Anda di halaman 1dari 10

Jurnal Akuntansi, Ekonomi dan Manajemen Bisnis Article History

Vol. 2, No. 1, July 2014, 45-54 Received May, 2014


p-ISSN: 2337-7887 Accepted June, 2014

Analisis Rasio Keuangan pada PT Citra Tubindo Tbk.


Sarianta Br Sinaga

Program Studi Akuntansi


Jurusan Manajemen Bisnis Politeknik Negeri Batam

Abstrak

Penelitian tugas akhir ini dilaksanakan di PT Citra Tubindo Tbk. Adapun Tujuan dilakukan penelitian ini adalah
untuk mengetahui perhitungan dan perkembangan rasio keuangan PT Citra Tubindo Tbk. Teknik pengumpulan
data yang digunakan adalah teknik data sekunder. Metode analisis data yang digunakan adalah metode deskriftif.
Simpulan dari hasil penelitian ini bahwa kondisi laporan keuangan PT Citra Tubindo Tbk. menurut rasio keuangan
(rasio profitabilitas, rasio likuiditas, rasio solvabilitas, dan rasio aktivitas) menunjukkan kondis yang sehat (nilai
baik).

Kata kunci: Analisis, laporan keuangan, dan rasio keuangan.

Pendahuluan Semakin baik rasio profitabilitas maka semakin


baik menggambarkan kemampuan tingginya
PT Citra Tubindo Tbk. adalah perusahaan yang perolehan keuntungan perusahaan. Rasio
bergerak dalam bidang manufaktur dan jasa. PT profitabilitas secara umum ada 3 (tiga) yaitu:
Citra Tubindo Tbk. memproduksi pipa untuk
pengeboran minyak bumi dan menyediakan 1) Net Profit Margin Ratio (NPM)
penyelesaian akhir tabung minyak negara untuk Rasio ini digunakan untuk menghitung
industri minyak (Oil country tubular goods). seberapa besar kemampuan perusahaan
Perusahaan ini berdiri pada tahun 1983 dan mulai menghasilkan laba bersih (neto) pada
beroperasi pada tahun 1984 yang beralamat di jalan tingkat penjualan tertentu. Net profit
Hang Kestury KM 04 Kabil Batam. margin ratio dapat dihitung dengan
Bagi investor, menganalisis laporan keuangan ada menggunakan rumus sebagai berikut:
empat rasio keuangan yang paling dominan untuk
dijadikan patokan dalam melihat kondisi kinerja Laba Bersih
𝑁𝑒𝑡 𝑃𝑟𝑜𝑓𝑖𝑡 𝑀𝑎𝑟𝑔𝑖𝑛 𝑅𝑎𝑡𝑖𝑜 =
suatu perusahaan yaitu rasio likuiditas (liquidity Penjualan
ratio), rasio profitabilitas (profitability ratio), rasio
solvabilitas (solvability ratio) dan rasio aktivitas 2) Return on investment (ROI)
(activity ratio). Analisis rasio likuiditas (liquidity Rasio ini dignakan untuk menghitung
ratio) dapat digunakan untuk mengetahui seberapa besar kemampuan perusahaan
kemampuan perusahaan dalam memenuhi menghasilkan laba bersih berdasarkan
kebutuhan kewajiban jangka pendeknya bila jatuh tingkat asset tertentu. Return on investment
tempo. ratio dapat menghitung dengan
menggunakan rumus sebagai berikut:
Tinjauan Pustaka
𝑅𝑒𝑡𝑢𝑟𝑛 𝑜𝑛 𝑖𝑛𝑣𝑒𝑠𝑡𝑚𝑒𝑛𝑡 (𝑅𝑂𝐼)
Pembagian Analisis Rasio Laba Bersih Setelah Pajak
=
Menurut Fahmi (2011), rasio (ratio) disebut sebagai Total Aktiva
perbandingan jumlah dari satu jumlah dengan
jumlah lainnya, kemudian dilihat perbandingannya 3) Return on equity (ROE)
dengan harapan nantinya akan ditemukan jawaban Rasio ini digunakan untuk mengukur
yang selanjutnya dijadikan bahan kajian untuk kemampuan perusahaan menghasilkan laba
dianalisis atau diputuskan. Ada 4 (empat) kelompok bersih berdasarkan modal saham tertentu.
rasio keuangan yaitu: Return on equality ratio dapat dihitung
dengan menggunakan rumus sebagai
berikut:
a. Rasio Profitabilitas
Laba setelah pajak
Menurut Fahmi (2011), rasio profitabilitas 𝑅𝑒𝑡𝑢𝑟𝑛 𝑂𝑛 𝐸𝑞𝑢𝑖𝑡𝑦 =
adalah rasio yang mengukur besar kecilnya Modal sendiri
tingkat keuntungan yang diperoleh perusahaan.
45 | Jurnal Akuntansi, Ekonomi dan Manajemen Bisnis | Vol. 2, No. 1, July 2014, 45-54 | p-ISSN: 2337-7887
b. Rasio Likuiditas menunjukkan proporsi modal sendiri yang
Menurut Fahmi (2011), rasio likuiditas rendah untuk membiayai aktiva. Debt to
(liquidity ratio) adalah kemampuan equity ratio dapat dihitung menggunakan
perusahaan untuk memenuhi kewajiban jangka rumus sebagai berikut:
pendeknya secara tepat waktu. Semakin tinggi
rasio likuiditas semakin besar kemampuan Total Utang
perusahaan untuk memenuhi kewajiban jangka 𝐷𝑒𝑏𝑡 𝑡𝑜 𝐸𝑞𝑢𝑖𝑡𝑦 𝑅𝑎𝑡𝑖𝑜 =
Modal sendiri
pendek perusahaan. Secara umum rasio
