TINJAUAN PUSTAKA
1. Mioma uteri adalah tumor jinak otot rahim dengan berbagai komposisi jaringan ikat , dengan
2. Mioma uteri adalah tumor jinak dari otot-otot rahim. (Sastrawinata, 2005 ).
B. Etiologi
Pada dasarnya penyebab myoma uteri ini belum diketahui secara pasti . Namun dari
perkiraan sementara, penyebabnya yaitu adanya sel-sel otot miometrium yang belum matang
Pada jaringan mioma jumlah reseptor estrogen lebih tinggi dibandingkan jaringan otot
kandungan (miometrium) sekitarnya sehingga mioma uteri ini sering kali tumbuh lebih cepat
pada kehamilan (membesar pada usia reproduksi) dan biasanya berkurang ukurannya sesudah
menopause (mengecil pada pascamenopause). Tumor yang ada dalam rahim dapat tumbuh lebih
dari satu, teraba seperti kenyal, bentuknya bulat dan berbenjol-benjol sesuai ukuran tumor.
Beratnya bervariasi, mulai dari beberapa gram saja, namun bisa juga mencapai 5 kilogram atau
lebih.
C. Patofisiologi
1. Perdarahan
2. Rasa nyeri
3. Inkontinensia uri
4. Obstipasi
5. Akut abdomen
6. Asites
7. Polisitemia
2. Kemungkinan abortus
5. Inersia uteri dan atonia uteri terutama pada mioma yang letaknya di dalam dinding rahim.
1. Tumor berkembang lebih cepat dalam kehamilan akibat hipertrofi dan edema terutama dalam
2. Tumor menjadi lebih lunak dalam kehamilan dapat berubah bentuk dan mudah terjadi
gangguan sirkulasi didalamnya. Sehingga terjadi perdarahan dan nekrosis terutama ditengah
tengah tumor.
3. Mioma uteri subserosum yang bertangkai dapat mengalami putaran tangkai akibat desakan
G. Klasifikasi
Klasifikasi Mioma uteri berdasarkan lokasi dan letak :
1. Menurut Lokasi :
a) Fundus uteri 85 – 90%
b) Korpus uteri 85 – 90%
c) Serviks 5 – 10%
2. Menurut letaknya, mioma uteri dibagi menjadi :
a) Mioma Uteri Subserosa
Lokasi tumor di subserosa korpus uteri dapat hanya sebagai tonjolan saja, dapat pula sebagai
satu massa yang dihubungkan dengan uterus melalui tangkai. Pertumbuhan ke arah lateral
dapat berada di dalam ligamentum latum dan disebut sebagai mioma intraligamenter. Mioma
yang cukup besar akan mengisi rongga peritoneal sebagai suatu massa. Perlengketan dengan
usus, omentum atau mesenterium di sekitarnya menyebabkan sistem peredaran darah diambil
alih dari tangkai ke omentum. Akibatnya tangkai makin mengecil dan terputus, sehingga mioma
akan terlepas dari uterus sebagai massa tumor yang bebas dalam rongga peritoneum. Mioma
jenis ini dikenal sebagai jenis parasitik.
b) Mioma Uteri Intramural
Disebut juga sebagai mioma intraepitelial. Biasanya multipel apabila masih kecil tidak merubah
bentuk uterus, tetapi bila besar akan menyebabkan uterus berbenjol-benjol, uterus bertambah
besar dan berubah bentuknya. Mioma sering tidak memberikan gejala klinis yang berarti kecuali
rasa tidak enak karena adanya massa tumor di daerah perut sebelah bawah. Kadang kala tumor
tumbuh sebagai mioma subserosa dan kadang-kadang sebagai mioma submukosa. Di dalam otot
rahim dapat besar, padat (jaringan ikat dominan), lunak (jaringan otot rahim dominan).
c) Mioma Uteri Submukosa
Terletak di bawah endometrium. Dapat pula bertangkai maupun tidak. Mioma bertangkai dapat
menonjol melalui kanalis servikalis, dan pada keadaan ini mudah terjadi torsi atau infeksi.
