BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Kertas
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, kertas merupakan barang
lembaran dibuat dari bubur rumput, jerami, kayu, dan sebagainya yang biasa
ditulisi atau untuk kertas pembungkus, dan sebagainya. Kertas adalah kemasan
yang pertama ditemukan sebelum plastik dan logam. Saat ini kemasan kertas
masih banyak digunakan dan mampu bersaing dengan kemasan lain seperti plastik
dan logam karena harganya yang murah, mudah diperoleh dan penggunaannya
yang luas. Selain sebagai kemasan, kertas juga berfungsi sebagai media
komunikator dan media cetak. Kelemahan kemasan kertas untuk mengemas bahan
pangan adalah sifatnya yang sensitif terhadap air dan mudah dipengaruhi oleh
kelembaman udara lingkungan. Sifat-sifat kemasan kertas sangat tergantung pada
proses pembuatan dan perlakuan tambahan pada proses pembuatannya. Kemasan
kertas dapat berupa kemasan fleksibel atau kemasan kaku. Jenis kemasan ketas
yang dapat digunakan sebagai kemasan fleksibel adalah kertas kraft dan kertas
tahan lemak (grease proof). Glassin dan kertas lilin (waxed paper) atau kertas
yang dibuat dari modifikasi kemasan kertas fleklsibel. Kemasan kertas yang kaku
terdapat dalam bentuk karton, kotak, drum, cawan - cawan yang tahan air, yang
dapat dibuat dari paper board, kertas laminasi, corrugated board dan berbagai
jenis board dari kertas khusus. Wadah kertas biasanya dibungkus lagi dengan
bahan - bahan kemasan lain seperti plastik dan foil logam yang lebih bersifat
protektif. Karakteristik kertas didasarkan pada berat atau ketebalannya.
Berdasarkan berat kertas dapat dinyatakan dalam berat (lb)/3000 ft² atau disebut
dengan rim. (Perdinan, 2011).
5
b. Coated groundwood.
Kertas jenis ini paling tidak mempunyai 10% pulp mekanis (umumnya 50-
55% groundwood) dengan sisanya menggunakan pulp kimia. Kategori kertas ini
di USA masuk dalan kertas No. 5 “enamel paper” (kertas coated dengan
brightness – tingkat kecerahan paling rendah, sekitar 80%) dan kertas No. 4
(brightnes sekitar 85%), keduanya mempunyai lapisan “coating” pigmen dikedua
sisi. Umumnya kertas ini berwarna kekuningan karena banyak pulp mekanis dan
mempunyai gramatur dari 45-130gsm. Kertas ini umumnya ditemukan pada
kegunaan kertas dengan mesin cetak letterpress dan offset, seperti LWC (light
weight coated – kertas yang mempunyai lapisan coating rendah sekitar 7-10gsm)
dan kertas coated untuk majalah. (Suskiyatno, 2011)
c. Uncoated Woodfree.
Kertas jenis ini mempunyai kandungan pulp mekanis lebih rendah dari 10%
umumnya bisa 0% dan tidak mempunyai lapisan coating pigmen sama sekali.
Kegunaan kertas ini termasuk “office papers” (formulir, kertas fotokopi, kertas
buku tulis, dan kertas amplop), kertas carbonless (NCR), dan kertas cetak atau
anda biasa sebut HVS. Bila anda sering bergelut dengan pasar ekspor, jenis kertas
ini sering juga disebut “printing, writing, and book papers” (kertas cetak, tulis dan
buku). (Suskiyatno, 2011)
6
d. Coated Woodfree.
