Tabel 4.1 Data Hasil Percobaan Gelas Volume Densitas Konsentrasi Efisiensi Run Piala (mL) (gr/cm3) (M) (%) 4 42 1,18 2,53 3 42 1,18 2,4 1 2,23 2 30 1,18 2,52 1 25 1,18 2,5 4 95 1,1 1,71 3 90 1,1 1,78 2 1.86 2 80 1,2 2,2 1 70 1,1 2,27 4.2 Pembahasan Metode ekstraksi padat cair meliputi dua metode, yaitu : metode searah dan berlawanan arah. Pada percobaan yang dilakukan menggunakan Metode Ekstraksi Padat Cair Searah. Untuk metode searah menggunakan larutan dan padatan baru. Metode yang digunakan untuk leaching biasanya ditentukan oleh jumlah konstituen didalam padatan, sifat padatan dan ukuran partikel. Dalam percobaan ini, NaOH akan diekstrak dari campurannya CaCO3 dengan menggunakan pelarut air (H2O). Air digunakan sebagai pelarut karena memiliki viskositas yang kecil, sehingga sirkulasinya saat kontak dengan zat padat dapat berlangsung dengan sempurna dan waktu pengendapannya akan menjadi semakin kecil. Reaksi yang terjadi adalah sebagai berikut : Na2CO3 + Ca(OH)2 2NaOH + CaCO3 Produk yang terbentuk pada operasi reaksi diatas melaui proses pengadukan dan dekantasi, produk yang terbentuk adalah ekstrak yang mengandung komponen NaOH sebagai solute yang larut dalam ekstrak dan rafinat yang mengandung komponen CaCO3 sebagai inert. CaCO3 merupakan inert atau komponen yang tidak larut, sehingga komponen CaCO3 banyak tidak larut, dan komponen CaCO3 banyak tertinggal pada bagian rafinat, akibatnya rafinat banyak mengandung CaCO3 sedangkan yang terikat di ekstrak jumlahnya sangat kecil sehingga dianggap nol. Campuran Na2CO3 dan Ca(OH)2 diaduk dengan pengaduk magnetik selama 3 menit. Hal ini bertujuan untuk mempercepat terjadinya kontak antara padatan sehingga menyebabkan perpindahan massa zat yang terlarut (NaOH) dari permukaan padatan ke larutan merata. Selanjutnya larutan tersebut diendapkan selama 1 menit dengan tujuan untuk memudahkan pemisahan antara ekstrak dengan rafinatnya. Dengan adanya pengadukan, maka aliran dalam reaktor akan menjadi turbulen, sehingga laju difusi akan bertambah dan perpindahan material (NaOH) dari permukaan ke dalam larutan akan bertambah cepat pula. Pada percobaan ini menggunakan variasi rasio Na2CO3 dan Ca(OH)2, yaitu menggunakan rasio 1:2 pada run yang pertama dan 2:1 pada run yang kedua. Berdasarkan percobaan, konsentrasi NaOH memiliki nilai yang fluktuatif (naik-turun) pada setiap tahapan. Seharusnya nilai konsentrasi NaOH akan semakin meningkat seiring bertambahnya jumlah tahapan karena ekstrak yang diambil merupakan penjumlahan antara umpan segar (fresh feed) dengan ekstrak yang dihasilkan sebelumnya. Penyimpangan ini terjadi karena dalam proses dekantasi dan pemisahan antar rafinat dan ekstrak dilakukan secara manual sehingga mempengaruhi konsentrasi NaOH. Faktor-faktor yang mempengaruhi pada operasi leaching ini adalah pengadukan, pelarut dan waktu dekantasi. Pengadukan bertujuan untuk mempermudah terjadinya dispersi partikel yang menyebabkan terjadinya tumbukan antar partikel lebih cepat menyebar keseluruh bagian fluida dan padatan dapat dengan cepat bercampur dan larut dalam pelarut. Dimana partikel yang bersifat dapat larut akan terlarut dalam pelarut (akuades) dan membentuk ekstrak, sedangkan partikel yang tidak larut (inert) membentuk rafinat. Pelarut yang digunakan dalam percobaan ini adalah pelarut yang bersifat selektif atau pelarut polar yaitu akuades, artinya pelarut hanya melarutkan zat yang diinginkan dan tidak melarutkan inert. Ukuran partikel dalam proses leaching mempermudah proses larutnya partikel dalam solvent atau pelarut. Dekantasi merupakan operasi yang dilakukan untuk memisahkan antara ekstrak dan rafinat yang ada dalam campuran dengan cara mendiamkan campuran tersebut selama beberapa saat agar bagian ekstrak dan rafinat dapat berpisah. Semakin lama waktu dekantasi maka akan semakin banyak rafinat yang terendapkan di dasar campuran atau dibagian bawah, karena partikel yang mempunyai massa jenis lebih besar akan terendapkan di dasar campuran akibat adanya pengaruh gaya berat atau gaya gravitasi. Partikel yang terendapkan di dasar campuran disebut rafinat, sedangkan larutannya atau fluida dibagian atas dari campuran disebut ekstrak. Berdasarkan percobaan didapatkan beberapa karakteristik hasil NaOH yang dihasilkan, yaitu densitas dan konsentrasi. Menurut Material Safety Data Sheet (MSDS), densitas NaOH adalah sebesar 2,1 gr/cm3. Sedangkan menurut hasil percobaan densitas yang dihasilkan sangatlah jauh berbeda. Hal ini bisa disebabkan karena NaOH bersifat higroskopis yang mudah menyerap air diudara. Sehingga NaOH tidak stabil pada suhu kamar. Kelarutan juga dapat mempengaruhi densitas, karena zat terlarut belum sepenuhnya terlarut oleh air, sehingga masih ada NaOH yang tertinggal di dalam CaCO3. Efisiensi yang didapatkan dari hasil percobaan sangat kecil. Hal ini dikarenakan masih banyaknya zat terlarut yang terkandung didalam padatan tidak terlarutkan. Dari hasil percobaan, efisiensi run 1 lebih besar dari pada run 2. BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan 1. Reaksi antara Na2CO3 dan Ca(OH)2 menghasilkan NaOH yang larut dalam air dan CaCO3 yang berupa slurry yang masih mengandung NaOH. 2. Proses leaching kurang efisien untuk mendapatkan NaOH yang murni. 3. Pengadukan dan pengendapan akan mempengaruhi fraksi massa NaOH di ekstrak dan di rafinat. 5.2 Saran 1. Sebaiknya pada saat memisahkan ekstrak dan rafinat harus dilakukan dengan sangat hati-hati agar tidak ada rafinat yang tetinggal di ekstrak begitupun sebaliknya. 2. Sebaiknya waktu dekantasi ditambah, agar hasil yang didapatkan semakin baik.