Tumor ini memperluas permukaan ruangan rahim.
Dari sudut klinik mioma uteri submukosa mempunyai arti yang lebih penting dibandingkan
dengan jenis yang lain. Pada mioma uteri subserosa ataupun intramural walaupun ditemukan
cukup besar tetapi sering kali memberikan keluhan yang tidak berarti. Sebaliknya pada jenis
submukosa walaupun hanya kecil selalu memberikan keluhan perdarahan melalui vagina.
Perdarahan sulit untuk dihentikan sehingga sebagai terapinya dilakukan histerektomi.
Adapun penanganan yang dapat dilakukan pada kasus mioma uteri adalah :
Tidak ada ukuran standar kapan mioma harus diterapi. Mioma besar tanpa gejala dan tidak
mengarah ke keganasan tidak perlu diterapi. Pemeriksaan fisik dan USG harus diulangi setiap 6-
8 minggu untuk mengawasi pertumbuhan baik ukuran maupun jumlah. Apabila pertumbuhan
2. Terapi hormonal
memberikan efek mengurangi produksi estrogen dari indung telur. Terapi ini memiliki hasil
memuaskan untuk mengurangi ukuran mioma. Efek terapi baru terlihat setelah 3 bulan. Namun
terapi ini menyebabkan gejala menopause seperti rasa panas di sekitar leher, perubahan emosi
serta vagina menjadi kering.Terapi Obat Pil KB yang rendah estrogen dapat digunakan untuk
3. Tindakan operasi
Indikasi tindakan pembedahan pada pasien mioma uteri adalah bila terjadi perdarahan
rahim yang berlanjut walaupun sudah di terapi dengan obat konservatif, curiga adanya
keganasan, pertumbuhan mioma pada masa menopause, gangguan kesuburan, nyeri dan
penekanan yang sangat menganggu, gangguan berkemih dan anemia akibat perdarahan
Dipertimbangkan apabila seorang wanita masih berusia muda atau masih ingin memiliki anak
lagi. Setelah miomektomi, pasien disarankan untuk menunda kehamilan selama 4-6 bulan
karena rahim masih dalam keadaan rapuh setelah dioperasi. Komplikasi dari miomektomi
keseluruhan yang dipertimbangkan pada wanita yang sudah tidak menginginkan anak lagi,
pertumbuhan mioma yang berulang setelah miomektomi dan nyeri hebat yang tidak sembuh
dengan terapi. Dengan bekembangnya teknik dan alat kedokteran maka tindakan pembedahan
dapat dilakukan dengan laparoskopi. Prosedur operasi dengan laparaskopi dapat berupa
miolisis. Miolisis adalah prosedur operasi yang minimal dengan jalan menghantarkan sumber
energi yang berasal dari laser berupa neodymium ke jaringan mioma, dimana akan
menimbulkan koagulasi dan kematian sel di dalam miomaDengan laparoskopi, sebuah teleskop
tipis dan panjang yang dilengkapi lampu dan kamera video dimasukkan melalui tusukan kecil di
bawah pusar digunakan untuk melihat dan menghilangkan mioma. Dengan teknik ini luka
operasi akan cepat pulih dan hanya meninggalkan sedikit luka parut bekas operasi. Namun
teknik ini merupakan pilihan bilamana ukuran mioma masih kecil (5-6 cm). Bilamana mioma
cukup besar, terlebih dulu digunakan pengobatan hormone dengan agonis GnRH untuk
mengecilkan ukuran mioma. Setelah ukuran mioma mengecil baru dilakukan tindakan
laparoskopi.
