BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Edukasi
Edukasi atau pendidikan kesehatan adalah suatu kegiatan atau usaha
untuk menyampaikan pesan kesehatan kepada masyarakat, kelompok, atau
individu. Tujuan dari pesan tersebut adalah agar mereka dapat memperoleh
pengetahuan yang lebih baik tentang kesehatan (Notoatmodjo, 2010). Edukasi
atau penyampaian informasi dibagi menjadi dua yaitu secara verbal dan non
verbal. Edukasi secara verbal diantaranya konseling, ceramah atau kelompok
diskusi dan untuk edukasi atau penyampaian informasi secara non verbal
misalnya menggunakan leaflet, flyer, poster, spanduk, flipchart dan buku
cerita bergambar (Notoatmodjo, 2007). Leaflet merupakan media atau alat
penyuluhan sederhana yang termasuk ke dalam media cetak yang biasanya
digunakan pada kelompok khalayak ramai (massa). Leaflet ialah bentuk
penyamapaian informasi atau pesan – pesan kesehatan melalui lembaran yang
dilipat. Isi informasi bisa berupa kalimat maupun gambar atau kombinasi
(Notoatmodjo, 2007).
Kegunaan dan keunggulan dari leaflet sebagai media edukasi
kesehatan:
1. Mudah dibuat, sederhana dan murah.
2. Sebagai media pembelajaran tentang informasi obat secara mandiri.
3. Informasi yang ada di leaflet dapat dibagi dengan keluarga atau teman.
4. Menjelaskan secara detail apa yang tidak memungkinkan untuk
disampaikan secara lisan.
5. Memenuhi kebutuhan – kebutuhan petugas kesehatan dan masyarakat.
Pengetahuan atau sumber kesehatan yang sering diperoleh orangtua
dapat melalui keluarga dekat atau anggota keluarga, melalui media (majalah,
radio dan koran), internet dan buku tentang kesehatan (Gupta et al 2005).
Oleh karena itu pentingnya edukasi atau pendidikan informasi bagi seorang
ibu atau caregiver dalam penggunaan antibiotik secara tepat untuk mencegah
C. Antibiotik
1. Definisi Antibiotik
Antibiotik ialah zat yang dihasilkan oleh suatu mikroba,
terutama fungi, yang dapat menghambat atau dapat membasmi
mikroba jenis lain (Rianto, 2007).
2. Penggolongan Antibiotik
Penggolongan antibiotik berdasarkan struktur kimia dibedakan
beberapa kelompok yaitu:
a. Antibiotik beta laktam, yaitu penisilin (contohnya: benzyl penisilin,
oksisilin, fenoksimetil penisilin, ampisilin), sefalosporin (contohnya:
azteonam) dan karbapenem (contohnya: imipenem).
b. Antibiotik golongan tetrasiklin, contohnya: tetrasiklin,
oksitetrasiklin, demeklosiklin.
c. Antibiotik golongan kloramfenikol, contohnya: tiamfenikol dan
kloramfenikol.
D. Resistensi Antibiotik
Resistensi didefinisikan sebagai salah satu akibat dari pemakaian
antibiotika yang berlebih dan kurang, maupun pemberian pada kondisi yang
bukan merupakan indikasi misalnya infeksi yang disebabkan oleh virus
(Kemenkes, 2011).
efektifnya dan rasanya tidak terlalu buruk untuk anak – anak. Jika
alergi dapat menggunakan sefalosporin atau eritromisin.
b. Antiinflamasi seperti ibuprofen, ketoprofen, diklofenak, atau
analgetik lain seperti parasetamol untuk mengurangi gejala seperti
demam.
c. Kortikosteroid tidak terlalu sering diresepkan pada faringitis akut
tetapi dapat diberikan saat keadaanya lebih parah (Anjos et al 2014).
3. Otitis media
Otitis media akut didefinisikan sebagai inflamasi akut di telinga
tengah, kondisi ini dapat disebabkan oleh infeksi virus atau bakteri (Fry,
1985). Tanda dan gejalanya adalah sakit telinga, demam, membran
tympanic membengkak, telinga gatal dan terdapat cairan di telinga
tengah. Bakteri dan virus yang menyebabkan otitis media biasanya S.
pneumonia dan H. influenza. Pengobatan antibiotik lini pertama adalah
amoksisilin tetapi jika alergi dapat menggunakan trimetroprim –
sulfametoksazol, sedangkan lini kedua dapat menggunakan
amoksisilin/klavulanat, ampisilin/salbaktam atau sefalosporin (Goh et al
1999).
4. Rhinitis
Rhinitis didefinisikan sebagai radang pada selaput hidung. Rhinits
akut biasanya terjadi kurang dari 6 minggu dan biasanya disebabkan oleh
udara dingin atau infeksi atau adanya paparan bahan kimia dan polutan
(Anonim, 2012). Tanda dan gejalanya dapat berupa hidung tersumbat,
bersin – bersin, rhinorrhoea, demam, adanya purulen tidak selalu
mengindikasikan adanya infeksi sekunder karena sel inflammatory juga
dapat memproduksinya. Akut rhinitis sebagian besar disebabkan oleh
virus (rhinovirus, adenovirus, RSV, parainfluenza, virus influenza),
infeksi bakteri biasanya diakibatkan oleh bakteri Streptococcus
pneumonia, Hemophilus influenza, dan Moraxella catarrhalis. Terapi
antibiotik tidak disarankan karena tidak mempunyai manfaat yang
signifikan dan mungkin menyebabkan efek samping. Gejala yang muncul
F. Kerangka Penelitian
Edukasi
Leaflet
Ketepatan pemberian dosis antibiotik :
1. Tepat jumlah
2. Tepat cara pemberian
3. Tepat interval waktu
Caregiver a. tepat waktu pemberian
b. tepat frekuensi waktu
pemberian
4. Tepat lama pemakaian
a. tepat jangka waktu pemberian
b. tepat sisa antibiotik
Kontrol
G. Hipotesis
Pemberian edukasi leaflet berpengaruh terhadap ketepatan pemberian
dosis antibiotik oleh caregiver kepada pasien ISPA di Poli Anak RSUD Prof.
Dr. Margono Soekarjo Purwokerto.