Anda di halaman 1dari 19

MINI RISET

UNSUR ALKALI TANAH DAN SENYAWANYA

Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Tugas


Matakuliah Kimia Anorganik Logam

Disusun Oleh :
KELOMPOK 2

SHABRA ARIFA (4161131033)


SHELA JANNATA (4161131034)
SOFIA ANDINI MANURUNG (4161131039)
SAHFITRI WIRDANI NASUTION (4163131025)

KELAS : KIMIA DIK C 2016

JURUSAN KIMIA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
2019
A. Judul Mini Riset : Unsur Alkali Tanah dan Senyawanya
B. Waktu Pelaksanaan : 12 Maret 2019
C. Tujuan Penelitian :
1. Menguji keraktifan unsur-unsur logam alkali tanah ketika bereaksi dengan H2O
membentuk senyawa basa
2. Menguji kekuatan sifat basa yang dibentuk dari hasil reaksi masing-masing
senyawa oksida logam unsur Alkali Tanah dengan H2O
3. Menguji kestabilan termal senyawa garam klorida dan karbonat dari unsur-unsur
logam alkali tanah
4. Menguji kelarutan senyawa basa dari masing-masing unsur logam alkali tanah
dalam pelarut air
D. Landasan Teori :
Golongan alkali tanah terdiri atas Be, Mg, Ca, Sr, Ba, dan Ra. Berilium
merupakan anggota pertama dalam golongannya bersifat hamper semilogam, dan oleh
karena itu lebih baik dibicarakan terpisah, dan radium yang merupakan anggota
terakhir bersifat radioaktif sehingga sifat-sifat kimianya belum banyak diketahui
secara mendalam.
Logam alkali tanah berwarna putih keperakan dan mempunyai densitas (rapat)
relative rendah dan semakin besar dengan naiknya nomor atom kecuali kalsium.
Ikatan metalik logam-logam alkali tanah lebih kuat daripada ikatan metalik logam
alkali sebagaimana ditunjukkan oleh harga entalpi atomisasi; titik leleh dan kekerasan
logam alkali tanah juga lebih besar daripada logam alkali. Walaupun densitas
logamnya naik dengan naiknya nomor atom seperti halnya dengan logam-logam
alkali, titik leleh dan entalpi atomisasi berubah hanya sedikit saja, berbeda dari titik
leleh dan entalpi atomisasi logam – logam alkali. Logam-logam alkali tanah kurang
reaktif, atau kurang elektropositif, dibandingkan dengan logam alkali, namun lebih
reaktif daripada logam-logam yang lain.
Seperti halnya logam alkali, logam-logam alkali tanah semakin reaktif dengan
naiknya nomor atom. Jadi, magnesium tidak bereaksi dengan air dingin, tetapi
bereaksi lambat dengan air panas untuk menghasilkan magnesium hidroksida dan gas
hydrogen.

Sifat-sifat umum senyawa-senyawa Logam Alkali Tanah yaitu


1. Karakter ion
Ion logam alkali tanah selalu mempunyai tingkat oksidasi +2, dan senyawanya
bersifat stabil, padatannya bersifat ionic, tak berwarna kecuali jika ioniknya berwarna.
Sebagian sifat kovalen dijumpai pada senyawa magnesium, telebih-lebih senyawa
berilium didominasi oleh ikatan kovalen.
2. Hidrasi ion
Garam-garam logam alkali tanah hamper semuanya terhidarat.
3. Kelarutan garam-garam alkali tanah
Berbeda dengan garam-garam logam alkali yang mudah larut dalam air, berbagai
garam logam alkali tanah tidak larut dalam air. Pada umumnya garam alkali tanah yang
larut dalam air adalah garam-garam nitrat dan klorida (dari anion valensi tunggal)
4. Factor entalpi
5. Factor entropi
6. Energy bebas (Sugiyarto dan Suyanti, 2010).

Garam logam golongan alkali tanah tidak larut dalam air. Pada umumnya garam
alkali tanah yang larut adalah garam-garam nitrat dan klorida (dari anion valensi tunggal)
sedangkan yang sukar larut adalah garam-garam seperti karbonat dan fosfat (anion
valensi ganda). Beberapa anion menunjukkan kecenderungan kelarutan yang cukup
mencolok misalnya garam sulfat yang mempunyai kecenderungan semakin sukar larut
dari atas ke bawah dalam golongannya sedangkan hidroksidanya menunjukkan hal yang
sebaliknya yaitu sukar larut (Albernt, 1989).