likuiditas ada 2 (dua), yaitu: d. Rasio Aktifitas (Activity Ratio)
Fahmi (2011), rasio aktivitas adalah rasio yang
1) Current ratio menggambarkan sejauh mana suatu
Rasio ini digunakan untuk mengukur perusahaan mempergunakan sumber daya
kemampuan perusahaan memenuhi yang dimilikinya guna menunjang aktivitas
liabilitas jangka pendek. Semakin tinggi perusahaan. Rasio aktivitas terdiri atas:
current ratio ini berarti semakin besar 1) Perputaran Persediaan (Inventory
kemampuan perusahaan untuk memenuhi Turnover)
kewajiban jangka pendek. Current ratio Perputaran persediaan (inventory turnover)
dapat dihitung dengan menggunakan yaitu rasio untuk mengukur efisiensi
rumus sebagai berikut: penggunaan persediaan atau rasio untuk
mengukur kemampuan dana yang tertanam
Aktiva Lancar dalam persediaan untuk berputar dalam
𝐶𝑢𝑟𝑟𝑒𝑛𝑡 𝑅𝑎𝑡𝑖𝑜 = suatu periode tertentu. Inventory turnover
Utang Lancar
dapat dihitung dengan menggunakan
2) Quick ratio rumus sebagai berikut:
Rasio ini digunakan untuk mengukur
kemampuan perusahaan memenuhi Harga Pokok Penjualan
𝐼𝑛𝑣𝑒𝑛𝑡𝑜𝑟𝑦 𝑇𝑢𝑟𝑛𝑜𝑣𝑒𝑟 =
liabilitas jangka pendek dari aset lancar. Rata − rata Inventory
Quick ratio dapat dihitung dengan
menggunakan rumus sebagai berikut: 2) Fixed assets turnover (Perputaran aktiva
tetap)
Aktiva Lancar − Persediaan Rasio ini digunakan untuk mengukur
𝑄𝑢𝑖𝑐𝑘 𝑅𝑎𝑡𝑖𝑜 = sejauh mana kemampuan perusahaan
Utang Lancar
menghasilkan penjualan berdasarkan
aktiva tetap yang dimiliki perusahaan.
c. Rasio Solvabilitas Perputaran aktiva tetap dapat dihitung
Fahmi (2011), rasio solvabilitas adalah rasio dengan menggunakan rumus sebagai
yang mengukur kemampuan perusahaan dalam berikut:
memenuhi kewajiban (utang) jangka
panjangnya. Secara umum rasio solvabilitas ada Penjualan
𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝐴𝑠𝑠𝑒𝑡𝑠 𝑇𝑢𝑟𝑛𝑜𝑣𝑒𝑟 =
2 (dua) yaitu: Total aktiva
1) Debt ratio (Rasio kewajiban terhadap
aktiva)
Rasio ini digunakan untuk mengukur Metodologi Penelitian
seberapa besar dana pinjaman yang
digunakan untuk membiayai aktiva Objek dalam penelitian ini adalah laporan keuangan
perusahaan. Semakin tinggi rasio ini maka tahunan (annual report) PT Citra Tubindo Tbk.
semakin besar resiko yang dihadapi dan yang terdiri dari laporan laba rugi dan neraca selama
investor akan meminta tingkat keuntungan periode tahun 2006-2013.
yang semakin tinggi. Debt ratio dapat Dalam penelitian ini penulis menggunakan metode
dihitung dengan menggunakan rumus analisis deskriptif.
sebagai berikut:
Pembahasan
Total Utang
𝐷𝑒𝑏𝑡 𝑅𝑎𝑡𝑖𝑜 = Rasio Profabilitas
Total Aktiva
Untuk menghitung rasio profabilitas yang terdiri
2) Debt to Equity Ratio (Rasio kewajiban atas net profit margin, return on investment dan
terhadap ekuitas) return on equity adalah:
Rasio ini digunakan untuk mengukur dana a. Net Profit Margin (NPM)
yang disediakan oleh kreditur dan dana yang Net profit margin perusahaan pada tahun 2006
disediakan oleh pemilik rasio yang tinggi adalah sebesar 8,608% yang artinya bahwa
46 | Jurnal Akuntansi, Ekonomi dan Manajemen Bisnis | Vol. 2, No. 1, July 2014, 45-54 | p-ISSN: 2337-7887
setiap Rp 1,- penjualan mampu menghasilkan kerugian selisih kurs, naiknya beban bunga, dan
laba setelah pajak sebesar 8,608%. Rasio net adanya kerugian penurunan nilai aktiva tetap
profit margin PT Citra Tubindo Tbk. berupa mesin dan peralatan yang dimiliki oleh
mengalami penurunan pada tahun 2007 sebesar salah satu anak perusahaan. Pada tahun 2009
0,202%, hal ini disebabkan oleh naiknya beban rasio NPM perusahaan mengalami penurunan
pajak yang ditanggung perusahaan. Penurunan sebesar 0,735% karena turunnya penjualan
net profit margin perusahaan pada tahun 2008 perusahaan, adanya kenaikan beban bunga dan
sebesar 1,729% karena turunnya laba setelah adanya penambahan penyisihan kerugian
pajak. Laba setelah pajak turun karena adanya persediaan.

30.000%
24.590%
25.000%
20.000% 17.084% 15.671%
15.000%
8.608% 8.406% 8.595%
10.000% 6.677% 5.942%
5.000%
0.000%
2006 2007 2008 2009 2010 2011 2012 2013

Grafik 1. Perkembangan net profit margin ratio PT Citra Tubindo Tbk.


