PRODUK PERORANGAN
NAMA :
PANGKAT/KORP : MAYOR
NRP :
NOSIS :
KELOMPOK : II (KORESPONDEN)
LEMBAR KEHORMATAN
Rommy
Mayor Inf Nosis ………..
MARKAS BESAR ANGKATAN DARAT
SEKOLAH STAF DAN KOMANDO
Pendahuluan.
Perang bukanlah alternative terbaik menyelesaikan masalah. Namun perang
tidak jarang dianggap sebagai salah satu penyelesaian terbaik setelah semua jalan
damai (soft power) menemui jalan buntu. Seiring perkembangan teknologi informasi
dan ilmu pengetahuan yang demikian cepat telah memunculkan alternative bentuk
perang baru yang dianggap lebih efektif dan menghancurkan tanpa kerugian besar
di pihak penyerang, yaitu perang generasi keempat dan kelima (4th GW dan 5th GW).
Perang ini bukan saja mengadopsi bentuk perang generasi sebelumnya (perang
konvensional) dengan berbagai variannya tetapi juga mengadopsi dan
mengembangkan perang informasi. Bagi Indonesia sebagai negara dengan berbagai
keunggulan sumber daya alam yang berlimpah serta potensi eksplorasi yang masih
akan jauh meningkat untuk kesejahteraan rakyat, merupakan negara yang rentan
terhadap ancaman perang. Dikatakan rentan karena posisi silang negara Indonesia
selain memberikan peluang juga tantangan geopolitik dan geostrategic yang
berdimensi ideologi, politik, ekonomi, sosial dan budaya serta pertahanan dan
keamanan (Kebijakan Hanneg, 2017:2). Tantangan ini dapat mewujudkan ancaman
berdimensi militer, non militer maupun hibrida dalam rangka menguasai dan
mengeksplorasi kekayaan alam Indonesia. Kondisi tersebut perlu disikapi dengan
bijak oleh para pemimpin bangsa dengan berbagai kebijakan dan strategi sebagai
bentuk antisipasi perkembangan lingkungan yang bisa saja mengarah pada
aktualisasi ancaman sebagai akibat pergeseran geopolitik internasional yang
memunculkan konflik baru seperti di Suriah, Irak, Afganistan, Libanon, Ukraina, dan
Yaman (Kebijakan Hanneg, 2017:2). Antisipasi ini diharapkan dapat memunculkan
2
Pembahasan.
Pada bagian pendahuluan telah disinggung mengenai peperangan ireguler
yang berpotensi mengancam kedaulatan Indonesia. Seiring perkembangan
lingkungan yangsemakin sulit diprediksi, maka ancaman dapat menjelma sewaktu-
waktu dan berdampak pada kehidupan berbangsa dan bernegara. Untuk menjawab
persoalan diatas, berikut diberikan data dan fakta terkait perkembangan lingkungan,
harapan, kelemahan dan kendala serta upaya yang dilakukan.
perang darat, laut, udara dan ruang angkasa. Penggunaan sistem, peralatan, dan
platform berbasis internet cenderung semakin meluas yang berpotensi menjadi
kerawanan. (BPPI, 2015:14-15). Bagi Indonesia perkembangan teknologi ini
dimanfaatkan untuk mendukung pertahanan nirmiliter. Kemampuan penguasaan
teknologi secara umum dapat meningkatkan kemampuan pertahanan nirmiliter,
melalui penguasaan teknologi kedirgantaraan, kelautan, dan keantariksaan secara
terbatas dengan pemanfaatan teknologi satelit, siber dan penguasaan teknologi
modern lainnya dalam mendukung pertahanan negara. (BPPI, 2015:108).
