SKRIPSI
OLEH:
FANNY YAREN SITOMPUL
143307010064
SKRIPSI
Oleh:
Tim Penguji
Pembimbing, Penguji,
i
LEMBAR PERNYATAAN
Dengan ini penulis menyatakan bahwa dalam skripsi ini tidak terdapat
karya yang pernah diajukan untuk memperoleh gelar kesarjanaan di suatu
perguruan tinggi, dan sepanjang pengetahuan penulis juga tidak terdapat karya
atau pendapat yang pernah ditulis atau diterbitkan oleh orang lain, kecuali yang
secara tertulis diacu dalam naskah ini dan disebutkan dalam daftar pustaka
Penulis
143307010064
ii
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
A. IDENTITAS
Nama : Fanny Yaren Sitompul
Tempat/ Tanggal lahir : Onanhasang 1 januari 1997
Agama : Kristen Protestan
Status Perkawinan : Belum Kawin
Anak Ke : 9 dari 9 bersaudara
Alamat Rumah : Ayahanda Jl Gelas no 1
B. RIWAYAT PENDIDIKAN
Tahun 2002- 2008 : SD Negeri 173265 Pahae Julu
Tahun 2008-2011 : SMP Negeri 1 Pahae Julu
Tahun 2011-2014 : SMK Farmasi YPFSU Medan
Tahun 2014–sekarang : Fakultas kedokteran Universitas Prima Indonesia Medan
iii
KATA PENGANTAR
Segala puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa,
berkat rahmat dan anugrah-Nya penulis dapat menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah
(KTI) ini yang berjudul “HUBUNGAN POLA MAKAN DENGAN
KEJADIAN SINDROMA DISPEPSIA PADA SISWA/SISWI SEKOLAH
MENENGAH KEJURUAN (SMK) FARMASI YPFSU MEDAN 2017”.
Penyusunan karya ilmiah ini disusun untuk memenuhi salah satu syarat dalam
memperoleh gelar sarjana kedokteran (s.ked) di fakultas kedokteran Universitas
Prima Indonesia.
Dalam penulisan karya tulis ilmiah ini, penulis menyadari bahwa tanpa
bimbingan, dukungan dan doa dari berbagai pihak, karya ilmiah ini tidak dapat
diselesaikan tepat pada waktunya. Oleh karena itu penulis mengucapkan
terimakasih kepada semua pihak yang telah membantu dalam proses pengerjaan
karya tulis ilmiah ini, yaitu kepada:
1. Orang tua tercinta, ayahanda Tumpak Sitompul dan ibunda Magdalena
Simorangkir untuk segenap doa dan segala dukungan yang telah diberikan
kepada saya baik moril maupun materi. Untuk Abang saya Jimmy rivael
sitompul, Bismael sitompul, Titto sitompul, dan kakak saya Desi sitompul,
Carolina masriani sitompul St, maslin sitompul, joselina sitompul,
lamtiar sitompul yang telah banyak memberikan dukungan dan semangat
untuk menyelesaikan karya tulis ilmiah ini dengan baik
2. dr. I Nyoman Ehrinch Lister, M.Kes, AIFM, sebagai ketua Pembina
yayasan Universitas Prima Indonesia
3. dr. H. Yulitas Bachtiar, Sp.A (K) sebagai Dekan Fakultas Kedokteran
Universitas Prima Indonesia dan sekaligus dosen penguji yang telah banyak
memberikan masukan sehingga saya dapat menyelesaikan karya tulis ilmiah
4. dr. masdalena Nasution, M.Kes sebagai dosen pembimbing yang telah
banyak memberikan bimbingan dan pengarahan sehingga saya dapat
menyelesaikan karya tulis ilmiah
iv
v
vi
vii
Tabel 5.7 Distribusi Responden yang Mengalami Dispepsia pada Siswa SMK
Farmasi YPFSU Medan tahun 2017................................................... 27
Tabel 5. 8 Hasil Uji Hipotesis Hubungan antara Pola Makan terhadap Kejadian
Sindroma Dispepsia pada Siwa SMK Farmasi YPFSU Medan tahun
2017 .................................................................................................... 28
x
DAFTAR GAMBAR
xi
DAFTAR LAMPIRAN
xii
DAFTAR SINGKATAN
xiii
ABSTRAK
xiv
ABSTRACT
xv
BAB 1
PENDAHULUAN
1
2
pulih, inilah penjelasan kenapa angka prevalensinya stabil (Talley dan Vakil,
2005).