Semua logam alkali tanah bereaksi dengan halogen membentuk halida ionik,
seperti kalsium klorida (CaCl2), serta bereaksi dengan oksigen untuk oksida
seperti stronsium oksida (SrO). Kalsium, stronsium, dan barium bereaksi dengan air
menghasilkan gas hidrogen dan hidroksidanya, dan juga mengalami reaksi
transmetalasi untuk pertukaran ligan
(https://id.wikipedia.org/wiki/Logam_alkali_tanah).

Logam alkali tanah mempunyai reaksi yang berbeda dengan logam alkali. Ra
adalah radioaktif dan tidak turut bereaksi

1. Reaksi dengan hydrogen


Semua alkali tanah bereaksi dengan halogen membentuk hidrida logam. Berikut
adalah contoh dari reaksi :
Ca(s) + H2 (g) → CaH2
2. Reaksi dengan oksigen
Alkali tanah bereaksi dengan oksigen untuk menghasilkan oksida logam. Ini
adalah contoh reaksi lain dari logam alkali tanah dengan oksigen,
Sr (s) + O2 (g) → SrO2 (s)
3. Reaksi dengan nitrogen
Reaksi ini tidak dapat terjadi jika tidak dalam kondisi ekstrim. Sebagai contoh,
suatu senyawa dapat dibuat melalui suhu sangat tinggi. Persamaan reaksinya adalah
3Mg (s) + N2 (g) → Mg3N2 (s)
4. Reaksi dengan halogen
Ketika bereaksi dengan halogen alkali tanah akan membentuk halide logam.
Persamaan reaksi kimianya adalah
Mg (s) + Cl2 (g) → MgCl2 (s)
5. Reaksi dengan air
Be tidak bereaksi dengan air. Hanya Mg, Ca, Sr, dan Ba yang dapat bereaksi
dengan air membentuk ion hidroksida atau basa. Contoh reaksinya adalah
Ba (s) + 2H2O (l) → Ba(OH)2 (aq) + H2 (g)
(https://www.ilmukimia.org/2013/12/golongan-logam-alkali-tanah.html)
Kelarutan hidroksida logam-logam alkali tanah dalam air semakin besar dengan
naiknya nomor atom dan hanya Magnesium hidroksida yang sukar larut dalam air. Batu
kapur (CaO) adalah senyawa golongan alkali tanah yang terbanyak terdapat dalam kerak
bumi. Kapur yang biasa juga disebut dengan Kalsium oksida (CaO) adalah zat kimia
industry yang menempati peringkat ke enam yang di produksi di Amerika. Oksida yang
dihasilkan CaO disebut kapur tohor. Apabila kapur mentah ini dicampur dengan air akan
bereaksi menghasilkan Ca(OH)2 yang disebut kapur mati. Reaksi antara CaO dengan air
akan menghasilkan gugus hidroksil yaitu Ca(OH)2 yang bersifat basa (Asmadi, dkk,
2009).
Berikut beberapa kegunaan logam alkali tanah adalah sebagai berikut :

Berilium (Be)
a. Berilium digunakan untuk memadukan logam agar lebih kuatakan tetap bermasa lebih
ringan. Biasanya paduan inidigunakan pada kemudi pesawat Zet.
b. Berilium digunakan pada kaca dari sinar X.
c. Berilium digunakan untuk mengontrol reaksi fisi pada reaktor nuklir
d. Campuran berilium dan tembaga banyak dipakai pada alatlistrik, maka Berilium
sangat penting sebagai komponentelevisi.

Magnesium (Mg)
a. Magnesium digunakan untuk memberi warna putih terang padakembang api dan pada
lampu Blitz.
b. Senyawa MgO dapat digunakan untuk melapisi tungku, karenasenyawa MgO
memiliki titik leleh yang tinggi.
c. Senyawa Mg(OH)2 digunakan dalam pasta gigi untuk mengurangi asam yang terdapat
di mulut dan mencagahterjadinnya kerusakan gigi, sekaligus sebagai pencegah maag.

Kalsium (Ca)
a. Kalsium digunakan pada obat obatan, bubuk pengembang kuedan plastik.
b. Senyawa CaSO4 digunakan untuk membuat Gips yang berfungsiuntuk membalut
tulang yang patah.
c. Senyawa CaCO3 biasa digunakan untuk bahan bangunan sepertikomponen semen dan
cat tembok.Selain itu digunakan untuk membuat kapur tulis dan gelas.
d. Kalsium Oksida (CaO) dapat mengikat air pada Etanol karena bersifat
dehidrator,dapat juga mengeringkan gas dan mengikatKarbondioksida pada cerobong
asap.

