Anda di halaman 1dari 8

MAKALAH

MATA KULIAH DASAR-DASAR PENDIDIKAN MIPA

DOSEN PENGAMPU: Dr. ENNY WIJAYANTI, M.Pd

“Dasar-Dasar Ilmu Sains”


DAFTAR ISI

A. Pendahuluan .................................................................................................
1. Latar Belakang ......................................................................................
2. Tujuan Penulisan ...................................................................................
B. Kajian Teori .................................................................................................
1. Faktor Pendorong Timbulnya Filsafat ..................................................
2. Definisi Pengetahuan ............................................................................
3. Ilmu Pengetahuan Sains ........................................................................
4. Pembahasan...........................................................................................
C. Penutup ........................................................................................................
1. Kesimpulan ...........................................................................................
2. Saran .....................................................................................................

DAFTAR PUSTAKA
A. Pendahuluan
1. Latar Belakang
Ciri khas manusia adalah sifatnya yang selalu ingin tahu tentang suatu
hal. Manusia memiliki rasa ingin tahu yang tidak terbatas. Manusia juga ingin
tahu tentang lingkungan sekitar dan rasa ingin tahunya berkembang ke arah
dunia luar. Manusia punya rasa ingin tahu yang variasinya berbeda-beda.
Rasa ingin tahu yang dimiliki, memberikan motivasi untuk memperoleh
pengetahuan.
Pengetahuan berarti hasil tahu manusia terhadap sesuatu atau segala
perbuatan manusia untuk memahami suatu objek tertentu. Pengetahuan dapat
diperoleh melalui penginderaan. Penginderaam berarti melakukan proses
pengamatan, yaitu mengenali objek yang ditemukan secara spontan.
Pengenalan yang dilakukan secara objektif dan ilmiah akan menghasilkan
sains.
Uraian yang telah dipaparkan menjadi latar belakang dalam penulisan
makalah ini, yaitu membahas dasar-dasar ilmu sains.

2. Tujuan penulisan
Berdasarkan latar belakang yang dikemukakan, maka tujuan penulisan
makalah adalah ................................................................................................

B. Kajian Teori
1. Faktor Pendorong Timbulnya Filsafat
Peristiwa atau kejadian menurut afifuddin (2011: 19) pada dasarnya
tidak terlepas dari peristiwa lain yang mendahuluinya. Afifuddin
menjelaskan lebih lanjut bahwa Peristiwa yang telah lampau mendorong
manusia untuk mengetahui kebenarannya, karena pada dasanya mansuia
merupakan makhluk yang berakal. Rinjin dalam Afifuddin (2011:19)
menyebutkan bahwa filsafat dan ilmu timbul karena adanya akal.
Akal yang dimilki manusia membuat kemampuan manusia dalam
bersuara bisa berkembang menjadi kemampuan berbahasa dan
berkomunikasi, sehingga menurut afifuddin (2019: 19) manusia disebut
sebagai homo loquens dan symbolicum. Afifuddin mengatakan bahwa
dengan adanya akal manusia dapat berpikir abstrak dan konseptual sehingga
manusia disebut sebagai homo sapiens (makhluk pemikir). Aritoteles dalam
Jujun (2000: 15) menyebutkan bahwa manusia dipandang sebagai animal
that reasons yang ditandai dengan sifat selalu ingin tahu. (all men by nature
desire to know).

2. Pengetahuan dan Sumber Pengetahuan


a. Definisi Pengetahuan
Sifat selalu ingin tahu yang dikemukakan oleh Aristoteles tidak
semerta-merta ada sejak lahir. Manusia perlu membangun rasa ingin
tahunya agar mendapatkan pengetahuan. Pengetahuan menurut Surjani
(2010: 2) adalah segala hal yang diketahui, baik yang tampak maupun
yang tidak tampak oleh mata. Pengetahuan menurut Hamdani (2011: 25)
merupakan suatu istilah yang digunakan untuk menuturkan bahwa
seseorang mengenal sesuatu. Suatu hal yang menjadi pengetahuannya
selalu terdiri atas unsur yang mengetahui dan diketahui.
Unsur yang mengetahui dan diketahui tersebut diperoleh dari hasil
penginderaan. Notoadmodjo (2012:15) menjelaskan bahwa pengetahuan
adalah hasil penginderaan manusia atau hasil tahu seseorang terhadap
objek melalui indera yang dimilikinya (mata, hidung, telinga, lidah dan
kulit). Penginderaan menghasilkan pengetahuan yang dipengaruhi oleh
intensitas perhatian dan persepsi terhadap objek.