Sumber: Diolah kembali

Pada tahun 2010 dan tahun 2011 rasio NPM PT mengalami kenaikan yaitu sebesar 1,762% pada
Citra Tubindo mengalami kenaikan. Kenaikan yang tahun 2007 dan 0,165% pada tahun 2008.
tejadi dua tahun berturut-turut ini disebabkan karena Kenaikan ROI pada tahun 2007 disebabkan
kenaikan laba setelah pajak lebih besar dibanding oleh kenaikan laba kotor dan penurunan total
kenaikan beban pajak yang ditanggung oleh PT aktiva perusahaan. Kenaikan laba kotor
Tubindo Tbk. Laba setelah pajak meningkat karna disebabkan oleh adanya kenaikan penjualan
peningkatan penjualan perusahaan sedangkan yang lebih besar dari harga pokok penjualan
penurunan beban pajak karena adanya penyisihan perusahaan, sedangkan penurunan total aktiva
kerugian persediaan dan turunnya penyusutan aktiva disebabkan berkurangnya persediaan. Kenaikan
tetap dan penyisihan nilai piutang usaha anak ROI pada tahun 2008 disebabkan oleh kenaikan
perusahaan. laba kotor dan meningkatnya total aktiva
Pada tahun 2012 dan tahun 2013 rasio NPM PT perusahaan. Kenaikan laba kotor disebabkan
Citra Tubindo Tbk. mengalami penurunan, yaitu oleh adanya kenaikan penjualan yang lebih
pada tahun 2012 terjadi penurunan sebesar 7,505% besar dari harga pokok penjualan perusahaan,
dan tahun 2013 sebesar 1,413%. Penurunan yang sedangkan peningkatan total aktiva disebabkan
terjadi pada tahun 2012 karena adanya penurunan bertambahnya persediaan perusahaan.
laba setelah pajak. Penurunan laba setelah pajak Penurunan ROI pada tahun 2009 disebabkan
disebabkan adanya kerugian selisih kurs, naiknya oleh penurunan laba kotor dan meningkatnya
beban bunga, dan adanya kerugian penurunan nilai total aktiva perusahaan. Pada tahun 2010 ROI
aktiva tetap yang dimiliki oleh salah satu anak menurun karena kenaikan laba kotor dan
perusahaan, sedangkan penurunan rasio NPM tahun bertambahnya aktiva perusahaan. Kenaikan
2013 disebabkan adanya penurunan pada laba laba kotor karena meningkatnya penjualan
setelah pajak yang disebabkan kenaikan biaya pajak sedangkan kenaikan aktiva perusahaan karena
yang ditanggung pada tahun 2013 sama dengan bertambahnya persediaan.
kenaikan laba setelah pajak. Pada tahun 2011 ROI mengalami kenaikan
sebesar 11,056% yang dikarenakan kenaikan
a. Return on investment (ROI) laba kotor dan penurunan total
Perkembangan return on investment PT Citra aktiva.Kenaikan laba kotor disebabkan oleh
Tubindo Tbk. periode tahun 2006 sampai adanya penurunan harga pokok penjualan yang
dengan tahun 2013 seperti pada Grafik 2. lebih besar dari penjualan perusahaan,
Return on investment PT Citra Tubindo Tbk. sedangkan penurunan aktiva disebabkan
pada tahun 2006 adalah sebesar 22,118% yang berkurangnya persediaan pada perusahaan.
berarti bahwa setiap Rp1,- aktiva perusahaan Pada tahun 2013return on investment
mampu menghasilkan laba kotor sebesar mengalami kenaikan sebesar 2,222%.
22,118%. Pada tahun 2007 dan tahun 2008 Kenaikan ini disebabkan oleh meningkatnya
47 | Jurnal Akuntansi, Ekonomi dan Manajemen Bisnis | Vol. 2, No. 1, July 2014, 45-54 | p-ISSN: 2337-7887
laba kotor dan total aktiva perusahaan. jasa, sedangkan kenaikan total aktiva
Peningkatan laba kotor disebabkan oleh perusahaan karena bertambahnya aktiva tidak
meningkatnya pendapatan dari penjualan dan tetap dan aktiva tetap perusahaan.

35.000%
29.732% 30.214%
27.991%
30.000%
23.880%
25.000% 22.118% 24.045%
18.815% 18.676%
20.000%

15.000%

10.000%

5.000%

0.000%
2006 2007 2008 2009 2010 2011 2012 2013

Grafik 2. Perkembangan return on investment ratio PT Citra Tubindo Tbk.


Sumber: Diolah kembali

b. Return on equity
Perkembangan return on equity PT Citra Tubindo Tbk

50.000%
45.029%
45.000%
40.000%
35.000%
28.657%
30.000% 26.150% 25.356%
21.972% 24.063%
25.000%
16.421%
20.000%
13.233%
15.000%
10.000%
5.000%
0.000%
2006 2007 2008 2009 2010 2011 2012 2013

Grafik 3. Perkembangan return on equity ratio PT Citra Tubindo Tbk.


