Anda di halaman 1dari 9

MATERI III

Tanggung jawab adalah kesadaran manusia akan tingkah laku atau perbuatannya yang disengaja
maupun yang tidak sengaja. Tanggung jawab juga berarti berbuat sebagai perwujudan kesadaran
akan kewajiban. Dalam profesi yang dimaksud dengan bertanggung jawab yaitu kesedianan
melakukan dengan sebaik mungkin tugas apa saja yang termasuk dalam lingkup profesi,
bertindak secara proposional tanpa membedakan perkara.

Macam-Macam Hak

1. Hak legal; hak yang didasarkan atas hokum dalam salah satu bentuk hukum yang ada. Hak
legal berasal dari undang-undang atau peraturan hukum yang ada di Negara tersebut.
Contohnya : jika Negara mengeluarkna aturan bahwa setiap warganya berhak mendapatkan
pendidikan dan belajar maka warganya belajar di sekolah maupun di Negara tersebut tanpa
ada penolakan dengan alasan yang tidak masuk akal.
2. Hak moral; hak yang didasarkan atas aturan etis dan prinsip saja dan berfungsi dalam
sistem moral. Hak moral tidak sama dengan hak legal walau banyak yang mengangggap
sama.
Contohnya ; jika seaumi istri mengikat janji akan setia maka itu hak moral., bukan hak legal.
Hak moral akanmenjadi kuat jika dilindungi oleh status hukum.
3. Hak konvensional; hak yang bersifat legal maupun moral Hak ini diekemukakan oleh
T.L.Beauchamp.
Contoh dari hak ini adalah jika dua orang bermain catur maka seseorang yang memiliki
bidak berwarna putih berhak jalan terlebih dahulu atau jika seseorang masuk organisasi
maka orang tersebut memiliki hak-hak dalam organisasi tersebut.
4. Hak khusus; Hak khusus adalah hak yang hanya dimiliki oleh orang tertentu saja karena
adanya kondisi atau hubungan tertentu.
Contohnya adalah saat si A meminjam uang kepada si B maka hanya si B yang punya hak
menuntut uangnya kembali dari si A, bukan orang lain. Relasi atau kondisi tersebutlah yang
mebuat hanya si B yang punya hak dalam menuntut uangnya kembali.
5. Hak umum; Hak umum adalah hak yang berlaku secara masal dan dimliki semua orang
tanpa harus membeda-bedakan apapun.
Contohnya adalah hak asasi manusia yang terdiri dari hak hidup dan hak-hak lainya.
6. Hak positif; Hak positif adalah hak bersifat dari perbuatan hak tersebut bermanfaat bagi
oarng lain.
Contohnya jika seseorang melihat orang lain membutuhkan pertolongan dan menolonnya,
maka seseorang tersebut melakukan hak positif karena seseorang tersebut punya hak untuk
menolongnya dalam kondisi tersebut.
7. Hak negatif; hak bersifat dari perbuatan hak tersebut bermanfaat dagi dirinya saja.,
Contohnya hak dia untuk hidup dan hak dia untuk sehat dan aman dari ancaman apapun atau
saat seseorang ingin mengatakan pendapatnya tentang sesuatu tanpa dihalangi oleh orang
lain
8. Hak individual; hak yang dimiliki masing-masing individu dalam hidup dengan mengikuti
hati nurani masing-masing untuk kepentingan masing-masing pula.
Contohnya hak dalam memeluk agama dan hak untuk berpendapat dalam kehidupan yang
mereka jalani.
9. Hak sosial; hak yang dimiliki masing-masing individu yang individunya berperan sebagai
anggota masyarakat bersama dengan anggota lain dalam mendapatkan sesuatu dari
pengabdian masayarakat secara bersama-sama.
Contohnya hak untuk mendapatkan layanan kesehatan dan hak untuk mendapatkan
pendidikan.

Macam-Macam Kewajiban (menurut John Stuart Mill ada 2)

1. Kewajiban sempurna; kewajiban yang terikat dengan hak orang lain sehingga mutlak
sifatnya untuk dilakukan.
Contohnya sama seperti jika seseorang meminjam uang dan berjanji mengembalikan maka
mutlak dan wajib sifatnya untuk dilakukan.
2. Kewajiban tak sempurna; kewajiban yang tidak terikat dengan oraang lain sehingga hanya
didasari pada alasan moral saja pelaksanaannya.
Contohnya seseorang dapat berbuat baik dengan membantu pengemis walau tidak ada
keterkaitan yang mutlak antara pengemis dengan orang itu,sehingga itu hanya didasari alas
an moral.

