VITAMIN C
Oleh : Kelompok 4
1. Jesa Permatasari 18201100P
2. Indah Febriyanti 18201088P
3. Lezi Mayang Sari 18201109P
4. Lia Permatasari 18201111P
5. Kiki Ulfah Putri 18201104P
Kelas B
Assalamulaikum wr.wb
Puji dan Syukur kami ucapkan atas kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan
rahmat dan karunianya kepada kami, sehingga saya dapat menyelesaikan makalah
ini dengan tepat waktunya.
Semoga makalah ini dapat memenuhi kewajiban saya dalam tugas gizi. Adapun
harapan saya, semoga makalah ini dapat menambah wawasan pembaca mengenai
vitamin C.
Saya menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna, untuk itu saya
mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari pembaca demi
kesempurnaan makalah ini.
Wassalamaualaikum wr.wb
Penulis
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Vitamin bukanlah sumber energi, tetapi vitamin melakukan fungsi
regulator (pengatur). Vitamin bekerja sama dengan enzim dalam beberapa reaksi
kimia. Vitamin juga penting bagi pertumbuhan, pemeliharaan kesehatan, dan
reproduksi. Vitamin harus ada dalam tubuh manusia walaupun hanya dalam
jumlah kecil karena memiliki fungsi khusus dan tidak dapat digantikan.
Seseorang yang kekurangan vitamin dapat menderita difisiensi atau
avitaminosis (menderita penyakit skorbut, pendarahan kulit, kerusakan sendi).
Sedangkan kelebihan suatu jenis vitamin disebut hipervitaminosis.
Hingga saat ini belum semua jenis avitaminosis dapat diketahui. Pada
umumnya seseorang menderita avitaminosis karena cara pengolahan makanan
yang dapat mengurangi atau merusak vitamin. Buah dan sayuran segar sangat
membantu penyediaan vitamin.
B. Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah dalam makalah ini sebagai berikut :
C. Tujuan
Berdasarkan rumusan masalah di atas, tujuan dari pembuatan makalah ini
sebagai berikut:
A. Pengertian
Vitamin C adalah asam organik yang terasa asam, berbentuk kristal putih,
akan lebih tahan terhadap panas lama, stabil dalam bentuk kering tetapi mudah
teroksidasi dalam keadaan larutan dan basa.
B. Sifat
1. Vitamin C adalah kristal putih yang mudah larut dalam air.
2. Dalam keadaan kering vitamin C cukup stabil, tetapi dalam keadaan larut.
3. Mudah rusak karena berseuntuhan dengan udara (oksidasi) terutama bila
terkena panas.
4. Oksidasi dipercepat dengan kehadiran tembaga dan besi.
5. Tidak stabil dalam larutan alkali, tetapi cukup stabil dalam larutan asam.
6. Vitamin yang paling labil.
7. Berat molekul 150.000.
8. Ko-enzim mengandung 6 atom tembaga untuk setiap molekul protein.
9. Berperan dalam batas yang luas dari pH 4-7, tetapi pengaruh maksimal
adalah antara pH 5,6 – 6,0 dan jika pH diturunkan 2,0 maka enzim
menjadi inaktif.
C. Metabolisme
Vitamin C mudah diabsorpsi secara aktif dan mungkin pula secara difusi
pada bagian atas usus halus lalu masuk ke peredaran darah melalui vena porta.
Rata-rata absorpsi adalah 90% untuk konsumsi diantara 20 dan 120 mg sehari.
Konsumsi tinggi sampai 12 gram (sebagai pil) hanya diabsorpsi sebagai 16%.
Vitamin C kemudian dibawa ke semua jaringan. Konsentrasi tertinggi adalah di
dalam jaringan adrenal, pituitari dan retina.
Tubuh dapat menyimpan hingga 1500 mg vitamin C bila konsumsi
mencapai 100 mg sehari. Jumlah ini dapat mencegah terjadinya skorbut selama
tiga bulan. Tanda-tanda skorbut akan terjadi bila persediaan tinggal 300 mg.
Konsumsi melebihi taraf kejenuhan berbagaija ringan dikeluarkan melalui urin
dalam bentuk asam oksalat. Pada konsumsi melebihi 100 mg sehari kelebihan
akan dikeluarkan sebagai asam askorbat atau sebagai karbon dioksida melalui
pernapasan. Walaupun tubuh mengandung sedikit vitamin C, sebagian tetap akan
dikeluarkan. Makanan yang tinggi dalam senga atau pektin dapat mengurangi
absorpsi sedangkan zat-zar di dalam ekstark jeruk dapat meningkatkan absorpsi.
Status vitamin C tubuh ditetapkan melalui tanda-tanda klinik dan
pengukuran kadar vitamin C di dalam darah. Tanda-tanda klinik antara lain,
perdarahan gusi dan perdarahan kapiler di bawah kulit. Tanda dini kekurangan
vitamin C dapat diketahui bila kadar vitamin C darah di bawah 0,20 mg/dl.
D. Fungsi
Vitamin C mempunyai banyak fungsi di dalam tubuh sebagai koenzim
atau kofaktor. Asam askorbat adalah bahan yang kuat kemampuan reduksinya
dan bertindak sebagai antioksidan dalam reaksi-reaksi hidroksilasi. Beberapa
turunan vitamin C ( seperti asam eritrobik dan askorbik palmitat) digunakan
sebagai antioksidan, di dalam industri pangan untuk mencegah proses menjadit
engik, perubahan warna ( browning) pada buah-buahan dan untuk mengawetkan
daging.
Banyak proses metabolisme dipengaruhi oleh asam askorbat, namun
mekanismenya belum diketahui dengan pasti.
