimana bagian anterior lebih panjang dibanding bagian posterior.
vaskularisasi rektum berasal dari arteri hemorrhoidalis superior dan medialis
(a.hemorrhoidalis medialis biasanya tidak ada pada wanita, diganti oleh a.uterina) yang
merupakan cabang dari a.mesenterika inferior. Sedangkan arteri hemorrhoidalis inferior
adalah cabang dari a.pudendalis interna, berasal dari a.iliaka interna, mendarahi rektum
bagian distal dan daerah anus. Persarafan rektum terdiri atas sistem simpatik dan
parasimpatik. Serabut simpatik berasal dari pleksus mesenterikus inferior dan dari sistem
parasacral yang terbentuk dari gangglion simpatis lumbal ruas kedua,ketiga, dan keempat.
Persarafan parasimpatik (nervi erigentes) berasal dari saraf sacral kedua, ketiga dan
keempat.
B. FISIOLOGI ANOREKTAL

Fungsi utama dari rektum dan kanalis anal ialah untuk mengeluarkan massa feses
yang terbentuk di tempat yang lebih tinggi dan melakukan hal tersebut dengan cara yang
terkontrol. Sewaktu gerakan massa di kolon mendorong isi kolon ke dalam rektum, terjadi
peregangan rektum yang kemudian merangsang reseptor regang di dinding rektum dan
memicu refleks defekasi. Refleks ini disebabkan oleh sfingter anus internus (yang terdiri dari
otot polos ) untuk melemas dan rektum serta kolon sigmoid untuk berkontraksi lebih kuat.
Apabila sfingter anus eksternus ( yang terdiri dari otot rangka) juga melemas terjadi
defekasi.

MACAM HEMORROID DAN DERAJAT HEMORROID

Macam hemorroid:

1. hemorroid interna

Adalah pelebaran plexus hemorroidalis superior di atas garis mukokutan dan ditutupi oleh
mukosa. Hemorroid interna ini merupakan bantalan vaskuler di dalam jaringan submukosa
pada rektum sebelah bawah. Sering hemorroid terdapat pada tiga posisi primer, yaitu
kanan-depan, kanan-belakang, dan kiri-lateral (jam 11, 7,3).

2. hemorroid externa

Adalah merupakan pelebaran plexus hemorroidalis inferior, terdapat sebelah distal garis
mukokutan, didalam jaringan di bawah epitel anus.
Untuk hemorroid interna terdapat 4 derajat :

1. Derajat I : Bila terjadi pembesaran hemoroid yang tidak prolapse ke luar kanal anus.
Hanya dapat dilihat dengan anorektoskop

2. Derajat II : pembesaran hemoroid yang prolapse dan menghilang atau masuk


sendiri ke dalam anus secara spontan

3. Derajat III : pembesaran hemoroid yang prolapse dapat masuk lagi ke dalam anus
dengan bantuan dorongan jari

4. derajat IV : prolapse hemoroid yang permanen. Rentan dan cenderung untuk


mengalami thrombosis dan infark

derajat Berdarah menonjol reposisi

I + _ _

II + + spontan

III + + manual

IV + + Tidak dapat
Anamnesis :