Berdasarkan penelitian yang dilakukan Rohani et al. (2014), terdapat
hubungan antara pola makan dengan sindroma dispepsia pada remaja putri di
SMP Negri1 Karya Pengggawa Kabupaten Pesisir Barat tahun 2013. Dengan odd
rasio 4,254. Penelitian yang dilakukan nya merupakan penelitian kuantitafif
dengan model crosssectional pada 165 orang remaja putri di SMP Negri 1 Karya
Penggawa Kabupaten Pesisir Barat pada tahun 2013.
Perkembangan gaya hidup dan pola hidup manusia yang semakin tidak
sehat di era globalisasi ini menyebabkan masyarakat tidak perduli terhadap pola
makan dan keteraturannya sehingga menyebabkan timbulnya berbagai penyakit
yang bisa bermanifestasi salah satunya sebagai sindroma dispepsia. Oleh karena
itu perlu dilakukan penelitian untuk mengetahui adakah hubungan pola makan
dengan kejadian sindroma dispepsia pada siswa/siswi SMK Farmasi YPFSU
Medan.
4
5
Gambar 2.2, Lapisan Lambung (Sumber: Paulsen, Fredrich, dan Jens Waschke.
2010. Sobotta Jilid 1 Atlas Anatomi Manusia Organ-Organ Dalam. Jakarta: EGC)
a.3. Fase usus sekresi lambung mencakup faktor-faktor yang berasal dari usus
halus yang mempengaruhi sekresi lambung. Fase usus sangat penting untuk
menghentikan aliran getah lambung
c. Pencernaan
Di lambung terjadi pencernaan karbohidrat dibawah pengaruh amilase liur.
Namun bagian dalam massa makanan yang tidak tercampur, bebas dari asam.
pencernaan oleh getah lambung itu sendiri berlangsung di antrum lambung,
tempat makanan dicampur merata dengan HCl dan pepsin yang mengawali
pencernaan protein.
d. Penyerapan
Tidak ada makanan atau air yang diserap ke dalam darah melalui mukosa
lambung. Namun dua bahan non- nutrien dapat diserap langsung dari dalam
lambung seperti etil alkohol dan aspirin (Sherwood, 2011).
vagus. Nervus vagus tidak hanya merangsang sel parietal secara langsung,
tetapi memunkinkannya efek dari antral gastrin dan rangsangan lain dari
sel parietal. Dengan melihat, mencium bau atau membayangkan sesuatu
makanan saja sudah terbentuk asam lambung yang banyak mengandung
HCl dan pepsin. Hal ini terjadi secara reflektoris oleh karena reflek vagus
(Hadi, 2013).
b. Antikolinergik
c. Prokinetik
d. Golongan sitoprotektif
2.9.3. Pola makan
Pola makan dapat didefinisikan sebagai cara seseorang atau
sekelompok orang dalam memilih makanan dan mengkomsumsi sebagai
tanggapan pengaruh psikologi, fisiologi, pola makan yang sehat terdiri dari
dua hal yang penting yaitu, makanan yang sehat dan pola makan nya.
Makanan yang sehat yaitu makanan yang di dalam nya terkandung zat-zat
gizi yang dibutuhkan oleh tubuh.