Tinjauan Hak dan Kewajiban dalam Islam

Untuk mencapai dan menjaga kesempurnaan ciptaan Allah, Allah telah menunjukkan kepada
manusia selaku individu cara untuk memelihara hak dan kewajiban. Menjaga keseimbangan Hak
dengan kewajiban merupakan, kewajiban bagi mahkluq terhadap Sang Khaliq.

Maka untuk menjaga keseimbangan Hak dengan Kewajiban, Allah telah menyerahkan satu sisi
untuk manusia dan sisi yang lain Allah SWT akan memeliharanya.

Mengapa harus demikian ?

Karena manusia tidak akan pernah bisa berlaku adil, akan menambah yang disenangi dan
mengurangi apa yang tidak disenangi. Hanya Allah yang Maha tahu apa yang terkandung dalam
hati manusia maka hanya Allah pula yang dapat menjaga keseimbangan Hak dan Kewajiban.

(Q.S. 51;56) Dan aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan supaya mereka mengabdi
kepada-Ku.

(Q.S. 31;22) Dan barangsiapa yang menyerahkan dirinya kepada Allah, sedang dia orang yang
berbuat kebaikan, maka sesungguhnya ia telah berpegang kepada buhul tali yang kokoh. Dan
hanya kepada Allah-lah kesudahan segala urusan.

Itulah mengapa Rasulullah mengajarkan umatnya untuk melakukan kewajiban karena Allah akan
memberikan hak yang muncul karenanya.

Dari Abdullah bin Mas‟ud r.a. berkata: Rasulullah Shallallahu „alaihi wa sallam bersabda,
“Akan terjadi sepeninggalku sifat monopoli (mementingkan diri sendiri) dan beberapa
kemungkaran.” Sahabat bertanya, “Ya Rasulullah, bagaimana pesan tuan kepada kami
menghadapi hal itu?” Nabi Shallallahu „alaihi wa sallam bersabda, “Tunaikanlah kewajibanmu
dan mintalah kepada Allah untuk mendapatkan hakmu.”( HR. Bukhari-Muslim)
Hadits ini dengan sangat jelas menerangkan, sepeninggal Rasulullah akan muncul sifat egois
(mementingkan diri sendiri, yatu menuntut hak) dengan berbagai kemungkaran. Mengutamakan
kepentingan diri dengan mendahulukan hak tanpa ingat pada kewajiban.

(Liberalisme dengan KONSEP DUHAM yang masuk dalam pandangan Islam melalui
pendekatan Hak.)

Kemudian tegas sekali Rasulullah SAW. Bersabda “ Tunaikanlah kewajibanmu dan mintalah
kepada Allah untuk mendapatkan hakmu.

Artinya apa, Manusia sebagai individumuslim, hanya diperkenankan melihat sisi kehidupan ini
dari sisi pandang kewajiban. Apa kewajiban yang harus diulakukan, sesuai fungsi yang melekat
pada dirinya sebagai makhluk individu sekaligus kewajibannya kepada orang lain sebagai
makhluk sosial, sebagai perwujudan ketaqwaan manusia sebagai individu kepada Allah SWT.
MATERI IV
Kewajiban Manusia Sebagai Makhluk Individu:

 Selalu bersih, rapi, sehat, dan kuat


 Berhati nurani yang bersih
 Memiliki semangat hidup yang tinggi
 Memiliki prinsip hidup yang tangguh
 Memiliki cita-cita yang tinggi
 Kreatif dan gesit dalam memanfaatkan potensi alam
 Berjiwa besar dan penuh optimis
 Mengembangkan rasa perikemanusiaan
 Selalu berniat baik dalam hati
 Menghindari sikap statis, pesimis, pasif, maupun egois
 Mampu hidup mandiri
 Harus mampu mempertanggungjawabkan perbuatannya

Kewajiban Manusia Dalam Masyarakat dan Negara:

 Harus bisa menghargai orang lain


 Saling tolong menolong dengan sesama
 Mampu menciptakan suasana damai dan sejahtera di mana tempat kita tinggal
 Mampu membanggakan Negara dan ikut andil dalam pembangunan.
 Patuh terhadap peraturan perundang-undangan yang berlaku
 Menjaga kebersihan lingkungan
 Melindungi mereka yang lemah, menderita, dan tersingkirkan

Kewajiban Manusia Secara Islam:

