Anda di halaman 1dari 13

JENIS DAN KARAKTERISTIK PENELITIAN

DOSEN PENGAMPU:
Dr. Ayi Darmana, M. Si.
Feri Andi Syuhada, S. Pd, M. Pd.

Disusun Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Metode Penelitian Pendidikan


Kimia

Disusun Oleh :

KELOMPOK 3
Nama/NIM : Sofia Andini Manurung / 4161131037
Siti Hajar / 4163131029
Veren Raenovta / 4163131032
Prodi : Pendidikan Kimia
Kelas : Reguler C

JURUSAN KIMIA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
2019
1. Penelitian Tindakan Kelas
A. Pengertian
Penelitian tindakan merupakan suatu penelitian yang menekankan kepada
kegiatan (tindakan) degan mengujicobakan suatu ide ke dalam praktek atau situasi
nyata dalam skala mikro sehingga diharapkan kegiatan tersebut mampu
memperbaiki dan meningkatkan kualitas suatu program atau kondisi faktual
tertentu di masyarakat.
Ada beberapa hal yang harus digarisbawahi yaitu : Pertama, PTK adalah
proses artinya PTK adalah rangkaian kegiatan dari mulai menyadari adanya
masalah, kemudian tindakan untuk memecahkan dan rafleksi terhadap tindakan
yang dilakukannya. Kedua. Masalah yang dikaji adalah masalah pembelajaran
yang terjadi di dalam kelas. Ketiga. PTK dimulai dan diakhiri dengan kegiatan
refliksi diri artinya yang melaksanakan PTK itu adalah guru. Guru merupakan
pemeran utama dalam PTK. Keempat. PTK dilakukan berbagai tindakan artinya
PTK bukan sekedar ingin mengetahui sesuatu akan tetapi adanya aksi dari guru
untuk proses perbaikan. Kelima, PTK dilakukan dalam situasi nyata, artinya aksi
yang dilakukan guru dilaksanakan dalam setting pembelajaran yang sebenarnya
tidak mengganggu program pembelajaran yang sudah direncanakan.

B. Jenis Penelitian
Penelitian tindakan kelas ini terdiri dari tiga macam yaitu : (1) penelitian
tindakan yang bersifat teknis; (2) penelitian yang bersifat praktis dan (3) penelitian
tindakan yang bersifat emansipatoris.
a. Bersifat Teknis
Merupakan penelitian tindakan yang bertujuan untuk meningkatkan efektivitas
pendidikan atau sistem pengelolaan. Dalam hal ini para pelaku dipilih dan sangat
tergantung pada peneliti sebagai fasilisator
b. Bersifat Praktis
Merupakan penelitian untuk meningkatkan efektifitas, juga bertujuan untuk
mengembangkan pemahaman pada pelau dan pengembang keahlian

1
c. Bersifat Emansipatoris
Merupakan penelitia yang tidak hanya mecakup pengembangan praktis tetapi
juga perlu adanya pemahaman dan partisipasi yang baik dari parisipan sesuai
dengan proses transformasi dan perubahan dalam batas-batas dan kondisi yang ada
termasuk perubahan terhadap sistem atau organisasinya.
Sementara itu menurut Kemmis dan Taggart (1998) penelitian tindakan
dapat dikelompokkan menjadi empat macam yaitu : (1) penelitian tindakan
diagnostik, (2) penelitian tindakan partisipan, (3) penelitian tindakan empiris, (4)
penelitian tindakan eksperimental.
Penelitian tindakan diagnostik adalah apabila peneliti termasuk ke dalam
situasi yang telah ada serta merta mendiagnosis situasinya. Kemudian dibuatnya
beberapa rekomendasi mengenai tindakan perbaikannya sebagai tindakan
terapinya. Penelitian tindakan partisipan apabila orang yang akan melakukan
tindakan terlibat penuh dalam proses penelitian ini sejak awal.
Penelitian tindakan eksperimental adalah apabila dalam kegiatan penelitian
yang dilakukan disertai dengan berbagai teknik tindakan yang terkontrol secara
efektif.