1. Riwayat Penyakit Dahulu :


a. Apakah sebelumnya pernah di rawat di RS?
b. Apakah ada riwayat penyakit prostat atau diare?
c. Apakah punya riwayat hipertensi
2. Riwayat Penyakit Sekarang :
a. Apakah saat BAB ada darah?
b. Apakah darahnya berwarna merah terang?
c. Darahnya bercampur dengan feces atau tidak?
d. Apakah darah yang dikeluakan belakangan ini jumlhanya lebih banyak daripada waktu di
awal penyakit?
e. Apakah BAB-nya lancar?Dalam sehari berapa kali BAB?
f. BAB-nya cair atau keras?
g. Apakah nyeri saat BAB?
h. Apakah terasa nyeri di perut?
i. Apakah ada rasa mual dan muntah?
j. Apakah nafsu makan belakangan ini berkurang?
k. Apakah ada benjolan yang keluar saat bapak BAB?Tapi kembali masuk setelah BAB?
l. Apakah benjolan itu harus di dorong,sehingga bias kembali masuk?
m. Apakah ada terasa gatal di sekitar anus?
n. Apakah ada demam,sakit kepala,dan batuk?
3. Riwayat Penyakit Keluarga :
a. Apakah ada salah satu keluarga yang mempunyai penyakit seperti ini?
b. Apakah adakeluarga yang mempunyai riwayat hipertensi?
4. Riwayat hidup dan kebiasaan:
a. Apa pekerjaan bapak?
b. Apa Bapak merokok atau tidak?
c. Apa kurang suka makan sayur atau buah-buahan?
d. Apa bapak kurang berolahraga?
e. Apa bapak melakukan olahraga berat?seperti ikut GYM atau sering mengangkat barang-
barang berat?
f. Dirumah menggunakan toilet jongkok atau duduk?

Pemeriksaan Fisik:

A. Status generalis

Keadaan Umum

Kesadaran : kompos mentis

Kesan sakit : sakit ringan


Tinggi badan : 170 cm

Berat badan : 70 Kg

BMI : BB/(TB)²= 24,2

Gizi : baik

Sikap pasien : kooperatif

Mobilisasi : aktif

Tanda vital:

Tekanan darah : 130/80 mmHg

Nadi : 80 x/menit

Pernafasan : 20 x/menit

Suhu tubuh : 36º C

Kepala

Bentuk : normocephali

Rambut : warna putih beruban, distribusi merata

Telinga

Bentuk normotia, sekret -/-

Hidung

Tidak ada deviasi septum, sekret -/-

Mulut dan tenggorokan

Bibir : tidak kering dan tidak cyanosis

Tonsil T1/T1

Pharing tidak hiperemi

Leher

(Melihat apakah ada pembesaran KGB atau tidak untuk menyingkirkan DD yang lain)Tidak
teraba pembesaran KGB
Paru

Suara nafas vesikuler, ronchi -/-, wheezing -/-

Jantung

Auskultasi: Bunyi jantung I dan II reguler, murmur-, gallop -

Abdomen

Inspeksi : abdomen datar, tidak tampak adanya massa

Pada inspeksi, hemoroid eksterna mudah terlihat apalagi sudah mengandung trombus.
Hemoroid interna yang prolaps dapat terlihat sebagai benjolan yang tertutup mukosa.
Untuk membuat prolaps dapat dengan menyuruh pasien untuk mengejan

Palpasi : teraba lemas, tidak ada defence muskular, NT (-), NL(-)

Perkusi : timpani, BU (+) normal

Auskultasi : bising usus (+) normal

Ekstremitas

Tidak ada Edema, tonus otot 5

Status lokalis

Regio anus terlihat adanya benjolan dengan diameter kira-kira 3 cm yang keluar dari
anus yang dilapisi oleh mukosa. Pada rektal touche tonus sphincter ani baik, ampula tidak collaps, tidak
teraba adanya massa, tidak nyeri, pada sarung tangan tidak ada feces, tidak ada darah, tidak ada lendir.

RT :

Pada colok dubur, hemoroid interna biasanya tidak teraba dan juga tidak sakit. Dapat diraba bila sudah
ada trombus atau sudah ada fibrosis. Trombus dan fibrosis pada perabaan padat dengan dasar yang
lebar

Pemeriksaan Penunjang :
Anoskopi

Dengan cara ini kita dapat melihat hemoroid interna. Penderita dalam posisi litotomi. Anaskopi dengan
penyumbatnya dimasukkan dalam anus sedalam mungkin, penyumbat diangkat dan penderita disuruh
bernafas panjang. Benjolan hemoroid akan menonjol pada ujung anaskop. Bila perlu penderita disuruh
mengejan supaya benjolan dapat kelihatan sebesar-besarnya.