 Iman -- yakin sepenuh hati bahwa Islam yang terbaik dan paling benar.
 Ilmu -- mempelajari dan memahami ajaran Islam secara keseluruhan.
 Amal -- mengamalkan ajaran Islam seoptimal mungkin (mastatho'tum)
 Dakwah -- menyebarkan kebenaran agama Islam kepada orang lain.
 Jihad -- menjaga kehormatan dan membela nama baik Islam dan kaum Muslim.
MATERI V
- Tanggungjawab terhadap Masyarakat

Pada hakikatnya manusia tidak bisa hidup tanpa bantuan manusia lain, sesuai dengan
kedudukannya sebagai makhluk sosial. Karena membutuhkan manusia lain maka ia harus
berkomunikasi dengan manusia lain tersebut. Sehingga dengan demikian manusia di sini
merupakan anggota masyarakat yang tentunya mempunyai tanggung jawab seperti anggota
masyarakat lain agar dapat melangsungkan hidupnya dalam masyarakat tersebut. Wajarlah
apabila segala tingkah laku dan perbuatannya harus dipertanggung jawabkan kepada
masyarakat.

- Tanggungjawab terhadap Bangsa/Negara

Suatu kenyataan lagi, bahwa tiap mausia, tiap individu adalah warga Negara suatu Negara.
Dalam berfikir, berbuat, bertindak, bertingkah laku manusia terikat oleh norma-norma atau
ukuran-ukuran yang dibuat oleh negara. Manusia tidak dapat berbuat semaunya sendiri. Bila
perbuatan manusia itu salah, maka ia harus bertanggung jawab kepada negara.

- Tanggungjawab terhadap Pekerjaan

Dalam ruang lingkup pekerjaan tentu memiliki aturan yang berbeda antara perusahaan yang
satu dengan yang lainnya. Selain itu, tanggung jawab antara yang satu dengan yang lainnya
berbeda-beda sesuai bidang kerja yang dibebankan kepadanya. Ada yang memilili tanggung
jawab sebagai pimpinan dan ada pula sebagai bawahan, semuanya itu merupakan bagian
yang tidak terpisahkan dari ruang lingkup pekerjaan.

- Tanggungjawab terhadap Tuhan Yang Maha Esa

Tuhan menciptakan manusia di bumi ini bukanlah tanpa tanggung jawab, melainkan untuk
mengisi kehidupannya manusia bertanggung jawab langsung terhadap Tuhan. Sehingga
tindakan manusia tidak bisa lepas dari hukuman-hukuman Tuhan yang dituangkan dalam
berbagai kitab suci melalui berbagai macam agama. Pelanggaran dari hukuman-hukuman
tersebut akan segera diperintahkan oleh Tuhan dan jika dengan peringatan yang keras pun
manusia masih juga tidak menghiraukan maka Tuhan akan melakukan kutukan. Sebab
dengan mengabaikan perintah-perintah Tuhan berarti mereka meninggalkan tanggungjawab
yang seharusnya dilakukan oleh manusia terhadap Tuhan sebagai penciptanya, bahkan untuk
memenuhi tanggungjawabnya, manusia perlu pengorbanan.

Ciri Sikap Dan Perilaku Tanggung Jawab Dalam Kehidupan Bermasyarakat, Berbangsa, Dan
Bernegara :

1. Selalu bersikap dan berperilaku tidak merugikan orang lain.


2. Memiliki kebiasaan mengontrol din di setiap tindakan.
3. Berhati-hati dalam memutuskan dan melakukan sesuatu.
4. Memiliki sikap rela berkorban.
5. Mampu mengendalikan din.
6. Selalu berjalan sesuai dengan norma yang berlaku.
1. Al-Qur'an Surat Hud Ayat 117-119
. .

"dan Tuhanmu sekali-kali tidak akan membinasakan negeri-negeri secara zalim, sedang
penduduknya orang-orang yang berbuat kebaikan. Jikalau Tuhanmu menghendaki, tentu Dia
menjadikan manusia umat yang satu, tetapi mereka senantiasa berselisih pendapat. kecuali
orang-orang yang diberi rahmat oleh Tuhanmu. dan untuk Itulah Allah menciptakan mereka.
kalimat Tuhanmu (keputusanNya) telah ditetapkan: Sesungguhnya aku akan memenuhi
neraka Jahannam dengan jin dan manusia (yang durhaka) semuanya." (QS. Hud: 117-119)
Kandungan QS. Hud Ayat 117-119.
Ayat ini menginformasikan bahwa kalau dalam suatu negeri masih ada orang-orang baik,
maka Allah Swt tidaklah akan membinasakan negeri itu dengan aniaya, dengan tidak ada
sebab. Adzab turun disebabkan perbuatan zalim manusia, maka berbuat baiklah untuk
menghindarinya. Kezaliman terjadi bila seseorang mengambil hak orang lain,baik karena ia
butuh atau karena ia jahat. Allah Swt Maha Kaya tidak membutuhkan sesuatu. Tidak ada
sesuatu yang ada pada manusia atau alam raya yang dibutuhkan Allah, bahkan semua adalah
milik-Nya, karena Allah-lah yang menganugerahkannya.