Sumber: Diolah kembali

Pada tahun 2006 return on equity PT Citra Tubindo selisih kurs, naiknya beban bunga dan adanya
Tbk adalah sebesar 28,657% yang berarti bahwa kerugian penurunan nilai aktiva tetap yang dimiliki
kemampuan modal yang dimiliki oleh perusahaan oleh salah satu anak perusahaan. Naiknya modal
untuk menghasilkan laba setelah pajak adalah perusahaan disebabkan oleh bertambahnya saldo
sebesar 28,657%. Pada tahun 2007 return on equity laba perusahaan yang belum ditentukan
mengalami penurunan sebesar 2,507% yang penggunaannya.
disebabkan oleh turunnya laba setelah pajak dan Return on equity mengalami penurunan sebesar
naiknya modal sendiri perusahaan. Laba setelah 8,740% pada tahun 2009 disebabkan oleh turunnya
pajak turun karena kenaikan beban pajak yang lebih laba setelah pajak dan bertambahnya modal sendiri
besar daripada laba sebelum pajak perusahaan, perusahaan. Pada tahun 2010 return on equity
sedangkan modal sendiri bertambah sebesar laba mengalami kenaikan sebesar 3,189% disebabkan
bersih yang dihasilkan perusahaan yang mana laba meningkatnya laba setelah pajak dan modal sendiri
tersebut dimasukkan sebagai saldo laba yang belum perusahaan. Laba setelah pajak mengalami kenaikan
ditentukan penggunaannya. Turunnya return on disebabkan meningkatnya laba sebelum pajak dari
equity pada tahun 2008 sebesar 4,178% juga karena beban pajak. Pada tahun 2011 return on equity
adanya penurunan laba setelah pajak perusahaan dan mengalami kenaikkan sebesar 28,608% yang
naiknya modal sendiri perusahaan. Penurunan laba disebabkan oleh meningkatnya laba setelah pajak
setelah pajak disebabkan oleh adanya kerugian dan menurunnya modal sendiri. Meningkatnya laba
48 | Jurnal Akuntansi, Ekonomi dan Manajemen Bisnis | Vol. 2, No. 1, July 2014, 45-54 | p-ISSN: 2337-7887
setelah pajak karena peningkatan laba sebelum pajak dan beban pajak yang meningkat. Return on equity
lebih besar dari beban pajak perusahaan. mengalami kenaikan di tahun 2013 sebesar 1,294%
Pada tahun 2012 return on equity perusahaan disebabkan meningkatnya laba setelah pajak dan
mengalami penurunan sebesar 20,967% yang bertambahnya modal sendiri. Laba setelah pajak
disebabkan oleh menurunnya laba setelah pajak dan meningkat karena laba sebelum pajak bertambah
bertambahnya modal sendiri. Laba setelah pajak dan beban pajak juga bertambah.
menurun karena menurunnya laba sebelum pajak
Rasio Likuiditas a. Current ratio
Untuk menghitung rasio likuiditas yang terdiri atas Menunjukkan perkembangan current ratio PT Citra
current rasio dan acid test ratio diperlukan data-data Tubindo Tbk. periode tahun 2006 sampai dengan
yang berhubungan dengan jumlah persediaan, aktiva tahun 2013.
lancar, dan utang lancar.
2.500 2.186
1.665 1.690 1.789 1.787
2.000
1.512 1.540 1.512
1.500
1.000
0.500
0.000
2006 2007 2008 2009 2010 2011 2012 2013

Grafik 4 Perkembangan current ratio PT Citra Tubindo Tbk.


Sumber: Diolah kembali

Pada tahun 2006 current ratio perusahaan adalah lancar perusahaan yang lebih besar dari aktiva lancar
sebesar 1,512 artinya bahwa setiap Rp1,- utang perusahaan. Penurunan aktiva lancar ini disebabkan
lancar dapat dijamin dengan Rp 1,512,- aktiva lancar diantaranya oleh adanya penurunan jumlah
sehingga dapat dikatakan bahwa perusahaan dalam persediaan bersih perusahaan karena digunakan
keadaan likuid karena current ratio perusahaan lebih sebagai jaminan atas utang jangka pendek dan
dari 1. Pada tahun 2007 current ratio perusahaan jangka panjang perusahaan serta turunnya biaya
mengalami kenaikan sebesar 0,028% yang dibayar dimuka dan uang muka perusahaan lainnya
disebabkan oleh penurunan jumlah utang yang lebih yang telah diakui sebagai beban oleh perusahaan
besar daripada penurunan aktiva lancar perusahaan. selama tahun 2009, sedangkan turunnya utang
Turunnya aktiva lancar lebih didominasi oleh lancar disebabkan oleh turunnya pinjaman jangka
turunnya persediaan bersih perusahaan, hal ini pendek yang dimiliki oleh beberapa anak
karena telah diselesaikannya pesanan pelanggan perusahaan dan uang muka pelanggan yang telah
yang harus dipenuhi perusahaan sampai dengan diakui sebagai pendapatan sehubungan telah
tahun 2007, sedangkan turunnya utang lancar diselesaikannya pesanan pelanggan.
perusahaan terutama disebabkan oleh besarnya uang Pada tahun 2010 current ratio mengalami
muka pelanggan yang telah diakui sebagai peningkatan sebesar 0,025% yang disebabkan
pendapatan perusahaan karena pesanan pelanggan kenaikan aktiva lancar yang lebih besar dari
telah diselesaikan. kenaikan utang lancar perusahaan. Kenaikan aktiva
Current ratio perusahaan mengalami penurunan lancar dikarenakan meningkatnya kas dan setara
pada tahun 2008 sebesar 0,029% yang disebabkan kas, piutang usaha, pendapatan yang belum ditagih
oleh meningkatnya utang lancar perusahaan yang dari pelanggan, persediaan bersih pajak, biaya
lebih besar dari kenaikan aktiva lancar perusahaan. dibayar di muka, dan uang muka lainnya, sedangkan
Naiknya kas dan setara kas, persediaan bersih, beban meningkatnya utang lancar karena peningkatan
dibayar dimuka, dan uang muka lainnya serta pinjaman jangka pendek dan hutang usaha
adanya pendapatan yang belum ditagih dari pihak perusahaan. Kenaikan current ratio perusahaan
ketiga menyebabkan naiknya aktiva lancar mengalami kenaikan pada tahun 2011 sebesar
perusahaan. Persediaan bersih naik karena 0,495%, hal ini disebabkan kenaikan pada utang
bertambahnya pesanan pelanggan yang harus lancar dan aktiva lancar perusahaan.
dipenuhi pada tahun 2008, sedangkan utang lancar Kenaikan utang lancar perusahaan karena
bertambah terutama disebabkan oleh naiknya meningkatnya pinjaman jangka pendek dan utang
pinjaman jangka pendek yang diterima oleh pajak perusahaan, sedangkan kenaikan aktiva lancar
sejumlah anak perusahaan dan uang muka karena kenaikan kas, setara kas, piutang dari
pelanggan yang disebabkan oleh naiknya pesanan pelanggan, pendapatan yang belum ditagih dari
perusahaan. pelanggan, dan deposito berjangka yang dibatasi
Kenaikan current ratio pada tahun 2009 sebesar penggunaannya. Pada tahun 2012 current ratio
0,153% disebabkan oleh penurunan jumlah utang perusahaan mengalami penurunan sebesar 0,396%