Pada anoskopi dapat dilihat warna selaput lendir yang merah meradang atau perdarahan, banyaknya
benjolan, letaknya dan besarnya benjolan.

Proktosigmoidoskopi

Pemeriksaan ini perlu dilakukan untuk memastikan bahwa keluhan bukan disebabkan oleh proses
radang atau proses keganasan di tingkat yang lebih tinggi (rektum/sigmoid), karena hemoroid
merupakan keadaan fisiologik saja atau tanda yang menyertai.

Pemeriksaan Feces

Diperlukan untuk mengetahui adanya darah samar (occult bleeding).

Epidemiologi :

- Hemoroid bisa terjadi pada semua umur tetapi paling banyak terjadi pada umur 45-65 tahun.
- Penyakit hemoroid jarang terjadi pada usia di bawah 20 tahun.
- Prevalensi meningkat pada ras Kaukasian dan individu dengan status ekonomi tinggi.
- Angka prevalensi hemoroid di akhir pertengahan abad ke 20 dilaporkan menurun
- Sepuluh juta orang di Indonesia menderita hemoroid, dengan prevalensi lebih dari 4%
- Laki-laki dan perempuan mempunyai resiko yang sama
- Resiko hemoroid meningkat seiring bertambahnya usia
- Penelitian dari ruang endoskopi di rumah sakit cipto mangunkusumo, Jakarta pada tahun 1998 –
2005 menemukan sekitar 9% pasien dengan keluhan sembelit ternyata menderita kanker usus besar
dan sekitar 39,6 % penderita sembelit mengalami hemoroid
Etiologi :

Penyebab hemoroid tidak diketahui, konstipasi kronis dan mengejan saat defekasi mungkin penting.
Mengejan menyebabkan pembesaran dan prolapsus sekunder bantalan pembuluh darah hemoroidalis.
Jika mengejan terus menerus, pembuluh darah menjadi berdilatasi secara progresif dan jaringan sub
mukosa kehilangan perlekatan normalnya dengan sfingter internal di bawahnya, yang menyebabkan
prolapsus hemoroid yang klasik dan berdarah. Selain itu faktor penyebab hemoroid yang lain yaitu :
kehamilan, obesitas, diet rendah serat dan aliran balik venosa.

C. Faktor Risiko

Faktor risiko hemoroid banyak sekali, sehingga sukar bagi kita untuk menentukkan penyebab yang tepat
bagi tiap kasus. Faktor risiko hemoroid yaitu:

1. Keturunan : Dinding pembuluh darah yang lemah dan tipis

2. Anatomik : Vena daerah anorektal tidak mempunyai katup dan pleksus hemoroidalis kurang
mendapat sokongan otot dan vasa sekitarnya.

3. Pekerjaan : Orang yang harus berdiri atau duduk lama, atau harus mengangkat barang berat,
mempunyai predisposisi untuk hemoroid.

4. Umur : Pada umur tua timbul degenerasi dari seluruh jaringan tubuh, juga otot sfingter menjadi tipis
dan atonis.

5. Endokrin : Misalnya pada wanita hamil ada dilatasi vena ekstremitas dan anus (sekresi hormon
relaksin).

6. Mekanis : Semua keadaan yang mengakibatkan timbulnya tekanan yang meninggi dalam rongga
perut, misalnya penderita hipertrofi prostat.

7. Fisiologis : Bendungan pada peredaran darah portal, misalnya pada penderita dekompensasio kordis
atau sirosis hepatis.