Stronsium (Sr)
Stronsium dalam senyawa Sr(NO3)2 memberikan warna merah apabila digunakan
untuk bahan kembang api.

Barium (Ba)
a. BaSO4 digunakan untuk memeriksa saluran pencernaan karenamampu menyerap
sinarX meskipun beracun.
b. BaSO4 digunakan sebagai pewarna pada plastic karena memiliki kerapatan
yang tinggi dan warna terang.
c. Ba(NO 3 ) 2 digunakan untuk memberikan warna hijau padakembang api
(https://mariakimiauncp.files.wordpress.com/2015/06/senyawa-golongan-alkali-
tanah.docx)
E. Metode Penelitian
 Lokasi dan Waktu Penelitian
Penelitian ini dilakukan di Laboratoriun Kimia Fakultas Matematika dan
Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Negeri Medan pada pukul 08.00 wib –
11.20 wib tanggal 11 Maret 2019.

 Prosedur Penelitian
o Uji Kereaktifan

3 buah tabung reaksi

diberikan label pada tabung 1,2, dan 3


diisikan masing-masing tabung dengan 10ml aquades
dan 2 tetes phenolptalein
diukur pH masing-masing larutan dengan I. Universal

catat waktu bersamaan dengan dimasukkannya


0,01 gram serbuk Mg Tb 1
dimasukkan 0,01 gram serbuk Ca Tb 2
dimasukkan 0,01 gram serbuk Ba Tb 3
dihitung lamanya waktu yg diperlukan sampai terjadi
perubahan warna
diukur pH masing- masing tabung dengan kertas I.universal
dibandingkan pH sebelum dan sesudah
o Uji Sifat Kebasaan

3 buah tabung

diberikan label 1,2 dan 3


dimasukkan 0,01 gram Mg ke Tb 1
dimasukkan 0,01 gram CaO ke Tb 2
dimasukkan 0,01 gram BaO
dimasukkan 10ml aquades kedalam
masing-masing tabung
ditambahkan 2 tetes phenolptalein kedalam tabung
ukur pH masing-masing larutan dengan I.universal

o Uji Kestabilan Thermal

3 buah tabung reaksi

diberikan label 1, 2, dan 3

dimasukkan 1 gram MgCl2 anhidrat ke Tb.1


dimasukkan 1 gram CaCl2 anhidrat ke Tb.2

dimasukkan 1 gram BaCl2 anhidrat ke Tb. 3


dipanaskan sampai cair dan dicatat waktunya
3 buah tabung reaksi

dimasukkan 2 gram MgCO3 ke Tb. 1


dimasukkan 2 gram CaCO3 ke Tb.2
dimasukkan 2 gram BaCO3 ke Tb. 3
disiapkan 3 lembar kertas saring masing-masing berukuran
5x5cm dibagian tengah ditetesi 2 tetes NaOH 0,01M dan
1 tetes phenolptalein
ditutp mulut masing-masing tabung dengan kertas saring dan
ikat kuat
dipanaskan dan hitung waktu pemanasan saat berubah warna
pada kertas saring

o Uji kelarutan

3 buah tabung reaksi

dimasukkan 1ml MgCl2 0,01M ke Tb. 1

dimasukkan 3 ml CaCl2 0,01M ke Tb.2

dimasukkan 3 ml BaCl20,01 M ke Tb. 3


diteteskan 20 tetes NaOH 0,001M kedalam masing-masing
tabung dan amati perubahan
diulangi percobaan menggantikan NaOH dengan K2SO4
atau Na2SO4 0,001M
F. Pembahasan Hasil Penelitian
1) Data Hasil Penelitian
1.1 Uji kreaktifan

No Cara Kerja pH Awal Pengamatan pH Akhir Waktu


(menit)
1 10ml aquades dan 2 pH 6 - - -
tetes phenolptahlein.

2 1 sendok serbuk Mg pH 6 Perubahan warna pH 6 7. 20 detik.


kedalam tabung berisi menjadi ungu.
10ml aquades dan 2
tetes phenolptahlein.

3 1 sendok serbuk Ca Perubahan warna


kedalam tabung berisi pH 6 lembayung. pH 6 1 menit.
10ml aquades dan 2
tetes phenolptahlein.

