DAFTAR ISI
Halaman
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN 2
BAB II DEFINISI 5
BAB III RUANG LINGKUP 12
BAB IV TATA LAKSANA 29
BAB V DOKUMENTASI 36
1
PANDUAN
RSIA GEBANG MEDIKA NOMOR : 003/SK-RSIAGM/I/2018
TANGERANG REVISI KE :A
BERLAKU TMT : 01 MARET 2018
JJUDUL : PANDUAN KOMUNIKASI EFEKTIF HALAMAN : 2 dari 36
BAB I
PENDAHULUAN
Kata komunikasi berasal dari kata latincum yaitu kata depan yang berarti
dengan, bersama dengan, dan unus yaitu kata bilangan yang berarti satu. Dari kedua
kata itu terbentuk kata benda cummunio yang dalam bahasa Inggris menjadi
communion dan berarti kebersamaan, persatuan, persekutuan, gabungan, pergaulan,
hubungan. Karena untuk ber-communio diperlukan usaha dan kerja, dari kata itu
dibuat kata kerja communicare yang berarti membagi sesuatu dengan seseorang,
memberikan sebagian kepada seseorang, memberitahukan sesuatu kepada seseorang,
bercakap-cakap, bertukar pikiran, berhubungan, berteman. Kata kerja communicare
itu pada akhirnya dijadikan kata kerja benda communicatio, atau bahasa Inggris
communication, dan dalam bahasa Indonesia diserap menjadi komunikasi.
Berdasarkan berbagai arti kata communicare yang menjadi asal kata
komunikasi, maka secara harfiah komunikasi berarti pemberitahuan, pembicaraan,
percakapan, pertukaran pikiran, atau hubungan.Komunikasi berawal dari gagasan
yang ada pada seseorang. Gagasan itu diolahnya menjadi pesan dan dikirimkan
melalui media tertentu kepada orang lain sebagai penerima, Penerima pesan, sesudah
mengerti pesan itu kemudian menanggapi dan menyampaikan tanggapannya kepada
pengirim pesan. Dengan menerima tanggapan dari si penerima pesan itu, pengiriman
pesan dapat menilai efektifitas pesan yang dikirimkannya.Berdasarkan tanggapan itu,
pengirim dapat mengetahui apakah pesannya dimengerti dan sejauh mana pesannya
dimengerti oleh orang yang dikirimi pesan itu.
Dari proses terjadinya komunikasi itu, secara teknis pelaksanaan, komunikasi
dapat dirumuskan sebagai "kegiatan dimana seseorang menyampaikan pesan melalui
media tertentu kepada orang lain dan sesudah menerima pesan serta memahami
sejauh kemampuannya, penerima pesan menyampaikan tanggapan melalui media
tertentu pula kepada orang yang menyampaikan pesan itu kepadanya". Dalam
komunikasi terjadilah pertukaran kata dengan arti dan makna tertentu. Dari sudut
pandang pertukaran makna, komunikasi dapat didefinisikan sebagai "proses
penyampaian makna dalam bentuk gagasan atau informasi dari seseorang kepada
orang lain melalui media tertentu". Pertukaran makna merupakan inti yang terdalam
dari kegiatan komunikasi karena yang disampaikan orang komunikasi bukan kata-
2
PANDUAN
RSIA GEBANG MEDIKA NOMOR : 003/SK-RSIAGM/I/2018
TANGERANG REVISI KE :A
BERLAKU TMT : 01 MARET 2018
JJUDUL : PANDUAN KOMUNIKASI EFEKTIF HALAMAN : 3 dari 36
kata, tetapi arti atau makna dari kata-kata.Yang ditanggapi orang dalam komunikasi
bukan kata-kata, tetapi makna dari kata-kata.Karena merupakan interaksi, komunikasi
merupakan kegiatan yang dinamis.Selama komunikasi berlangsung, baik pada
pengirim maupun pada penerima, terus-menerus terjadi saling memberi dan
menerima pengaruh dan dampak dari komunikasi tersebut.
Sebagai pertukaran makna, komunikasi bersifat khas, unik dan tidak dapat
diulangi persis sama. Karena meski orang yang berkomunikasi sama, isi, dan
maksudnya sama, namun bila diulang, waktu, situasi, dan keadaan batin orang yang
berkomunikasi sudah berbeda. Karena itu, dalam setiap komunikasi, baik bagi orang
yang mengirim maupun yang menerima, dampaknya tidak dapat dihilangkan karena
mereka tidak dapat mencabut kata yang sudah mereka ucapkan dan mengganti
dampak yang diakibatkannya. Mereka hanya dapat merubah kata-kata.