8. factor mengedan pada BAB yang sulit

9. Pola BAB yang salah (memakai jamban duduk, terlalu lama duduk di jamban sambil membaca dan
merokok)

10. peningkatan intra abdomen karena tumor (tumor usus,tumor abdomen)

11. konstipasi kronik,diare kronik atau akut yang berlebihan, hubungan seks peranal, kurang minum air,
kurang makan makanan berserat, dan kurang olahraga
Patogenensis :

Etiopatogenesis  Hemoroid terjadi karena gangguan pada Treitz’s muscle dan jaringan ikat

Sering Mengejan BAB tidak terartur Feces keras dan besar

Peningkatan tek. Vena Peregangan berlebihan dari


Treitz’s muscle

Jar.Ikat pendukung bantalan


Kemerosotan bantalan
anal pecah

gangguan venous return


sehingga mengakibatkan Bantalan anal bergeser ke
dilatasi pleksus dan stasis bawah anal kanal
vena

Mukosa yang melapisinya


menjadi tipis dan rapuh

Prolaps tidak bisa direduksi


kembali
jaringan mengalami
strangulasi serta nekrosis

Patofisiologi :

Erosi Epitel bantalan

Terjadi inflamasi Perdarahan dari Arteri

warna darah yang merah


cerah
Penatalaksanaan

Terapi Konservatif

Defekasi yang lama, baik karena konstipasi atau diare akan mengakibatkan terjadinya hemoroid.
Oleh karena itu, tujuan utama terapi hemoroid adalah meminimalisir mengerasnya feses dan
mengurangi mengejan saat defekasi. Ini biasanya dapat dicapai dengan menambah jumlah cairan dan
serat pada makanan sehari-hari.1 Direkomendasikan untuk mengkonsumsi serat tidak larut sebanyak 25-
30 gram per hari.3
Terapi konservatif ditujukan pada hemoroid derajat I dan II. Hemoroid yang sudah mengalami
prolaps membutuhkan intervensi bedah, tetapi semua pasien seharusnya dianjurkan untuk
mengkonsumsi suplemen serat. Suplemen serat menurunkan kejadian perdarahan dan mengurangi rasa
tidak nyaman pada pasien dengan hemoroid internal tetapi tidak memperbaiki prolaps yang sudah
terjadi. Suplemen serat juga dapat mengurangi keluhan hemoroid non-prolaps tetapi ini membutuhkan
waktu enam minggu untuk mendapatkan hasil yang signifikan. Pasien juga disarankan untuk mengurangi
kebiasaan sering mengejan dan membaca di toilet. 1,5

Sitz bath merupakan metode mandi di mana pinggul dan pantat direndam di dalam air hangat
dengan suhu 40oC untuk mendapatkan efek terapeutik uap hangat pada perianal dan anal. Tidak perlu
menambahkan apapun pada air hangat yang digunakan. Isi bak mandi dengan air hangat lalu duduk
berendam selama 10-15 menit, ulangi sesering mungkin. Jangan menggunakan air panas karena dapat
menimbulkan luka pada jaringan perianal dan anal. Metode sitz bath ini digunakan untuk anal hygiene
dan untuk merelaksasikan otot dasar panggul yang spastik untuk meredakan nyeri.1,3

Farmakologi

Bertujuan memperbaiki defekasi dan meredakan atau menghilangkan keluhan dan gejala.

Obat-obat farmakologis hemoroid dapat dibagi atas empat macam, yaitu:

1. Obat yang memperbaiki defekasi

Terdapat dua macam obat yaitu suplement serat (fiber suplement) dan pelicin tinja (stool
softener). Suplemen serat komersial yang yang banyak dipakai antara lain psylium atau isphaluga Husk
(ex.: Vegeta, Mulax, Metamucil, Mucofalk) yang berasal dari kulit biji plantago ovate yang dikeringkan
dan digiling menjadi bubuk. Obat ini bekerja dengan cara membesarkan volume tinja dan meningkatkan
peristaltik usus. Efek samping antara lain ketut dan kembung. Obat kedua adalah laxant atau pencahar
(ex.: laxadine, dulcolax, dll).