49 | Jurnal Akuntansi, Ekonomi dan Manajemen Bisnis | Vol. 2, No. 1, July 2014, 45-54 | p-ISSN: 2337-7887
yang disebabkan kenaikan utang lancar lebih besar lebih kecil dari kenaikan aktiva lancar perusahaan.
dari kenaikan aktiva lancar perusahaan. Kenaikan Kenaikan utang lancar dikarenakan adanya kenaikan
utang lancar karena meningkatnya pinjaman jangka pada pinjaman jangka pendek, utang usaha dari
pendek, beban yang ditanggung perusahaan, uang pelanggan, utang pajak,dan pinjaman jangka
muka pelanggan, dan pinjaman jangka panjang yang panjang yang akan jatuh tempo dalam tahun 2013,
akan jatuh tempo selama tahun 2012, sedangkan sedangkan aktiva lancar perusahaan naik karena
kenaikan aktiva lancar karena meningkatnya piutang naiknya kas, setara kas, dan piutang perusahaan.
usaha dari pelanggan, persediaan bersih, biaya b. Quick ratio (acid test ratio)
dibayar dimuka, dan uang muka lainnya. Menunjukkan perkembangan acid test ratio PT Citra
Penurunan current ratio sebesar 0,002% terjadi pada Tubindo Tbk. periode tahun 2006 sampai dengan
tahun 2013 disebabkan oleh kenaikan utang lancar tahun 2013.
1.400 1.212 1.160 1.236
1.200 0.971
0.920 0.905
1.000 0.823
0.800
0.600 0.452
0.400
0.200
0.000
2006 2007 2008 2009 2010 2011 2012 2013

Grafik 5 Perkembangan acid test ratio PT Citra Tubindo Tbk.


Sumber: Diolah kembali

Pada tahun 2006 acid test ratio PT Citra Tubindo Pada tahun 2010 acid test ratio perusahaan
Tbk. adalah sebesar 0,920. Kondisi ini menunjukkan mengalami penurunan sebesar 0,707% disebabkan
bahwa setiap Rp1,- utang lancar dapat dijamin oleh adanya aktiva lancar dan persediaan lebih besar
dengan 0,920 aktiva lancar dikurangi persediaan. dari utang lancar perusahaan. Acid test ratio
Perusahaan berada dalam kondisi likuid pada tahun perusahaan pada tahun 2011 mengalami kenaikan
tersebut karena acid test ratio lebih dari 1. Pada sebesar 0,783% disebabkan oleh adanya kenaikan
tahun 2006 perusahaan dalam kondisi tidak likuid utang lancar lebih besar dari aktiva selain
dimana perusahaan tidak mampu menjamin Rp1 persediaan. Acid test ratio tahun 2012 perusahaan
utang lancarnya menggunakan 1 aktiva lancar selain mengalami penurunan sebesar 0,413%, hal ini
persediaan karena acid test ratio perusahaan yang disebabkan oleh adanya kenaikan aktiva lancar dan
kurang dari 1. persediaan yang lebih besar dari kenaikan utang
Pada tahun 2007 acid test ratio perusahaan lancar perusahaan. Perusahan mengalami kenaikan
mengalami kenaikan sebesar 0,292% disebabkan acid test ratio sebesar 0,083% pada tahun 2013 yang
oleh adanya kenaikan aktiva lancar selain persediaan disebabkan oleh adanya kenaikan aktiva lancar
dan turunnya utang lancar perusahaan. Acid test selain persediaan yang lebih besar dari utang lancar
ratio perusahaan turun pada tahun 2008 sebesar perusahaan.
0,241% karena kenaikan utang jauh lebih tinggi
daripada kenaikan aktiva lancar selain persediaan c. Rasio Solvabilitas
perusahaan. Pada tahun 2009 kenaikan acid test 1. Debt ratio
ratio perusahaan sebesar 0,189% disebabkan oleh Perkembangan debt ratio PT Citra Tubindo
adanya penurunan utang lancar yang lebih besar dari Tbk. untuk periode tahun 2006-2013
penurunan aktiva lancar selain persediaan
perusahaan.
0.7 0.587
0.6 0.529 0.510
0.459 0.456 0.469 0.450
0.5 0.41
0.4
0.3
0.2
0.1
0
2006 2007 2008 2009 2010 2011 2012 2013

Grafik 6 Perkembangan debt ratioPT Citra Tubindo Tbk.