b. Sumber Pengetahuan
Timbulnya pengetahuan tidak langsung begitu saja ada.
Pengetahuan diperoleh dengan mencari tahu dan menemukan kebenaran,
dan tentu ada beberapa pihak yang ikut berperan. Surjani (2010: 2)
menjelaskan bahwa beberapa pihak yang ikut berperan atas timbulnya
pengetahuan yaitu ada fakta sebagai objek dan pengamat sebagai subjek.
Hamdani (2011: 82) menjelaskan bahwa pengetahuan yang benar
pada dasarnya didapat dengan dua cara pokok, yaitu berdasarkan rasio dan
berdasarkan diri. Hamdani menjelaskan lebih lanjut bahwa aspek rasio
mengacu pada akal sedangkan aspek diri mengacu pada pengalaman.
Jan Hendrik (2012: 39-40) berpendapat bahwa sumber
pengetahuan yang utama berasal dari pengalaman. Pendapat ini didukung
oleh beberapa filsuf seperti Bacon, Hobbes, dan Locke yang menyatakan
bahwa sumber utama pengetahuan bukan akal budi, melainkan
pengalaman indriawi. Immanuel Kant, yang filsafatnya tidak sealiran
dengan Locke , juga berpendapat bahwa seluruh ide ataupun konsep
manusia hanya dapat diaplikasikan apabila ada pengalaman.

3. Ilmu Pengetahuan Sains


Pengetahuan yang diperoleh dari sumber pengetahuan perlu
diolah agar bisa menjadi ilmu. Pengetahuan perlu diolah melalui metode
ilmiah agar kebenarannya dapat dipertanggungjawabkan, sehingga
pengetahuan dapat dikatakan sebagai ilmu. Surjani (2010: 11)
Ilmu yang diperoleh berdasarkan hasil pengamatan,
penelaahan,dan percobaan yang dilakukan untuk mengetahui prinsip-
prinsip alam disebut sains (Hamdani, 2011: 172). Sains sering disebut
dengan Ilmu Pengetahuan Alam (IPA). Sains (Inggris:science) berasal
dari kata latin ”scientia” yang berarti (1) pengetahuan tentang, atau tahu
tentang;(2) pengetahuan, pengertian, faham yang benar dan mendalam
(Surjani, 2010: 11). Sains merupakan ilmu yang tidak pernah lepas dari
kehidupan sehari hari. Fenomena yang terjadi disekitar, seperti gejala-
gejala alam, prinsip-prinsip, dan teori-teori yang merupakan produk dari
proses ilmiah merupakan salah satu bagian pengetahuan sains (Bahtiar,
2011: 32). Pengetahuan tentunya memiliki proses agar menjadi ilmu
ilmiah yang memiliki nilai kebenaran. Tujuan ilmu pengetahuan yaitu
kebenaran. Langkah-langkah proses pencarian pengetahuan yang ilmiah
disebut dengan metode. Metode yang digunakan menurut Hamdani
(2011: 99) yaitu sebagai berikut:
 Pengumpulan (koleksi)
 Pengamatan (observasi)
 Pemilihan (seleksi)
 Penggolongan (klasifikasi)
 Penafsiran (interpretasi)
 Penarikan kesimpulan umum (generalisasi)
 Perumusan hipotesis
 Pengujian (verifikasi) terhadap hipotesis
 Penilaian (evaluasi)
 Perumusan teori ilmu pengetahuan
 Perumusan hukum ilmu pengetahuan