3
PANDUAN
RSIA GEBANG MEDIKA NOMOR : 003/SK-RSIAGM/I/2018
TANGERANG REVISI KE :A
BERLAKU TMT : 01 MARET 2018
JJUDUL : PANDUAN KOMUNIKASI EFEKTIF HALAMAN : 4 dari 36
BAB II
DEFINISI
4
PANDUAN
RSIA GEBANG MEDIKA NOMOR : 003/SK-RSIAGM/I/2018
TANGERANG REVISI KE :A
BERLAKU TMT : 01 MARET 2018
JJUDUL : PANDUAN KOMUNIKASI EFEKTIF HALAMAN : 5 dari 36
5
PANDUAN
RSIA GEBANG MEDIKA NOMOR : 003/SK-RSIAGM/I/2018
TANGERANG REVISI KE :A
BERLAKU TMT : 01 MARET 2018
JJUDUL : PANDUAN KOMUNIKASI EFEKTIF HALAMAN : 6 dari 36
Dalam berkomunikasi ada kalanya terdapat informasi misalnya nama obat, nama
orang , dll. Untuk menverifikasi dan mengklarifikasi, maka komunikan sebaiknya
mengeja huruf demi huruf menggunakan alfabeth standart internasional yaitu :
6
PANDUAN
RSIA GEBANG MEDIKA NOMOR : 003/SK-RSIAGM/I/2018
TANGERANG REVISI KE :A
BERLAKU TMT : 01 MARET 2018
JJUDUL : PANDUAN KOMUNIKASI EFEKTIF HALAMAN : 7 dari 36
7
PANDUAN
RSIA GEBANG MEDIKA NOMOR : 003/SK-RSIAGM/I/2018
TANGERANG REVISI KE :A
BERLAKU TMT : 01 MARET 2018
JJUDUL : PANDUAN KOMUNIKASI EFEKTIF HALAMAN : 8 dari 36
2. Isi Pesan dibacakan kembali (read back) secara lengkap oleh penerima
pesan
3. Penerima pesan mengkonfirmasi isi pesan kepada pemberi pesan
4. Komunikasi efektif dapat terjadi dengan menggunakan suatu format baku
agar komukasi terstandar dan berlangsung efektif dan efisien. Salah satu
format baku yang dipergunakan oleh SAH adalah format SBAR
SBAR merupakan kerangka komunikasi yang mempermudah mengatasi
hambatan dalam komunikasi.SBAR merupakan bentuk struktur mendasari
komunikasi anatar pemberi informasi dengan penerima informasi.SBAR
mudah diingat yang praktis untuk komunikasi atau percakapan. SBAR
tersusun sebagai berikut :
S : situation
B : background
A : assessment
R : recommendation
A. Tujuan dan keuntungan menggunakan SBAR ( byred et al, 2009):
1. Meningkatkan keamanan keselamatan pasien
2. Memberikan standar untuk penyebaran atau berbagi informasi
3. Meningkatkan kekuatan atau kejelasan dari para pemberi
pelayanankesehatan dalam mengajukan permintaan perubahan
perawatan pasien atau untuk menyelesaikan informasi dalam keadaan
kritis dengan benar dan akurat
4. Meningkatkan efektivitas kerja tim
5. Dapat dipergunakan pada daerah spesifik COPD
A. Penggunaan SBAR
SBAR dipergunakan sebagai landasan menyusun komunikasi verbal,
tertulis menyusun surat, dari berbagai keadaan perawatan pasien antara
lain :
1. Pasien rawat jalan dan pasien rawat inap
2. Komunikasi pada kasus atau kondisi urgent dan non urgent
3. Komunikasi dengan pasien,perorangan atau lewat telepon
4. Keadaan khusus antara dokter dan perawat
5. Membantu konsultasi antara dokter dengan dokter
6. Mendiskusikan dengan konsultan professional lain misalnya terapi
respiasi, fiotherapi
7. Komunikasi dengan mitra bestari
8. Komunikasi pada saat perubahan shift jaga
9. Meningkatkan perhatian
10. Serah terima dari petugas ambulans kepada staf rumah sakit
8
PANDUAN
RSIA GEBANG MEDIKA NOMOR : 003/SK-RSIAGM/I/2018
TANGERANG REVISI KE :A
BERLAKU TMT : 01 MARET 2018
JJUDUL : PANDUAN KOMUNIKASI EFEKTIF HALAMAN : 9 dari 36
c. Assessment ( assessment )
Penilaian terhadap masalah yang ditemukan terkait dengan apa yang
menjadi masalah pada pasien. Berilah kesan pasien secara klinis serta
hal yang terkait dengan hal tersebut.Jelaskan pula tindakan yang sudah
diberikan kepada pasien untuk mengatasi permasalahan sambil
menunggu rekomendasi yang diterima petugas.
d. Recommendation ( rekomendasi)
Jelaskan kepada petugas yang diberikan untuk mengatasi
permasalahan tersebut. Saran disampaikan dengan jelas, bagaimana
cara melaksanakan serta tentukan waktu pelaksanaanya serta tindak
lanjutnya.