C. ASAS PENELITIAN TINDAKAN


Terdapat beberapa asas dalam melakukan penelitian tindakan, diantaranya :
(1) asas kritik reflektif, (2) asas kritik dialektis, (3) asas sumber daya kolaboratif,
(4) asas resiko, (5) asas struktur majemuk, dan (6) asas teori, praktik dan
transformasi. Asas kritik reflektif merupakan upaya dalam menilai apa yang telah
dilakukan berdasarkan data yang berhasil dikumpulkan. Asas kritik dialektis
menggambarkan bahwa peneliti tindakan diharapkan menerapkan pendekatan
dialektis yang menuntut peneliti untuk melakukan kritik terhadap gejala yang
ditelitinya. Asas sumber daya kolaboratif maksudnya adalah bahwa sudut pandang
setiap orang akan dianggap memberikan andil pada pemahaman. Asas resiko
mengacu pada kebenaran peneliti untuk mengmbil resiko alam proses penelitianya.
Asas struktur majemuk adalah hubungan dengan sifat penelitian tindakan yang
sifatnya dialektis, reflektif dan kolaboratif. Asas teorotik praktik dan transformasi
maksudnya adalah bahwa dalam penelitian tindakan antara teori dan praktek tidak

2
dapat dipisahkan dan dipertentangkan satu sama lain, karena teori mengandung
unsur praktik dan begitu juga sebaliknya (Gurning & Effi, 2018).

D. Ciri-ciri PTK dan PTS


 PTK
- Adanya tindakan oleh guru untuk memperbaiki proses dan mutu
perkembangan dikelas.
- Pemberian tindakan kelas harus sendiri oleh peneliti, tidak boleh minta
bantuan orang lain.
- Adanya niat untuk meningkatkan mutu professional dan kinerja guru sekolah
secara keseluruhan dan peningkatan hasil belajar siswa.
- Tertuju pada peningkatan mutu belajar siswa.
- Berlangsung dalam siklus atau putaran empat tahap, yaitu perencanaan,
pelaksanaan, pengamatan dan refleksi.
- Bukan menjelaskan tentang materi, tetapi dengan cara metode prosedur dan
langkah-langkah.

 PTS
- Tindakan sekolah yang diberikan pengawas sekolah dan kepala sekolah
harus dapat dilihat dalam unjuk kerja subjek tindakan secara nyata yang
dapat diamati oleh peneliti.
- Pemberian tindakan sekolah harus dilakukan sendiri oleh peneliti sendiri
tidak dibantu orang lain.
- Adanya niat untuk meningkatkan mutu professional kepala sekolah, kinerja
sekolah dan kinerja kepala sekolah secara keseluruhan.
- tertuju pada peningkatan mutu kinerja pengawas sekolah dan kepala sekolah
yang melaksanakan PTS itu sendiri.
- Berlangsung dalam siklus atau putaran empat tahp, yaitu perencanaan,
pelaksanaan, pengamatan dan refleksi.
- Bukan menjelaskan tentang materi tetapi tentang cara metode prosedur, dan
langkah-langkah.

3
E. Prinsip-prinsip Tindakan
- Masalah ialah kesenjangan keadaan sekarang (das sein) dengan keadaan
yang diharapkan (das sollen)
- Tujuan ialah sesuatu yang ingin dicapai. Tujuan penelitian dirumuskan
dalam kalimat dengan kata-kata yang spesifik dan dapat diamati, dari alur
ide atau gagasan penelitian yang telah diramu berdasarkan teori yang
dikemukakan.
- Kajian teori atau kajian pustaka meliputi kajian teori dan hasil penelitian
terdahulu yang relevan.
- Pemantapan ialah meyakinkan adanya hubungan teori dengan tujuan, yaitu
menerapkan teori yang dipilih untuk memecahkan masalah.
- Ide atau gagasan asli peneliti ialah pemikiran peneliti yang dilakukan peneliti
dalam PTK atau PTS.
Satu siklus (satu putaran) meliputi empat langkah, yaitu perencanaan,
pelaksanaan, pengamatan dan refleksi.
1. Perencanaan adalah langakah awal yang dialkuakn peneliti saat akan
memulai tindakannya.
2. Pelaksanaan ialah penerapan dari perencanaan diatas.
3. Pengamatan ialah percermatan terhadap pelaksanaan tindakan.
4. Refleksi adalah merenungkan hasil pengamatan (Emzir, 2017).