Embolisasi Mioma,Tindakan tanpa pembedahan ini merupakan pilihan lain bagi beberapa
wanita yang ingin menghindari pembedahan. Tindakan ini dirancang untuk mengecilkan mioma
dengan memotong aliran darah yang ke arah mioma. Pada tindakan ini, dokter radiologis
menggunakan gambar sinar-X untuk mengarahkan pipa tipis (kateter) pada mioma dan
kemudian memasukkan partikel kecil atau gelatin melalui kateter untuk menyumbat aliran
darah di dalam mioma. Tanpa aliran darah, diharapkan mioma akan mengecil dan hilang.
4. Riwayat Menstruasi
Menarche umur : 13 thn
Teratur / tidak : teratur
Siklus : 28-30 hari
Banyaknya : 4-6 kali ganti pembalut
Lama haid : 7-8 hari.
5. Riwayat kehamilan dan persalinan yang lalu : ibu pernah hamil 5x dan melahirkan 5x
6. Riwayat KB : Ibu pernah menggunakan KB hormonal selama 5 tahun
7. Pola Pemenuhan Kebutuhan Sehari – hari
a. Pola makan : makan 3X sehari, porsi sedang dengan nasi , lauk pauk, sayur dan buah. Minum 8
gelas perhari.
b. Pola eliminasi :
1) Frekuensi : BAB 1X sehari / BAK 6-7X perhari.
2) Warna : Kuning / Kuning jernih
3) Bau : Khas / Khas
4) Konsistensi : Lunak / Cair
c. Pola aktifitas : bekerja sebagai IRT, tidur siang 2 jam, tidur malam 8 jam
d. Personal Higiene : mandi 2x sehari, gosok gigi 3X sehari. Keramas 1X 1 minggu
8. Data Psiko , social, spiritual dan ekonomi : Ibu takut dioperasi , Hubungan ibu dengan suami
dan anggota keluarga lain baik, ibu yakin penyakitnya dapat disembuhkan, biaya pengobatan
ditanggung suami.
B. Data Obyektif
1.Keadaan umum : baik
2. Kesadaran : compos mentis
3. TTV : TD : 110/80 mmHg N : 70X/ i
P : 20X/i S : 36,5 C
4. Pemeriksaan fisik :
a. Kepala : kulit kepala bersih, rambut tidak rontok, wajah tidak udem, konjungtiva merah muda,
sclera putih, tidak ada pembengkakan kelenjar limfe dan tiroid.
b. Dada : payudara simetris , bersih dan tidak terdapat benjolan.
c. Abdomen : tidak ada bekas luka operasi, teraba benjolan dengan bentuk tidak teratur sebesar
telapak tangan.
d. Ekstremitas : udem dan varises tidak ada.
e. Genetalia : Perdarahan (+)
5. Pemeriksaan Khusus
a. Inspeculo : vulva uretra tenang, portio utuh,tidak ada tumor dari portio.
b. VT : vulva uretra tenang, portio tidak ada nyeri goyang, uterus membesar, parametrium kanan
dan kiri tidak ada nyeri tekan.
6. Data Penunjang
a. EKG : dalam batas normal
b. Rongent foto : cord an pulmo dalam batas normal
c. USG : mioma ukuran subserosa 11X8X12cm
d. Pemeriksaan laboratorium :
1) HB : 10,5 gr%
2) PPT : 11,3
3) HCT : 339
4) RBC : 4,83
5) WBC : 8,2
6) PLT : 7,8
7) APTT : 35,9
8) SGOT : 26.00
9) SGPT : 24
10) Gol darah : AB
C.Assesment
Mioma uteri subserosa dan cemas terhadap tindakan operasi.
Dengan potensial masalah terjadi anemia berat dan torsi mioma, Tindakan segera lakukan
kolaborasi dengan dokter untuk pemberian dosis obat.
D.Planning
Tgl 18 september 2012 , jam 11.00 wita
1) Observasi keadaan umum dan TTV pasien
Ku ibu baik, TD = 120/80mmHg, suhu = 36 , nadi = 84x/I, pernafasan = 20x/i
2) Memberi informasi tindakan operasi sebagai penanganan terhadap penyakitnya
Pasien mengerti dan operasi akan dilaksanakan tgl 19 september 2012.