Sumber: Diolah kembali

50 | Jurnal Akuntansi, Ekonomi dan Manajemen Bisnis | Vol. 2, No. 1, July 2014, 45-54 | p-ISSN: 2337-7887
Pada tahun 2006 debt ratio PT Citra Tubindo Tbk. Pada tahun 2011 debt ratio perusahan mengalami
adalah sebesar 0,429, artinya bahwa setiap Rp1,- penurunan 0,177% yang disebabkan oleh adanya
aktiva yang dimiliki oleh perusahaan dibiayai dari penurunan total aktiva dan total utang. Total aktiva
utang sebesar Rp0,529,-. Debt ratio perusahaan turun disebabkan oleh turunnya persediaan
pada tahun 2007 mengalami penurunan sebesar perusahaan, sedangkan turunnya total utang
0,069% yang terjadi karena penurunan total utang disebabkan oleh turunnya pinjaman jangka pendek
lebih besar dari penurunan total aktiva. Penurunan yang dimiliki oleh beberapa anak perusahaan dan
total utang disebabkan oleh turunnya uang muka uang muka pelanggan yang telah diakui sebagai
pelanggan dimana uang muka pelanggan tersebut pendapatan sehubungan telah diselesaikannya
telah diakui sebagai pendapatan oleh perusahaan, pesanan pelanggan. Pada tahun 2012 debt ratio
sedangkan total aktiva turun disebabkan oleh perusahaan mengalami kenaikan 0,059% yang
turunnya persediaan perusahaan. Kenaikan debt disebabkan oleh kenaikan total utang yang lebih
ratio pada tahun 2008 sebesar 0,051% dipengaruhi besar dari kenaikan total aktiva. Total utang
oleh kenaikan total utang yang lebih besar daripada bertambah disebabkan oleh naiknya pinjaman
kenaikan total aktiva. Total utang bertambah karena jangka pendek yang diterima oleh sejumlah anak
naiknya pinjaman jangka pendek yang diterima oleh perusahaan dan uang muka pelanggan yang
sejumlah anak perusahaan dan uang muka menyebabkan naiknya pesanan perusahaan serta
pelanggan yang disebabkan oleh naiknya pesanan naiknya pinjaman jangka panjang, sedangkan total
perusahaan serta naiknya pinjaman jangka panjang, aktiva bertambah karena bertambahnya persediaan
sedangkan total aktiva bertambah karena perusahaan.
bertambahnya persediaan perusahaan. Penurunan debt ratio perusahaan pada tahun 2013
Penurunan yang terjadi pada tahun 2009 sebesar sebesar 0,066% disebabkan oleh naiknya total aktiva
0,054% disebabkan oleh naiknya total aktiva dan dan turunnya total utang perusahaan. Total aktiva
turunnya total utang perusahaan. Total aktiva bertambah karena adanya penilaian kembali nilai
bertambah karena adanya penilaian kembali nilai beberapa asset tetap yang dimiliki oleh perusahaan,
beberapa aktiva tetap yang dimiliki oleh perusahaan, sedangkan turunnya total utang disebabkan oleh
sedangkan turunnya total utang disebabkan oleh turunnya pinjaman jangka pendek yang dimiliki oleh
turunnya pinjaman jangka pendek yang dimiliki oleh beberapa anak perusahaan dan uang muka
beberapa anak perusahaan dan uang muka pelanggan yang telah diakui sebagai pendapatan
pelanggan yang telah diakui sebagai pendapatan sehubungan telah diselesaikannya pesanan
sehubungan telah diselesaikannya pesanan pelanggan.
pelanggan. Pada tahun 2010 debt ratio perusahaan
mengalami kenaikan sebesar 0,130% yang 2. Debt to Equity Ratio
disebabkan oleh adanya kenaikan total aktiva yang Perkembangan debt to equity ratio PT Citra Tubindo
lebih besar dari kenaikan total utang. Kenaikan total Tbk. selama periode 2006 sampai dengan 2013
aktiva disebabkan terjadinya kenaikan jumlah aktiva seperti pada grafik 4.7
tetap dan aktiva tidak tetap, sedangkan kenaikan
total utang karena meningkatnya jumlah kewajiban
lancar dan kewajiban tidak lancar perusahaan.
2 1.433
1.128 1.056
0.870 0.850 0.906 0.882 0.817
1

0
2006 2007 2008 2009 2010 2011 2012 2013

Grafik 4.7 Perkembangan debt to equity ratioPT Citra Tubindo Tbk.


Sumber: Diolah kembali

Pada tahun 2006 debt to equity ratio PT Citra bertambah karena naiknya saldo laba yang belum
Tubindo Tbk. adalah sebesar 1,128 artinya setiap ditentukan penggunaannya.
Rp1,- modal yang dimiliki dibiayai oleh utang Pada tahun 2008 debt to equity ratio mengalami
sebesar Rp1,128. Pada tahun 2007 terjadi penurunan kenaikan sebesar 0,186% disebabkan oleh kenaikan
debt to equity ratio sebesar 0,258% dipicu oleh total utang yang lebih besar daripada kenaikan
turunnya total utang dan naiknya modal sendiri modal sendiri perusahaan. Penurunan debt to equity
perusahaan. Turunnya total utang disebabkan oleh ratio pada tahun 2009 sebesar 0,206% karena
turunnya uang muka pelanggan dimana uang muka turunnya total utang dan bertambahnya modal
pelanggan tersebut telah diakui sebagai pendapatan sendiri perusahaan. Total utang turun karena
oleh perusahaan, sedangkan modal sendiri turunnya pinjaman jangka pendek yang dimiliki oleh
beberapa anak perusahaan dan uang muka
51 | Jurnal Akuntansi, Ekonomi dan Manajemen Bisnis | Vol. 2, No. 1, July 2014, 45-54 | p-ISSN: 2337-7887
pelanggan yang telah diakui sebagai pendapatan pelanggan, sedangkan modal sendiri berkurang
sehubungan telah diselesaikaannya pesanan karena adanya penurunan nilai selisih kurs karena
pelanggan, sementara modal sendiri bertambah penjabaran laporan keuangan perusahaan.
karena adanya kenaikan nilai selisih kurs karena Kenaikan debt to equity ratio perusahaan pada tahun
penjabaran laporan keuangan dan bertambahnya 2012 disebabkan naiknya total utang dan modal
saldo laba perusahaan yang belum ditentukan sendiri perusahaan. Naiknya total utang karena
penggunaannya. naiknya pinjaman jangka pendek, utang usaha, uang
Pada tahun 2010 debt to equity ratio mengalami muka pelanggan, dan pinjaman jangka panjang
kenaikan sebesar 0,583% disebabkan oleh naiknya perusahaan, sedangkan modal perusahaan
total utang dan modal sendiri perusahaan. Total meningkat disebabkan betambahnya selisih kurs
utang naik karena naiknya pinjaman jangka pendek karena penjabaran laporan keuangan dan saldo laba
yang diterima oleh sejumlah anak perusahaan dan perusahaan yang ditentukan penggunaannya. Pada
uang muka pelanggan yang disebabkan oleh naiknya tahun 2013 debt to equity ratio perusahaan
pesanan perusahaan serta naiknya pinjaman jangka mengalami penurunan dikarenakan adanya
panjang sedangkan modal sendiri perusahaan naik penurunan total utang dan bertambahnya modal
karena naiknya saldo laba perusahaan yang belum sendiri perusahaan.
ditentukan penggunaannya.
Pada tahun 2011 debt to equity ratio mengalami Rasio aktivitas
penurunan sebesar 0,527% disebabkan oleh
menurunnya total utang dan bertambahnya modal a. Inventory Turnover Ratio (rasio perputaran
sendiri perusahaan. Total utang turun karena persediaan)
turunnya pinjaman jangka pendek yang dimiliki oleh Perkembangan inventory turnover pada PT Citra
beberapa anak perusahaan dan uang muka Tubindo Tbk. selama periode tahun 2006-2013
pelanggan yang telah diakui sebagai pendapatan seperti pada grafik 8 berikut:
sehubungan telah diselesaikannya pesanan
7.457
8 6.64 6.553