1.2 Uji sifat kebasaan

No Cara Kerja pH Larutan Pengamatan


1 1 sendok MgO ditambah pH 6 Terdapat endapan putih
10 ml aquades dan 2 tetes yang sukar larut.
indikator.
2 1 sendok CaO ditambah pH 7 Terdapat endapan putih
10 ml aquades dan 2 tetes yang sedikit larut.
indikator.
3 1 sendok BaO ditambah pH 6 Terdapat endapan putih
10 ml aquades dan 2 tetes yang sangat sedikit
indikator. larut.

1.3 Uji kestabilan thermal

No Cara kerja Waktu (Menit) Pengamatan


1 1 ml MgCl2 dipanaskan 6.20 detik Terdapat uap air di
diatas api bunsen. dinding tabung.
2 1 ml CaCl2 dipanaskan 6 menit Terdapat uap air di
diatas api bunsen. dinding tabung.
3 1 ml BaCl2 dipanaskan 5.40 detik Terdapat uap air di
diatas api bunsen. dinding tabung.
4 2 gram MgCO3 - karena jumlah dari
dimasukkan ke dalam masing-masing garam
tabung ditutup dengan karbonat yang
kertas saring yang sudah dipanaskan banyak
ditetesi 2 tetes larutan sehingga reaksinya
NaOH 0,01M dan 1 tetes lama, oleh karena itu
indikator phenolptalein. percobaan ini
2 gram CaCO3 dimasukkan dihentikan sebelum
ke dalam tabung ditutup garam karbonat habis
dengan kertas saring yang terbakar. Hasil yang
sudah ditetesi 2 tetes didapat adalah pada
larutan NaOH 0,01M dan 1 kertas saring tidak
tetes indikator terjadi perubahan warna
phenolptalein. apa-apa.
2 gram BaCO3 dimasukkan
ke dalam tabung ditutup
dengan kertas saring yang
sudah ditetesi 2 tetes
larutan NaOH 0,01M dan 1
tetes indikator
phenolptalein.

1.4 Uji kelarutan

No Cara kerja Pengamatan


1 3 ml MgCl2 0,01M dengan 20 tetes/ 1ml Larutan keruh dan tidak terdapat
NaOH 0,001M endapan.
3 ml CaCl2 0,01 M dengan 20 tetes / 1 ml larutan keruh dan tidak terbentuk
NaOH 0,001 endapan.
3 ml CaCl2 0,01 M dengan 20 tetes / 1 ml larutan bening dan tidak terbentuk
NaOH 0,001 M endapan.
2 3 ml CaCl2 0,01 M dengan 20 tetes / 1 ml larutan bening dan tidak terbentuk
Na2SO4 0,001 M endapan.
3 ml CaCl2 0,01 M dengan 20 tetes / 1 ml larutan bening dan tidak terbentuk
Na2SO4 0,001 M endapan.
3 ml CaCl2 0,01 M dengan 20 tetes / 1 ml larutan sedikit keruh dan terbentuk
Na2SO4 0,001 M endapan putih.
2) Pembahasan

Golongan alkali tanah terdiri atas berilium (Be), magnesium (Mg), kalsium (Ca),
stronsium (Sr), barium (Ba) dan radium (Ra). Anggota pertama, berilium (Be) bersifat
mendekati semi-logam dan anggota terakhir radium (Ra) bersifat radioaktif sehingga
sifat-sifat kimianya tidak banyak diketahui secara mendalam. Unsur alkali tanah memiliki
reaktifitas tinggi, sehingga tidak ditemukan dalam bentuk monoatomik , unsur ini mudah
bereaksi dengan oksigen, dan logam murni yang ada di udara, membentuk lapisan luar
pada oksigen.

a) Uji Kereaktifan
- Menurut Percobaan -

Kereaktifan adalah kemampuan suatu unsur untuk bereaksi. Pada percobaan ini,
dilakukan pengujian untuk melihat reaksi antara logam alkali tanah khusunya Mg, Ca dan
Ba dengan air. Namun Ba tidak dipercobakan karena bahan yang tidak tersedia di
Laboratorium.