Pesan dasar yang disampaikan oleh DEPKES RI mengenai
pedoman gizi seimbang adalah
a. Makanlah aneka ragam makanan
b. Makanlah makanan untuk memenuhi kecukupan energi
c. Makan makanlah sumber karbohidrat, setengah dari kebutuhan energi
d. Batasi konsumsi lemak dan minyak sampai seperempat dari
kebutuhan energi
e. Gunakan garam beryodium
f. Makanlah makanan sumber zat besi
g. Berikan ASI saja kepada bayi sampai umur empat bulan
h. Biasakan makan pagi
i. Minumlah air bersih,aman yang cukup jumlahnya
j. Lakukan kegiatan fisik dan olahraga secara teratur
k. Hindari minum-minuman beralkohol
l. Makanlah makanan yang aman bagi kesehatan
m. Bacalah label pada makanan yang dikemas
Kriteria makanan yang sehat berimbang
a. Kuantitas cukup
Banyaknya makanan tergantung kepada kebutuhan setiap orang
sesuai dengan jenis dan lama kerja, berat badan, jenis kelamin, serta usia
b. Proposional
16
2.10. Hipotesis
H0: Tidak terdapat hubungan antara pola makan dengan sindrom dispepsia pada
siswi SMK Farmasi YPFSU
Ha: Terdapat hubungan antara pola makan dengan sindrom dispepsia pada siswi
SMK Farmasi YPFSU
BAB 3
KERANGKA KONSEP DAN DEFINISI OPERASIONAL
Sindroma
Pola makan Dispepsia/
Bukan
Sindroma
Dispepsia
17
18
a. Abdominal discomfort
Variabel Abdominal discomfort
Definisi Nyeri perut
Alat ukur Wawancara/kuesioner
Hasil ukur Ya atau tidak
Skala Nominal
b. Heartburn
Variabel Heartburn
Definisi Adalah perasaan seperti
terbakar di substernal atau
dada
Alat ukur Wawancara/kuesioner
Hasil ukur Ya atau tidak
Skala Nominal
19
c. Nausea
Variabel Nausea
Definisi Sensasi tidak
menyenangkan yang samar
pada epigastrium dan dan
abdomen, dengan
kecendrungan untuk
muntah
Alat ukur Wawancara/kuesioner
Hasil ukur Ya atau tidak
Skala Nominal
d. Vomitus
Variabel Vomitus
Definisi Pengeluaran isi lambung
melalui mulut
Alat ukur Wawancara/kuesioner
Hasil ukur Ya atau tidak
Skala Nominal
e. Flatulence
Variabel Flatulence
Definisi Pembentukan gas dalam
jumlah berlebihan di
dalam lambung atau usus
Alat ukur Wawancara/kuesioner
Hasil ukur Ya atau tidak
Skala Nominal
20
f. Sendawa
Variabel Sendawa
Definisi Mengeluarkan gas melalui
mulut
Alat ukur Wawancara/kuesioner
Hasil ukur Ya atau tidak
Skala Nominal
g. Cepat kenyang
Variabel Cepat kenyang
Definisi Cepat puas makan
Alat ukur Wawancara/kuesioner
Hasil ukur Ya atau tidak
Skala Nominal
BAB 4
METODE PENELITIAN
21
22
a. Analisa Univariat
Analisa univariat adalah analisa yang dilakukan pada sebuah variabel.
Analisa ini dilakukan untuk bisa mendeskripsikan karakteristik/ gambaran umum
masing-masing variabel. Analisa ini dilakukan untuk menginformasikan mengenai
suatu variabel tanpa dikaitkan dengan variabel lain. Ditujukan untuk mengetahui
distribusi frekuensi masing-masing variabel dependent dan variabel independent
yang kemudian disajikan secara deskriptif dan dalam bentuk tabel.
b. Analisa Bivariat
Analisa bivariat yang digunakan dalam penelitian ini adalah untuk
mengetahui ada tidaknya hubungan antara dua variabel (variabel independent dan
variabel dependen) yaitu dengan uji Chi-square, jika tidak memenuhi syarat uji
chi-square maka dilakukan uji Fisher.Syarat uji chi-square adalah sel yang
mempunyai nilai expected kurang dari 5, maksimal 20% dari jumlah sel.