2. Penelitian Grounded
Penelitian grounded bertitik tolak dari data-data faktual di lapangan secara
empiris. Data-data tersebut dianalisis secara induktif sehingga menjadi teori.
Dengan kata lain, penelitian grounded justru akan melahirkan teori berdasarkan
data empiris dan realitas sosial. Asumsi penelitian ini adalah untuk memahami
tindakan manusia dengan benar. Oleh karena itu, tidak dapat digunakan teori-teori
atau konsep-konsep tentang tindakan sosial yang dirumuskan terlebih dahulu
sebelum penelitian itu sendiri dimulai. Konsep-konsep dan hipotesis-hipotesis itu
muncul dari data itu sendiri, dimana kategori-kategori, penjelasan-penjelasan dan

4
keterangan-keterangan tidak pernah dibuat sebelum penelitian terjadi (Arifin,
2011).
Grounded theory yang secara teknik bersifat induktif yang dikembangkan
secara ilmiah ditemukan pada tahun 1967 oleh Barney G. Glaser dan Anselm L.
Strauss dengan diterbitkannya buku berjudul “The Discovery of Grounded
Theory”. Grounded research diperkenalkan di Indonesia pada tahun 1970-an,
dengan diselenggarakannya pelatihan riset ilmu sosial bagi ilmuwan Indonesia
pertama kali di Surabaya, kemudian di Ujung Pandang, dan Banda Aceh.
Pengembangan awal grounded research adalah dalam bidang sosiologi. Istilah
grounded (diperkenalkan oleh Glaser dan Strauss) mengacu pada kondisi bahwa
teori yang dikembangkan atau riset tersembunyi, atau disebut berakar pada data dari
mana teori tersebut diturunkan. Perkembangan tersebut terus berlangsung
hingga kini, dan bukan hanya dalam kajian sosiologi, tetapi juga sudah banyak
meluas dalam penelitian bidang komunikasi, kesehatan, psikologi, dan pendidikan,
serta kini berkembang di bidang akuntansi.
Pendekatan grounded theory merupakan metodologi umum analisis
terkait dengan pengumpulan data sistematis yang diterapkan dan menggunakan
serangkaian metode untuk menghasilkan sebuah teori induktif tentang area
substantive. Jadi dapat dikatakan bahwa pelaksanaan riset kualitatif dengan metode
grounded theory bertolak belakang dengan riset kuantitatif pada umumnya, yang
berawal dari teori konsepsual menuju kajian empiris, sedangkan grounded theory
bermula darikajianempiris berdasarkan data yang diperoleh menuju ke teori
konsepsual.
Desain riset grounded theory merupakan seperangkat prosedur yang
digunakan untuk menyusun sebuah teori yang menjelaskan sebuah proses
mengenai sebuah topik substantif. Riset grounded theory cocok digunakan dalam
rangka menjelaskan fenomena, proses atau merumuskan teori umum tentang sebuah
fenomena yang tidak bisa dijelaskan dengan teori yang ada.
Riset dengan menggunakan metode grounded theory merupakan salah satu
bentuk riset yang banyak membutuhkan keprofesionalan seorang ilmuwan,
terutama kejujuran. Di samping ketelitian dan kesabaran juga sebagai modal
utamanya. Praktisi dalam riset ini, adalah komunitas ilmuwan yang telah

