“Bulk Density”
OLEH :
2015
1. Latar Belakang
tanah berfungsi sebagai penyedia dalam unsur hara, penahan air dan sebagai
media pertumbuhan paken alami. Fungsi tanah tersebut tidak terlepas dari sifat
fisik, kimia dan biologi, dimana sifat tersebut berkaitan satu sama lain.
Salah satu komponen sifat fisik ini adalah kerapatan massa bulk density.
Kerapatan massa adalah perbandingan antara berat tanah dengan volume tanah
tanah adalah karena berhubungan dengan porositas tanah, permeabilitas tanah dan
Sifat fisis tanah tergantung pada jumlah ukuran dan komposisi mineral
density (BD). Dalam tanah terdapat sejumlah pori-pori. Ruang pori ini diisi oleh
air dan udara, air dan udara juga bergerak melalui ruang pori ini. Oleh karena
berat tanah berhubungan dengan jumlah dan ukuran pori, maka hubungan ruang
Berat tanah ditentukan oleh porositas tanah dan padatan tanah yang
renggang pori-pori mempunyai bobot kecil persatuan volume yang padat dan
berbobot tinggi persatuan volume. Bahan organik memperkecil berat isi tanah
karena bahan organik jauh lebih ringan dari pada mineral, dan bahan organik
dapat memperbesar nilai bulk density tanah. Nilai bulk density tanah dapat
dilapangan juga untuk menentukan jenis usaha tanah yang sesuai pada bahan-
bahan yang akan diolah. Hal ini disebabkan karena bulk density dipengaruhi oleh
tekstur tanah, struktur tanah, jumlah air dan sifat lainnya. Di lain pihak, semua
sifat-sifat tanah akan berkaitan dengan model suatu konservasi dan pengolahan
Selain itu, efisiensi suatu lahan tertentu lebih dahulu harus diketahui
berapa berat tanah pada lahan tertentu. Hal ini sangat berguna terutama bagi
mereka yang berhubungan langsung dengan tanah. Dengan demikian, jelas bahwa
mengadakan pratikum bulk density agar kita dapat memilih dan mengetahui
2. Tujuan
Praktikum ini ditujukan untuk mengetahui berapa berat massa jenis suatu
3. Dasar Teori
tanah. Dengan demikian, pengukuran bulk density tanah harus menentukan juga
kadar lengasnya. Kerapatan lindak tanah tergantung pada kerapatan partikel dan
ruang pori tanah. Tanah mineral mempunyai kerapatan lindak 1,1-1,8 g/cm3,
biasanya 1,2-1,5 g/cm3, kecuali tanah yang berkembang dari bahan induk abu
vulkanik dan kaya bahan amorf mempunyai bulk density < 0,9 g/cm3, tanah
organik (gambut) mempunyai bulk density sangat rendah (± 0,15 g/cm3). Tanah
lapisan permukaan yang kaya bahan organik dan gembur mempunyai kerapatan
lindak yang lebih rendah daripada bawah yang lebih pejal dan kandungan humus
Bulk Density merupakan berat suatu massa tanah per satuan volume
tertentu. Volume tanah yang dimaksud adalah volume kepadatan tanah termasuk
ruang pori. Tanah yang lebih padat mempunyai bulk density yang lebih besar dari
tanah yang sama tetapi kurang padat. Pada umumnya tanah lapisan atas pada
tanah mineral mempunyai nilai bulk density yang lebih rendah dibandingkan
dengan tanah dibawahnya. Nilai bulk density pada tanah mineral berkisar 1-1,6
gr/cm3, sedangkan tanah organik umumnya memiliki nilai bulk density antara 0,1-
Bulk Density merupakan berat suatu massa tanah per satuan volume
tertentu. Satuannya adalah g/cm3. Volume tanah yang dimaksud adalah volume
kepadatan tanah. Makin padat suatu tanah maka semakin tinggi bulk density, yang
berarti semakin sulit meneruskan air atau ditembus akar tanaman. Pada umumnya
tanah lapisan atas pada tanah mineral umumnya mempunyai nilai bulk density
dapat dinyatakan dalam g/cm3 atau t/ m3 (1 g/cm = 1000 kg/m3 = 1 t/m3). Ini efek
porositas dan tanah kekuatan. Bulk density adalah ukuran kepadatan bahan
berpori yang memperhitungkan kepadatan bahan padat (ρs) dan jumlah porositas
tanah semakin tinggi nilai bulk density, hali ini berarti semakin sulit tanah
meneruskan air atau semakin sulit penetrasi akar ke dalam tanah (Meizal, 2008).
Berat isi tanah (BI) adalah ukuran massa pervolume tanah (g/cm3) volume
tanah pada kondisi alami selalu mencakup volume padatan dan volume pori tanah.
Tanah yang banyak mempunyai nilai berat isi yang rendah, sebaliknya bila pori
sedikit (mampat) akan mempunyai nilai serta isi yang tinngi (Budianto, 2012).
Alat yang digunakan pada praktikum ini yaitu gunting, lap, mistar, alat
lapisan I dan II
tanah
silindernya
selama 2 x 24 jam
(X gram)
Lapisan Tanah
A B A B
3 Tinggi ring 5 cm 5 cm 5 cm 5 cm
7. Pembahasan
Berdasarkan data pengamatan di atas maka, dapat diperoleh bobot isi pada
lapisan I dan II yang masing-masing terdiri dari 2 sampel dengan label LI.PI A
dan B serta LII.PI A dan B. Bobot isi yang diperoleh yaitu LI.PI A sebesar 1,86
g/cm3, LI.PI B sebesar 1,6 g/cm3, LII.PI A sebesar 1,84 g/cm3, dan LII.PI B
sebesar 1,6 g/cm3. Dengan demikian LI.PI B dan LII.PI B adalah tanah tanah
berpasir dan lempung berpasir umumnya memiliki berat isi yang berkisar antara
1,2 – 1,8 g/cm3 sedangkan lapisan LI.PI A dan LII.PI A adalah tanah Tanah
bertekstur liat dan berstruktur granuler mempunyai bobot antara 1,0-1,9 g/cm³.