Untuk pengambilan keputusan uji chi-square, bisa dilakukan melalui dua
cara. Pertama bisa dilihat dari nilai p, jika nilai p < 0.05 maka H0 diterima
sebaliknya jika nilai p > 0.05 maka H0 ditolak. Selain pengeambilan keputusan
melalui nilai p, bisa juga dengan nilai Chi-Square. Jika nilai Chi-Square hitungan
<Chi-Square tabel maka H0 diterima, sebaliknya jika nilai Chi-Square hitungan
>Chi-Square tabel maka H0 ditolak.
BAB 5
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
1 Ya 48 57.1
2 Tidak 36 42.9
Total 84 100.0
Dari table 5.1 di atas dapat dilihat bahwa terdapat lebih banyak
respoden yang memiliki keadaan abdominal discomfort yaitu sebanyak 48
orang (57,1%) dan sisanya 36 orang (42,9%) tidak memiliki keluhan
abdominal discomfort.
24
25
1 Ya 6 7.1
2 Tidak 78 92.9
Total 84 100.0
Dari table 5.2 di atas dapat dilihat bahwa terdapat lebih banyak
responden yang tidak memiliki keluhan heartburn yaitu sebanyak 78
orang (92,9%) dan sisanya 6 orang (7,1%) memiliki keluhan heartburn.
1 Ya 28 33.3
2 Tidak 56 66.7
Total 84 100.0
1 Ya 8 9.5
2 Tidak 76 90.5
Total 84 100.0
Dari table 5.4 di atas dapat dilihat bahwa terdapat lebih sedikit
responden dengan keluhan vomitus yaitu hanya 8 orang (9,5%)
dibandingkan dengan yang tidak memiliki keluhan vomitus yaitu sebanyak
76 orang (90,5%).
Dari table 5.5 di atas dapat dilihat terdapat lebih sedikit responden
dengan keluhan flatulence yang hanya 40 orang (47,6%) dibandingkan
dengan yang tidak memiliki keluhan flatulence sebanyak 44 orang
(52,4%).
27
Dari table 5.6 di atas dapat dilihat bahwa terdapat lebih banyak
responden dengan pola makan yang teratur yaitu sebanyak 45 orang
(53,6%) dan sisanya 39 orang (46,4%) memiliki pola makan yang tidak
teratur (46,4%).
1 Dispepsia 70 83.3
2 Bukan Dispepsia 14 16.7
Total 84 100.0
Dari table 5.7 di atas dapat dilihat bahwa terdapat lebih banyak
responden yang diduga mengalami dispepsia yaitu sebanyak 70 orang
(83,3%) dan hanya terdapat 14 orang (16,7%) yang tidak mengalami
sindroma dispepsia.
28
Dari table 5.8 di atas dapat dilihat bahwa terdapat hubungan yang
secara statistik bermakna antara pola makan terhadap kejadian sindroma
dispepsia pada siswa SMK YPFSU Medan tahun 2017, hal ini tercermin
dari nilai p = 0,001. Kemudian dilakukan analisa untuk mengetahui
estimation of odds ratio atau Rasio prevalence (RP), dimana didapati nilai
RP adalah sebesar 15,438. Hal ini menunjukkan bahwa responden dengan
pola makan tidak teratur 15,438 kali berisiko mengalami dispepsia.
5.3. Pembahasan
5.3.1. Gambaran Gejala Klinis Sindroma Dispepsia pada Reponden
Dari gambar 5.1 di bawah ini dapat dilihat bahwa gambaran gejala
dispepsia paling banyak pada responden adalah Cepat Kenyang sebanyak
49 orang dan yang paling sedikit adalah gejala heartburn yaitu sebanyak 6
orang. Gambaran gejala lainnya adalah abdominal discomfort (48 orang),
flatulence (40 orang), sendawa (38 orang), nausea (28 orang), dan vomitus
(8 orang).