Terakhir rekomendasi yang diberikan, apakah sudah sesuai dengan
harapan pada akhir pembicaraan dengan klinik atau petugas tersebut
C. Contoh SBAR
9
PANDUAN
RSIA GEBANG MEDIKA NOMOR : 003/SK-RSIAGM/I/2018
TANGERANG REVISI KE :A
BERLAKU TMT : 01 MARET 2018
JJUDUL : PANDUAN KOMUNIKASI EFEKTIF HALAMAN : 10 dari 36
BAB III
RUANG LINGKUP
3.1 Ruang lingkup dalam proses terjadinya komunikasi yang efektif adalah :
1. Sumber /komunikator ( dokter, perawat, admisi, instalasi rawat inap, kasir, dll )
10
PANDUAN
RSIA GEBANG MEDIKA NOMOR : 003/SK-RSIAGM/I/2018
TANGERANG REVISI KE :A
BERLAKU TMT : 01 MARET 2018
JJUDUL : PANDUAN KOMUNIKASI EFEKTIF HALAMAN : 11 dari 36
2. Isi pesan
3. Media / saluran ( electronic, Lisan, dan tulisan)
4. Penerima / komunikan ( pasien, keluarga pasien, pasien, dokter, Adm.Irna )
3.4 Media
Media berperan sebagai jalan atau saluran yang dilalui isi pernyataan yang
disampaikan pengirim atau umpan balik yang disampaikan penerima. Berita dapat
berupa berita lisan, tertulis, atau keduanya sekaligus. Pada kesempatan tertentu,
media dapat tidak digunakan oleh pengirim yaitu saat komunikasi berlangsung
atau tatap muka dengan efek yang mungkin terjadi berupa perubahan sikap.
Media yang dapat digunakan dalam penyampaian informasi yaitu ; melalui surat,
email, telepon, surat kabar, surat edaran, pengumuman, spanduk, lembaran leaflet,
booklet, vcd, peraga)
11
PANDUAN
RSIA GEBANG MEDIKA NOMOR : 003/SK-RSIAGM/I/2018
TANGERANG REVISI KE :A
BERLAKU TMT : 01 MARET 2018
JJUDUL : PANDUAN KOMUNIKASI EFEKTIF HALAMAN : 12 dari 36
umpan balik kepada pengirim. Umpan balik sangat penting sehingga proses
komunikasi berlangsung dua arah.
Pemberi / komunikator yang baik.
Pada saat melakukan proses umpan balik, diperlukan kemampuan dalam hal-hal
berikut:
a. Cara berbicara ( talking ), termasuk cara bertanya (kapan menggunakan
pertanyaan tertutup dan kapan memakai pertanyaan terbuka ), menjelaskan,
klarifikasi, paraphrase, intonasi
b. Mendengar ( listening), termasuk memotong kalimat
c. Cara mengamati (observation), agar dapat memahami yang tersirat di balik
yang tersurat (bahasa non verbal di balik ungkapan kata / kalimatnya, gerak
tubuh)
d. Menjaga sikap selama berkomunikasi dengan komunikan ( bahasa tubuh )
agar tidak menggangu komunikasi, misalnya karena komunikan keliru
mengartikan gerak tubuh, raut tubuh, raut muka dan sikap komunikator ),
maka akan menyebabkan kesalahpahaman.
Pada saat menyampaikan pesan, pengirim perlu memastikan apakah pesan telah
diterima dengan baik.Sementara penerima pesan perlu berkonsentrasi agar pesan
diterima dengan baik dan memberikan umpan balik (feedback) kepada pengirim.
Umpan balik penting sebagai proses klarifikasi untuk memastikan tidak terjadi salah
interpretasi.