2. Obat simptomatik

Bertujuan untuk menghilangkan atau mengurangi keluhan rasa gatal, nyeri, atau kerusakan kulit
di daerah anus. Jenis sediaan misalnya Anusol, Boraginol N/S dan Faktu. Sediaan yang mengandung
kortikosteroid digunakan untuk mengurangi radang daerah hemoroid atau anus. Contoh obat misalnya
Ultraproct, Anusol HC, Scheriproct.

3. Obat penghenti perdarahan

Perdarahan menandakan adanya luka pada dinding anus atau pecahnya vena hemoroid yang
dindingnya tipis. Psyllium, citrus bioflavanoida yang berasal dari jeruk lemon dan paprika berfungsi
memperbaiki permeabilitas dinding pembuluh darah.

4. Obat penyembuh dan pencegah serangan


Menggunakan Ardium 500 mg dan plasebo 3×2 tablet selama 4 hari, lalu 2×2 tablet selama 3 hari.
Pengobatan ini dapat memberikan perbaikan terhadap gejala inflamasi, kongesti, edema, dan prolaps.

Terapi Rawat Jalan

Beberapa prosedur intervensional dikerjakan di klinik sebagai terapi hemoroid internal derajat I
dan II yang tidak berespon terhadap modifikasi diet. Fakta bahwa anoderm tidak sensitif terhadap nyeri
dan sentuhan karena diinervasi secara visceral menyebabkan prosedur ini bisa dilakukan di klinik, yang
jika dilakukan dengan benar, prosedur ini tidak akan menyakitkan.3,7

 Rubber Band Ligation


Teknik ini pertama kali diperkenalkan oleh Baron pada tahun 1963 dan merupakan
terapi rawat jalan yang paling umum dilakukan. Anoskopi dikerjakan dengan bantuan forsep
dan suction. Pangkal hemoroid kemudian diikat dengan rubber band 2 cm di atas linea
dentata pada puncak hemoroid internal primer untuk mencegah nyeri.. Hemoroid yang
terjerat akan mengalami nekrosis dalam 10-14 hari dan terlepas sendiri, sementara jaringan di
bawahnya akan mengalami fiksasi oleh jaringan fibrotik yang timbul dari penyembuhan luka.
Komplikasi dari prosedur ini, yaitu nyeri, perdarahan, retensi urin, trombosis, dan sepsi pelvis.
Analgesik seperti parasetamol dan sitz bath bisa mengurangi rasa nyeri dan tidak nyama pasca
operasi.1,3,7

Gambar 5. Rubber band ligation7


 Skleroterapi
Skleroterapi adalah penyuntikan larutan kimia yang merangsang, misalnya 5% fenol
dalam minyak nabati. Penyuntikan diberikan ke submukosa dalam jaringan areolar yang
longgar di bawah hemoroid interna dengan tujuan menimbulkan peradangan steril yang
kemudian menjadi fibrotik dan meninggalkan parut. Penyuntikan dilakukan di sebelah atas
dari garis mukokutan dengan jarum yang panjang melalui anoskop. Apabila penyuntikan
dilakukan pada tempat yang tepat maka tidak ada nyeri. Skleroterapi lebih tepat untuk
hemoroid interna derajat I dan II, tidak tepat untuk hemoroid yang lebih parah atau
prolaps.1,2,3,7, Penyulit penyuntikan termasuk infeksi, prostatitis akut jika masuk dalam prostat,
impotensi, dan reaksi hipersensitivitas terhadap obat yang disuntikan.1,7
 Cryotherapy/ Bedah Beku
Hemoroid dapat pula dibekukan dengan suhu yang rendah sekali. Konsepnya adalah
membekukan hemoroid internal pada suhu rendah yang bisa menyebabkan kerusakan
jaringan. Suhu dingin diinduksi melalui sonde dari mesin kecil dengan mengalirkan nitrogen
oksida pada suhu -60oC hingga -80oC atau cairan nitrogen dengan suhu -196oC. Terapi ini tidak
dipakai secara luas karena mukosa yang nekrotik sukar ditentukan luasnya. Selain itu prosedur
ini memakan waktu lama dan bisa menimbulkan discharge yang berbau busuk, iritasi, dan
nyeri. Jika dilakukan dengan tidak tepat, sfinkter anal bisa bisa rusak yang mengakibatkan
inkontinensia alvi dan stenosis anal.1,2,3
 Infra Red Photocoagulation
Photocoagulator menghasilkan radiasi infra merah yang bisa menimbulkan terjadinya
koagulasi protein jaringan atau menguapkan air di dalam sel, tergantung dari intensitas dan
durasi penggunaan. Ujung dari alat ini diaplikasikan di dekat puncak hemoroid selama 1-1,5
detik, diulang 3-4 kali. Infra red coagulation tidak menimbulkan nekrosis karena panas yang
dihasilkan hanya sedikit. Komplikasinya sangat jarang, meliputi nyeri atau fisura akibat
penempatan ujung alat yang tidak tepat. Metode ini lebih bermanfaat untuk hemoroid derajat
1 tetapi tidak efektif untuk hemoroid derajat 2 dan 3.1,2,3