Jenis kertas ini juga mengandung kurang 10% pulp mekanis, tetapi
mempunyai lapisan coating pigmen baik dua sisi atau satu sisi. Di USA kertas ini
disebut No. 1-3 enamel (dimana kertas coated dengan brightness atau tingkat
kecerahan berkisar dari 88% sampai dengan 96%). Di pasar lokal anda sering
mendengar Art Paper dan Art Board yang mempunyai lapisan coating dua sisi
yang bisa berkisar antara 20-35gsm. Kertas C1S Label masuk dalam kategori ini
dimana hanya mempunyai lapisan coating disatu sisi. Gramatur kertas berkisar
antara 70-300gsm. Art Paper umumnya mulai dari 70-150gsm, sementara Art
Board mulai dari 170-300gsm. Kegunaan paling umum adalah untuk majalah,
buku, cetak commercial dengan mutu yang tinggi dan mahal karena brightness
yang relatif tinggi dibanding kertas uncoated groundwood. (Suskiyatno, 2011)
e. Kraft Paper.
Kertas kraft, arti harfiahnya adalah kertas kuat, mempunyai 4 kegunaan
utama:
1. Kertas bungkus (wrapping) seperti untuk bungkus kertas plano, kertas
bungkus nasi dll.
2. Kantong (bag/sack) – seperti kantong belanja atau “shopping bag”.
3. Karung (shipping sack) – seperti karung atau kantong semen, dan
4. Berbagai fungsi “converting”. Gramatur berkisar antara 50-134gsm. Pulp
kertas yang dipakai bisa melalui proses pemutihan atau “bleaching” atau
tidak. Bila tidak diputihkan maka berwarna coklat. (Suskiyatno, 2011)
f. Bleached Paperboard.
Pulp kertas yang dipakai adalah “beached sulfate” dan kegunaan utama
adalah “folding carton” – untuk membuat box, dan kertas karton susu atau juice.
Karena “bleach” maka warna kertas karon ini putih dan sekitar setengah jumlah
produksi adalah coated. Biasanya di pasar USA, kertas ini dipanggil dengan nama
SBS atau “solid bleached board”. Gramatur bervariasi mulai dari 200-500gsm.
Golongan jenis kertas ini termasuk untuk membuat gelas kertas, piring kertas,
karton tebal cetak, “tag stock” (kertas karton untuk gantungan, kartu komputer,
7
“file folders” (map folio), dan kartu index (kartu index nama). Dipasar lokal
sering kita temukan sebagai C2S Board atau C1S Board tergantung jumlah sisi
yang mempunyai lapisan coating pigmen. Dipasar lokal, sering anda temui Ivory
Board yang bisa dikategorikan dalam jenis kertas ini. Namun sebetulnya sedikit
berbeda karena dicampur dengan pulp mekanis, jadi warna agak sedikit
kekuningan bila dibanding SBS. Ivory juga terdiri dari beberapa lapisan kertas
yang digabung jadi satu, sementara SBS hanya satu lapisan yang tebal saja. Tidak
jarang anda mungkin mendengar SBB atau “solid bleached board” yang bubur
kertasnya adalah pulp kimia seperti SBS tetapi mempunyai sususunan lapisan
yang berlapis layaknya ivory. (Suskiyatno, 2011)
g. Unbleached Paperboard.
Kertas karton ini tidak diputihkan dengan bleaching dan diproduksi dari
“virgin kraft” (pulp kimia dengan serat non-recycle) atau “neutral
sulfitesemichemical pulp” (bubur kertas dengan proses semi-kimia sulfite yang
netral). Produk utama adalah linerboard, jenis kertas yang digunakan untuk
membuat “corrugated containers” (corrugated box yang biasanya berwarna
coklat). Gramatur umumnya 130-450gsm. “Corrugating medium” atau kertas
medium juga masuk dalam kategori ini yang dibuat dengan sebagian campuran
kertas recycle. (Suskiyatno, 2011)
h. Recycled Paperboard.