29
6.1. Kesimpulan
Adapun kesimpulan yang dapat diambi dari penelitian ini adalah:
a. Terdapat hubungan antara pola makan terhadap terjadinya dispepsia di SMK
YPFSU Medan (P=0,001). Dengan besarnya risiko kejadian dispepsia pada
responden dengan pola makan tidak teratur adalah 15,438 kali lebih berisiko
mengalami sindroma dispepsia dibandingkan dengan responden dengan pola
makan teratur.
b. Distribusi frekuensi responden berdasarkan gambaran dispepsia meliputi
Abdominal discomfort sebesar 57,1%, heartburn sebesar 7,1%, nausea
sebesar 33,3%, vomitus sebesar 9,5%, dan Flatulance sebesar 47,6%.
6.2. Saran
Perlu dilakukannya penelitian lebih lanjut mengenai faktor-faktor lainnya
yang mempengaruhi hubungan antara pola makan dengan kejadian sindroma
dispepsia.
31
DAFTAR PUSTAKA
Almatsier, Sunita. 2009. Prinsip Dasar Ilmu Gizi. Jakarta: PT. Gramedia Pustaka
Utama
Irianto, Djoko Pekik. 2017. Pedoman Gizi Lengkap Keluarga & Olahragawa Edisi
Revisi. Yogtyakarta: CV. Andi Offset
Paulsen, Fredrich, dan Jens Waschke. 2012. Sobotta Jilid 2 Atlas Anatomi
Manusia Organ-Organ Dalam Edisi 23. Jakarta: EGC. 77-8
Rohani, M. Ricko Gunawan, Iit Imas Masitoh, dan Dian Prima Furqoni,
“Hubugan Pola Makan dengan Sindroma Dispepsia dengan Remaja Putri
di SMP Negri 1 Karya Penggawa Kabupaten Pesisir Barat tahun 2013”,
Journal Kesehatan Holistik 8(2), 2014, 94-8
Sherwood, Lauralee. 2011. Fisiologi Manusia: Dari Sel ke Sistem, Ed. 6. Jakarta:
EGC.
Sloane, Ethel. 2003. Anatomi dan Fisiologi untuk Pemula. Jakarta: EGC. 285-6
Talley, Nicholas J. dan Nimish Vakil. 2005. “Guidelines for the Management of
Dyspepsia”. American Journal of Gastroenterology, 2324-37
http://www.nature.com/ajg/journal/v100/n10/full/ajg2005413a.html?foxtro
tcallback=true (Diakses: 12 Agustus 2017)
Putri, Citra Yuriana, Amelis, dan Asterina. 2016. Gambaran Klnis dn Endoskopi
Saluran Cerna Bagian Atas Pasien Dipepsia di Bagian RSUP dr. M.
Dajamil Padang. Jurnal Kesehatan Andalas 5(2); 343-8
LAMPIRAN
Lampiran 1 Master Data
No Dugaan Abdominal Heartburn Nausea Vomiting Flatulence Sendawa Cepat Pola Makan
Dispepsia Discomfort Kenyang
1. Dispepsia Ya Tidak Tidak Tidak Tidak Tidak Tidak Tidak
Teratur
2. Dispepsia Ya Tidak Tidak Tidak Tidak Ya Ya Tidak
Teratur
3. Dispepsia Ya Tidak Tidak Tidak Tidak Tidak Ya Teratur
4. Dispepsia Tidak Tidak Tidak Tidak Ya Tidak Ya Teratur
5. Dispepsia Ya Tidak Tidak Tidak Ya Ya Ya Teratur
6. Bukan Tidak Tidak Tidak Tidak Ya Tidak Tidak Teratur
Dispepsia
7. Bukan Tidak Tidak Tidak Tidak Tidak Tidak Tidak Teratur
Dispepsia