Terapi Operatif

 Hemorrhoidectomy
Terapi ini dipilih untuk penderita yang mengalami keluhan menahun dan pada penderita
hemoroid derajat III dan IV. Terapi bedah juga dapat dilakukan pada penderita hemoroid
internal dan eksternal yang tidak dapat sembuh dengan terapi non bedah dan penderita
dengan hemoroid dengan keadaan patologi lain seperti ulserasi, fisura, fistula, atau skin tag
yang luas. Tindakan hemorrhoidectomy ada 2, yaitu open hemorrhoidectomy dan closed
hemorrhoidectomy.1,2,7
Teknik open dilakukan dengan mengeksisi bantalan vaskular. Hemoroid dipotong
dengan menggunakan elektrokauterisasi, bedah laser, harmonic scalpel, atau gunting. Prinsip
yang harus diperhatikan dalam hemorrhoidectomy adalah eksisi yang hanya dilakukan pada
jaringan yang benar-benar berlebihan. Eksisi sehemat mungkin dilakukan pada anoderm dan
kulit yang normal dengan tidak mengganggu sfingter anus. Teknik closed mirip dengan teknik
open, tetapi tepi mukosa dan kulit ditutup dengan jahitan kontinyu. Kedua teknik ini aman
dan efektif, tetapi tetapi teknik closed hemorrhoidectomy penyembuhannya lebih cepat.7
Hemorrhoidectomy merupakan prosedur yang menyakitkan oleh karena itu pada
perioperatif perlu diberikan obat anti nyeri. Anestesi lokal, analgesik, dan laksatif membantu
mengurangi nyeri pada postoperative. Komplikasi dari tindakan ini, yaitu perdarahan
sekunder (7-10 hari setelah pembedahan), retensi urin, infeksi, inkontinensia fekal, dan
stenosis anal.7
 Stapled Hemorrhoidopexy
Teknik ini digunakan untuk hemoroid yang mengalami prolaps. Circular stapling gun
digunakan untuk mengeksisi mukosa anal kanal atas sekitar 2-3cm di atas linea dentata.
Teknik ini digunakan untuk hemoroid internl yang tidak berespon terhadap terapi non bedah.
Penggunaan obat anti nyeri lebih sedikit dan penyembuhannya lebih cepat dibandingkan
dengan hemorrhoidectomy.