3) Menyiapkan inform consent
Keluarga telah memberikan persetujuan dan tanda tangan
4) Memberi dukungan mental pasien
Pasien tampak lebih tenang.
5) Melakukan tindakan persiapan operasi dan premedikasi
Ibu berpuasa mulai pukul 02.00 wita, pemberian diazepam 5 mg jam 22.00 wita
6) Melakukan skin test ceftriakson
Ibu tidak alergi ceftriakson
7) Menyiapkan donor darah
Tersedia donor darah golongan AB
8) Mendampingi pasien ke kamar operasi dan diserahkan pada tim operasi
Ibu diantar ke kamar operasi tgl 9 september 2012 pukul 08.00 wita bersama keluarga
CATATAN PERKEMBANGAN
Data Perkembangan 1 ,Tgl 18 september 2012
A.Data Subjektif
Ibu merasa pusing
B. Data Objektif
1. KU : Lemah
2. Kesadaran : delirium
3. Tanda-tanda vital : TD : 110/70 mmHG Pernapasan : 20x/i
N : 84x / I Suhu : 36,7 c
4.Terpasang infus ringer laktat 20 tts/i botol ke 2
5.Terpasang selang kateter
C. Assesment
Post operasi mioktomi dengan masalah efek samping narkose
D.Planning
1) Mengobservasi TTV pasien
TD = 110/70 mmHg, N = 84x/I, P = 18x/I, S = 36,7
2) Kolaborasi dengan dokter pemberian injeksi
Ketorolac inj 30mg, ceftriakson 1 gr, alinamin f 1 ampul
3) Menjelaskan pada keluarga agar tidak memberikan makan dan minum sampai pasien flatus
Keluarga mengerti dengan penjelasan
4) Mengobservasi pemberian infuse
Infus lancar 20 tts/i
5) Menciptakan lingkungan yang tenang
Pasien dapat beristirahat
BAB II
PENUTUP
A. Kesimpulan
1. Pengaruh kehamilan dan persalinan pada mioma uteri : Menurut, hasil pemantauan
ultrasonografik kemungkinan akurat pertumbuhan mioma tidak dapat dibuat, meningkatnya
vaskularisasi dan estrogen menyebabkan pembesaran dan pelunakan mioma, mengalami
degradasi, terjadi torosi dan infeksi.
2. Pengaruh mioma pada kehamilan dan persalinan : subfertil – fertile, abortus, kelainan letak
janin, distorsi tumor, insersia uteri kala I dan II, anatonia uteri dan lain-lain.
3. Menurut letaknya, mioma terdiri dari : submukosum, interstisila, subserosum, intaligamenter,
servikal, leiomyoma tosis.
4. Gejala primer : perdarahan abnormal, nyeri abdomen, gejala dan tanda penekanan, abortus
spontan, nyeri panggul. Gejala Sekunder : anemia, lemah, pusing, sesak nafas.
5. Penatalaksanaan : Konservatif, radioterapi, myomektomi, hysterektomi.
B. Saran
1. Diharapkan pembaca dan mahasiswa kebidanan dapat belajar mengambil keputusan yang
tepat (dalam hal ini rujukan) sehingga tidak terlambat untuk tindakan selanjutnya.
2. Dalam pembuatan makalah ini penyusun menyadari masih banyak terdapat kekurangan . Oleh
karena itu saran dan kritikan yang sifatnya membangun dari pembaca sangat kami harapkan
demi melengkapi kekurangan dalam makalah ini.
DAFTAR PUSTAKA
Bagian Obstetri & Genekologi Fakultass Kedokteran Universitas Padjajaran. 2005. Obstetri
Patologi.Jakarta ; EGC
Wiknjosastro, Hanifa. 2005. Ilmu Kandungan. Jakarta: YBP – SP.
http://www.republika.co.id
http://www.wartamedika.com
http://www.stistemada.blogspot.com