Anda di halaman 1dari 6

A.

Pengertian dan Fungsi Konsep Dasar


Konsep dasar pada umumnya merupakan abstraksi atau konseptualisasi karakteristik
lingkungan tempat atau wilayah diterapkannya pelaporan keuangan.
Fungsi Konsep dasar akuntansi berperan penting sebagai salah satu dasar atau pertimbangan
dalam perekayasaan dan penyusunan standar akuntansi.
B. Sumber-sumber Konsep Dasar
1. IAI/IASC 6. Paton dan Littleton
2. Paul Grady 7. Sumber lain (buku-buku akuntansi
keuangan pada umumnya termasuk
3. Accounting Principles Board (APB) buku-buku teori akuntansi)
4. Wolk, Tearney, dan Dodd
5. Anthony, Hawkins, dan Merchant
C. Konsep dasar yang diajukan tiap sumber
1. Ikatan Akuntansi Indonesia (IAI)

Terdapat dua konsep dasar atau landasan asumsi yang disebut secara spesifik dalam
kerangka konseptual IASC yang juga diadopsi oleh IAI, yaitu:
a. Basis akrual (accrual basis)
b. Usaha berlanjut (Going concern)

2. Paul Grady
Grady (1965) mendeskripsikan konsep dasar sebagai konsep yang mendasari kualitas
kebermanfaatan dan kehandalan informasi akuntansi atau sebagai keterbatasan
(limitations) yang melekat pada laporan keuangan. Menurutnya terdapat sepuluh konsep
dasar seperti berikut:
a. Struktur masyarakat dan pemerintah yang mengakui hak milik pribadi.
b. Entitas bisnis spesifik (specific business entities)
c. Usaha berlanjut (going concern)
d. Penyimbolan secara moneter dalam seperangkat akun (monetary expression in
account)
e. Konsistensi antara perioda untuk entitas yang sama.
f. Keaneragaman perlakuan akuntansi diantara entitas independen.
g. Konservatisma (conservatism)
h. Keterandalan data melalui pengendalian internal.
i. Materialitas (Materiality)
j. Ketepatwaktuan dalam pelaporan keuangan memerlukan taksiran (timeliness in
financial reporting requires estimates)
3. Accounting Principles Board
Accounting Principle Board (APB) menyebut konsep dasar sebagai ciri-ciri dasar dan
memuatnya dalam APB statement no 4. Terdapat 13 konsep dasar yang diidentifikasi
APB, yaitu:
a. Entitas Akuntansi (Accounting h. Angka pendekatan
Entity) (Approximation)
b. Usaha berlanjut (Going i. Pertimbangan (Judgment)
Concern) j. Informasi keuangan umum
c. Pengukuran sumber ekonomis k. Statement keuangan berkaitan
dan kewajiban secara mendasar
d. Perode waktu (Time Period) l. Subtansi daripada bentuk
e. Pengukuran dalam unit uang (Substance over Form)
f. Akrual (accrual) m. Materialitas (Materiality)
g. Harga pertukaran (Exchange
Price)

4. Wolk, Tearney dan Dodd


Wolk dan Tearney mengidentifikasi empat konsep yang dianggap sebagai postulat seperti
berikut:
a. Usaha berlanjut (going c. Entitas akuntansi
concern) d. Unit moneter.
b. Periode Waktu (Time period)

5. Anthony, Hawkins, dan Merchant


Penulis mengkategorikan konsep 1-5 merupakan pelandas neraca sedangkan 6-11
merupakan pelandas laporan laba-rugi.
a. Pengukuran dengan unit uang g. Conservatism
b. Entitas h. Realisasi
c. Usaha berlanjut i. Penadingan
d. Kos (cost) j. Konsistensi
e. Aspek ganda k. Materialitas
f. Perioda akuntansi