Memanfaatkan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi informasi di
atas, seharusnya bangsa Indonesia dapat berjalan seiring dengan bangsa lain
dalam ikut mengembangkan teknologi informasi. Kemampuan para teknisi dan
praktisi teknologi di perusahaan maupun di bidang pendidikan sudah waktunya
dimanfaatkan secara optimal bagi kemajuan bangsa. Terlebih dengan adanya
beberapa industry strategis yang telah dimiliki Indonesia khususnya dalam bidang
teknologi, seperti LEN. Harapannya dapat bekerja sama dengan negara lain yang
bersedia melakukan transfer teknologi yang dapat digunakan untuk mendukung
pengembangan strategi, sehingga dapat lebih memiliki fungsi dalam mengamankan
kepentingan nasional, yaitu strategi pendukung dan untuk menunjang suksesnya
strategi lain. (ND tentang Strategi Perang, 2019:20). Hal yang sama dinyatakan
dalam buku putih pertahanan Indonesia bahwa karakteristik geografis Indonesia
mengandung tantangan yang multidimensi sehingga menuntut adanya strategi
pertahanan negara yang tepat untuk mengamankan wilayah. (BPPI, 2008:18).
Dengan berkembangnya teknologi dalam berbagai bidang kehidupan akan
memudahkan pengerahan kekuatan baik aspek personel maupun peranti lunak
(software) dalam mengantisipasi karakteristik ancaman sebelum pengerahan
kekuatan militer sebagai daya dobrak yang menciptakan daya gentar lebih tinggi.
Kasus pencurian informasi terhadap pejabat negara seperti beberapa tahun silam
akan dapat dihindari terutama dengan penggunaan peralatan berteknologi produk
dalam negeri. Sehingga dapat menyulitkan intelijen asing dalam mencari kelemahan
teknologi yang digunakan oleh bangsa Indonesia. Muaranya strategi dan taktik yang
diaplikasikan oleh TNI dalam mengawal NKRI dalam mengantisipasi ancaman akan
lebih tajam dan disegani oleh bangsa lain.
Sayangnya, pemanfaatan teknologi informasi dari pengembangan industri
strategis yang digawangi oleh anak bangsa belum menunjukkan hasil sesuai dengan
5
harapan. Masih terdapat beberapa kendala yang mesti dieliminir dan membutuhkan
intervensi pihak pemangku kepentingan, diantaranya faktor ekonomi dan kebijakan
politis negara lain. Adapun kelemahan yang sedang dihadapi dan membutuhkan
koordinasi lintas sektor adalah faktor anggaran yang besar bagi kebutuhan
penelitian, kebutuhan waktu yang lama bagi penyempurnaan produk, kebijakan yang
berpihak pada industry strategis dan nasionalisme terhadap produk dalam negeri.
Dengan kondisi seperti diatas tentu kita membutuhkan langkah-langkah
strategis bagi pengembangan dan pemanfaatan teknologi informasi bagi kemenuhan
pertahanan dan keamanan negara. Upaya yang dapat diberikan adalah kemampuan
anggaran negara yang semakin besar perlu memperhatikan faktor pengembangan
hasil penelitian agar dapat bermanfaat dan mendukung pertahanan dan keamanan
negara, pembinaan dan pendidikan bela negara untuk meningkatkan rasa
nasionalisme dan kebanggaan menggunakan produk-produk dalam negeri serta
dukungan kebijakan berupa perangkat hukum yang memihak pada penggunaan dan
pengembangan produk berteknologi dalam negeri. Sementara upaya dalam
memanfaatkan peluang yang dimiliki oleh bangsa Indonesia adalah dengan
mengadakan kerja sama disertai alih teknologi dari negara-negara yang bersedia
melakukan perdagangan dengan Indonesia, seperti dengan Rusia, China, Jepang,
Korea Selatan maupun Eropa, mengingat kerja sama dengan AS rentan terhadap
embargo.
Trend penggunaan media sosial oleh generasi muda Indonesia saat ini belum
terarah dengan baik.
Hoaks yang berpotensi memecah belah sesama anak bangsa sangat mudah
tercipta lewat jaringan media sosial. Perbedaan tingkat pendidikan pengguna media
sosial tentunya menjadi faktor penentu mudahnya generasi muda kita terpecah
belah oleh penggunaan media sosial yang makin tak terkontrol. Dengan jumlah
penduduk yang besar, pengguna internet di Indonesia hingga akhir 2016 mencapai
132,7 juta orang. (Agus Tri Haryanto, 2018: https://inet.detik.com/). Walaupun
memiliki prevalensi yang beragam, mayoritas pengguna internet maupun media
sosial berada di pulau Jawa.
Dari trend penggunaan media sosial oleh generasi muda Indonesia di atas
menunjukkan betapa pentingnya teknologi informasi bagi kehidupan bermasyarakat.
