Ia tinggal di sebuah rumah yang berjarak langkah dari rel kereta yang masih aktif, beralaskan kardus
dan sisa barang bekas lainnya yang Ia dapat dari hasil memulung.
Pak Dadang tinggal di bantaran rel kereta api menuju Stasiun Angke bersama ibu dan 3 orang
anaknya. Istrinya meninggal beberapa tahun lalu karena menderita penyakit Tuberculosis akut.
“Pengen mah punya rumah yang nggak berisik setiap kereta lewat, nggak deket sampah banyak,
nggak takut tiba-tiba roboh gitu saking kadang keretanya kenceng. Tapi yasudah, bersyukur aja saya
yang penting sehat selalu, bisa ngebadut dapet uang untuk anak-anak” ucapnya kepada kami
Pak Suparno dan Pak Dadang memiliki akses terhadap hunian, meskipun tidak
diketahui apakah lahannya legal/ilegal atau apakah dia menyewa/memiliki
hunian tersebut.
Namun, mereka tetap tidak dapat menjangkau hunian dan layanan dasar
permukiman yang layak untuk mencapai standar hidup yang lebih baik
Masih banyak orang-orang seperti mereka di Indonesia. Apa yang bisa kita
lakukan?
Bagaimana menyelesaikan fenomena di atas?
Permukiman Kumuh di Bandung (diambil dari atas Jalan Layang Pasopati). Sumber: Tribunnews.com
Permukiman kumuh
eksisting, pemerintah fokus
ke penanganan kawasan-
kawasan ini (merah)
Namun, seiring dengan
Di sisi lain, ada urbanisasi, peningkatan
permukiman- penduduk, kebutuhan
permukiman yang perumahan dan
belum kumuh (biru) permukiman semakin
Urban meningkat
PENANGANAN PENGENTASAN
stop the bleeding Fokus kepada upaya membangun urban
Dari penyediaan infrastruktur dasar housing and settlement system untuk
di permukiman kumuh eksisting menangani kumuh eksisting dan mencegah
kumuh baru di masa yang akan dating
(PENANGANAN+PENCEGAHAN)
INDIKATOR DAN DEFINISI OPERASIONAL
Target Global 11.1:
Pada tahun 2030, menjamin akses bagi semua terhadap perumahan yang layak, aman, terjangkau, dan
pelayanan dasar, serta menata kawasan kumuh
Pembiayaan Rencana
Perumahan Tata Ruang
Program Air
Program
Minum dan
RPJMN Sejuta Rumah
Sanitasi
Program
RPJMD KOTAKU Pemkab/kota
SDG’s Kab/K
Goal 11 ota
Pokja
Program PAMSIMAS/
Provinsi SANIMAS
RPJMD
Provinsi
DAK FLPP
ALTERNATIF PROGRAM
ASPEK PROGRAM PENANGGUNGJAWAB
(yang belum dilaksanakan)
HGB diatas HPL, Pengembangan
Konsolidasi tanah, sertifikasi
Lahan Kementerian ATR/BPN bersama (co-development),
lahan, dll Pemanfaatan lahan tidur
MCK, Septic tank komunal, IPAL Ditjen Cipta Karya Infrastruktur berbasis
Infrastruktur Komunal, sampah, drainase, jalan,dll. Kementerian PUPR Kab/Kota (city wide)
Rencana Tata Ruang, Tata Kementerian ATR, DitJen CK Alokasi lahan perumahan MBR
RP3KP, RP2KPK, RDTR dan PP Kementerian PUPR dalam RTRW
Lahan dan Bangunan
Bagaimana delivery program-program tersebut ke daerah?
Bagaimana pemerintah daerah melalui Pokja PKP dapat berperan?
PEMDA SEBAGAI NAKHODA
PEMDA ADALAH PEMILIK PROGRAM,
BUKAN SEKEDAR PENERIMA KEGIATAN
Artinya Pemda berperan aktif dalam menetapkan lokasi, menyusun
perencanaan, menentukan metode pelaksanaan, dll. yang sesuai
dengan kebutuhan daerah.