6. Paton dan Littleton


Konsep dasar menurut P&L merupakan konsep yang paling lama dan merupakan konsep
klasik yang sangat berpengaruh. Berikut adalah konsep P&L:
a. Entitas bisnis atau kesatuan d. Kos melekat
usaha (The business entity) e. Upaya dan capaian/hasil
b. Kontinuitas kegiatan / usaha f. Bukti terverifikasi dan objektif
(Continuity of activity) g. Asumsi (Assumption)
c. Penghargaan sepakatan
D. Konsep Dasar Menurut P&L:
a. Entitas bisnis atau kesatuan usaha (The business entity)
Konsep ini menyatakan bahwa perusahaan dianggap sebagai suatu kesatuan atau badan
usaha ekonomik yang berdiri sendiri, bertindak atas namanya sendiri, dan kedudukannya
terpisah dari pemilik atau pihak yang menanamkan dana dalam perusahaan dan kesatuan
ekonomik tersebut menjadi pusat perhatian atau sudut pandang akuntansi.
Implikasi Konsep Kesatuan Usaha:
 Perusahaan menjadi pusat perhatian akuntansi dan subjek pelaporan
 Hubungan perusahaan dan pemilik merupakan hubungan bisnis sehingga perlu
adanya pertanggungjelasan
 Ekuitas bermakna sebagai “utang” perusahaan kepada pemilik
 Pendapatan merupakan kenaikan aset
 Biaya merupakan penurunan aset
 Sistem berpasangan dalam pencatatan dan pelaporan
 Persamaan akuntansi bukan persamaan aljabar
 Statemen keuangan berartikulasi

b. Kontinuitas kegiatan / usaha (Continuity of activity)


Konsep kontinuitas usaha atau usaha berlanjut menyatakan bahwa kalau tidak ada tanda-
tanda, gejala-gejala, atau rencana pasti dimasa datang bahwa kesatuan usaha akan
dibubarkan atau dilikuidasi maka akuntansi menganggap bahwa kesatuan usaha tersebut
akan berlangsung terus sampai waktu yang tidak terbatas.
Konsep ini akan menjadi pertimbangan pada saat penyusunan statemen keuangan atau
pada saat akuntansi menghadapi berbagai pilihan dalam proses perekayasaan atau
penyusunan standar karena kenyataan bahwa kelangsungan hidup perusahaan dimasa
datang tidak pasti.
Implikasi Konsep Kontinuitas Usaha:
 Laba periodik menjadi informasi penting dalam menilai daya melaba (earning
power)
 Statemen laba-rugi periodik merupakan penggalan aliran laba jangka panjang
sehingga bersifat tentatif
 Statemen laba-rugi periodik harus disajikan secara komparatif atau serial
 Fluktuasi laba tahunan adalah hal wajar sehingga untung/rugi luar biasa harus masuk
dalam statemen laba-rugi (mendasari all-inclusive)
 Neraca merupakan sarana untuk menunjukkan sisa potensi jasa bukan nilai
perusahaan
 Dengan berjalannya waktu, makin ke kanan sumber ekonomik kesatuan usaha akan
semakin besar.
 Aliran masuk pendapatan dan biaya tentunya juga makin besar.
 Karena neraca menunjukkan sisa potensi jasa pada suatu saat, pengukuran pos-pos
nya berbasis kos historis.
c. Penghargaan sepakatan
Konsep ini menyatakan bahwa jumlah rupiah/agregat-harga (price-aggregate) atau
penghargaan sepakatan (measured consideration) yang terlibat dalam transaksi atau
kegiatan pertukaran merupakan bahan olah dasar akuntansi yang paling objektif terutama
dalam mengukur sumber ekonomi yang masuk (pendapatan) dan sumber ekonomi yang
keluar (biaya).
Implikasi Penghargaan Sepakatan:
 Pihak yang melakukan pertukaran merupakan pihak yang independen dan setara
dalam hal kemampuan dan kehendak
 Satuan mata uang stabil
 Kos merupakan pengukur bukan elemen statemen keuangan
 Biaya tidak tepat sebagai padan kata cost
 Kos merepresentasi besarnya jasa di balik angka kos
 Kos merupakan pengukur semua elemen statemen keuangan yang berbasis kos
historis

d. Kos Melekat
Konsep ini menyatakan bahwa Kos melekat pada objek yang direpresentasikan sehingga
kos bersifat mudah bergerak dan dapat dipecah-pecah atau digabung-gabungkan kembali
mengikuti objek yang dilekatinya.
Dasar pemikiran konsep ini adalah bahwa tujuan pengelompokan, pemecahan dan
penggabungan kos adalah untuk mengikuti aliran upaya (effort) dalam menyediakan
produk atau jasa.
Implikasi Kos Melekat:
 Aliran fisis operasi direpresentasi dalam aliran kos.
 Kos mengalami tiga tahap perlakuan: pemerolehan, penelusuran, dan pembebanan.
 Penggabungan kos tidak memperhitungkan/ mengakui tambahan utilitas objek yang
diikuti.
 Manfaat baru diakui setelah ada kesepakatan pihak independen terhadapnya.
 Produk menjadi wadah penggabungan kos yang mudah dikaitkan dengan produk.