Dalam hubungan dokter-pasien, baik dokter maupun pasien dapat berperan sebagai
sumber atau pengirim pesan dan penerima pesan secara bergantian. Pasien sebagai
pengirim pesan, menyampaikan apa yang dirasakan atau menjawab pertanyaan dokter
sesuai pengetahuannya. Sementara dokter sebagai pengirim pesan, berperan pada saat
menyampaikan penjelasan penyakit, rencana pengobatan dan terapi, efek samping
obat yang mungkin terjadi, serta dampak dari dilakukan atau tidak dilakukannya
terapi tertentu. Dalam penyampaian ini, dokter bertanggung jawab untuk memastikan
pasien memahami apa yang disampaikan.
12
PANDUAN
RSIA GEBANG MEDIKA NOMOR : 003/SK-RSIAGM/I/2018
TANGERANG REVISI KE :A
BERLAKU TMT : 01 MARET 2018
JJUDUL : PANDUAN KOMUNIKASI EFEKTIF HALAMAN : 13 dari 36
kesenjangan informasi dan pengetahuan yang ada antara dokter dan pasien, dokter
perlu mengambil peran aktif.Ketika pasien dalam posisi sebagai penerima pesan,
dokter perlu secara proaktif memastikan apakah pasien benar-benar memahami pesan
yang telah disampaikannya.
13
PANDUAN
RSIA GEBANG MEDIKA NOMOR : 003/SK-RSIAGM/I/2018
TANGERANG REVISI KE :A
BERLAKU TMT : 01 MARET 2018
JJUDUL : PANDUAN KOMUNIKASI EFEKTIF HALAMAN : 14 dari 36
14
PANDUAN
RSIA GEBANG MEDIKA NOMOR : 003/SK-RSIAGM/I/2018
TANGERANG REVISI KE :A
BERLAKU TMT : 01 MARET 2018
JJUDUL : PANDUAN KOMUNIKASI EFEKTIF HALAMAN : 15 dari 36
15
PANDUAN
RSIA GEBANG MEDIKA NOMOR : 003/SK-RSIAGM/I/2018
TANGERANG REVISI KE :A
BERLAKU TMT : 01 MARET 2018
JJUDUL : PANDUAN KOMUNIKASI EFEKTIF HALAMAN : 16 dari 36
18) Mengeluhkan pelayanan Rumah Sakit yang tidak sesuai dengan standar
pelayanan melalui media cetak dan elektronik sesuai dengan ketentuan
peraturan perundang-undangan.
2. Hak dokter
a) Memperoleh perlindungan hukum sepanjang melaksanakan tugas sesuai
dengan standar profesi dan standar prosedur operasional;
b) Memberikan pelayanan medis menurut standar profesi dan standar prosedur
operasional;
c) Memperoleh informasi yang lengkap dan jujur dari pasien atau keluarganya
d) Menerima imbalan jasa.
16
PANDUAN
RSIA GEBANG MEDIKA NOMOR : 003/SK-RSIAGM/I/2018
TANGERANG REVISI KE :A
BERLAKU TMT : 01 MARET 2018
JJUDUL : PANDUAN KOMUNIKASI EFEKTIF HALAMAN : 17 dari 36
17
PANDUAN
RSIA GEBANG MEDIKA NOMOR : 003/SK-RSIAGM/I/2018
TANGERANG REVISI KE :A
BERLAKU TMT : 01 MARET 2018
JJUDUL : PANDUAN KOMUNIKASI EFEKTIF HALAMAN : 18 dari 36
18
PANDUAN
RSIA GEBANG MEDIKA NOMOR : 003/SK-RSIAGM/I/2018
TANGERANG REVISI KE :A
BERLAKU TMT : 01 MARET 2018
JJUDUL : PANDUAN KOMUNIKASI EFEKTIF HALAMAN : 19 dari 36
4. Langkah-langkah komunikasi
Ada empat langkah yang terangkum dalam satu kata untuk melakukan komunikasi,
yaitu SAJI (Poernomo, Ieda SS, Program Family Health Nutrition,
Depkes RI, 1999).
S = Salam
A = Ajak Bicara
J = Jelaskan
I = Ingatkan
Secara rinci penjelasan mengenai SAJI adalah sebagai berikut.
Salam:
Beri salam, sapa dia, tunjukkan bahwa Anda bersedia meluangkan waktu untuk
berbicara dengannya.
Ajak Bicara:
Usahakan berkomunikasi secara dua arah.Jangan bicara sendiri. Dorong agar pasien
mau dan dapat mengemukakan pikiran dan perasaannya. Tunjukkan bahwa dokter
menghargai pendapatnya, dapat memahami kecemasannya, serta mengerti
perasaannya. Dokter dapat menggunakan pertanyaan terbuka maupun tertutup dalam
usaha menggali informasi.