Faktor yang mempengaruhi berat isi tanah adalah besarnya ruang pori
tanah, semakin besar ruang pori total tanah akan semakin kecil berat isi tanah.
Tanah berpasir dan lempung berpasir umumnya berkisar antara 1,2 – 1,8 g/cm3.
bahan organik dan tekstur. Tanah bertekstur liat dan berstruktur granuler
mempunyai bobot antara 1,0-1,9 g/cm³, sedangkan yang bertekstur kasar bobotnya
antara 1,3-1,8 g/cm³, bahan organik mempunyai berat isi dari tanah karena bahan
ini lebih ringan dari pada mineral, kemudian bahan organik juga turut
memperbesar pori. Kadar air dalam pori-pori yang luas sangat sulit memegang
tanah. Selain itu tanah yang renggang pori-pori mempunyai bobot yang kecil
persatuan volume dan tanah padat memiliki bobot tinggi persatuan volume. Berat
isi ditentukan oleh padatan tanah dan porositas. Padatan tanah sangat
berpengaruh, dimana tanah yang lebih padat mempunyai nilai bulk density yang
lebih besar daripada tanah yang kurang padat. Hal ini sesuai dengan pendapat
menentukan nilai bulk density tanah, apabila pori-pori tanah besar atau tinggi
Adapun pengaruh kandungan air terhadap bulk density yaitu apabila suatu
daerah memilki kandungan kadar air yang tinggi maka bulk density di daerah
tersebut dapat di pastikan rendah, hal ini sesuai dengan pendapat (Hanafiah 2005)
yang menyatakan bahwa bulk density dan kadar air berbanding terbalik , hal ini
dapat dibuktikan apabila tanah dapat menyerap air yang banyak sehingga tanah
menyimpan air, kadar air sangat erat hubungannya dengan tekstur tanah apabila
tanah memilki tekstur pasir maka tanah ini memilki kandungan bahan oganik
yang banyak sehingga tanah yang bertekstur liat mempunyai daya melewatkan air
yang lambat sehingga air akan tersimpang di dalam agregat tanah sebaliknya
tanah yang memilki kandungan bahan organik yang sedikit seperti yang dijelaskan
pada paragraf diatas bahwa tanah ini memilki tekstur pasir umumnya tanah yang
memilki tekstur pasir akan cepat melepaskan air, sehingga air tidak akan bertahan
dengan lama di dalam agregat tanah sehingga kepadatan tanah akan lebih besar.
Bulk density penting bagi kebutuhan pupuk atau pada tiap hektar tanah yang
dipengaruhi tanah per hektar. Kerapatan massa pada berbagai horison pada tanah
kerapatan massa lebih rendah dibandingkan bahan induk aslinya (Foth, H.D,
1989).
8. Kesimpulan
label LI.PI A dan B serta LII.PI A dan B. Bobot isi yang diperoleh yaitu LI.PI A
sebesar 1,86 g/cm3, LI.PI B sebesar 1,6 g/cm3, LII.PI A sebesar 1,84 g/cm3, dan
9. Saran
Saran saya pada praktikum ini yaitu sebaiknya dalam satu kelompok,
anggotanya terdiri dari 4 sampai 5 orang agar semua praktikan bisa lebih aktif.
DAFTAR PUSTAKA
Budianto, et al, 2012. Jurnal Sumber Daya Alam dan Lingkungan. Fakultas
Teknologi Pertanian. Universitas Brawijaya.
Meizal, 2008. Jurnal Ilmiah Abdi Ilmu Vol.1. Universitas Islam Sumatera Utara.
Murphy, Brian, 2007. Interpreting Soil Test Result. NSW Department of Natural.
Australian Copyright act 1968.
1) Lapisan LI.PI A
1
Dik : t = 5 cm r=2d
1
d = 5,2 cm = 2 5,2
X = 245,19 gr = 2,6
Y = 48,2 g
Dit : BI = ...
Peny : v = 𝜋r2t
= 106,132 cm3
(X−Y )
BI = v
(245,19 g−48,2 g)
= 106,132 cm3
196,99 g
= 106,132 cm3
= 1,86 g/cm3
2) Lapisan LI.PI B
1
Dik : t = 5 cm r=2d
1
d = 5,2 cm = 2 5,2
X = 218,8 g = 2,6
Y = 48,8 g
Dit : BI = ...
Peny : v = 𝜋r2t
= 106,132 cm3
(X−Y )
BI = v
(218,8 g−48,8 g)
= 106,132 cm3
170 g
= 106,132 cm3
= 1,6 g/cm3
1) Lapisan LII.PI A
1
Dik : t = 5 cm r=2d
1
d = 5,2 cm = 2 5,2
X = 243,3 g = 2,6
Y = 47,3 g
Dit : BI = ...
Peny : v = 𝜋r2t
= 106,132 cm3
(X−Y )
BI = v
(243,3 g−47,3 g)
= 106,132 cm3
196 g
= 106,132 cm3
= 1,84 g/cm3
2) Lapisan LII.PI B
1
Dik : t = 5 cm r=2d
1
d = 5,1 cm = 2 5,1
X = 209,1 g = 2,55
Y = 46,7 g
Dit : BI = ...
Peny : v = 𝜋r2t
= 102,08 cm3
(X−Y )
BI = v
(209,1 g−46,7 g)
= 102,08 cm3
162,4 g
= 102,08 cm3
= 1,6 g/cm3