e. Upaya dan Hasil


Konsep ini menyatakan bahwa Biaya merupakan upaya dalam rangka mencapai hasil atau
capaian berupa pendapatan. Jadi, biaya (penyerahan barang dan jasa) menimbulkan
pendapatan bukan sebaliknya, pendapatan menanggung biaya.
Implikasi Upaya dan Hasil:
 Perlunya basis asosiasi untuk penentuan laba yang bermakna.
 Produk merupakan penakar untuk mengasosiasi pendapatan dan biaya yang ideal.
 Laba akuntansi merupakan residual hasil penandingan.
 Hanya kos aktual yang ditandingkan.
 Dianutnya asas akrual.
 Depresiasi merupakan bagian dari upaya.
 Penandingan upaya dan hasil dari perspektif jangka panjang.

f. Bukti Terverifikasi dan Objektif


Konsep ini menyatakan bahwa informasi keuangan akan mempunyai tingkat kemanfaatan
dan tingkat keterandalan yang cukup tinggi apabila terjadinya data keuangan didukung
oleh bukti-bukti yang objektif dan dapat diuji kebenarannya.
Akuntansi tidak mendasarkan diri pada objektivitas mutlak melainkan pada objektivitas
relative yaitu objektivitas yang paling tinggi pada waktu transaksi terjadi dengan
mempertimbangkan keadaan dan tersedianya informasi pada waktu tersebut.
Implikasi Bukti Terverifikasi dan Objektif:
 Menentukan tingkat kewajaran dalam pengauditan.
 Tingat keobjektifan bukti harus dilihat dalam perspektif jangka panjang.
 Bukti dalam akuntansi tidak harus sama dengan bukti yuridis.
 Keterverifikasian dan keobjektifan bukti dalam akuntansi bersifat relatif atau
bertingkat (terbaik diperoleh) bukannya mutlak.

g. Asumsi
Konsep dasar merupakan asumsi atau paling tidak dilandasi oleh asumsi-asumsi tertentu.
 Harapan atau pengalaman umum menjadi landasan konsep kontinuitas usaha.
 Perioda satu tahun diasumsi tidak terlalu pendek atau panjang.
 Kos sebagai pengukur dilandasi asumsi bahwa orang bertindak rasional.
 Unit moneter digunakan sebagai pengukur didasarkan pada asumsi bahwa mata uang
stabil.
 Penekanan pada penentuan laba didasarkan pada asumsi bahwa tujuan umum
perusahaan adalah mencari laba.

E. Konsep Dasar Penting Lain


a. Pengakuan Hak Milik Pribadi
Konsep ini menyatakan bahwa pengakuan hak milik pribadi harus dilindungi atau diakui
secara yuridis. Tanpa konsep ini kesatuan usaha tidak dapat memiliki sumber ekonomik
atau asset. Pemilikan merupakan salah satu cara untuk memperoleh penguasaan.
b. Keanekaragaman Akuntansi Antar Entitas
Konsep ini menyatakan bahwa perbedaan perlakuan akuntansi antarkesatuan usaha
merupakan suatu hal yang tidak dapat dihindari karena perbedaan kondisi yang melingkupi
dan karakteristik kesatuan usaha individual. Keunikan kesatuan usaha justru menghendaki
perlakuan akuntansi yang berbeda agar informasi keuangan lebih menggambarkan keadaan
unit usaha yang sebenarnya
c. Konservatisma
Konservatisma adalah sikap atau aliran dalam menghadapi ketidakpastian untuk
mengambil tindakan atau keputusan atas dasar munculan yang terjelek dari ketidakpastian
tersebut. Sikap konservatif juga mendukung makna sikap berhati-hati dalam menghadapi
resiko dengan cara bersedia mengorbankan sesuatu yang mengurangi atau menghilangkan
resiko.
d. Pengendalian Internal menjamin Keterandalan Data
Konsep ini menyatakan bahwa system pengendalian internal yang memadai merupakan
sarana untuk mendapatkan keterandalan informasi yand tinggi. Konsep yang diajukan
Grady ini dilandasi penalaran bahwa objektivitas dalam akuntansi bukan merupakan
objektivitas mutlak dan akuntansi mengakui adanya taksiran-taksiran sehingga
keterandalan data hanya dapat dijamin kalau kesatuan uasaha mempunyai system
pengendalian internal yang memadai.

F. Manfaat Konsep Dasar


 Sebagai landasan penalaran pada tingkat perekayasaan akuntansi
 Sebagai dasar untuk menyusun standar dalam berargumen menentukan konsep prinsip,
metode atau teknik yang akan dijadikan standar

Anda mungkin juga menyukai