Pielolitotomi
Ureterolitotomi
Sistostomi
PENGKAJIAN
Observasi urine
Riwayat keluarga
Faktor predisposisi
Pengetahuan pasien
1. Nyeri b.d iritasi dari pergerakan batu
Morfin / meferidin
Air panas / hangat area panggul
2. Cemas b.d kurang pengetahuan mengenai prosedur pembedahan
Kaji penyebab dan tingkat cemas
Ekspres feeling
Jelaskan prosedur
3. Resiko cidera b.d komplikasi post operasi
Rawat luka dan balutan
Pastikan aliran urine tidak kena luka
Tehnik steril
4. Kurang pengetahuan b.d kurang informasi mengenai kebutuhan cairan,
pembatasan diet dan obat-obatan
Cairan 2500 – 3000 ml / 3000 – 4000 ml
Kontrol intake kalsium
Menghindari makanan tinggi oksalat (teh, kopi, cola, bir, asparagus,
buncis, kol, bayam, anggur, vitamin C dosis tinggi)
Diet rendah purin (keju, anggur, jerohan)
jeli aluminium hidroksida (b.kalsium) natrium selulose fosfat
(b.allopurinil)
(BENIGNA PROSTAT HYPERTROFI)
I. DEFINISI
Terjadi pada laki-laki > 50 th
Pengaruh hormon
Hiperplasia dan hipertrofi
II. PATOFISIOLOGI
Prostat membesar menyumbat kolum vesikal /
uretra prostatik urine inkomplit / retensi urine
hidroureter hidronefrosis
MANIFESTASI KLINIK
Rektal digital
Urinalisis
Darah kimia
IVP, cistografi
Jantung dan pernafasan
PENATALAKSANAAN
Farmakologi
Antibiotik
Hindari phenylpropandamin
Alpha-Adrenergik (terazosin)
Retropubic Prostatectomy
Perineal Prostatectomy
Riwayat keluarga
Cemas
Medikasi
Pantau obstruksi
Pantau balutan
Latihan berkemih
Kardiovaskuler
Hipertensi
Pitting edema
Edema periorbital
Pulmoner
Krekel
Nafas dangkal
Kusmaul
Diabetus mellitus
Glumerulonefritis kronis
Pielonefritis
Hipertensi tak terkontrol
Obstruksi saluran kemih
Penyakit ginjal polikistik
Gangguan vaskuler
Lesi herediter
Agen toksik (timah, kadmium, dan merkuri)
PATOFISIOLOGI
Penurunan GFR
Penurunan GFR dapat dideteksi dengan mendapatkan urin 24 jam untuk pemeriksaan
klirens kreatinin. Akibt dari penurunan GFR, maka klirens kretinin akan menurun,
kreatinin akan meningkat, dan nitrogen urea darah (BUN) juga akan meningkat.
Gangguan klirens renal
Banyak masalah muncul pada gagal ginjal sebagai akibat dari penurunan jumlah
glomerulus yang berfungsi, yang menyebabkan penurunan klirens (substansi darah yang
seharusnya dibersihkan oleh ginjal)
Retensi cairan dan natrium
Ginjal kehilangan kemampuan untuk mengkonsentrasikan atau mengencerkan urin
secara normal. Terjadi penahanan cairan dan natrium; meningkatkan resiko terjadinya
edema, gagal jantung kongestif dan hipertensi.
Anemia
Anemia terjadi sebagai akibat dari produksi eritropoetin yang tidak adequate,
memendeknya usia sel darah merah, defisiensi nutrisi, dan kecenderungan untuk terjadi
perdarahan akibat status uremik pasien, terutama dari saluran GI.
Ketidakseimbangan kalsium dan fosfat
Kadar serum kalsium dan fosfat tubuh memiliki hubungan yang saling timbal balik, jika
salah satunya meningkat, yang lain akan turun. Dengan menurunnya GFR, maka terjadi
peningkatan kadar fosfat serum dan sebaliknya penurunan kadar kalsium. Penurunan
kadar kalsium ini akan memicu sekresi paratormon, namun dalam kondisi gagal ginjal,
tubuh tidak berespon terhadap peningkatan sekresi parathormon, akibatnya kalsium di
tulang menurun menyebabkab perubahan pada tulang dan penyakit tulang.
Penyakit tulang uremik(osteodistrofi)
Terjadi dari perubahan kompleks kalsium, fosfat, dan keseimbangan parathormon .