2.9.5 Tindakan Pada Hemoroid Mengalami Strangulasi dan Trombosis Akut

Hemoroid yang mengalami strangulasi muncul dari hemoroid derajat 3 atau 4 yang mengalami
prolaps dan tidak bisa direduksi karena membengkak.2 Hemoroid eksternal yang mengalami trombosis
sangat nyeri tetapi dapat ditangani di rumah dan biasanya membaik dalam 10-14 hari dengan
menggunakan kantong es, pelembut feses, dan analgesik. Pembedahan urgent atau emergent
hemorrhoidectomy.diperlukan pada kasus yang berat untuk mengangkat hemoroid atau melakukan
debridement pada jaringan yang nekrotik yang bisa menghilangkan nyeri dengan segera.1,7

Gambar 6. Hemoroid yang mengalami strangulasi.2

Komplikasi :

Komplikasi hemoroid yang paling sering adalah perdarahan, thrombosis dan strangulasi. Untuk
Komplikasi dari pembedahan bisa mencapai kurang dari 5% kasus jika ditangani oleh dokter bedah yang
terlatih. Komplikasi pembedahan hemoroid meliputi nyeri pasca operasi, perdarahan pasca operasi,
retensi urin, stenosis anorektal, cedera sfingter ani, inkontinensia, sepsis pelvis, perforasi rectal,
obstruksi rectal akut, pembentukan fistula, luka yang tidak sembuh, infeksi, dan kekambuhan.

Prognosis :
Dengan terapi yang sesuai, semua hemoroid simptomatis dapat dibuat menjadi asimptomatis.
Pendekatan konservatif hendaknya diusahakan terlebih dahulu pada semua kasus. Hemoroidektomi
pada umumnya memberikan hasil yang baik, meskipun bisa terjadi kekambuhan. Sesudah terapi
penderita harus diajari untuk menghindari obstipasi dengan makan makanan serat agar dapat mencegah
timbulnya kembali gejala hemoroid. Kematian akibat perdarahan hemoroid merupakan kejadian yang
jarang terjadi

Edukasi :

1. Makanan sebaiknya terdiri atas makanan berserat tinggi seperti sayur dan buah-buahan.
Makanan ini membuat gumpalan isi usus besar, namun lunak, sehingga mempermudah defekasi
dan mengurangi keharusan mengejan berlebihan
2. Jika menggunakan kloset duduk,lebih baik di ganti dengan kloset jongkok.Saat posisi duduk,
usus bagian bawah akan tertekuk sehingga proses pembuangan tidak dapat berlangsung efektif
tanpa bantuan mengejan. Padahal, mengejan dan dorongan ke bawah sambil menahan napas
akan meningkatkan tekanan dalam usus bagian bawah serta menyebabkan regangan dan
pembengkakan pembuluh darah balik membentuk hemorrhoid, terutama jika kebiasaan ini
dilakukan secara kontinu dalam jangka lama
3. Minum air putih minimal 8 gelas perhari untuk melancarkan BAB
4. Kurangi kopi dan alkohol
5. Tidur cukup.
6. Jangan duduk terlalu lama (karena dapat menyebabkan
7. Senam/olahraga rutin (tidak berolahraga yang berat seperti mengangkat beban berat.

Sumber :

R. Syamsuhidajat & Wim de Jong. 2005. Buku Ajar Ilmu Bedah Ed.2. Jakarta : EGC. Hlm. 114

Mansjur A dkk ( editor ), 1999, Kapita selecta Kedokteran, Jilid II, Edisi III, FK UI, Jakarta,pemeriksaan
penunjang: 321 – 324.

Syamsuhidajat, R. & Wim de Jong. 2005. Usus Halus, apemndiks, kolon, dan anorektum. Dalam :Buku
Ajar Ilmu Bedah. Jakarta : EGC

Thornton SC. Hemorrhoids. Available at: http://emedicine.medscape.com/article/195401-print. Last


update: March 16, 2010. Accesed: August 20, 2010.

Buku Patofisiologi : Konsep Klinis Proses-proses penyakit. Volume 1, edisi ke-6

Buku Ajar: Ilmu Penyakit dalam. Edisi V, jilid I

Anda mungkin juga menyukai