PENDAHULUAN
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas, dapat dirumuskan masalah “ apakah ada
hubungan antara terapi musik klasik dengan penurunan tekanan darah pada
lansia dengan hipertensi ? “
C. Tujuan Penelitian
1. Tujuan umum :
Dapat mengetahui ada tidaknya pengaruh musik klasik terhadap
penurunan tekanan darah pada lansia dengan penyakit hipertensi.
2. Tujuan khusus :
Mengidentifikasi pengaruh musik klasik tehadap penurunan
tekanan darah pada lansia yang mengidap penyakit hipertensi.
D. Manfaat Penelitian
Dari hasil penelitian, dapat digunakan untuk pengobatan pada penderita
penyakit hipertensi. Agar menggukan terapi non-farmakologi yang tidak
menimbulkan efek samping, khusunya terapi musik klasik untuk
menurunkan tekanan darah pada penderita penyakit hipertensi.
E. Keaslian Penelitian
Keaslian penelitian disajikan dalam bentuk tabel berikut
Tabel 1.1 keaslian penelitian.
Nama Peneliti Judul Metode Hasil Perbedaan
Muhammad Pengaruh musik Rancangan Tekanan darah Penelitian dilakukan
Fadhil Hidayat, klasik jawa penelitian pra- lansia sebelum pada tahun 2017 di UPT
Pepin Nahariani, terhadap eksperimental dilakukan terapi Panti Werdha
Alik Septian penurunan design dengan musik jawa Mojopahit Mojokerto
Mubbarok tekanan darah menggunakan setengahnya dari menggunakan metode
pada lansia rancangan One- 30 0rang 160/100 one-group pra-post test
hipertensi di UPT group pra-post mmHg. Dan design dengan hasil ada
Panti Werdha test design setelah diberikan pengaruh terapi music
Mojopahit terapi musik jawa klasik jawa terhadap
Mojokerto sebagian besar penurunan tekanan
mengalami darah pada lansia yang
penurunan. Ada menderita hipertensi.
pengaruh terapi
musik jawa
terhadap
penurunan tekanan
darah pada lansia.
Andhika Pengaruh musik Metode yang Musik klasik dapat Penelitian dilakukan di
Mahatidanar H, klasik terhadap digunakan menurunkan kelurahan Kota Baru
Khairun Nisa penurunan adalah kuasi tekanan darah pada kecamatan Tanjung
tekanan darah eksperimental lansia dengan rata- Karang Timur kota
pada lansia dengan rata penurunan Bandar Lampung.
penderita pendekatan pre sistolik sebesar 4,3 Dengan judul pengaruh
hipertensi and post test mmHg dan music klasik terhadap
tanpa kelompok diastolic sebesar penurunan tekanan
konrol 4,4 mmHg. darah pada lansia
penderita hipertensi
pada tahun 2017.
Metode yang digunakan
adalah kuasi
ekperimental dengan
pendekatan pre and post
test tanpa kelompok
control dengan
hasilterapi music
klasikdapat menurunkan
tekanan darah pada
lansia dengan rata-rata
penurunan tekanan
sistolik sebesar 4,3
mmHg dan disrolik
sebesar 4,4 mmHg.
BAB II
A. TINJAUAN PUSTAKA
1. Pengertian
Hipertensi adalah suatu keadaan dimana seseorang mengalami tekanan
darah di atas normal yang meningkatkan angka kesakitan (morbiditas) dan
angka kematian atau mortalitas (Triyanto, 2014). Hipertensi adalah
peningkatan tekanan arteri akibat peningkatan kardiak output dan
peningkatan resistensi periferi. Hipertensi dapat berbentuk primer bila
penyebabnya tak jelas atau sekunder bila penyebabnya adalah suatu penyakit
primer. Hipertensi adalah peningkatan tekanan darah sistolik dan diastolik
dengan konsisten di atas 140/90 mmHg. (Tamher, 2011).
