Anda di halaman 1dari 3

Tugas Individu Ekonomi Perkotaan (Critical Summary)

Nama : Ahmad Yeyen Fidyani


NPM : 1706086461
Xiangzheng Deng, Jikun Huang, Scott Rozelle, and Emi Uchida. (2008). Growth, Population
and Industrialization, and Urban Land Expansion of China. Journal of Urban Economics,
Volume 63 (2008) 96–115

Hampir semua studi tentang determinan daerah perkotaan telah dilakukan di negara
maju. Hal ini terlepas dari sebuah argumen bahwa pemahaman tentang urbanisasi lebih
penting di negara berkembang sebab sebuah kota tumbuh lebih cepat di negara berkembang.
Tetapi bukan berarti bahwa belum ada upaya untuk mempelajari proses urbanisasi dan
penyebabnya di negara berkembang [3,7,8,9]. Kemungkinan besar karena keterbatasan data.
China adalah salah satu negara berkembang di Asia yang telah mengalami urbanisasi pada
tingkat yang belum pernah terjadi sebelumnya selama dua dekade terakhir. Tujuan dalam
penelitian ini adalah untuk memahami sejauh mana dan penyebab ekspansi lahan perkotaan
di China dari akhir 1980 hingga 2000.

Teori fundamental dalam ekonomi perkotaan yang relevan dengan ekspansi daerah
perkotaan adalah model monosentris perkotaan [1,5,6]. Dari penelitian sebelumnya yang
telah menguji hipotesis model monosentris di daerah metropolitan Amerika Serikat adalah
Brueckner-Fansler [2] dan McGrath [4]. Dalam penelitiannya, mereka menemukan bahwa
pendapatan, populasi dan sewa pertanian merupakan determinan yang signifikan secara
statistik dalam mempengaruhi ekspansi lahan perkotaan. Masing-masing memiliki tanda yang
konsisten dengan hipotesis model monosentris. Berbeda dengan Brueckner-Fansler, McGrath
menemukan bahwa koefisien variabel biaya transportasi juga signifikan secara statistik dan
memiliki tanda yang sesuai dengan hipotesis (negatif).

Salah satu keunggulan penelitian ini adalah di samping empat determinan ekspansi
perkotaan tersebut juga memasukkan tren waktu sebagai variabel kontrol yang berasal dari
lima dekade untuk menangkap faktor time-varian yang tidak dapat diamati di wilayah
metropolitan. Studi ini menemukan bahwa ketika pendapatan, populasi, sewa pertanian dan
biaya transportasi konstan, variabel dummy dekade (waktu) signifikan serta terjadi perubahan
tingkat signifikansi beberapa koefisien (khususnya, koefisien pada variabel transportasi
menjadi negatif dan signifikan). Keunggulan selanjutnya adalah kualitas data yang digunakan
untuk memperkirakan perubahan penggunaan lahan perkotaan. Peneliti menggunakan data
panel tiga periode yang unik dari data citra satelit resolusi tinggi dan data sosioekonomi
untuk seluruh wilayah Cina.

Hasilnya adalah bahwa pendapatan, populasi dan biaya transportasi berpengaruh secara
positif, sedangkan sewa pertanian mengurangi ekspansi pusat perkotaan di China. Konsisten
dengan sejumlah hipotesis yang dihasilkan oleh model monosentris, hasil penelitian ini
menunjukkan bahwa pertumbuhan pendapatan berperan kuat dalam ekspansi perkotaan di
China. Dalam beberapa model empiris, variabel kunci lainnya (populasi, nilai lahan pertanian
dan biaya transportasi) juga berperan penting dalam model monosentris. Mengadaptasi dasar
model empiris dalam menjelaskan fenomena di negara berkembang, kami juga menemukan
bahwa industrialisasi dan berkembangnya sektor jasa juga telah mempengaruhi pertumbuhan
pusat perkotaan, tetapi peranannya relatif lebih kecil jika dibandingkan dengan efek langsung
dari pertumbuhan ekonomi.

Secara metodologis, penelitian ini menunjukkan bahwa di masa depan ekonom harus
memanfaatkan spasial perkotaan dan data ekonomi/demografi dari waktu ke waktu dalam
analisis determinan perubahan ukuran lahan perkotaan. Meskipun selang waktu antar
pengamatan singkat (5 tahun), hasilnya menunjukkan bahwa ketika deret waktu tersedia dan
model first-differences digunakan, kemungkinan outputnya berubah. Banyak koefisien
variabel yang jatuh dan beberapa menjadi tidak signifikan.

Selain keunggulan penelitian ini juga memiliki beberapa kritik yang dapat
dikembangkan dalam penelitian selanjutnya, diantaranya:

1. Sebaiknya penggunaan variabel sosial ekonomi/demografi tidak secara makro tingkat


Kabupate/Kota, tetapi menggunakan data mikro rumah tangga daerah pinggiran
perkotaan. Data tersebut didapatkan melalui survei semacam Susenas atau IFLS, atau
jika waktu dan biaya yang digunakan mencukupi bisa dilakukan survei secara langsung
dengan unit analisis rumah tangga di perumahan-perumahan pinggiran kota.

2. Penggunaan data PDB per Kapita sebagai pendekatan variabel pendapatan sedikit kurang
tepat. Jika tetap menggunakan data agregat lebih baik menggunakan data Upah
Minimum Regional (UMR) baik untuk daerah pinggiran maupun pusat perkotaan, karena
lebih mewakili variabel pendapatan. Akan jauh lebih mewakili jika variabel pendapatan
dilihat secara mikro pada tingkat rumah tangga melalui survei-survei pada poin 1 di atas.
3. Penelitian tersebut tidak membahas kebijakan pemerintah dalam urbanisasi atau
pengembangan daerah pinggiran kota. Apabila hal ini dijadikan sebagai salah satu
variabel kontrol maka akan berpengaruh dalam ekspansi lahan perkotaan di China.

Daftar Pustaka
[1] Alonso, W. (1964). Location and Land Use. Harvard Univ. Press, Cambridge, MA.
[2] Brueckner, J.K. & D.A. Fansler. (1983). The economics of urban sprawl: Theory and
evidence on the spatial sizes of cities. Review of Economics and Statistics 65, 479–482.
[3] Harris, N. (1990). Urbanization, economic development and policy in developing
countries. Habitat International l4, 3–42.
[4] McGrath, D.T. (2005). More evidence on the spatial scale of cities. Journal of Urban
Economics 58, 1–10.
[5] Mills, E.S. (1967). An aggregative model of resource allocation in a metropolitan area.
American Economic Review (Papers and Proceedings) 57, 197–210.
[6] Muth, R.F. (1969). Cities and Housing. University of Chicago Press, Chicago, IL.
[7] Petrakos, G. (1989). Urbanization and international trade in developing countries. World
Development 17, 1269– 1277.
[8] Sato, Y. & K. Yamamoto. (2005). Population concentration, urbanization, and
demographic transition. Journal of Urban Economics 58, 45–61.
[9] Seto, K.C. & R.K. Kaufmann. (2003). Modeling the drivers of urban land use change in
the Pearl River Delta, China: Integrating remote sensing with socioeconomic data. Land
Economics 79, 106–121.

Anda mungkin juga menyukai