2. Al-Qur’an Surat Al-An’am Ayat 70.

“ Dan tinggalkanlah orang-orang yang menjadikan agama mereka sebagai mainmain dan
senda gurau, dan mereka telah ditipu oleh kehidupan dunia. Peringatkanlah (mereka) dengan
Al-Quran itu agar masing-masing diri tidak dijerumuskan ke dalam neraka, karena
perbuatannya sendiri. tidak akan ada baginya pelindung dan tidak pula pemberi syafa‟at
selain daripada Allah. dan jika ia menebus dengan segala macam tebusanpun, niscaya tidak
akan diterima itu daripadanya. mereka Itulah orang-orang yang dijerumuskan ke dalam
neraka. bagi mereka (disediakan) minuman dari air yang sedang mendidih dan azab yang
pedih disebabkan kekafiran mereka dahulu.” (QS. Al-An‟am: 70)
Kandungan Al-Qur’an Surat Al-An’am Ayat 70.
Munasabah (keterkaitan) dengan ayat sebelumnya (QS. Al-An‟am: 68-69) yang
memerintahkan kepada Nabi Muhammad Saw dan kaum muslimin untuk meninggalkan
majelis siapapun yang melecehkan agama. Perintah itu bukan secara total. Kaum muslimin
tidak dilarang bergabung dalam majelis mereka, apabila mereka melakukan pembicaraan
yang lain. Ayat ini turun di Mekkah ketika umat Islam masih dalam posisi lemah. Pada ayat
ke 70 ini Allah Swt melarang Rasulullah Saw agar tidak mengajak duduk berdiskusi dengan
orang yang mengejek/mengolok-olok/melecehkan ayat-ayat Allah Swt. Apalagi menyangkut
persoalan aqidah, maka harus bersikap tegas dengan mereka

3. Al-Qur’an Surat Thaha : 132.

“Dan perintahkanlah kepada keluargamu mendirikan shalat dan bersabarlah kamu dalam
mengerjakannya. Kami tidak meminta rezki kepadamu, kamilah yang memberi rezki
kepadamu. dan akibat (yang baik) itu adalah bagi orang yang bertakwa” (QS. Thaha : 132)
Kandungan QS. Thaha: 132.
Perintah kepada Rasulullah Saw agar mengajak keluarganya untuk menuaikan shalat. Saat itu
beliau menerima gunjingan dan perkataan dari musuh-musuhnya, maka dengan adanya
melaksanakan shalat akan menguatkan pribadinya. Pengaruh dakwah yang dilakukan
Rasulullah Saw akan berdampak lebih besar jika keluarga yang terdekat, anak-anak dan
isteri-isterinya shalat seperti beliau, sehingga masyarakat akan mencontoh kehidupan
Rasulullah. Pondasi iman ini lah yang ditanamkan kuat oleh beliau kepada keluarganya, yang
kemudian memberi pengaruh besar bagi kesuksesan beliau mendakwahkan risalah Islam.
Pentingnya bersabar dalam mengerjakan shalat, tidak boleh bosan, tidak boleh berhenti dan
segera mengerjakan jika datang waktunya. Shalat tidak lah membawa keuntungan materi.
Shalat tidaklah akan segera tampak hasilnya oleh mata. Shalat adalah urusan ketentraman
jiwa dan sekaligus merupakan doa.
Dengan kesabaran melakukan shalat, jiwanya akan tentram dan pikiranya menjadi tenang
sehingga bisa berfikir jernih dan melahirkan semangat juang dan etos kerja yang tinggi.