Jelaskan:
Beri penjelasan mengenai hal-hal yang menjadi perhatiannya, yang ingin
diketahuinya, dan yang akan dijalani/dihadapinya agar ia tidak terjebak oleh
pikirannya sendiri. Luruskan persepsi yang keliru. Berikan penjelasan mengenai
penyakit, terapi, atau apapun secara jelas dan detil.
Ingatkan:
Percakapan yang dokter lakukan bersama pasien mungkin memasukkan berbagai
materi secara luas, yang tidak mudah diingatnya kembali. Di bagian akhir
percakapan, ingatkan dia untuk hal-hal yang penting dan koreksi untuk persepsi yang
keliru. Selalu melakukan klarifikasi apakah pasien telah mengerti benar, maupun
klarifikasi terhadap hal-hal yang masih belum jelas bagi kedua belah pihak serta
mengulang kembali akan pesan-pesan kesehatan yang penting.
5. Pentingnya Informasi
Unsur-unsur yang perlu diinformasikan kepada pasien meliputi :
1. Tujuan tindakan yang akan dilakukan untuk diagnostik atau terapi
2. Pelayanan yang dianjurkan
3. Risiko yang mungkin terjadi
4. Hasil pelayanan yang diharapkan, dan
5. Alternatif tindakan yang dapat dilakukan
6. Kemungkinan yang dapat timbul apabila tindakan tidak dilakukan
7. Ramalan (prognosis) atau perjalanan penyakit yang diderita
8. Mendapatkan informasi mengenai perkiraan biaya pengobatannya
9. Prosedur yang akan dilakukan perlu diuraikan lagi, meliputi :
19
PANDUAN
RSIA GEBANG MEDIKA NOMOR : 003/SK-RSIAGM/I/2018
TANGERANG REVISI KE :A
BERLAKU TMT : 01 MARET 2018
JJUDUL : PANDUAN KOMUNIKASI EFEKTIF HALAMAN : 20 dari 36
20
PANDUAN
RSIA GEBANG MEDIKA NOMOR : 003/SK-RSIAGM/I/2018
TANGERANG REVISI KE :A
BERLAKU TMT : 01 MARET 2018
JJUDUL : PANDUAN KOMUNIKASI EFEKTIF HALAMAN : 21 dari 36
d. Pasien yang belum dewasa. Seseorang dikatakan cakap-hukum apabila pria atau
wanita telah berumur 21 tahun, atau bagi pria apabila belum berumur 21 tahun tetapi
telah menikah. Pasal 1330 KUH Perdata, menyatakan bahwa seseorang yang tidak
cakap untuk membuat persetujuan adalah orang yang belum dewasa. Menurut KUH
Perdata Pasal 1330, belum dewasa adalah belum berumur 21 tahun dan belum
menikah. Oleh karena perjanjian medis mempunyai sifat khusus maka tidak semua
ketentuan hukum perdata di atas dapat diterapkan. Dokter tidak mungkin menolak
mengobati pasien yang belum berusia 21 tahun yang datang sendirian ke tempat
praktiknya. Permenkes tersebut menyatakan umur 21 tahun sebagai usia dewasa. Di
dalam Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2002 Tentang Perlindungan Anak Bab 1
Pasal 1 ayat 1 yang dimaksud anak-anak adalah seseorang yang belum berusia 18
tahun.
6. Tindakan Medik
Dalam upaya menegakkan diagnosis atau melaksanakan terapi, dokter biasanya
melakukan suatu tindakan medik. Tindakan medik tersebut ada kalanya atau sering
dirasa menyakitkan atau menimbulkan rasa tidak menyenangkan. Secaramaterial,
suatu tindakan medik itu sifatnya tidak bertentangan dengan hukum apabila
memenuhi syarat-syarat sebagai berikut:
1. Mempunyai indikasi medis, untuk mencapai suatu tujuan yang konkret.
2. Dilakukan menurut aturan-aturan yang berlaku di dalam ilmu kedokteran.
Kedua syarat ini dapat juga disebut sebagai bertindak secara lege artis, harus suda h
mendapat persetujuan dulu dari pasien.
Panduan komunikasi secara lisan terdiri dari pelaporan secara lisan,
komunikasi efektif lisan via telepon dan penerimaan instruksi secara lisan.
