2014-1-00579-MN Bab2001
2014-1-00579-MN Bab2001
LANDASAN TEORI
2.1.2.1 Produk
2.1.2.1.1 Pengertian Produk
Produk menurut Kotler adalah segala sesuatu yang
dapat ditawarkan kepada pasar untuk diperhatikan, dibeli,
digunakan maupun dikonsumsi yang dapat memuaskan
kebutuhan atau kemauan Menurut Sugeng Widodo produk
adalah apa pun yang bisa ditawarkan ke sebuah pasar dan bisa
memuaskan sebuah keinginan dan kebutuhan.
Menurut Stanton, (1996:222), “A product is asset of
tangible and intangible attributes, including packaging, color,
price quality and brand plus the services and reputation of
seller”. Artinya sebuah produk adalah kumpulan dari atribut-
atribut yang nyata maupun tidak nyata, termasuk di dalamnya
kemasan, warna, harga, kualitas, dan merek ditambah dengan
jasa dan reputasi penjualannya.
Menurut Tjiptono (1999-95) secara konseptual produk
adalah pemahaman subyektif dari produsen atas “sesuatu”
yang bisa ditawarkan sebagai usaha untuk mencapai tujuan
organisasi melalui pemahaman kebutuhan dan keinginan
konsumen, sesuai dengan kompetensi dan kapasitas organisasi
serta daya beli.
2.1.2.2 Harga
Harga merupakan salah satu elemen dari bauran pemasaran
(marketing mix) dari ketiga elemen lainnya (produk, promosi, dan
distribusi). Penentuan harga pada suatu produk/jasa merupakan hal
yang akan berpengaruh besar pada keberlangsungan sebuah
produk/jasa yang dijual.
2.1.2.3 Tempat
Berbagai kegiatan perusahaan untuk membuat produk yang
dihasilkan/dijual terjangkau dan tersedia bagi pasar sasaran. Tempat
meliputi antara lain channels, coverage, assortments, locations,
inventory, dan transport. Produk tidak banyak artinya bagi pelanggan
apabila tidak tersedia pada saat dan tempat ia diinginkan.
2.1.2.4 Promosi
Merupakan aktivitas yang menyampaikan manfaat produk dan
membujuk pelanggan untuk membelinya.
2.1.3 Persepsi Harga
Menurut Schiffman dan Kanuk (2008: 160) persepsi harga adalah
pandangan atau persepsi mengenai harga bagaimana konsumen memandang
harga tertentu (tinggi, rendah, wajar) mempengaruhi pengaruh yang kuat
terhadap maksud membeli dan kepuasan membeli.
Menurut Peter dan Olson (2010: 447) “Price perception concern how
price information is comprehended by consumers and made meaningful to
them.” Dapat diartikan bahwa bagaimana informasi harga dapat dipahami
oleh konsumen dan membuat berarti bagi konsumen.
Menurut Keller (2008), strategi harga dapat menentukan bagaimana
konsumen mengkategorikan harga dari suatu merek (apakah rendah, sedang,
atau tinggi), dan bagamana perusahaan atau seberapa fleksibel mereka dalam
memikirkan harga.
Konsumen selalu mengurutkan merek berdasarkan tingkat harga
dalam kategori produk. Misalnya kategori mobil dimana pasti ada hubungan
antara harga dan kualitas. Mobil yang harganya semakin mahal yang sudah
tertanam dibenak konsumen bila melihat dari harga dan kualitasnya,
contohnya Mercedes Benz, BMW, dan lain sebagainya.
2.1.4 Kualitas
Berbicara mengenai produk maka aspek yang perlu diperhatikan
selanjutnya adalah kualitas produk. Menurut American Society for Quality
Control, kualitas adalah “the totality of features and characteristics of a
product or service that bears on its ability to satisfy given needs”, artinya
keseluruhan ciri dan karakter-karakter dari sebuah produk atau jasa yang
menunjukkan kemampuannya untuk memuaskan kebutuhan yang tersirat.
Definisi ini merupakan pengertian kualitas yang berpusat pada konsumen
sehingga dapat dikatakan bahwa seorang penjual telah memberikan kualitas
bila produk atau pelayanan telah memenuhi atau melebihi harapan
konsumen.
Kualitas produk merupakan pemahaman bahwa produk yang
ditawarkan oleh penjual mempunyai nilai jual lebih yang tidak dimiliki oleh
produk pesaing. Oleh karena itu perusahaan berusaha memfokuskan pada
kualitas produk dan membandingkannya dengan produk yang ditawarkan
oleh perusahaan pesaing. Akan tetapi, suatu produk dengan penampilan
terbaik atau bahkan dengan tampilan lebih baik bukanlah merupakan produk
dengan kualitas tertinggi jika tampilannya bukanlah yang dibutuhkan dan
diinginkan oleh pasar.