5
memahami substansi teori secara mendalam, terutama grand theory. Praktisi-
praktisi itulah yang mungkin menghasilkan teori dengan baik, oleh karena mereka
sangat memahami prosesnya. Perbedaan utama antara metode grounded theory dan
metode lainnya adalah kekhasan pendekatannya dalam pengembangan teori grounded
theory yang menyarankan bahwa harus terdapat interaksi yang terus-menerus antara
proses pengumpulan data dan analisisnya.
Biasanya dalam riset kualitatif, peneliti pemula sering tidak yakin tentang
analisis data sehingga dipilihnya metode grounded theory. Hal ini bermula dari
adanya ketidakpastian mengenai perbedaan- perbedaan antara pendekatan Glaser
dan Strauss, yang secara bersama-sama menjelaskan pertama kali tentang metode
tersebut. Metode grounded theory menurut Glaser menekankan induksi atau
munculnya kreativitas individu si peneliti dalam tahapan kerangka yang jelas.
Hal ini juga menjelaskan secara jelas bahwa grounded theory menurut Glaser adalah
munculnya sebuah metodologi, dimana hal ini menyediakan beberapa argumen
untuk mendukung pendekatan tersebut. Sedangkan Strauss lebih tertarik dalam
kriteria validasi dan pendekatan sistematis. Pendekatan grounded theory, terutama
cara Strauss dalam mengembangkannya, terdiri dari satu set langkah hati-hati yang
diduga sebagai “jaminan” dari sebuah teori yang baik sebagai hasilnya. Strauss
mengatakan bahwa kualitas suatu teori dapat dievaluasi dengan proses di mana
teori tersebut dibangun. Kedua metode tersebut dibandingkan dalam kaitannya
dengan akar dan divergensi, peran induksi, deduksi dan verifikasi, cara-cara dimana
data yang dikodekan dan diformat menghasilkan suatu teori. Pengalaman pribadi
berkembang sebagai teori dasar yang digunakan untuk menggambarkan
beberapa kunci perbedaannya.
Grounded theory paling akurat digambarkan sebagai suatu metode riset
dimana teori dikembangkan dari data, bukan sebaliknya data dikembangkan dari teori
yang ada. Hal ini sesuai dengan pendekatan induktif, yang berarti bahwa bergerak
dari khusus ke lebih umum. Metode riset pada dasarnya berdasarkan tiga elemen
yaitu konsep, kategori dan proposisi, atau apa yang awalnya disebut “hipotesis”.
Namun demikian, konsep adalah elemen kunci dari analisis karena teori
dikembangkan dari konseptualisasi data, bukan data sebenarnya.

6
Sebagai sebuah metode, grounded theory menjelaskan hubungan ini yang
dikembangkan dari studi kasus untuk menjelaskan perbedaan yang muncul dalam
menghasilkan teori berdasarkan data yang ada. Konsep Bourdieu tentang
habitus digunakan untuk mengembangkan lebih lanjut grounded theory ini dan
untuk menyarankan suatu teori yang lebih formal. Metode grounded theory
menurut Martin dan Turner (1986) merupakan suatu pendekatan riset kualitatif
(beberapa percaya sebagai metodologi) berdasarkan paradigma interpretif, yangsangat
dipengaruhi oleh interaksionisme simbolik, etnometodologi dan sampai batas tertentu
juga etnografi yang dirancang khusus dan berorientasi untuk menemukan
(menghasilkan) suatu teori tentang fenomena sosial (Bungin, 2013).
Salah satu tujuan dari metode grounded theory adalah untuk merumuskan
suatu teori yang didasarkan pada gagasan konseptual. Di samping itu mencoba
untuk memverifikasi teori yang dihasilkan denganmembandingkan data yang
dikonseptualisasikan pada tingkat yang berbeda abstraksi, dan perbandingan ini berisi
langkah-langkah deduktif. Tujuan lain dari metode grounded theory adalah untuk
menemukan perhatian utama para peneliti dan bagaimana mereka terus mencoba
untuk menyelesaikan risetnya. Jadi dapat dikatakan bahwa tujuan dari metode
grounded theory dalam riset kualitatif adalah teoritisasi data, yaitu sebagai suatu
metode penyusunan teori yang berfokus pada tindakan atau interaksi sehingga
sesuai digunakan dalam riset keperilakuan. Riset kualitatif dengan metode
grounded theory dimulai dari data untuk mencapai suatu teori dan bukan dimulai
dari teori atau untuk menguji suatu teori, sehingga dalam riset grounded theory ini
diperlukan adanya berbagai prosedur atau langkah sistematis dan terencana dengan
baik.
Pendekatan grounded theory adalah metode riset kualitatif yang
menggunakan satu kumpulan prosedur sistematis untuk mengembangkan
grounded theory induktif yang diturunkan tentang sebuah fenomena. Tujuan
utama dari grounded theory adalah untuk memperluas penjelasan tentang
fenomena dengan mengidentifikasi elemen kunci dari fenomena itu, dan kemudian
mengkategorikan hubungan dari elemen-elemen dengan konteks dan proses
percobaan. Dengan kata lain, tujuannya adalah untuk pergi dari umum ke khusus
tanpa mengabaikan apa yang membuat subjek studi yang unik. Metode grounded

7
theory sering dianggap sebagai suatu metode yang memisahkan teori dan data namun
yang lainnya bersikeras mengatakan bahwa metodetersebut benar-benar
menggabungkan keduanya. Riset kualitatif dengan menggunakan metode grounded
theory memang tidak terlalu mudah dilakukan terutama oleh peneliti pemula,
sebab memiliki model analisis data yang terus-menerus, karena data masih tetap
dikumpulkan selama di lapangan (Sarwono, 2009).