Tahap pertama yaitu menyediakan 2 buah tabung reaksi yang diberi nomor 1 dan
2. lalu masing-masing tabung ditambahkan 10 ml aquades dan 2 tetes phenolptalein. Lalu
diukur pH larutan dengan kertas indikator universal, dan didapat hasil dari kedua larutan
tersebut memiliki pH 6. Kemudian kedalam tabung 1 dimasukkan 1 sendok Mg dan pada
tabung 2 dimasukkan 1 sendok Ca secara bersamaan. Pada tabung 1 diperoleh larutan
berwarna ungu pada waktu 7 menit 20 detik dengan pH 6, dan pada tabung 2 diperoleh
larutan berwarna lembayung pada waktu 1 menit dengan pH 6. Persamaan reaksi yang
terjadi pada percobaan ini adalah sebagai berikut :

Mg(s) + H2O(l) Mg(OH)2(aq) + H2(g)

Ca(s) + H2O(l) Ca(OH)2(aq) + H2(g)

- Menurut Teori -

Unsur alkali tanah jika direaksikan dengan air sangatlah reaktif. Hal ini dikarenakan
electron valensinya yang kecil dan energy ionisasinya yang kecil. Pada golongan dari
atas kebawah (unsur) maka jari-jari atom akan semakin besar naka akan semakin reaktif
hal ini karena semakin mudah melepaskan electron valensi.
Hasil percobaan sesuai dengan teori, dimana menurut Yayan Sunarya (2012)
“Magnesium bereaksi agak lambat dengan air pada suhu normal, tetapi lebih cepat jika
dibandingkan dengan uap air”. Dapat dilihat pada percobaan yaitu Magnesium bereaksi
sangat lambat dengan air pada suhu normal yaitu selama 7 menit 20 detik, sedangkan
Calsium pada waktu 1 menit. Pengaruh lainnya adalah logam alkali juga semakin reaktif
dengan naiknya nomor atom, dimana nomor atom Ca lebih tinggi dibandingkan nomor
atom Mg sehingga Ca jauh lebih reaktif dari pada Mg. Logam alkali tanah jika bereaksi
dengan air akan membentuk ion logam

b) Uji Sifat Kebasaan


- Menurut Percobaan -

Selanjutnya adalah percobaan yang kedua yaitu percobaan mengenai sifat asam
basa yang bertujuan untuk menentukan pH dari suatu senyawa. Pada percobaan pertama
dimasukkan kedalam tabung 1 MgO sebanyak 1 sendok, lalu ditambah aquades sebanyak
10 ml dan 2 tetes indikator untuk menguji tingkat keasaman ataupun kebasaan dari
keduanya. Hasil yang diperoleh dari reaksi antara MgO dengan air yaitu pada larutan
terdapat endapan putih, dimana endapan ini terbentuk karena MgO sukar larut dalam air
atau kelarutannya kecil dengan pH yang dihasilkan yaitu 6.
Persamaan reaksiya adalah : MgO (s) + H2O (l) Mg(OH)2 (S)

Mg2+ (s) + 2OH- (l) Mg(OH)2 (s)

Dengan cara yang sama dilakukan pada tabung 2, yaitu dimasukkan CaO
sebanyak 1 sendok lalu ditambahkan aquades sebanyak 10 ml dan 2 tetes indikator untuk
menguji tingkat keasaman ataupun kebasaan dari keduanya. Hasil yang diperoleh dari
reaksi antara CaO dengan air yaitu pada larutan terdapat sedikit endapan putih yang tidak
melarut semuanya, dengan pH larutan 7.

Persamaan reaksiya adalah : CaO (s) + H2O (l) Ca(OH)2 (S)

Ca2+ (s) + 2OH- (l) Ca(OH)2 (s)

Kemudian pada tabung 3, dimasukkan BaO sebanyak 1 sendok lalu ditambahkan


aquades sebanyak 10 ml dan 2 tetes indikator untuk menguji tingkat keasaman ataupun
kebasaan dari keduanya. Hasil yang diperoleh dari reaksi antara BaO dengan air yaitu
pada larutan terdapat sangat sedikit endapan putih yang tidak melarut semuanya, dengan
pH larutan 6.

Persamaan reaksiya adalah : BaO (s) + H2O (l) Ba(OH)2 (S)

Ba2+ (s) + 2OH- (l) Ba(OH)2 (s)

- Menurut Teori -
Menurut teori, Hidroksida logam alkali tanah lebih cenderung bersifat basa, bila
jari-jari atom itu kecil ia akan kuat menarik elektron. Jika elektron tertarik ke arah atom
logamnya maka ikatan antara atom O dengan H pada O-H akan melemah, sifat asam
semakin kuat. Dengan bertambahnya nomor atom, maka besar jari-jari atomnya. Jika
atom logam alkali tanah mempunyai jari-jari atom besar maka atom tersebut sukar
menarik elektron sebagai akibatnya ikatan antara O-H akan kuat dan sifat basa menguat.