Komunikasi lisan mempunyai ruang lingkup yang cukup luas karena berhubungan
dengan keselamatan pasien di Rumah Sakit Ibu Dan Anak Gebang Medika
Tangerang. Adapun ruang lingkup komunikasi lisan dapat terjadi antara:
A. Komunikasi SBAR via telepon antara perawat/bidan ke dokter jaga
1. Sebelum menelepon dokter jaga, perawat atau bidan telah melakukan
pemeriksaan fisik, anamnesa atau pengkajian, dan membaca rekam medis
pasien.
2. Perawat atau bidan menulis hal-hal yang akan dilaporkan diformulir lembar
catatan perkembangan ter integrasi per telepon dengan menggunakan teknik
SBAR untuk pertama kali melaporkan pasien, selanjutnya bila akan menelpon
dokter kembali, perawat/bidan menulis dilembar instruksi catatan terintegrasi
per telepon
21
PANDUAN
RSIA GEBANG MEDIKA NOMOR : 003/SK-RSIAGM/I/2018
TANGERANG REVISI KE :A
BERLAKU TMT : 01 MARET 2018
JJUDUL : PANDUAN KOMUNIKASI EFEKTIF HALAMAN : 22 dari 36
3. Perawat atau bidan membaca status dan data pasien yang akan dilaporkan
untuk memastikan bahwa data sudah benar
4. Perawat atau bidan menyiapkan rekam medis pasien yang telah disiapkan
sesuai dengan catatan perkembangan ter integrasi per telepon dengan
menggunakan teknik SBAR didekat pesawat telepon lengkap dengan data-
data yang akan dilaporkan
5. Sebelum melapor perawat atau bidan menyampaikan salam singkat, seperti : “
selamat pagi/siang/sore/malam dokter?”
6. Laporkan kondisi pasien dengan menggunakan prinsip komunikasi SBAR
i. Situasi
Sebutkan identitas perawat dan ruangan/ unit RS tempat perawat
bertugas, dan sebutkan nama lengkap pasien, umur, kamar/ruangan, serta
masalah utama pasien pada saat ini (misalnya: sesak nafas, nyeri dada,
badan panas,dll)
ii. Background
Sebutkan keluhan pasien saat anamnesa meliputi:
Pemeriksaan Fisik
Pemeriksaan Penunjang
Terapi yang diberikan
iii. Assessment
Kesimpulan dari background
iv. Recommendation
Rekomendasi : (pilih sesuai kebutuhan)
a. Hasil saran dari dokter umum
b. Konfirmasi Ulang (TBak)
7. Perawat atau bidan mencatat semua rekomendasi/ instruksi dari dokter dalam
kolom catatan terintegrasi per telepon dengan teknik SBAR dalam rekam
medic pasien:
Tanggal dan jam pasien diterima
Dosis obat yang akan diberikan dan waktu pemberian harus spesifik
untuk menghindari salah penafsiran/ hasil tes kritis yang dilaporkan
8. Perawat atau bidan memastikan bahwa rekomendasi yang diberikan telah
sesuai dengan cara mengulang dan membacakan kembali kepada dokter untuk
dikonfirmasi kebenaran pesan yang telah dituliskan dan hal-hal yang telah
diinstruksikan oleh dokter, hal ini dibuktikan dengan menulis pada catatan
perkembangan terintegrasi per telepon.
9. Dokumentasi secara lengkap dalam catatan terintegrasi dan berikan paraf dan
nama jelas perawat/ bidan yang melaporkan dan nama dokter yang meberikan
pesan atau instruksi
22
PANDUAN
RSIA GEBANG MEDIKA NOMOR : 003/SK-RSIAGM/I/2018
TANGERANG REVISI KE :A
BERLAKU TMT : 01 MARET 2018
JJUDUL : PANDUAN KOMUNIKASI EFEKTIF HALAMAN : 23 dari 36
10. Dokter yang menerima laporan harus melihat dan memberikan paraf nama
jelas tanggal dan jam verifikasi pada catatan terintegrasi per telepon pada
saat : Untuk dokter jaga: sesegera mungkin atau selambat-lambatnya dalam
waktu 1x24 jam.
11. Saat pertama kali akan melaporkan pasien kepada dokter, perawat/bidan
menggunakan formulir lembar catatan perkembangan ter integrasi per telepon
dengan menggunakan teknik SBAR, selanjutnya bila akan melaporkan
kondisi pasien melalui telepon untuk pasien yang sama, maka perawat/bidan
menulis dilembar instruksi dokter/catatan terintegrasi per telepon dan di
tandatangani.
