Materi Pengarahan 1
Materi Pengarahan 1
Fungsi Pengarahan
Referensi
Nursalam. 2002. Manajemen Keperawatan Aplikasi dalam Praktik Keperawatan Profesional.
Jakarta : Salemba Medika
Santosa, Hendro. 2010. Imbalan dan Hukuman. http://blog.isi-dps.ac.id/hendra/?p=175.
Diakses hari Selasa, 21 Desember 2010
Sarwoto. 2001. Dasar-Dasar Organisasi dan Manajemen. Jakarta : Ghalia Indonesia
Swansburg, Russell C. 2000. Pengantar Kepemimpinan dan Manajemen Keperawatan untuk
Perawat Klinis. Jakarta : EGC
1. Pengertian MOTIVASI
Istilah Motivasi (motivasion) bersal dari bahasa latin, yakni movere yang berarti ”
menggerakkkan” (to move).
Motivasi adalah satu proses yang meghasilkan suatu intensitas, arah, dan ketekunan
individual dalam usaha untuk mencapai tujuan.
Motivasi adalah kecenderungan yang timbul pada diri seseorang secara sadar maupun tidak
sadar melakukan tindakan dengan tujuan tertentu atau usaha-usaha yang menyebabkan
seseorang atau kelompok orang tergerak melakukan sesuatu karena ingin mencapai tujuan
yang di kehendaki (Poerwodarminto, 2006).
Motivasi adalah konsep yang menggambarkan baik kondisi ekstrinsik yang merangsang
perilaku tertentu dan respon instrinsik yang menampakkan perilaku-perilaku manusia
(Swanburg, 2006)
Berdasarkan beberapa definisi diatas dapat disimpulkan bahwa motivasi adalah bagaimana
menggerakkan orang agar mau bekerja dengan semangat dan menunjukkan kemampuan yang
dimiliki untuk mencapai tujuan sesuai dengan peran fungsi untuk keberhasil suatu organisasi
dalam ini rumah sakit khususnya perawat sebagai pemberi jasa pelayanan
2. Tujuan Motivasi
Secara umum dapat dikatakan bahwa tujuan motivasi adalah untuk menggerakkan atau
menggugah seseorang agar timbul keinginan dan kemauannya untuk melakukan sesuatu
sehingga dapat memperoleh hasil atau tujuan tertentu (Purwanto, 2008). Disini akan
disebutkan tujuan-tujuan dari motivasi adalah sebagai berikut:
2. Meningkatkan produkrivitas
4. Meningkatkan kedisiplinan
3. Sumber-sumber Motivasi
1. Motivasi instrinsik
Yaitu motivasi yang berasal dari dalam diri individu itu sendiri. Termasuk motivasi
intrinsik adalah perasaan nyaman pada ibu nifas ketika dia berada di rumah bersalin.
2. Motivasi ekstrinsik
Yaitu motivasi yang datangnya dari luar individu, misalnya saja dukungan verbal dan
non verbal yang diberikan oleh teman dekat atau keakraban sosial.
3. Motivasi terdesak
Yaitu motivasi yang muncul dalam kondisi terjepit dan munculnya serentak serta
menghentak dan cepat sekali (Widayatun, 2008)
4. Teori Motivasi
Teori motivasi merupakan proses sebab akibat bagaimana seseorang bekerja serta
hasil apa yang diperolehnya. Jika bekerja baik saat ini maka, hasilnya akan diperoleh baik
untuk hari esok. Jadi hasil yang tercermin dalam bagaimana proses kegiatan yang dilakukan
seseorang.
1. Teori kebutuhan
Teori motivasi sekarang banyak orang adalah teori kebutuhan. Teori ini beranggapan
bahwa tindakan yang dilakukan oleh manusia pada hakekatnya adalah kebutuhan fisik
maupun psikis. Oleh karena itu menurut teori ini apabila seseorang, ia harus mengetahui
terlebih dahulu apa kebutuhan-kebutuhan orang-orang yang dimotivasinya.
i. Kebutuhan oksigen dan pertukaran gas :Merupakan kebutuhan dasar manusia yang
digunakan untuk kelangsungan metabolisme sel tubuh mempertahankan hidup dan aktifitas
berbagai organ atau sel.
ii. Kebutuhan cairan dan elektrolit, kebutuhan makanan: Bagian dari kebutuhan dasar
manusia secara fisiologis yang memiliki proporsi besar dalam bagian tubuh hampir 90% dari
total berat badan tubuh.
iii. Kebutuhan eliminasi urine dan alvi: Merupakan bagian dari kebutuhan fisiologis dan
bertujuan untuk mengeluarkan bahan sisa
iv. Kebutuhan istirahat dan tidur, kebutuhan aktivitas: Untuk memulihkan status kesehatan
dan mempertahankan kegiatan dalam kehidupan sehari-hari terpenuhi
adalah aman dari berbagai aspek baik fisiologis maupun psikologis, kebutuhan meliputi :
i. Kebutuhan perlindungan diri dari udara dingin, panas, kecelakaan dan infeksi
iii. Bebas dari perasaan terancam karena pengalaman yang baru dan asing.
ii. Perasaan dimiliki dan hubungan yang berarti dengan orang lain
iv. Mendapat tempat atau diakui dalam keluarga, kelompok serta lingkungan sosial.
d. Kebutuhan harga diri
ii. Kompeten
Kebutuhan seperti antara lain kebutuhan mempertinggi potensi – potensi dan ekspresi diri
meliputi:
i. Dapat mengenal diri sendiri dengan baik (mengenal dan memahami potensi diri)
iv. Mempunyai dedikasi yang tinggi, kreatif dan mempunyai kepercayaan diri yang tinggi
dan sebagainya (Mubarak, 2007).