Hal ini tentu akan berpengaruh signifikan bagi bangsa Indonesia yang sedang
6
penempatan suatu berita sebagai tajuk utama di halaman pertama Koran. (ND
tentang Peperangan Irreguler, 2019:28).
Dengan kemampuan analisa yang lebih baik karena telah terbiasa dengan
konsumsi berita yang ada, perubahan jurnalisme akan menambah pengetahuan.
Artinya pendidikan yang didapat masyarakat tidak akan selamanya bergantung pada
sekolah formal. Bahkan sebaliknya, pendidikan formal mendasarkan kebutuhan
pengetahuan dan perkembangannya pada dunia jurnalisme modern, seperti
kurikulum 2013 (kurtilas) yang diterapkan oleh Kementerian Pendidikan di kota-kota
besar di Indonesia. Dengan kondisi ini masyarakat akan terdidik dan terbiasa untuk
memahami kualitas berita (jurnalisme) yang menjadi konsumsi sehari-hari. Ujungnya
ikatan social masyarakat yang kuat akan semakin meningkatkan persatuan dan
kesatuan bangsa.
Secara ideal konsumsi masyarakat atas berita jurnalisme yang sudah menjadi
bagian kehidupan sehari-hari akan meningkatkan ketajaman berpikir dalam
menganalisa berbagai berita yang dikonsumsi. Namun kendala yang sering
dihadapi pada dasarnya merupakan berita yang sensitive menyangkut kepentingan
pribadi dan dijadikan konsumsi public. Artinya masyarakat belum peduli dalam
menampilkan berita antara konsumsi public dengan pribadi. Hal ini seringkali
menimbulkan ketegangan maupun perbedaan pendapat yang berujung pada
perpecahan. Kelemahannya terletak pada peraturan perundang-undangan terkait
pengaturan kebebasan pers dalam berekspresi serta penegakan hukum tergolong
lemah, isu HAM masih sering dijadikan senjata bagi sebagian pihak (pers) dalam
melakukan pembelaan.
Upaya yang dapat dilakukan terkait kondisi diatas adalah membentuk badan
sensor berita, menampilkan superioritas hukum dalam mendampingi jurnalis
maupun blogger memisahkan berita yang menjadi konsumsi public dan pribadi, lebih
sering menampilkan/prioritas program berita/jurnalisme yang diarahkan pada
kemajuan atau perkembangan pembangunan bangsa dalam menghadapi perubahan
maupun kekayaan bangsa dari aspek Ipolek sosbud hankam serta bekerja sama
dengan operator jaringan untuk menyaring dan menampilkan berita yang layak
dijadikan konsumsi public.
memiliki pola pikir yang beragam. Sementara kelemahannya adalah setiap elemen
masyarakat memiliki kepentingan berbeda yang akan menyulitkan pemerintah dalam
pengendalian informasi.
Upaya yang dapat dilakukan adalah pertama memperkuat hukum beserta
perangkat penegakan yang mampu menembus belantara informasi Indonesia yang
dapat dijadikan sandaran dalam mempererat persatuan dan kesatuan bangsa.
Kedua, melakukan kerja sama dengan operator jaringan dalam penyampaian berita
dan pembinaan kepada masyarakat luas.
sasaran Suriah dan Ukraina masuk dalam kancah perang saudara, sementara actor
dibalik peperangan tersebut tidak diketahui secara jelas. Penciptaan kondisi lewat
propaganda dilakukan dengan memanfaatkan kemajuan teknologi informasi dan
ruang siber, selain dapat mendukung kerahasiaan operasi kontra juga penggiringan
opini masyarakat dapat mempercepat proses kehancuran suatu negara, sehingga
siapa saja dapat menguasai sendi-sendi kehidupan negara lain secara mudah dan
tanpa biaya besar dalam pengerahan kekuatan militer. Indonesia sebagai negara
dengan kekayaan alam berlimpah dan posisi strategis di persimpangan jalur tersibuk
di dunia merupakan incaran banyak negara. Untuk itu peningkatan kekuatan militer
dan nir militer khususnya bidang teknologi informasi menjadi kebutuhan yang tidak
bisa ditunda, mengingat harapan tingkat kerahasiaan yang tinggi dalam kegiatan
operasi kontra dan jangkauan sasaran propaganda yang luas sudah menjadi bagian
dari perang modern.