6 4.853

4 2.624
1.496 1.375 1,580
2

0
2006 2007 2008 2009 2010 2011 2012 2013

Grafik 8. Perkembangan inventory turnoverratio PT Citra Tubindo Tbk.


Sumber: Diolah kembali

Pada tahun 2006 inventory turnover ratio PT Citra perusahaan dan meningkatnya rata-rata persediaan.
Tubindo Tbk adalah sebesar 6,640 artinya Rata-rata persediaan berkurang karena
perusahaan mampu mendapatkan penjualan 6,640 meningkatnya persediaan awal perusahaan.
kali dalam periode satu tahun. Pada tahun 2007 Pada tahun 2010, 2011 dan 2012 inventory turnover
perusahaan mengalami penurunan inventory perusahaan mengalami penurunan yaitu sebesar
turnover yaitu sebesar 0.087%, hal ini karena 2,229% pada tahun 2011, sebesar 1,128% pada
kenaikan harga pokok penjualan lebih besar dari tahun 2012 dan sebesar 0,121% pada tahun 2012.
rata-rata persediaan. Harga pokok penjualan Penurunan yang terjadi tiga tahun berturut-turut ini
mengalami kenikan karena bertambahnya royalti disebabkan penurunan harga pokok penjualan dan
yang harus dibayar perusahaan sehubungan dengan meningkatnya rata-rata persediaan perusahaan.
penggunaan merek dagang dari beberapa Harga pokok penjualan menurun karena
perusahaan, sedangkan rata-rata persediaan berkurangnya royalti yang dibayar perusahaan
meningkat karena adanya penurunan persediaan sehubungan penggunaan merek dagang dari
awal perusahaan. Pada tahun 2008 inventory beberapa perusahaan, sedangkan peningkatan rata-
turnover perusahaan mengalami kenaikan sebesar rata persediaan disebabkan bertambahnya
0,904% yang disebabkan oleh meningkatnya harga persediaan awal perusahaan.
pokok penjualan dan menurunnya rata-rata Pada tahun 2013 inventory turnover perusahaan
persediaan perusahaan. Rata-rata persediaan mengalami kenaikan yaitu sebesar 0.205% yang
berkurang karena meningkatnya persediaan awal disebabkan meningkatnya harga pokok penjualan
perusahaan. Inventory turnover perusahaan pada dan rata-rata persediaan perusahaan. Harga pokok
tahun 2009 mengalami penurunan sebesar 2,604% penjualan mengalami kenaikan karena
yang disebabkan oleh penurunan harga pokok bertambahnya royalti yang harus dibayar
52 | Jurnal Akuntansi, Ekonomi dan Manajemen Bisnis | Vol. 2, No. 1, July 2014, 45-54 | p-ISSN: 2337-7887
perusahaan sehubungan dengan penggunaan merek b. Fixed assets turnover (perputaran aktiva tetap)
dagang dari beberapa perusahaan, sedangkan rata- Menunjukkan perkembangan fixed assets turnover
rata persediaan bertambah karena adanya PT Citra Tubindo Tbk. selama periode tahun 2006
peningkatan jumlah persediaan awal perusahaan. sampai dengan tahun 2013.

3 2.629
2.339
2.133 2.002
1.777
2
1.161 1.232
1.019
1

0
2006 2007 2008 2009 2010 2011 2012 2013

Grafik 9 Perkembangan fixed assets turnover ratio PT Citra Tubindo Tbk.


Sumber: Diolah kembali

Pada tahun 2006 fixed assets turnover ratio PT Citra assets turnover selama 4 tahun berturut-turut ini
Tubindo Tbk adalah sebesar 2,133 artinya disebabkan oleh penurunan penjualan perusahaan.
perusahaan mampu mendapatkan penjualan 2,133 Pada tahun 2013 fixed assets turnover perusahaan
kali nilai aktiva tetapnya. Pada tahun 2007 fixed kembali mengalami kenaikan sebesar 0,142% yang
assets turnover perusahaan meningkat sebesar disebabkan oleh naiknya penjualan dan aktiva lancar
0,496% yang disebabkan bertambahnya penjualan perusahaan. Kenaikan penjualan diantaranya
perusahaan. Pada tahun 2008 fixed assets turnover disebabkan oleh adanya perjanjian pemrosesan pipa
perusahaan mengalami penurunan sebesar 0,291% dengan perusahaan minyak luar negeri, sedangkan
yang disebabkan oleh naiknya penjualan lebih besar meningkatnya aktiva lancar karena naiknya kas dan
dari kenaikan aktiva lancar perusahaan. setara kas, persediaan bersih, beban dibayar di muka
Pada tahun 2009, 2010, 2011 dan 2012 fixed assets dan uang muka lainnya, dan adanya pendapatan
turnover perusahaan kembali mengalami penurunan yang belum ditagih dari pihak ketiga.
selama 4 (empat) tahun berturut-turut yaitu sebesar Perkembangan total assets turnover ratio PT Citra
0,337% pada tahun 2009, sebesar 0,225% pada Tubindo Tbk. selama periode tahun 2006 sampai
tahun 2010, sebesar 0,615% pada tahun 2011, dan dengan 2013.
sebesar 0,142% pada tahun 2012. Penurunan fixed