Dikemukakan oleh Frederick Herzberg, dimana ada faktor-faktor intrinsik yang berhubungan
dengan kepuasan kerja (prestasi, pengakuan kerja, tanggung jawab, kemajuan, pertumbuhan)
dan faktor-faktor ekstrinsik yang berhubungan dengan ketidakpuasan kerja (kebijakan dan
pimpinan perusahaan, penyeliaan, hubungan antarpribadi, dan kondisi kerja). Disebutkan
bahwa ada faktor hygiene seperti kebijakan dan administrasi perusahaan, penyeliaan, dan gaji
yang, bila memadai dalam pekerjaan, menentramkan pekerja. Bila tidak memadai, maka
orang-orang akan tidak terpuaskan.
5. Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Motivasi
1. Faktor fisik
Motivasi yang ada didalam diri individu yang mendorong untuk bertindak dalam
rangka memenuhi kebutuhan fisik seperti kebutuhan jasmani, raga, materi, benda atau
berkaitan dengan alam. Faktor fisik merupakan faktor yang berhubungan dengan kondisi
lingkungan dan kondisi seseorang, meliputi : kondisi fisik lingkungan, keadaan atau kondisi
kesehatan, umur dan sebagainya.
2. Faktor Herediter
Motivasi yang berasal dari dalam dirinya sendiri biasanya timbul dari perilaku yang
dapat memenuhi kebutuhan sehingga puas dengan apa yang sudah dilakukan.
Motivasi yang timbul karena adanya kenyamanan dan segala yang memudahkan
dengan tersedianya sarana-sarana yang dibutuhkan untuk hal yang diinginkan.
Motivasi yang timbul atas dorongan dalam diri seseorang atau pihak lain yang
didasari dengan adanya kegiatan (program) rutin dengan tujuan tertentu.
Motivasi yang timbul dengan adanya informasi yang di dapat dari perantara sehingga
mendorong atau menggugah hati seseorang untuk melakukan sesuatu.
8. Umur
Semakin cukup umur, tingkat kematangan dan kekuatan seseorang akan lebih matang
berfikir logis dan bekerja sehingga motivasi seseorang kuat dalam melakukan sesuatu hal
(Rusmi, 2008).
Motivasi merupakan dampak langsung dari kepuasan kerja. Menurut Herzberg faktor-
faktor terpisah dan khusus yang berkaiyan dengan kepuasan kerja atau ketidakpuasan kerja.
Kepuasan kerja sering dihubungkan dengan prestasi, rokognisi, karakteristik pkerjaan,
tanggung jawab dan pengembangan.
Faktor-faktor tersebut berhubungan dengan hasil yang berkaitan dengan isi tugas yang
dilaksanakan, yang dinamakan sebagai faktor motivator.
Faktor motivator meliputi prestasi tanggung jawab, dan pengembangan perawat ini
muncul dari diri individu yang berhubungan dengan isi tugas yang dilaksanakan.
Prestasi: meliputi kebutuhan kenaikan jabatan, pengaruh jabatan terhadap semanggat kerja,
dukungan untuk pebcapaian prestasi, volume pekerjaan dan standar prestasi yang jelas.
Tanggung jawab merupakan faktor terpenting dalam pengaruh kepuasan kerja karena
tanggung jawab karena perawat dituntuk untuk bekerja sesuai dengan kemampuannya dan
kebutuhannya.
Pengembangan diri meliputi kesempatan mengikuti diklat, kesempatan kenaikan jabatan,
kebijakan promosi jabatan, dan kesempatan untuk melanjutkan pendidikan.
BAB III
PENUTUP
1. Simpulan
Motivasi adalah konsep yang menggambarkan baik kondisi ekstrinsik yang merangsang
perilaku tertentu dan respon instrinsik yang menampakkan perilaku-perilaku manusia
(Swanburg, 2006)
Tujuan motivasi adalah untuk menggerakkan atau menggugah seseorang agar timbul
keinginan dan kemauannya untuk melakukan sesuatu sehingga dapat memperoleh hasil atau
tujuan tertentu
Sumber-sumber motivasi ada tiga yaitu Motivasi instrinsik, Motivasi ekstrinsik, motivasi
terdesak
Teori terbagi menjadi 3 teri kebutuhan, teori X,Y dan Z, Teori dua faktor.
2. Saran
Motivasi kerja perawat dapat dipertahankan melalui penghargaan kepada staff baik berupa
insentif, status kerja, keamanan kerja, dan kondisi kerja yang baik. Peningkatan mutu
pelayanan kesehatan dapat dilakukan melalui kualitas pengawasan terhadap kinerja perawat.
DAFTAR PUSTAKA
Gillies, DA. 1996. Manajemen Keperawan, Suatu Pendekatan Sistem. W.B Saunders
Compani: Philadelphia
(http://yasinta.wordpress.com/2008/09/04/konsep-konsep-motivasi-dasar/ diakses 22
September 2011)
Erlangga