Menurut Kotler dan Armstrong (2004, p.283) arti dari kualitas produk
adalah “the ability of a product to perform its functions, it includes the
product’s overall durability, realibility, precision, ease of operation and
repair, and other valued attributes” yang artinya kemapuan sebuah produk
dalam memperagakan fungsiny, hal itu termasuk keseluruhan durabilitas,
realibitas, ketepatan, kemudahan pengoperasian dan reparasi produk juga
atribut produk lainnya.
2.2 Ritel
2.2.1 Pengertian Ritel
Ritel atau penegeceran adalah semua kegiatan yang terlibat dalam
penjualan barang atau jasa langsung ke konsumen akhir untuk penggunaan
pribadi non-bisnis. Berbagai institusi-manufaktur, perusahaan wholeseller,
dan retailer: bisnis yang penjualan utamanya diperoleh dari mengecer.
Walaupun sebagian besar ritel dilakukan di toko eceran, pada tahun-tahun
belakangan ini pengeceran nontoko-menjual melalui pos, telepon, pintu ke
pintu, mesin penjualan, internet, dan berbagai media elektronik-berkembang
dengan sangat cepat.
1. Jumlah Jasa
Produk yang berbeda membutuhkan jumlah jasa yang berbeda, dan
pilihan layanan yang diharapkan pelanggan berbeda satu sama lain.
Pengecer dapat menawarkan salah satu dari tiga tingkatan layanan-
swalayan, layanan terbatas, dan layanan penuh.
a. Pengecer swalayan (self-service retailer)
Pada saat ini swalayan adalah dasar dari semua toko diskon
dan biasanya digunakan oleh penjual barang-barang
kebutuhan harian (seperti supermarket) dan barang-barang
belanjaan yang perputarannya cepat dan bermerek nasional.
b. Pengecer dengan layanan (limited-service retailer)
Dimana mereka menyajikan layanan penjualan lebih banyak
karena mereka menjual barang belanjaan yang mana
pembelinya membutuhkan informasi lebih banyak.
c. Pengecer dengan layanan penuh (full-service retailer)
Dalam pengecer dengan layanan penuh, seperti toko khusus
dan departmen store kelas atas, para tenaga penjual membantu
pelanggan dalam setiap tahap proses berbelanja. Toko
pelayanan penuh biasanya menjual lebih banyak barang-
barang khusus yang untuknya para pelanggan merasa senang
untuk “ditunggui”.
2. Lini Produk
Para pengecer juga dapat diklasifikasikan berdasarkan luas dan
kedalaman bauran produk mereka.
a. Toko khusus (speciality store) menjual lini produk yang
sempit dengan bauran produk yang mendalam untuk setiap
lini yang dijual. Saat ini toko khusus mengalami
perkembangan yang pesat. Meningkatnya penggunaan
segmentasi pasar, penetapan sasaran pasar, dan spesialisasi
produk berdampak pada meningkatnya kebutuhan akan toko
yang berfokus pada produk dan segmen tertentu.
b. Departemen Store menjual variasi lini produk yang sangat
lebar. Toko ini berkembang dengan cepat di sepanjang paruh
pertama abad ini. Namun demikian, di sepanjang beberapa
dekade terakhir, departemen store mengalami tekanan menuju
toko khusus yang fleksibel dan lebih fokus di satu sisi dengan
toko yang lebih efisien dan dengan harga yang lebih rendah.
c. Supermarket adalah jenis toko yang paling sering dikunjungi.
Saat ini mereka menghadapi pertumbuhan penjualan yang
lambat karena lambatnya pertumbuhan populasi penduduk dan
adanya peningkatan persaingan toko barang kebutuhan harian,
toko pangan diskon, dan superstore. Supermarket juga
mengalami pukulan keras dari perubahan yang sangat cepat
dari kebiasaan makan diluar rumah.
d. Toko barang kebutuhan harian (convenience store) adalah
toko kecil yang menjual sejumlah kecil lini produk barang
kebutuhan harian yang perputarannya tinggi.
e. Superstore ukurannya jauh lebih besar dari supermarket pada
umumnya dan menyediakan ragam produk yang luas dari
produk-produk makanan, bukan makanan, dan jasa yang
dibeli secara rutin.
Perceived
Product
Involvemen
Quality
t
Purchase
Intention
Values Overall
Satisfaction
Country-of-
Origin
Keputusan
Persepsi
Pembelian
Kualitas
Persepsi Harga