8. Dispepsia Ya Tidak Ya Tidak Tidak Tidak Ya Tidak
Teratur
9. Dispepsia Ya Tidak Ya Tidak Ya Ya Ya Tidak
Teratur
10. Bukan Tidak Tidak Tidak Tidak Tidak Tidak Tidak Teratur
Dispepsia
11. Dispepsia Ya Tidak Ya Ya Ya Tidak Ya Tidak
Teratur
12. Dispepsia Tidak Tidak Tidak Tidak Ya Tidak Ya Tidak
Teratur
13. Dispepsia Ya Tidak Tidak Tidak Tidak Ya Ya Teratur
14. Dispepsia Tidak Tidak Tidak Tidak Tidak Tidak Ya Tidak
Teratur
15. Dispepsia Ya Tidak Tidak Tidak Ya Tidak Tidak Tidak
Teratur
16. Dispepsia Ya Tidak Ya Ya Ya Ya Tidak Tidak
Teratur
17. Dispepsia Ya Tidak Tidak Ya Tidak Ya Tidak Teratur
18. Dispepsia Tidak Tidak Ya Tidak Ya Tidak Ya Teratur
19. Dispepsia Ya Tidak Tidak Tidak Tidak Tidak Ya Teratur
20. Bukan Tidak Tidak Tidak Tidak Tidak Tidak Tidak Teratur
Dispepsia
21. Dispepsia Ya Tidak Tidak Tidak Tidak Tidak Ya Tidak
Teratur
22. Dispepsia Ya Tidak Tidak Tidak Ya Ya Ya Tidak
Teratur
23. Dispepsia Ya Tidak Tidak Tidak Tidak Tidak Tidak Teratur
24. Dispepsia Ya Tidak Ya Tidak Ya Tidak Tidak Tidak
Teratur
25. Bukan Tidak Tidak Tidak Tidak Tidak Tidak Tidak Teratur
Dispepsia
26. Dispepsia Ya Tidak Tidak Tidak Tidak Tidak Ya Tidak
Teratur
27. Dispepsia Ya Tidak Ya Tidak Tidak Tidak Ya Tidak
Teratur
28. Dispepsia Tidak Tidak Tidak Tidak Tidak Ya Ya Tidak
Teratur
29. Bukan Tidak Tidak Tidak Tidak Tidak Tidak Tidak Teratur
Dispepsia
30. Dispepsia Tidak Tidak Tidak Tidak Tidak Ya Ya Tidak
Teratur
31. Bukan Tidak Tidak Tidak Tidak Tidak Tidak Tidak Teratur
Dispepsia
32. Dispepsia Tidak Tidak Tidak Tidak Tidak Ya Ya Tidak
Teratur
33. Dispepsia Tidak Tidak Tidak Tidak Ya Ya Ya Tidak
Teratur
34. Dispepsia Tidak Tidak Ya Tidak Ya Tidak Tidak Tidak
Teratur
35. Dispepsia Tidak Tidak Ya Tidak Tidak Ya Tidak Tidak
Teratur
36. Dispepsia Ya Tidak Ya Ya Ya Ya Ya Teratur
37. Dispepsia Ya Tidak Tidak Tidak Tidak Tidak Tidak Teratur
38. Dispepsia Ya Tidak Tidak Tidak Tidak Ya Tidak Teratur
39. Dispepsia Ya Tidak Ya Tidak Ya Ya Tidak Tidak
Teratur
40. Dispepsia Tidak Tidak Ya Tidak Tidak Ya Ya Tidak
Teratur
41. Dispepsia Ya Tidak Tidak Tidak Ya Ya Ya Tidak
Teratur
42. Dispepsia Ya Tidak Tidak Tidak Tidak Ya Ya Teratur
43. Bukan Tidak Tidak Tidak Tidak Tidak Tidak Tidak Tidak
Dispepsia Teratur
44. Dispepsia Ya Ya Ya Tidak Tidak Tidak Ya Tidak
Teratur
45. Dispepsia Tidak Ya Ya Tidak Ya Tidak Ya Teratur
46. Dispepsia Ya Tidak Tidak Tidak Tidak Tidak Tidak Teratur
47. Dispepsia Ya Tidak Ya Tidak Tidak Tidak Ya Tidak
Teratur
48. Bukan Tidak Tidak Tidak Tidak Ya Ya Tidak Teratur
Dispepsia