3. Penelitian Eksperimen
A. Pengertian
Penelitian eksperimen (experiment research) merupakan penelitian di bawah
kontrol dan kondisi yang sengaja dibuat (artificial condition) dan diatur oleh
peneliti dengan cara melakukan kontrol atau manipulasi terhadap variabel yang
diinginkan. Atas dasar penjelasan ini, Nasir dalam buku Triyono (2013)
mendefinisikan penelitian eksperimen sebagai metode penelitian yang dilakukan
dengan melakukan manipulasi (manipulated) tindakan terhadap objek penelitian
serta adanya kontrol atau pengendalian terhadap kondisi – kondisi tertentu.
Penelitian eksperimen adalah metode sistematis guna membangun hubungan
yang mengandung fenomena sebab akibat. Penelitian eksperimen merupakan
metode inti dari model penelitian yang menggunakan pendekatan kuantitatif.
Dalam metode eksperimen, peneliti harus melakukan tiga persyaratan yaitu
kegiatan mengontrol, kegiatan memanipulasi, dan observasi. Dalam penelitian
eksperimen, peneliti membagi objek atau subjek yang diteliti menjadi 2 kelompok
yaitu kelompok treatment yang mendapatkan perlakuan dan kelompok kontrol yang
tidak mendapatkan perlakuan (Triyono, 2013).

B. Karakteristik Penelitian Eksperimen


a. Variabel bebas yang dimanipulasi.
Memanipulasi variabel adalah tindakan yang dilakukan oleh peneliti atas dasar
pertimbangan ilmiah. Perlakuan tersebut dapat dipertanggung-jawabkan secara
terbuka untuk memperoleh perbedaan efek dalam variabel yang terkait.

8
b. Variabel lain yang berpengaruh dikontrol agar tetap konstan
Mengontrol merupakan usaha peneliti untuk memindahkan pengaruh variabel
lain yang mungkin dapat mempengaruhi variabel terkait. Dalam pelaksanaan
eksperimen, group eksperimen dan group kontrol sebaiknya diatur secara intensif
agar karakteristik keduanya mendekati sama.

c. Observasi langsung oleh peneliti


Tujuan dari kegiatan observasi dalam penelitian eksperimen adalah untuk
melihat dan mencatat segala fenomena yang muncul yang menyebabkan adanya
perbedaan diantara dua group.

C. Tujuan Penelitian Eksperimen


Tujuan umum penelitian eksperimen adalah untuk meneliti pengaruh dari
suatu perlakuan tertentu terhadap gejala suatu kelompok tertentu dibanding dengan
kelompok lain yang menggunakan perlakuan yang berbeda. Misalnya, suatu
eksperimen dalam bidang pendidikan dimaksudkan untuk menilai/membuktikan
pengaruh perlakuan pendidikan (pembelajaran dengan metode problem solving)
terhadap prestasi belajar dan kemampuan komunikasi matematika pada siswa SMP
atau untuk menguji hipotesis tentang ada-tidaknya pengaruh perlakuan tersebut jika
dibandingkan dengan metode konvensional.
Selanjutnya, tindakan di dalam eksperimen disebut treatment, dan diartikan
sebagai semua tindakan, semua variasi atau pemberian kondisi yang akan
dinilai/diketahui pengaruhnya. Sedangkan yang dimaksud dengan menilai tidak
terbatas pada mengukur atau melakukan deskripsi atas pengaruh treatment yang
dicobakan tetapi juga ingin menguji sampai seberapa besar tingkat signifikansinya
(kebermaknaan atau berarti tidaknya) pengaruh tersebut jika dibandingkan dengan
kelompok yang sama tetapi diberi perlakuan yang berbeda.