Hasil yang didapat pada percobaan tidak sesuai dengan teori dimana diperoleh pH
senyawa Mg(OH)2 = 6 ; pH Ca(OH)2 = 7 dan pH Ba(OH)2 = 6. Hal ini tidak sesuai dengan
teori dimana ketiga senyawa seharusnya bersifat basa dimana pH > 7. Hal ini dapat terjadi
karena adanyakesalahan pada saat praktikum seperti human error, bahan yang
terkontaminasi ataupun kadaluarsa seperti pp.

Dari percobaan, reaksi antara MgO, CaO, dan BaO dengan air menghasilkan
endapan putih. Hal tersebut sesuai dengan teori dimana “ MgO, CaO, dan BaO dengan
air menghasilkan endapan putih karena memiliki kelarutan didalam air yang kecil atau
larutan tersebut lewat jenuh atau Ksp larutan lebih kecil dari pada hasil kali ion – ionnya
sehingga sukar larut dalam air”.

c) Uji Kestabilan Thermal


- Menurut Percobaan 1 -

Percobaan selanjutnya adalah hidrolisis klorida antara MgCl2, CaCl2 dan BaCl2.
Pada prosedur percobaan digunakan bahan berbentuk padatan, namun karena di
Laboratorium tidak tersedia, maka yang dipakai untuk praktikum adalah dalam bentuk
larutan. Disediakan tabung 1,2 dan 3, kemudian dimasukkan 1 ml MgCl2 kedalam tabung
1, 1 ml CaCl2 kedalam tabung 2, dan 1 ml BaCl2 kedalam tabung 3. Larutan kemudian
dipanaskan diatas api bunsen dan dicatat waktu sampai terdapat uap air di dinding tabung.
Pada tabung 1 terdapat uap air di dinding tabung pada waktu 6 menit 20 detik, pada tabung
2 dengan waktu 6 menit, dan pada tabung 3 selama 5 menit 40 detik. Reaksi yang terjadi
pada percobaan ini sebagai berikut :

MgCl2 (s) + 2H2O (l) Mg(OH)2(aq) + 2HCl (l)

CaCl2 (s) + 2H2O (l) Ca(OH)2(aq) + 2HCl (l)

BaCl2 (s) + 2H2O (l) Ba(OH)2(aq) + 2HCl (l)

- Menurut Teori 1 –

Secara teori, kekuatan hidrolisis klorida alkali tanah, dapat diperkirakan dengan
cara memanaskan klorida hidrat dan memeriksa gas hidrogen klorida (HCl) yang
dihasilkan. Dengan kata lain hasil percobaan sesuai dengan teori, karena pada saat
pemanasan terdapat gas hidrogen klorida (HCl) yang berbentuk uap menempel pada
dinding masing-masing tabung.

- Menurut Percobaan 2 -
Kemudian pada kestabilan thermal, kembali menyiapkan 3 buah tabung reaksi
pyrex. Kedalam tabung 1 dimasukkan 2 gram MgCO3, kedalam tabung 2 dimasukkan 2
gram CaCO3 dan pada tabung 3 dimasukkan 2 gram BaCO3. Kemudian masing-masing
tabung ditutupi dengan kertas saring yang sudah ditetesi 2 tetes larutan NaOH 0,01M dan
1 tetes indikator phenolptalein, diikat dengan kuat lalu dipanaskan diatas api bunsen.
Percobaan ini sempat dilakukan, namun karena jumlah dari masing-masing garam
karbonat yang dipanaskan banyak sehingga reaksinya lama, oleh karena itu percobaan ini
dihentikan sebelum garam karbonat habis terbakar. Hasil yang didapat adalah pada kertas
saring tidak terjadi perubahan warna apa-apa.