49. Dispepsia Ya Tidak Tidak Tidak Tidak Tidak Ya Tidak
Teratur
50. Bukan Tidak Tidak Tidak Tidak Tidak Tidak Ya Teratur
Dispepsia
51. Dispepsia Tidak Tidak Tidak Tidak Ya Ya Tidak Tidak
Teratur
52. Dispepsia Tidak Tidak Tidak Tidak Tidak Ya Ya Teratur
53. Dispepsia Ya Tidak Tidak Tidak Tidak Tidak Tidak Teratur
54. Dispepsia Ya Tidak Ya Tidak Ya Ya Ya Tidak
Teratur
55. Dispepsia Ya Tidak Ya Tidak Tidak Ya Ya Teratur
56. Dispepsia Ya Ya Ya Tidak Ya Ya Ya Tidak
Teratur
57. Dispepsia Ya Tidak Ya Tidak Tidak Ya Ya Teratur
58. Dispepsia Ya Tidak Ya Ya Ya Ya Ya Teratur
59. Dispepsia Tidak Tidak Tidak Tidak Ya Tidak Ya Teratur
60. Dispepsia Ya Tidak Tidak Tidak Ya Tidak Tidak Teratur
61. Dispepsia Ya Tidak Ya Ya Ya Ya Tidak Teratur
62. Bukan Tidak Tidak Tidak Tidak Tidak Tidak Tidak Teratur
Dispepsia
63. Bukan Tidak Tidak Tidak Tidak Tidak Ya Tidak Teratur
Dispepsia
64. Dispepsia Ya Tidak Ya Tidak Ya Tidak Ya Tidak
Teratur
65. Dispepsia Ya Ya Ya Tidak Ya Ya Ya Teratur
66. Dispepsia Ya Tidak Tidak Tidak Ya Tidak Ya Teratur
67. Dispepsia Ya Tidak Tidak Tidak Ya Ya Ya Teratur
68. Dispepsia Tidak Ya Ya Tidak Ya Ya Ya Teratur
69. Dispepsia Tidak Tidak Tidak Tidak Ya Ya Ya Tidak
Teratur
70. Dispepsia Tidak Tidak Tidak Tidak Ya Ya Tidak Tidak
Teratur
71. Dispepsia Ya Ya Tidak Tidak Ya Tidak Tidak Tidak
Teratur
72. Dispepsia Ya Tidak Tidak Tidak Ya Tidak Ya Tidak
Teratur
73. Dispepsia Tidak Tidak Tidak Tidak Tidak Tidak Ya Tidak
Teratur
74. Dispepsia Tidak Tidak Ya Tidak Ya Ya Ya Teratur
75. Dispepsia Ya Tidak Tidak Tidak Ya Ya Ya Tidak
Teratur
76. Dispepsia Ya Tidak Tidak Tidak Ya Tidak Tidak Teratur
77. Dispepsia Ya Tidak Ya Ya Tidak Ya Tidak Teratur
78. Bukan Tidak Tidak Tidak Tidak Tidak Ya Tidak Teratur
Dispepsia
79. Dispepsia Tidak Tidak Tidak Tidak Tidak Tidak Ya Teratur
80. Dispepsia Ya Tidak Ya Tidak Tidak Tidak Ya Teratur
81. Bukan Tidak Tidak Tidak Tidak Tidak Tidak Tidak Teratur
Dispepsia
82. Dispepsia Ya Tidak Ya Ya Ya Ya Ya Teratur
83. Dispepsia Tidak Tidak Tidak Tidak Ya Tidak Tidak Tidak
Teratur
84. Dispepsia Ya Tidak Tidak Tidak Ya Tidak Tidak Tidak
Teratur
LAMPIRAN 2 – OUTPUT SPSS
Frequency Table
dugaan_sindroma_dispepsia
Abdominal_Discomfort
Heartburn
Nausea
Flatulence
Sendawa
Cepat_Kenyanng
Pola Makan
dugaan_sindroma_dispepsia Total
Tidak Teratur 38 1 39
Pola Makan
Teratur 32 13 45
Total 70 14 84
Chi-Square Tests
a. 0 cells (0.0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 6.50.
b. Computed only for a 2x2 table
Risk Estimate
Lower Upper
(...................................... )
Kuesoiner Pola Makan