12. Formulir lembar catatan perkembangan ter integrasi per telepon dengan
menggunakan teknik SBAR di lampirkan di dalam rekam medis pasien yang
bersangkutan (untuk pasien rawat inap)
23
PANDUAN
RSIA GEBANG MEDIKA NOMOR : 003/SK-RSIAGM/I/2018
TANGERANG REVISI KE :A
BERLAKU TMT : 01 MARET 2018
JJUDUL : PANDUAN KOMUNIKASI EFEKTIF HALAMAN : 24 dari 36
Pemeriksaan Fisik
Pemeriksaan Penunjang
Terapi yang telah diberikan
6.3 Assesment
Kesimpulan dari background
6.4 Recommendation
a. Hasil saran dari DPJP / Konsulen
b. Konfirmasi ulang (TBak)
7. Dokter mencatat (writing down) semua rekomendasi / instruksi dari dokter
dalam kolom catatan perkembangan ter integrasi per telepon dengan
menggunakan teknik SBAR yang tersedia/ lembar instruksi dokter/ catatan
terintegrasi dalam rekam medis pasien:
a. Tanggal dan jam pesan diterima
b. Dosis obat yang akan diberikan dan waktu pemberian harus spesifik
untuk menghindari salah penafsiran/ hasil test kritis yang dilaporkan
8. Dokter memastikan bahwa rekomendasi yang diberikan telah sesuai dengan
cara mengulang dan membacakan kembali (read back) ke pengirim pesan
(dokter) untuk konfirmasi kebenaran pesan yang telah dituliskan dan hal-hal
yang telah diinstruksikan oleh dokter
9. Dokumentasikan secara lengkap instruksi dokter dalam formulir lembar
komunikasi SBAR/ Lembar instruksi dokter/ catatan terintegrasi dan berikan
paraf serta nama jelas dokter yang melapor, dan nama dokter yang
memberikan pesan/ instruksi
10. Dokter yang menerima laporan harus melihat dan memberikan paraf dan
nama jelas pada kolom yang tersedia dilembar catatan terintegrasi per telepon
pada saat visite pertama kali atau selambat-lambatnya dalam waktu 1x24 jam
11. Apabila dokter DPJP (yang menerima laporan) berhalanagan (cuti, sakit)
maka yang melakukan verifikasi menandatangani catatan pesan yang ditulis
oleh penerima pesan adalah dokter pengganti yang ditunjuk oleh dokter DPJP
tersebut.
12. Saat pertama kali akan melaporkan pasien kepada DPJP/konsulen, dokter
menggunakan catatan perkembangan ter integrasi per telepon, selanjutnya bila
akan melaporkan kondisi pasien melalui telepon untuk pasien yang sama,
maka dokter menulis di lembar instruksi dokter/catatan terintegrasi per
telepon dan ditandatangani.
13. Formulir lembar catatan perkembangan ter integrasi per telepon dengan
menggunakan teknik SBAR dilampirkan di dalam rekam medis pasien yang
bersangkutan.
24
PANDUAN
RSIA GEBANG MEDIKA NOMOR : 003/SK-RSIAGM/I/2018
TANGERANG REVISI KE :A
BERLAKU TMT : 01 MARET 2018
JJUDUL : PANDUAN KOMUNIKASI EFEKTIF HALAMAN : 25 dari 36
BAB IV
TATA LAKSANA
25
PANDUAN
RSIA GEBANG MEDIKA NOMOR : 003/SK-RSIAGM/I/2018
TANGERANG REVISI KE :A
BERLAKU TMT : 01 MARET 2018
JJUDUL : PANDUAN KOMUNIKASI EFEKTIF HALAMAN : 26 dari 36
1. Hasil Rapat
a) Rapat Dewan Komisaris
b) Rapat Bagian Umum
c) Rapat Bagian Medis
d) Rapat antara Bagian Umum dan Medis
Hasil rapat/notulen disampaikan kepada bagian tata usaha/TU paling
lambat satu hari setelah rapat dilaksanakan, dan untuk selanjutnya
bagian tata usaha menyampaikan kesetiap bagian terkait paling lambat
satu hari setelah notulen diterima.
2. Pengumuman/Surat Edaran
Informasi yang sifatnya harus segera dilaksanakan dapat disampaikan
melalui surat dan dimasukkan ke dalam mading rumah sakit ( dalam
bentuk pengumuman, surat edaran).
3. Komunikasi antara petugas kesehatan
a). Perawat dengan dokter
b). Perawat dengan perawat
c). Dokter dengan dokter
Penyampaian informasi antara petugas kesehatan dalam merawat
pasien adalah dengan cara :
Berbicara secara langsung, menuliskan dalam rekam medis pasien dan
atau melalui telepon untuk menyampaikan informasi perkembangan
pasien.