1.8 1.642
1,560 1,590
1.6

1.4
1.196
1.2

1 0.891
0.782 0.829
0.748
0.8

0.6

0.4

0.2

0
2006 2007 2008 2009 2010 2011 2012 2013

Grafik 4.10 Perkembangan total assets turnover ratio PT Citra Tubindo Tbk.
Sumber: Diolah kembali

53 | Jurnal Akuntansi, Ekonomi dan Manajemen Bisnis | Vol. 2, No. 1, July 2014, 45-54 | p-ISSN: 2337-7887
Pada tahun 2006 total assets turnover ratio PT Citra Kesimpulan dan Saran
Tubindo Tbk. adalah sebesar 1,560 artinya
perusahaan mampu mendapatkan penjualan 1,560 Kesimpulan dari penelitian ini adalah: (1) Rasio
kali nilai aktiva perusahaan. Pada tahun 2007 fixed profitabilitas PT Citra Tubindo Tbk. selama tahun
assets turnover perusahaan meningkat sebesar 2006 sampai dengan tahun 2013
0,083% yang disebabkan bertambahnya penjualan menunjukkanbahwa perkembangan rasio keuangan
perusahaan dan berkurangnya total aktiva. Penjualan perusahaan mampu menghasilkan laba
bertambah disebabkan bertambahnya jumlah menggunakan sumber daya yang dimilikinya seperti
pesanan pipa oleh perusahaan-perusahaan migas bik aktiva dan modal. Perkembangan rasio profitabilitas
dari dalam dan luar negeri, sedangkan menurunnya PT Citra Tubindo Tbk. selama periode tahun 2006-
total aktiva disebabkan berkurangnya jumlah aktiva 2013 menunjukkan nilai yang baik untuk
tetap oleh salah satu anak perusahaan. perusahaan.(2) Perkembangan rasio likuiditas PT
Pada tahun 2008 total assets turnover perusahaan Citra Tubindo Tbk.selama periode tahun 2006
mengalami penurunan sebesar 0,052% yang sampai dengan tahun 2013menunjukkan bahwa
disebabkan oleh bertambahnya total aktiva yang perusahaan dalam kondisi likuid artinya perusahaan
lebih kecil dari kenaikan penjualan perusahaan. memiliki kemampuan menjamin utang lancar
Kenaikan total aktiva perusahaan disebabkan menggunakan aktiva lancar yang dimilikinya.(3)
bertambahnya jumlah aktiva tidak tetap dan aktiva Perkembangan rasio solvabilitas PT Citra Tubindo
tetap perusahaan. Pada tahun 2009 dan 2010 total Tbk. pada tahun 2006 sampai tahun 2013
assets turnover perusahaan kembali mengalami menunjukkan bahwa perusahaan dalam kondisi
penurunan yaitu sebesar 0,394% pada tahun 2009 sehat artinya perusahaan mempunyai kemampuan
dan sebesar 0,414% pada tahun 2010 yang untuk menutup semua utang menggunakan sumber
disebabkan oleh penurunan penjualan perusahaan daya yang dimilikinya seperti modal dan aktiva. (4)
dan meningkatnya jumlah total aktiva. Penurunan Perkembangan rasio aktivitas PT Citra Tubindo
penjualan perusahaan disebabkan oleh Tbk. pada tahun 2006 sampai dengan tahun 2013
berkurangnya jumlah pesanan pipa dari beberapa menunjukkan bahwa perusahaan mampu
pelanggan (customer), sedangkan kenaikan total menggunakan sumber daya yang ada seperti
aktiva disebabkan oleh bertambahnya jumlah aktiva penjualan dan aktiva untuk efektivitas perusahaan.
tidak tetap dan aktiva tetap perusahaan.
Kenaikan total assets turnover pada tahun 2011
sebesar 0,046% disebabkan oleh kenaikan total DAFTAR PUSTAKA
aktiva lebih besar dari kenaikan penjualan Indonesia, Ikatan. Akuntansi. (2012). Standar
perusahaan. Pada tahun 2012 total assets turnover Akuntansi Keuangan. Jakarta:
perusahaan mengalami penurunan sebesar 0,080% Salemba Empat.
yang disebabkan penurunan pada penjualan Indrianto, Nur. (2002). Metode Penelitian Bisnis
perusahaan akibat berkurangnya pesanan pipa dari (edisi pertama). Yogyakarta:
pelanggan. Pada tahun 2013 total assets turnover BPFE.
perusahaan kembali mengalami kenaikan sebesar Tbk., PT Citra Tubindo. (2013). Annual Report
0,142% yang disebabkan oleh naiknya penjualan (Laporan Tahunan). Batam: PT Citra Tubindo
dan total aktiva perusahaan. Naiknya penjualan Tbk.
perusahaan karena bertambahnya jumlah pesanan Tbk., PT. Citra. Tubindo (n.d.). OCTG (Oil Country
pipa oleh pelanggan baik dari dalam maupun luar Tubular Goods). Retrieved from
negeri, sedangkan kenaikan total aktiva disebabkan http://www.citratubindo.com/ctweb/
oleh bertambahnya jumlah aktiva tidak tetap dan
aktiva tetap perusahaan.

54 | Jurnal Akuntansi, Ekonomi dan Manajemen Bisnis | Vol. 2, No. 1, July 2014, 45-54 | p-ISSN: 2337-7887

Anda mungkin juga menyukai