- Menurut Teori 2 –

Menurut literatur yang didapat reaksi yang terjadi pada percobaan ini yaitu terjadi
penguraian dari garam karbonat itu sendiri sebagai berikut :

MgCO3(s) MgO(s) + CO2(g)

CaCO3 (s) CaO(s) + CO2(g)

BaCO3 (s) BaO(s) + CO2(g)

MgCO3 memiliki kestabilan thermal yang lebih kecil dari CaCO3 lebih kecil dari BaCO3
atau ( MgCO3 < CaCO3 < BaCO3 ). Pada percobaan ini tidak diperoleh hasil karena
adanya kesalahan pada praktikum karena indikator PP sudah tidak baik/ terkontaminasi,
dapat diketahui karena saat NaOH + PP pada kertas saring tidak dipeoleh warna
lembayung.

d) Uji Kelarutan Unsur Alkali Tanah

 Reaksi antara logam alkali tanah dengan ion OH- (NaOH)


- Menurut Percobaan -

Pada percobaan pertama mereaksikan 3 ml MgCl2 0,01 M dengan 20 tetes / 1 ml


NaOH 0,001 M menghasilkan larutan keruh dan tidak terbentuk endapan.

Reaksi yang terjadi : Mg2+(aq) + 2OH- (aq) Mg(OH)2 (s)

Pada percobaan kedua mereaksikan 3 ml CaCl2 0,01 M dengan 20 tetes / 1 ml


NaOH 0,001 M menghasilkan larutan keruh dan tidak terbentuk endapan.
Reaksi yang terbentuk sebagai berikut : Ca2+(aq) + 2OH- (aq) Ca(OH)2 (s)

Pada percobaan ketiga mereaksikan 3 ml CaCl2 0,01 M dengan 20 tetes / 1 ml


NaOH 0,001 M menghasilkan larutan bening dan tidak terbentuk endapan.

Reaksi yang terbentuk sebagai berikut : Ba2+(aq) + 2OH- (aq) Ba(OH)2 (s)

- Menurut Teori -

Berdasarkan literatur, seharusnya terbentuk endapan pada larutan. Terbentuknya


endapan menandakan larutan terlewat jenuh atau dengan kata lain kelarutannya kecil
sehinga terbentuk endapan. Pada umumnya senyawa alkali tanah banyak yang sukar larut
(mengendap. Berdasarkan literatur seharuanya kecendurangan Mg(OH)2 sukar larut,
Ca(OH)2 sedikit larut, dan Ba(OH)2 mudah larut. Menurut literatur seharusnya urutan
endapan dan kekeruhan yang terbentuk pada pencampuran logam alkali dengan
hidroksida (OH) Mg2+ > Ca2+ > Ba2+.

HIDROKSIDA Mg(OH)2 Ca(OH)2 Sr(OH)2 Ba(OH)2


KELARUTAN / g L-1 0,0001 1,2 10 47

 Reaksi Logam Alkali Tanah dengan Ion SO42- Pada (Na2SO4)


- Menurut Percobaan -

Pada percobaan pertama mereaksikan 3 ml MgCl2 0,01 M dengan 20 tetes / 1 ml


Na2SO4 0,001 M menghasilkan larutan bening dan tidak terbentuk endapan.

Reaksi yang terbentuk sebagai berikut : Mg2+(aq) + SO42- (aq) MgSO24(aq)

Pada percobaan kedua mereaksikan 3 ml CaCl2 0,01 M dengan 20 tetes / 1 ml


Na2SO4 0,001 M menghasilkan larutan bening dan tidak terbentuk endapan.

Reaksi yang terbentuk sebagai berikut : Ca2+(aq) + SO42- (aq) CaSO4 (aq)

Pada percobaan ketiga mereaksikan 3 ml BaCl2 0,01 M dengan 20 tetes / 1 ml


Na2SO4 0,001 M menghasilkan larutan sedikit keruh dan terbentuk endapan putih.

Reaksi yang terbentuk sebagai berikut : Ba2+(aq) + SO42- (aq) BaSO4 (aq)

- Menurut Teori -
Ada sebagian dari hasil percoban ini yang tidak sesuai dengan literatur yang ada,
seharusnya CaCl2 direaksikan dengan SO42- sedikit larut, namun pada percobaan larut
sepenuhnya dan tidak ada endapan. Hal ini bisa terjadi krena kesalahan praktikan dalam
melakukan percobaan, kurang ketelitian dan sebagainya. Menurut literatur, dimana
seharusnya kecenderungan MgSO4 mudah larut, CaSO4 sedikit larut, dan BaSO4 sukar
larut, dapat dilihat pada harga Ksp masing-masing. Semakin besar nilai Ksp suatu larutan
maka kelarutannya juga besar. Harga Ksp senyawa sulfat alkali tanah semakin kecil dari
atas kebawah berarti semakin sukar larut.