1. Sintesis kolagen
2. Sintesis karnitin, Serotonin, dll
3. Absorpsi dan metabolisme besi
4. Absorpsi kalsium
5. Mencegah infeksi
6. Mempertahankan permeabilitas kapiler darah
7. Mencegah timbulnya hipertensi
8. Mencegah kanker dan penyakit jantung
E. Sumber
1. Sayur-sayuran yang Mengandung Vitamin C
Ada brokoli, kembang kol, kubis, dan paprika merah. Seperti paprika
merah yaitu tanaman sejenis cabai yang mana dulunya ditanam di Amerika.
Buahnya yang besar dan warnanya tidak hanya merah, ada hijau dan kuning juga
(seperti cabai). Ada yang mengatakan tanaman ini pedas, ada yang tidak tetapi
manis. Buah ini bisa dibudidaya dimanapun. Bahkan kandungannya 100 gram
paprika merah terkandung 190 miligram vitamin C. Kubis sendiri yaitu sayuran
daun yang berbentuk bola. Kubis ini sendiri ditanam di Eropa pertama kali. Kubis
sendiri ada 3 macam yang berwarna hijau pucat, hijau segar, dan keunguan. Dan
banyak dibudidaya di daerah perbukitan atau pegunungan. Karena jika ditanam di
dataran rendah, daun kubis tidak dapat berkembang maksimal dan mudah
terserang penyakit.
2. Buah-buahan yang Kaya Vitamin C
Buah yang banyak dengan vitamin C antara lain pepaya, stroberi, jeruk
dan kiwi. Yang biasanya lebih dikenal memang buah jeruk yang mengandung
vitamin C. Buah jeruk mengandung vitamin C 50 miligram setiap 100 gram buah
jeruk. Jeruk pun banyak macamnya. Jeruk sendiri sudah lama tumbuh di
Indonesia. Seperti jeruk bali, jeruk purut, dan jeruk nipis merupakan buah yang
banyak tumbuh di Asia Tenggara. Sedangkan pepaya yaitu tanaman buah yang
berasal dari Negara Meksiko yang sekarang sudah banyak ditanam di Indonesia.
Pepaya adalah tanaman buah berumah tunggal sehingga ada tanaman yang jantan
dan ada yang betina. Sedangkan yang betina lah yang menghasilkan buah. Dalam
100 gram buah pepaya mengandung 62 miligram vitamin C.
3. Sumber Hewani Vitamin C
Tidak hanya pada buah dan sayuran, pada sumber makanan hewan pun
terdapat vitamin C. Untuk hati ayam setiap 100 gram terkandung vitamin C
sebanyak 33,8 miligram. Tidak ada keterangan lebih lanjut tentang sumber hewani
ini yang mengandung vitamin C. Malah ada beberapa sumber artikel yang
mengatakan untuk mengkonsumsi vitamin C beriringan dalam konsumsi daging-
dagingan. Sehingga jumlah zat besi yang diserap dalam tubuh bisa maksimal.
4. Sumber Makanan Lain yang Banyak Mengandung Vitamin C
Buah yang masih mengandung vitamin C yang belum tercantum yaitu
jambu biji, kelengkeng, melon, anggur, mangga, nanas, pisang dan alpukat. Kalau
sayuran yang mengandung vitamin C selain yang telah disebutkan diatas seperti
cabai rawit, bayam mentah, sawi, seledri dan mentimum. Seperti susu sapi juga
mengandung vitamin C. Atau produk olahan lainnya seperti minuman bervitamin
C dengan rasa buah-buahan atau susu olahan dengan rasa buah-buahan juga
mengandung vitamin C.
F. Akibat Kekurangan
1. Skorbut
2. Anemia
3. Kulit Kering, Kasar dan Bersisik
4. Haemorhages
5. Gingivitis
6. Tulang Menjadi Kurang Stabil
7. Kerusakan pada J. Jantung
8. Penurunan Sistem Imun
9. Penurunan Penyembuhan Luka
G. Akibat Kelebihan
Kelebihan vitamin C berasal dari makanan tidak menimbulkan gejala.
Tetapi konsumsi vitamin C berupa suplemen secara berlebihan tiap hari dapat
menimbulkan hiperoksaluria dan risiko lebih tinggi terhadap batu ginjal. Dengan
konsumsi 5-10 gram vitamin C baru sedikit asam askorbat dikeluarkan melalui
urin. Risiko batu oksalat dengan suplemen vitamin C dosis tinggi dengan
demikian rendah, akan tetapi hal ini dapt menjadi berarti pada seseorang yang
mempunyai kecendrunga untuk pembentukan batu ginjal.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Adapun kesimpulan dari makalah mengenai vitamin C ini adalah vitamin
C ditemukan oleh Albert Szent-Györgyi pada tahun 1932. Merupakan vitamin
yang larut dalam air dan paling labil yang berfungsi sebagai antioksidan.
Konsentrasi tertinggi vitamin ini berada di dalam jaringan adrenal, pituitari dan
retina. Sumber dari vitamin C banyak terdapat pada buah-buahan seperti jeruk,
stroberi dll. Akibat yang ditimbulkan jika kekurangan vitamin ini adalah penyakit
skorbut dan jika kelebihan mengkonsumsi suplemen vitamin C akan menderita
penyakit batu ginjal.
B. Saran
Setelah membaca makalah ini, pembaca diharapkan dapat menjaga
keseimbangan dalam dalam mengkonsumsi vitamin C, jangan sampai kekurangan
ataupun kelebihan.
DAFTAR PUSTAKA
https://asuhankeperawatankesehatan.blogspot.com/2016/09/makalah-vitamin-
c.html