A. Hadits Pertama.
‫هللا ض‬ ‫ى‬ ‫هللا‬ : ,
, ‫ى‬ , ‫ى‬ ,
. (‫ق‬
Terjemah. Hadis Dari „Abdullāh bin „Umar bahwa dia mendengar Rasulullah telah bersabda:
“Setiapkalian adalah pemimpin dan setiap pemimpin akan diminta pertanggung jawaban atas
yang dipimpinnya. Imām (kepala Negara) adalah pemimpin yang akan diminta pertanggung
jawaban atas rakyatnya. Seorang suami dalam keluarganya adalah pemimpin dan akan
diminta pertanggung jawaban atas keluarganya. Seorang isteri adalah pemimpin di dalam
urusan rumah tangga suaminya dan akan diminta pertanggung jawaban atas urusan rumah
tangga tersebut. Seorang pembantu adalah pemimpin dalam urusan harta tuannya dan akan
diminta pertanggung jawaban atas urusan tanggung jawabnya tersebut” (Muttafaqun 'Alaih).
Kandungan Hadits.
Hadits di atas menjelaskan kepada kita bahwa setiap manusia itu diberi tugas memimpin atau
menjaga. Baik kaitannya dengan dirinya sendiri maupun dengan orang lain. Secara pribadi,
seseorang diberi tugas menjaga dirinya sendiri. Pemuka atau Imam diberi tugas memimpin
rakyatnya. Suami bertugas memimpin dan menjaga istrinya. Seorang istri diberi amanat
memimpin anak-anak suaminya. Pembantu diberi tugas menjaga harta atau kekayaan tuan
dan anak biberi tugas menjaga kekayaan orang tuanya. Tugas adalah amanat. Apa pun
jabatan yang ada pada diri seseorang, dia harus mempertanggung jawabkan tugas yang
dibebankan kepadanya di hadapan yang dipimpin dan di dalam pangadilan Allah Swt kelak.
Tak seorang pun mampu melepaskan diri dari tanggung jawab itu.

B. Hadits Kedua.
، ‫ض‬ ،
Terjemah Hadits. Artinya: "Perintahkanlah anak-anak untuk shalat ketika mereka berusia
tujuh tahun. Dan pukullah mereka (jika tidak mau menjalankan shalat) ketika mereka
berumur sepuluh tahun."
Kandungan Hadits.
Dalam Islam, shalat itu sangat penting. Shalat itu adalah tiangnya agama. Kalau shalat
ditinggalkan, maka robohlah (hilanglah) agama Islam yang ada di dalam diri orang yang
meninggalkan shalat. Nabi Muhammad Saw. sangat memperhatikan hal tersebut. Sehingga
beliau memerintahkan kepada umatnya agar mengajari anak-anak nya untuk shalat, paling
tidak pada umur tujuh tahun. Di bawah umur tujuh tahunpun boleh diajarkan. Jika anak-anak
tidak mau menjalankan shalat, padahal mereka sudah berumur sepuluh tahun, Nabi
memerintahkan umatnya untuk memukul mereka. Tentu saja, kata 'memukul' memiliki
banyak makna. Yang jelas bukan memukul seperti orang dewasa memukul orang dewasa.
'Memukul" bisa berarti memberikan peringatan atau memukul yang tidak melukai. Dan ini
bukanlah adegan kekerasan terhadap anak. Ini merupakan pelajaran agar anak-anak
menyadari betapa pentingnya shalat.
C. Hadits Ketiga.
‫ق‬ ‫ى‬
Terjemah Hadits. Artinya: "Hak seorang muslim kepada muslim lainnya ada lima, yakni
membalas salam, menjenguk yang sakit, mengantarkan jenazah, memenuhi undangan dan
mendoakan ketika bersin."
Kandungan Hadits.
Agama Islam adalah agama yang sangat menekankan terwujudnya persaudaraan dan kasih
sayang. Agama Islam selalu mendorong pemeluknya untuk mewujudkan dan memelihara
persaudaraan dan kasih sayang. Oleh karena itu, Islam mensyariatkan beberapa amalan yang
dapat mewujudkan persaudaraan dan kasih sayang tersebut. Hadis ini menjelaskan hal-hal
yang dapat meneguhkan persaudaraan dan kasih sayang. Yaitu dengan melaksanakan
kewajiban-kewajiban sosial terhadap sesama muslim. Dalam hadits ini, diungkapkan dengan
hak muslim atas muslim yang lain. Dalam bahasa Arab, ungkapan ini bisa bermakna wajib
dan juga bisa bermakna sunnah yang sangat dianjurkan. Karena hak artinya sesuatu yang
tidak sepantasnya ditinggalkan.

Anda mungkin juga menyukai