4. Pembahasan
Manusia memiliki rasa ingin tahu yang berasal dari adanya rasa
kagum terhadap segala hal. Kekaguman tersebut mendorong manusia
berusaha untuk mengetahui alam semesta serta asal usulnya. Mengetahui
asal usul suatu hal tidak serta merta mudah, tentu ada kendala ataupun
masalah yang akan dihadapi. Masalah ini mendorong manusia untuk
mencari jalan keluar yang bersifat teoritis dan praktis, sehingga
menghasilkan temuan yang sangat berharga. Temuan yang sangat
berharga tersebut menjadikan pembelajaran serta pengalaman yang
bermanfaat bagi diri sendiri maupun orang lain. Pengalaman dan
pemikiran tersebut melahirkan pengetahuan. Pengetahuan yang
dijelaskan oleh Surjani pada kajian teori berarti bahwa manusia mampu
berpikir secara analitis, lebih kompleks dari sekedar apa yang diamati.
Pengetahuan yang muncul dari rasa ingin tahu kemudian
berlanjut dengan mengamati keadaan serta gejala alam sekitar,
menjadikan pengetahuan tersebut berkembang menjadi ilmu. Ilmu yang
dimiliki manusia bersumber pada pemikiran dan pengalaman. Pemikiran
untuk menyelesaikan masalah tentunya membutuhkan cara atau metode.
Metode tersebut membantu dan memudahkan seseorang dalam
memecahkan masalah. Proses dalam memecahkan masalah dengan
metode tersebut menjadikan pengalaman seseorang. Pengetahuan alam
atau sains seperti yang disebutkan Bahtiar pada kajian teori, sains didapat
secara empiris, yakni konsep, prinsip, hukum-hukum, teori merupakan
kegiatan-kegiatan analisis didalam sains. Hukum, konsep, dan teori
tersebut diperoleh melalui proses sains yang dipandang sebagai kerja atau
sesuatu yang harus dilakukan dan diteliti. Proses sains dikenal dengan
proses ilmiah atau metode ilmiah. Proses sains tersebut membutuhkan
keterampilan antara lain, mengamati, mengklasifikasi, mengukur,
menggunakan keterampilan spesial, mengkomunikasikan, memprediksi,
menduga, mendefinisikan secara operasional, merumuskan hipotesis,
menginterprestasikan data, mengontrol variabel, melakukan eksperimen.
Hasil eksperimen tersebut tersusun secara teratur berupa kumpulan data
ataupun temuan yang mengartikan bahwa pengetahuan tidak berdiri
sendiri, satu dengan yang lain saling berkaitan dan satu kesatuan yang
utuh sehingga menghasilkan suatu hal yang konsisten.
Sains terlahir berawal dari rasa ingin tahu manusia. Rasa ingin
tahu tersebut muncul berupa pertanyaan-pertanyaan seputar hal yang
ingin dikehatui. Pertanyaan tersebut menjadikan manusia untuk terus
berfikir secara kritis dan analitis. Berfikir secara kritis dan analitis
menjadikan filsafat. Filsafat tersebut terus digali agar ditemukan
kebenarannya, hasil dari kebeneran yang didapatkan menjadikan
pengetahuan. Pengetahuan diproses dengan bantuan metode ilmiah.
Metode ilmiah tersebut terdiri atas langkah-langkah penemuan yang
dialami oleh manusia, sehingga menemukan hasil yaitu ilmu dan
pengalaman. Pengalaman ini menjadikan manusia berilmu sains, karena
dialami langsung oleh manusia itu sendiri.

C. Penutup
1. Kesimpulan
Masih bingung dengan tujuannya -,-
2. Saran
DAFTAR PUSTAKA
Soekidjo, Notoadmodjo. 2012. Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta: Rineka
Cipta. hlm 15
Hamdani. 2011. Filsafat Sains. Bandung: Pustaka Setia. hlm 25
Wonorahardjo, Surjani. 2010. Dasar-Dasar Sains Menciptakan Masyrakat
SadarSains. Jakarta: PT Indeks. hlm 2
Suhartono, Suparlan. 2007. Dasar-dasar Filsafat. Yogyakarta: Ar-Ruzz. hlm 59

Anda mungkin juga menyukai