26
PANDUAN
RSIA GEBANG MEDIKA NOMOR : 003/SK-RSIAGM/I/2018
TANGERANG REVISI KE :A
BERLAKU TMT : 01 MARET 2018
JJUDUL : PANDUAN KOMUNIKASI EFEKTIF HALAMAN : 27 dari 36
B) Informasi dari luar ke dalam Rumah Sakit Ibu Dan Anak Gebang
Medika.
Informasi dari pihak luar ke dalam rumah sakit disampaikan melalui:
27
PANDUAN
RSIA GEBANG MEDIKA NOMOR : 003/SK-RSIAGM/I/2018
TANGERANG REVISI KE :A
BERLAKU TMT : 01 MARET 2018
JJUDUL : PANDUAN KOMUNIKASI EFEKTIF HALAMAN : 28 dari 36
1. Surat
Semua surat masuk ke dalam rumah sakit diserahkan ke bagian tata
usaha/TU, untuk selanjutnya diteruskan ke Wadir/Direktur dan
setelah mendapat disposisi, diteruskan ke bagian terkait.
2. Pemberitahuan melalui email, media massa dan elektronik.
1. Bagian Medis
a) Prosedur pemberian informasi dari dokter kepada pasien
yaitu :
1. Dokter mempersilahkan pasien masuk dan memberi salam
1. Menyapa pasien dengan namanya
2. Menciptakan suasana yang nyaman
3. Memperkenalkan diri dan menjelaskan perannya (sebagai dokter
spesialis)
4. Menilai suasana hati pasien
5. Memperhatikan sikap non-verbal (raut wajah, gerak/bahasa
tubuh)
6. Menetap mata pasien secara profesional yang lebih terkait dengan
makna
menunjukkkan perhatian dan kesungguhan mendengarkan
7. Memperhatikan keluhan yangdisampaikan pasien tanpa
melakukan inteupsi yang tidak perlu
8. Apabila pasien marah, menangis, takut, dan sebagainya maka
dokter tetap menunjukkan raut wajah dan sikap yang tenang
9. Dokter melakukan pemeriksaan dan menegakkan diagnosa
10. Dokter menyampaikan penjelasan kepada pasien dan keluarga
tentang:
a.Pelayanan yang dianjurkan
b. Hasil pelayanan yang diharapkan
c.Perkiraan biaya pengobatan
11. Dokter memastikan pasien memahami apa yang telah
disampaikan dengan mengklarifikasi kepada pasien
12. Jika pasien menolak anjuran dokter karena keterbatasan
finansial, maka dokter mengembangkan rencana perawatan
bersama pasien untuk kepentingan pasien dan atas dasar
kemampuan pasien (finansial).
13. Jika pasien menolak anjuran dokter (karena alasan finansial atau
alasan lainnya, maka pasien menandatangani surat pernyataan
penolakan tindakan kedokteran.
14. Jika pasien setuju dengan rencana tindakan kedokteran maka
pasien menandatangani surat pernyataan persetujuan tindakan
28
PANDUAN
RSIA GEBANG MEDIKA NOMOR : 003/SK-RSIAGM/I/2018
TANGERANG REVISI KE :A
BERLAKU TMT : 01 MARET 2018
JJUDUL : PANDUAN KOMUNIKASI EFEKTIF HALAMAN : 29 dari 36
29
PANDUAN
RSIA GEBANG MEDIKA NOMOR : 003/SK-RSIAGM/I/2018
TANGERANG REVISI KE :A
BERLAKU TMT : 01 MARET 2018
JJUDUL : PANDUAN KOMUNIKASI EFEKTIF HALAMAN : 30 dari 36
30
PANDUAN
RSIA GEBANG MEDIKA NOMOR : 003/SK-RSIAGM/I/2018
TANGERANG REVISI KE :A
BERLAKU TMT : 01 MARET 2018
JJUDUL : PANDUAN KOMUNIKASI EFEKTIF HALAMAN : 31 dari 36
c. Mengkonfirmasi bahwa apa yang dituliskan dan dibacakan ulang sudah akurat dan
ditandatangani oleh dokter pemberi pesan/ perintah lisan.
31
PANDUAN
RSIA GEBANG MEDIKA NOMOR : 003/SK-RSIAGM/I/2018
TANGERANG REVISI KE :A
BERLAKU TMT : 01 MARET 2018
JJUDUL : PANDUAN KOMUNIKASI EFEKTIF HALAMAN : 32 dari 36
BAB V
DOKUMENTASI
Disetujui oleh :
Direktur,
32