G. Kesimpulan
Dari penelitian yang kami lakukan maka diperoleh beberapa kesimpulan sebagai
berikut :
1. Berdasarkan penelitian yang kami lakukan, magnesium bereaksi sangat
lambat dalam air dengan suhu normal yaitu selama 7 menit 20 detik sedangkan
Barium hanya memerlukan 1 menit untuk bereaksi dengan air, hal ini
dipengaruhi oleh kenaikan nomor atom, semakin besar nomor atom unsur
maka unsur tersebut akan lebih reaktif.
2. Pada penelitian yang kami lakukan, Seharusnya logam alkali tanah yang
cenderung bersifat basa malah memiliki pH yang cenderung ke sifat asam,
hasil yang diperoleh yaitu MgO bersifat asam dengan pH 6, CaO bersifat
netral dengan pH 7, dan BaO bersifat asam dengan pH 6. Dari percobaan,
reaksi antara MgO, CaO, dan BaO dengan air menghasilkan endapan putih.
3. Berdasarkan penelitian yang kami lakukan terdapat dua percobaan dalam uji
kestabilan thermal. Percobaan pertama adalah hidrolisis klorida antara MgCl2,
CaCl2 dan BaCl2. Pada prosedur percobaan digunakan bahan berbentuk
padatan, namun karena di Laboratorium tidak tersedia, maka yang dipakai
untuk praktikum adalah dalam bentuk larutan. Pada tabung 1 terdapat uap air
di dinding tabung pada waktu 6 menit 20 detik, pada tabung 2 dengan waktu
6 menit, dan pada tabung 3 selama 5 menit 40 detik. Hasil percobaan sesuai
dengan teori, karena pada saat pemanasan terdapat gas hidrogen klorida (HCl)
yang berbentuk uap menempel pada dinding masing-masing tabung.
Percobaan kedua sempat dilakukan, namun karena jumlah dari masing-masing
garam karbonat yang dipanaskan banyak sehingga reaksinya lama, oleh
karena itu percobaan ini dihentikan sebelum garam karbonat habis terbakar.
Hasil yang didapat adalah pada kertas saring tidak terjadi perubahan warna
apa-apa.
4. Berdasarkan penelitian yang kami lakukan terdapat dua percobaan dalam uji
kelarutan unsur alkali tanah. Percobaan pertama yaitu mereaksikan MgCl2,
CaCl2, dan BaCl2 dengan NaOH. Ketiganya menghasilkan larutan keruh dan
tidak terbentuk endapan, hal ini tidak sesuai dengan teori karena seharusnya
ketiganya membentuk endapan karena pada dasarnya senyawa alkali tanah
sukar larut. Pada percobaan kedua yaitu mereaksikan MgCl2, CaCl2, dan
BaCl2 dengan Na2SO4. MgCl2 dan CaCl2, tidak menghasilkan endapan namun
pada BaCl2 larutan berwarna keruh dan menghasilkan endapan putih. Ada
sebagian dari hasil percoban ini yang tidak sesuai dengan literatur yang ada,
seharusnya CaCl2 direaksikan dengan SO42- sedikit larut, namun pada
percobaan larut sepenuhnya dan tidak ada endapan. Menurut literatur, dimana
seharusnya kecenderungan MgSO4 mudah larut, CaSO4 sedikit larut, dan
BaSO4 sukar larut, dapat dilihat pada harga Ksp masing-masing.
H. Daftar Pustaka
Albernt, C. F. 1989. Kimia anorganik dasar. Jakarta ; Universitas Indonesia (UI-
press)
Sugiyanto, K.H dan Retno D.S. 2010. Kimia Anorganik Logam. Yogyakarta ; Graha
Ilmu
(https://mariakimiauncp.files.wordpress.com/2015/06/senyawa-golongan-alkali-
tanah.docx) (Diakses pada 16 Maret 2019)
(https://www.ilmukimia.org/2013/12/golongan-logam-alkali-tanah.html) (Diakses
pada 16 Maret 2019)
https://id.wikipedia.org/wiki/Logam_alkali_tanah) (Diakses pada 16 Maret 2019)
Asmadi, dkk. 2009. Pengurangan Chrom (Cr) Dalam Limbah Cair Industri Kulit Pada
Proses Tannery Menggunakan Senyawa Alkali Ca(OH)2, NaOH dan NaHCO3
(Studi Kasus PT.Trimulyo Kencana Mas Semarang). JAI. Vol.5 No.1

Anda mungkin juga menyukai