D. Syarat-syarat Penelitian Eksperimen


Sebuah penelitian dapat berjalan baik dan memberikan hasil yang akurat
jika dilaksanakan dengan mengikuti kaidah tertentu. Seperti halnya dengan
penelitian eksperimen, akan memberikan hasil yang valid jika dilaksanakan dengan

9
mengikuti syarat-syarat yang ada. Berkaitan dengan hal tersebut, syarat-syarat yang
harus dipenuhi oleh peneliti dalam melaksanakan penelitian eksperimental, yaitu:
1. Peneliti harus dapat menentukan secara sengaja kapan dan di mana ia akan
melakukan penelitian
2. Penelitian terhadap hal yang sama harus dapat diulang dalam kondisi yang sama
3. Peneliti harus dapat memanipulasi (mengubah, mengontrol) variabel yang
diteliti sesuai dengan yang dikehendakinya
4. Diperlukan kelompok pembanding (control group) selain kelompok yang diberi
perlakukan (experimental group).

E. Proses penyusunan penelitian eksperimen


1. Melakukan kajian secara induktif yang berkaitan dengan permasalahan yang
hendak dipecahkan
2. Mengidentifikasikan permasalahan
3. Melakukan studi litelatur yang relevan, mempormulasikan hipotesis penelitian,
menentukan definisi operasional dan variabel.
4. Membuat rencana penelitian mencakup: identifikasi variabel yang tidak
diperlukan, menentukan cara untuk mengontrol variabel, memilih desain
eksperimen yang tepat, menentukan populasi dan memilih sampel penelitian,
membagi subjek ke dalam kelompok kontrol dan kelompok eksperimen,
membuat instrumen yang sesuai, mengidentifikasi prosedur pengumpulan data
dan menentukan hipotesis.
5. Melakukan kegiatan eksperimen (memberi perlakukan pada kelompok
eksperimen)
6. Mengumpulkan data hasil eksperimen
7. Mengelompokan dan mendeskripsikan data setiap variabel
8. Melakukan analisis data dengan teknik statistika yang sesuai
9. Membuat laporan penelitian eksperimen (Suryabrata & Sumadi, 2011).

F. Penelitian Eksperimen Dalam Pendidikan


Penelitian eksperimen dalam bidang pendidikan dibedakan menjadi dua
yaitu penelitian di dalam laboratorium dan di luar laboratorium. Sehubungan

10
dengan subjek dalam pendidikan adalah siswa, penelitian yang paling banyak
dilakukan adalah di luar laboratorium. Hal ini dikarenakan terdapat beberapa
keunggulan yang dimiliki oleh penelitian di luar laboratorium, diantaranya: (a)
variabel eksperimen dapat lebih kuat; (b) lebih mudah dalam memberikan
perlakuan; (c) dapat melakukan setting yang mendekati keadaan sebenarnya; dan
(d) hasil eksperimen lebih aktual.
Selain itu, penelitian eksperimen juga lebih cocok dilakukan dalam bidang
pendidikan. Hal ini dikarenakan dua alasan sebagai berikut:
1. Metode pengajaran yang lebih tepat disetting secara alami dan dikomparasikan
di dalam keadaan yang tidak biasa.
2. Penelitian dasar dengan tujuan menurunkan prinsip umum teoritis ke dalam
ilmu terapan yang sesuai dengan permasalahan yang dihadapi oleh sekolah
(Sukardi, 2011).

11
DAFTAR PUSTAKA

Emzir. 2017. Metode Penelitian Pendidikan Kuantitatif & Kualitatif. Depok:


Rajawali Pers.
Gurning,B., dan Effi,A.L. 2018. Metodologi Penelitian Pendidikan.Yogyakarta :
K.Media
Sukardi. 2011. Metodologi Penelitian Pendidikan Kompetensi dan Praktiknya.
Jakarta: PT Bumi Aksara.
Triyono. 2013. Metodologi Penelitian Pendidikan. Yogyakarta: Ombak
Suryabrata & Sumadi. 2011. Metode Penelitian. Jakarta: PT Raja Gravindo
Persada.
Arifin, Z. 2011. Penelitian Pendidikan Metode dan Paradigma Baru. Bandung: PT.
Remaja Rosdakarya
Bungin, B. 2013. Metodologi Penelitian Sosial dan Ekonomi. Jakarta: Kencana
Sarwono, J. 2006. Metode Penelitian Kuantitatif dan Kualitatif. Yogyakarta: Graha
Ilmu

12

Anda mungkin juga menyukai