Hipertensi atau tekanan darah tinggi adalah suatu peningkatan abnormal
tekanan darah arteri secara terus-menerus lebih dari satu periode, hal ini
terjadi bila arteriole-arteriole kontriksi. Kontriksi ini membuat darah sulit
untuk mengalir dan meningkatkan tekanan melawan dinding arteri. Hipertensi
menambah beban kerja jantung dan arteri, jika berlanjut akan menimbulkan
kerusakan jantung dan pembuluh darah.(Padila, 2013)
Dari beberapa pengertian di atas, dapat disimpulkan bahwa hipertensi
adalah tekanan darah tinggi yang tekanan darah sistoliknya ≥ 140 mmHg dan
tekanan diastoliknya ≥ 90 mmHg
2. Etiologi
Menurut (Murwani, 2011), penyebab hipertensi dibagi menjadi dua golongan
yaitu:
a. Hipertensi esensial atau hipertensi primer
Merupakan 90% dari seluruh kasus hipertensi adalah hipertensi
esensial yang didefinisikan sebagai peningkatan tekanan darah yang tidak
diketahui penyebabnya (idiopatik).
b. Hipertensi sekunder atau hipertensi renal
i. Penggunaan kontrasepsi hormonal (estrogen)
Oral kontrasepsi yang berisi estrogen dapat menyebabkan
hipertensi melalui mekanisme Renin-aldosteron-mediated volume
expansion. Dengan penghentian oral kontrasepsi, tekanan darah
normal kembali setelah beberapa bulan.
ii. Penyakit parenkim dan vaskular ginjal
Merupakan penyebab utama hipertensi sekunder. Hipertensi
renovaskular berhubungan dengan penyempitan satu atau lebih
arteri besar yang secara langsung membawa darah ke ginjal. Sekitr
90% lesi arteri renal pada klien dengan hipertensi disebabkan oleh
aterosklerosis atau fibrous displasia (pertumbuhan abnormal
jaringan fibrous). Penyakit parenkim ginjal terkait dengan infeksi,
inflamasi, dan perubahan struktur, serta fungsi ginjal.
a) Peningkatan volume intravaskular
b) Merokok
Nikotin dalam rokok merangsang pelepasan katekolamin.
Peningkatan katekolamin menyebabkan iritabilitas
miokardial, peningkatan denyut jantung, dan menyebabkan
vasokontriksi, yang mana pada akhirnya meningkatkan
tekanan darah
a) Riwayat keluarga
Riwayat keluarga disebut juga riwayat penyakit genetic, yang
disebebkan oleh keturunan dari keluarga.
b) Usia yang bertambah lanjut
Usia sangat berpengaruh terhadap hipertensi. Hipertensi primer
biasanaya muncul antara usia 30-50 tahun. Klien dengan usia
lebih dari 60 tahun memiliki tekanan darah lebih dari 140/90
mmHg.
c) Obesitas
Dengan meningkatnya jumlah lemak sekitar diafragma,
pinggang dan perut berhubungan dengan hipertensi. Obesitas
dengan faktor – faktor lain ditandai dapat ditandai dengan
sindrom metabolis yang meningkatkan risiko terjadinya
hipertensi.
d) Kebiasaan merokok
Nikotin dalam rokok merangsang pelepasan katekolamin, yang
menyebabkan iritabilitas miokardia, peningkatan denyut
jantung dan menyebabkan vasokontrasi yang mana pada
akhirnya meningkatkan tekanan darah.
e) Konsumsi alcohol yang berlebih
f) Stress
Stress meningkatkan resitensi vaskuler perifer dan curah
jantung serta menstimulasi aktivitas sistem saraf simpatis.
Sistem saraf simpatis inilah yang mengakibatkan timbulnya
hipertensi.
Hipertensi sekunder :
4. Klasifikasi
Tabel 1.1 Klasifikasi tekanan darah pada orang dewasa
6. Komplikasi
Menurut Sudarta, (2013) komplikasi hipertensi meliputi :
a. Krisis hipertensi, penyakit arteri perifer, ancurisma aorta dissecting,
PJK, angina, infark miokard, gagal jantung, aritmia dan kematian
mendadak.
b. Serangan iskemik sepintas
c. Gagal ginjal
a. Aritmia
b. Gagal jantung
c. Gagal ginjal
Terjadi akibat tekanan darah tinggi pada kapiler-kapiler ginjal,
glomerolus. Dengan rusaknya glomerolus, darah akan mengalir ke
unit-unit fungsional ginjal, neufron akan terganggu dan dapat
berlanjut menjadi hipoksia dan kematian
d. Stroke
Stroke dapat timbul akibat peredaran tekanan tinggi di otak atau
akibat embolus yang terlepas dari pembuluh non otak yang terpajan
tekanan darah tinggi.