KERJA SAMA POKJA PKP PUSAT-DAERAH DALAM PENYELENGGARAAN PKP
Fungsi Pokja PKP Nasional:
▪ Kebijakan, strategi, program
AGENDA PEMBANGUNAN ▪ Kerangka Koordinasi, pengendalian, dan
NASIONAL Pokja PKP dan AMPL Nasional pemantapan pelaksanaan
▪ Arah pencapaian target RPJMN dan SDGs
▪ Pengembangan dan Pengawasan
pelaksanaan
▪ Kerangka monev.
Nasional
CCMU-Pokja Nasional
PRINSIP:
Menempatkan seluruh jajaran
Provinsi (melalui Pokja) pemerintah dari provinsi
sampai kab/kota sebagai
pemilik program
Kab/Kota Kab/Kota
(melalui (melalui
Pokja) Pokja)
KINERJA BIDANG PERUMAHAN MENINGKAT ada produk aksi pokja & hasil
3. pokja PKP
ADA JEJARING & KEMITRAAN Forum Nasional Pokja PKP dan Jejaring PKP – AMPL,
5. serta Direktori Pelaku Jejaring Pokja PKP - AMPL
6. ++ Inovasi
PRODUK AKSI DAN HASIL POKJA PKP DAERAH
DATA PKP
DUKUNGAN POLITIS POLICY TERUPDATE &
MAKER UNTUK PKP VALID
ARAH DAN KEBIJAKAN & FORUM SINERGI, KOORDINASI & AKSI CAPAIAN PENYEDIAAN RPKP
TRRGET DAERAH UNTUK
TERMONITOR
PKP
KERANGKA KERJA BIDANG KINERJA BIDANG
PKP DI DAERAH PERUMAHAN MENINGKAT
Koordinasi Meningkat
Bukan
kelengkapan
Bukan executing proyek tertentu
agency, tidak
menggantikan Bersifat Ad-Hoc
peran lembaga, yang dinamis
tapi turut serta dan fleksibel
dalam perumusan Bukan sebatas
kebijakan implementasi
UU, tetapi untuk
meningkatkan
kinerja
Memiliki status Mendapatkan
hukum yang dukungan dari
jelas berbagai pihak
FOKUS PADA AGENDA
• Fasilitasi penyediaan hunian baru bagi MBR:
• Kemudaahan perizinan dan administrasi pertanahan
• Bantuan/subsidi langsung bagi MBR
• Pengaturan, pembinaan, pengawasan
• Penyediaan infrastruktur dasar
• Air Minum, Air Limbah, Persampahan, Drainase dsb KOTA
• Fasilitasi peningkatan kualitas hunian
• Pengaturan, pembinaan dan pengawasan
TANPA
• Bantuan/subsidi KUMUH
• Fasilitasi pembiayaan perumahan
• Mendorong partisipasi lembaga keuangan untuk
menyediakan pembiayaan perumahan PERENCANAAN, KOORDINASI
PELAKSANAAN, MONITORING
• Tata Ruang dan Pertanahan EVALUASI
• Strategi penyediaan ruang/lahan
• Tata Bangunan dan Lingkungan
APA YANG HARUS DILAKUKANSEGERA?
1. Kesepakatan data dan indikator perumahan dan permukiman yang
digunakan nasional, provinsi, kab/kota dalam kerangka SDGs, RPJMN,
dan RPJMD
2. Kolaborasi data yang akan dipergunakan untuk perencanaan kedepan:
Rumah Tidak Layak Huni, luasan kawasan kumuh, dan defisit rumah
3. Kolaborasi pendanaan yang sudah terjadi – berupa alokasi anggaran
untuk program sesuai dengan indikator kawasan kumuh di daerah
kumuh sesuai dengan SK Bupati/Walikota: Rumah Tidak Layak Huni,
air minum, air limbah, pengelolaan sampah, dan drainase lingkungan
4. Harmonisasi dokumen perencanaan bidang PKP (RKP, RP3, RP3KP,
RP2KPKP)
5. Kolaborasi Pokja PKP Nasional dan Daerah
6. Finalisasi SK Pokja PKP-AMPL Nasional
7. Penyusunan program nasional kota tanpa kumuh
HARAPAN PADA POKJA PROVINSI