Penggunaan teknologi informasi dalam kegiatan operasi kontra dan
propaganda bagi Indonesia masih menyimpan kendala dan kelemahan, antara lain
maraknya akun-akun manipulatif (clones) serta informasi palsu (hoax) yang
diproduksi dan disebarkan oleh pihak asing sehingga relative sulit bagi pemerintah
untuk mengontrol dan menggiring opini masyarakat terkait jumlah clones dan hoax
yang beredar di media.
Untuk menghindarkan kondisi di atas perlu diambil langkah-langkah yang
dapat digunakan sebagai upaya menanggulangi operasi kontra dan propaganda
yang diproduksi dan disebar oleh pihak asing. Upaya tersebut adalah melakukan
control dan pantauan atas penggunaan internet dan media social di masyarakat
melalui kerja sama dengan operator jaringan, pembuatan website dan penyebaran
berita melalui media social terkait peringatan, pembinaan dan informasi
perkembangan berita ter-update untuk membatasi sekaligus menggiring opini
masyarakat terkati perkembangan negara.
Penutup.
Dari panjang lebar pembahasan esai di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa
Strategi mengantisipasi peperangan ireguler di masa depan dapat dilakukan antara
lain : 1. dengan memanfaatkan perkembangan teknologi informasi dan komunikasi.
Menambah anggaran negara bagi penelitian, pembinaan dan pendidikan bela
negara, dukungan kebijakan berupa perangkat hukum, serta mengadakan kerja
sama disertai alih teknologi dengan negara lain; 2. Trend penggunaan media sosial
oleh generasi muda Indonesia saat ini belum terarah dengan baik. Dengan
mengoptimalkan pembinaan dan pelatihan personel (SDM) yang memiliki kreatifitas
dan inovatif dan memberikan prioritas anggaran bagi perkembangan dan kemajuan
informasi, melakukan kerja sama dengan operator jaringan maupun penyedia
software dalam membantu menangkal hoax dan dampak negative media social
lainnya; 3. Adanya perubahan dalam jurnalisme tradisional. Membentuk badan
sensor berita, menampilkan superioritas hukum dalam mendampingi jurnalis
maupun blogger, memprioritaskan program berita/jurnalisme kemajuan
pembangunan bangsa dari aspek Ipolek sosbud hankam serta bekerja sama dengan
operator jaringan untuk menyaring dan menampilkan berita yang layak dijadikan
konsumsi public; 4. Keberagaman target audiens dalam segala bentuk. Memperkuat
hukum beserta perangkat penegakan dan melakukan kerja sama dengan operator
jaringan; 5. Kegiatan operasi kontra dan propaganda. Melakukan control dan
pantauan atas penggunaan internet dan media social di masyarakat melalui kerja
sama dengan operator jaringan, pembuatan website dan penyebaran berita melalui
media social terkait peringatan, pembinaan dan informasi perkembangan berita ter-
update untuk menggiring opini masyarakat terkati perkembangan negara; dan 6.
Fenomena global ISIS perlu ditanggapi dengan meningkatkan kemampuan negara
14
Rommy
Mayor Inf NRP ………..
Referensi
1. Keputusan Danseskoad Nomor Kep/91/IV/2017, tanggal 18 April 2017 tentang
pengesahan Naskah Departemen MK Teori Perang dan Strategi dengan Pokok
Bahasan Peperangan Irreguler.
2. Naskah Departemen tentang STrategi Perang.
3. Buku Putih Pertahanan Indonesia tahun 2008.
4. Buku Putih Pertahanan Indonesia tahun 2015.
5. Hikam, Muhammad AS, 2014 : Menyongsong 2014-2019, Memperkuat
Indonesia dalam dunia yang berubah, CV. Rumah Buku, Jakarta.
6. https://indonesiana.tempo.co/read/128499/2018/10/18/diemaskresnaduta/2019-
media-sosial-masih-akan-menjadi-alat-propaganda
7. https://inet.detik.com/cyberlife/d-3912429/130-juta-orang-indonesia-tercatat-aktif-
di-medsos