7. Penatalaksanaan
Pengelolaan hipertensi bertujuan untuk mencegah morbiditas dan
mortalitas akibat komplikasi kardiovaskuler.. Menurut (Kowalak, 2012),
prinsip pengelolaan penyakit hipertensi meliputi :
Komplikasi :
Kerusakan pada otak Penatalaksanaan :
Kerusakan pada jantung Terapi tanpa obat ( Terapi music )
Kerusakan pada ginjal
Terapi dengan obat
Kerusakan pada mata
Kejang dapat terjadi pada wanita
preeklamsi
2. Kerangka Konsep
C. HIPOTESA
1. Hipotesa Nol (Ho)
Tidak adanya pengaruh terapi musik klasik dengan penurunan tekanan
darah pada lansia penderita hipertensi
2. Hipotesa Alternatif (Ha)
Adanya pengaruh terapi musik klasik dengan penurunan tekanan darah
pada lansia penderita hipertensi
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Desain penelitian
Desain penelitian ini merupakan desain analitik yang menggunakan
metode kuantitatif dengan eksperimen pre dan post test, yang dilakukan
sebelum dan setelah penelitian itu dilakukan.
C. Subjek penelitian
1. Populasi
Populasi adalah keseluruhan subjek penelitian yang menderita
penyakit hipertensi. Populasi merupakan seluruh objek atau subjek
akan diteliti yang berada pada suatu wilayah yang telah memenuhi
syarat penelitian. Berdasarkan hasil survei berbasis website seksi
Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Tidak Menular di Kabupaten
Temanggung (Suparjo, 2017). Penyakit hipertensi masih menduduki
proporsi terbesar dari seluruh penyakit tidak menular lainnya yaitu
sebesar 67,17% atau sejumlah 26.863 orang. Penderita yang pernah
dirawat di RSK Ngesti Waluyo Parakan pada tahun 2017 sejumlah
210 pasien.
Metode dalam pengambilan sampel penelitian ini menggunakan
teknik sampling criteria: inclusion atau pengambilan sampel dengan
karakteristik yang harus dimiliki oleh setiap subjek sampel. Sampel
yang dijadikan populasi targetnya adalah penderita hipertensi dengan
usia lanjut sejumlah 50 orang, karena peneliti akan melakukan
penelitian penurunan tekanan darah tinggi khususnya pada penderita
hipertensi usia lanjut.
Sampel merupakan bagian jumlah dari populasi. Menentukkan
sampel dengan menggunakan ketetapan absolut dan menggunakan
rumus : (Z∝ - Zả)² p(1-p)
(1-f) (p0-p1)²
Keterangan :
p1 : proporsi partisipasi tidak terpapar yang diharapakan terjadi kasus
yang diteliti
p0 : proporsi partisipan terpapar yang diharapkan terjadi kasus yang
diteliti
f : proporsi partisipan hilang/mundur dari pengamatan.
Penentuan sampel secara umum jika populasi ≤1000 maka sampel bisa
diambil 20-30%
Kriteria yang ditentukan untuk subjek penelitian adalah sebagai
berikut :
a) Kriteria Inklusi
Pasien yang berusia ≥ 59 tahun atau lansia menderita penyakit
hipertensi yang bersedia menjadi responden.
b) Kriteria Ekslusi
Pasien yang termasuk subjek penelitian namun tidak bisa
dilakukan penelitian karena keterbatasan sesuatu. Misalnya
pasien dengan hipertensi dengan komplikasi stroke yang koma
dan tidak kooperative.
Keterangan:
r11 = Koefisien Reliabilitas Alpha
k = Jumlah item pertanyaan
σi2 = Varians item pertanyaan
σt2 = Varians skor total
H. Jadwal penelitian
Tabel jadwal penelitian.
Bulan ke
No. Kegiatan
1 2 3
1. Penyusunan Proposal
2. Penyusunan Instrumen
3. Persiapan Lapangan
4. Uji Coba Insrumen
5. Pengumpulan Data
6. Pengolahan Data
7. Analisa Data
8. Penyusunan Laporan