PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
kesehatan menjadi salah satu faktor penentu citra institusi pelayanan kesehatan di
mata masyarakat. Hal ini terjadi karena keperawatan merupakan kelompok profesi
di indonesia terdapat dua tipe puskesmas yaitu Puskesmas perawatan (rawat inap)
tambahan ruangan dan fasilitas untuk menolong penderita gawat darurat, baik
berupa tindakan operatif terbatas maupun rawat inap sementara. (Depkes, 2001)
menginap di ruang rawat inap pada sarana kesehatan rumah sakit baik pemerintah
maupun swasta, serta puskesmas perawatan dan rumah bersalin. Pemberian terapi
1
intera vena merupakan tindakan yang pasti dilakukan pada pasien rawat inap,
satu terapi utama. Sistem terapi ini berefek langsung, lebih cepat, lebih efektif,
dapat dilakukan secara kontinue dan penderita merasa lebih nyaman jika
Terapi infus merupakan tindakan yang paling sering dilakukan pada pasien
yang menjalani rawat inap sebagai jalur terapi intravena (IV), pemberian obat, cairan,
dan pemberian produk darah, atau sampling darah (Alexander, Corigan, Gorski,
Hankins, & Perucca, 2010).terapi intra vena selain mempunyai keuntungan juga
mempunyai efek samping yaitu terjadinya flebitis, karena terapi ini diberikan
secara terus-menerus dan dalam jangka waktu yang lama. Hasil penelitian yang
dilakukan oleh Masdalifa (2006), yang menyatakan rata-rata kejadian flebitis waktu ≥
menunjukkan bahwa lokasi pemasangan infus terletak pada vena sefalika, yang tidak
terletak pada vena metakarpal, yang terjadi flebitis sebanyak 20 responden (41,7%).
Diagram tulang ikan atau fishbone adalah salah satu metode / tool di dalam
meningkatkan kualitas. Sering juga diagram ini disebut dengan diagram Sebab-
Akibat atau cause effect diagram. Dikatakan Diagram Fishbone (Tulang Ikan)
karena memang berbentuk mirip dengan tulang ikan yang moncong kepalanya
menghadap ke kanan. Diagram ini akan menunjukkan sebuah dampak atau akibat
2
dituliskan sebagai moncong kepala. Sedangkan tulang ikan diisi oleh sebab-sebab
(Sebab dan Akibat) karena diagram tersebut menunjukkan hubungan antara sebab
itu.
pasien rawat inap, Indonesia Tahun 2010 berjumlah 744 orang (17,11%),
(Depkes, RI, 2008). Angka kejadian flebitis di RSU Mokopido Tolitoli pada tahun
2006 mencapai 42,4%, (Fitria, 2007). Penelitian lain yang dilakukan di RS DR.
Penulis mendapatkan data dari laporan kunjungan pasien rawat inap bahwa
angka kejadian flebitis secara umum pada pasien yang mendapatkan terapi
intravena di ruang rawap inap puskesmas Batu Putih pada tahun 2016. Dari
pemasangan infus dengan presentase pasien yang masih cukup besar, oleh karena
3
Mutu pelayanan keperawatan saat terpasang infus juga sangat berpengaruh
ukuran kateter yang tidak sesuai dengan ukuran vena tekhnik, anti septik dan
penggunaan obat dan cairan. Hal ini sangat merugikan bagi pasien karena infus
yang seharusnya dilepas setelah 72 jam kini harus dilepas sebelum waktunya dan
perawat melakukan teknik cuci tangan yang aktif untuk menghilangkan organisme
gram negatif sebelum mengenakan sarung tangan saat melakukan prosedur pungsi
semua kateter vena perifer sekurang-kurangnya 72 jam, selain itu perawat juga
harus menjelaskan kepada pasien agar tidak banyak bergerak pada area yang
B. Rumusan Masalah
Jumlah presentase pasien yang mengalami infeksi lokal yakni flebitis masih
cukup besar, oleh karena masih di atas standart yang direkomendasikan oleh INS
4
(Intravenous Nurses Society) yaitu 5%, dan di Puskesmas rawat puskesmas Batu
a. Tujuan Penelitian
1. Tujuan Umum
2. Tujuan Khusus
, jenis cairan infus, jenis obat injeksi, dan penyakit yang diderita.
pemasangan infus dengan kejadian flebitis di Puskesmas rawat inap Batu Putih
tahun 2017 setelah dikontrol oleh variabel lokasi pemasangan infus, ukuran
khateter vena, lama pemasangan infus, usia penderita, dan jenis cairan dan
5
C. Manfaat Penelitian
Adapun manfaat yang dapat di ambil dari penelitian ini adalah sebagai
berikut:
1. Teoritis
2. Praktis
6
d). Bagi Peneliti
D. Keaslian Penelitian
7
Perawat 1.ketanggapan metode survei pasien.
Dengan 2.jaminan pendekatan Besarnyakorelasi
Tingkat Kepastian cross berturut turut
Kepuasan 3.perhatian sectional adalah
Pasien di 4.kehandalan ketanggapan
Ruang 5.Kenyataan dengan nilai
Rawat Inap Variabel korelasi 0,614,
Badan Rumah terikat: jaminan
Sakit Umum Tingkat kepastian
DR H. Kepuasan dengan nilai
Soewondo Pasien korelasi 0,609,
Kendal”. perhatian dengan
nilai korelasi
0,536,kehandalan
dengan nilai
korelasi 0,529,
dan kenyataan
dengan nilai
korelasi 0,354.
Selatan. pemasangan
infus (pvalue =
0,011)
8
Operasional kejadian obsevasional melaksanakan
Prosedur flebitis (non pemasangan
Pemasangan eksperimen) infus sesuai SOP
Infus dengan
Terhadap kejadian plebitis
Kejadian pada pasien,
Flebitis Di hal ini terlihat
Ruang Rawat dari p value
Inap Rumah 0,008. Dari 100
Sakit Haji orang sampel
Medan” yang di observasi
terdapat
kejadian flebitis
sebanyak
52orang (52%)
dan yang tidak
plebitis 48 orang
(48%).
sampel, jenis penelitian dan uji statistik. Populasi dalam penelitian ini adalah
pasien rawat inap di Puskesmas Batu Putih. Sampel sebanyak 108 pasien dibagi
rancangan penelitian cross sectional. Uji statistik yang digunakan adalah korelasi
pearson.