Pulp yang digunakan terdiri atas kertas recycle atau daur ulang. Jenis kertas
ini meliputi rentang variasi kertas yang luas mulai dari kertas medium untuk
“corrugated box”, folding boxboard atau clay coated news back – anda sering
mendengar sebagai Duplex dan Triplex, setup boxboard – layaknya duplex tetapi
uncoated, and berbagai jenis kertas dan kertas karton. Juga gypsum liner – kertas
yang digunakan sebagai pelapis luar gypsum board, kertas untuk “core tube” dan
lain sebagainya. (Suskiyatno, 2011)
8
i. MG Kraft Specialties.
Kertas jenis ini mempunyai permukaan dengan penampakan yang licin dan
seperti kaca (glaze) dimana kertas tersebut diproduksi diatas mesin yang
mempunyai silinder pengering/ pemanas yang diametrnya sangat besar. Dipasar
lokal anda sering mendengar kertas Litho, Doorslag. Jenis kertas lainnya seperti
kertas dasar (base paper) untuk “wax paper”, kertas bungkus, “carbonizing”, dan
kraft specialties. (Suskiyatno, 2011)
j. Tissue.
Bubur kertas yang dipakai untuk tisu adalah pulp kimia yang dibleach
dengan tambahan bisa S0 atau lebih pulp mekanis. Mayoritas kertas tisu
digunakan untuk produk sanitari seperti tisu gulung, “towel”, “bathroom”,
“napkins” dll. Gramatur mempunyai rentang dari 13-75gsm. Jenis kertas ini
diproduksi dengan sistim “through air dried” (TAD) or mesin kertas Yankee
(silinder pemanas yang diameternya sangat besar) yang mempunyai “wet atau dry
crepe operation”. (Suskiyatno, 2011)
k. Market Pulp.
Pulp atau bubur kertas juga dikategorikan sebagai kertas yang dibagi
jenisnya berdasarkan jenis kayu, proses pembuatan pulp, dan proses pemutihan
atau “bleaching”. Bubur kertas dijual dalam bentuk lembaran, bal, dan gulungan.
(Suskiyatno, 2011)
l. Others.
Kategori lain-lain digunakan untuk jenis kertas yang tidak masuk dalam ke
11 golongan kertas diatas. Kurang dari 5% jumlah kertas dunia masuk dalam
kategori ini, jadi sebetulnya relatif kecil. Contohnya seperti kertas “hardboard”,
“asbestos board”, kertas cigarette, “condenser”, kertas bible), glassine, kertas
tahan minyak, kertas release untuk sticker, dan kertas tersusun dari serat
tetumbuhan bukan pohon (seperti kertas serat pisang abaca dan lain-lain.).
(Suskiyatno, 2011)
9
pembuatan pulp kimia adalah melarutkan lignin yang mengikat serat selulosa satu
sama lain dan untuk menghilangkan zat lain yang tidak perlu dari serat-serat
selulosa. Dengan proses ini, dapat diperoleh selulosa yang murni dan tidak rusak.
Serat yang dihasilkan lebih utuh dan panjang, lebih fleksibel dan lebih kuat dari
pada pulp mekanis. Formasi lembaran pulp kimia lebih baik, lebih teratur, lebih
rata dan lebih kompak dengan opositas yang lebih rendah dari pada lembaran pulp
mekanis. Di samping itu pada derajat putih yang sama (bleached brightness) pulp
kimia lebih stabil. Pulp kimia dapat digunakan sebagai bahan baku kertas dengan
tingkat (grade) tidak putih seperti kertas kantong (bag paper), kertas karton linier
(linierboard) dan kertas bungkus (wrapper). Untuk jenis pulp kimia dengan grade
yang lebih tinggi dan diputihkan dapat dibuat kertas bermutu tinggi seperti kertas
budaya (tulis,cetak, fotocopy).
Pulp mekanis mempunyai sifat-sifat yang berlainan dengan pulp kimia.
Sifat-sifat pulp mekanis pada umumnya merupakan sifat-sifat asli yang diperoleh
dari bahan bakunya. Pada pembuatan pulp makanis lignin tidak dihilangkan atau
sebagian saja dihilangkan sehingga mempunyai kandungan serat utuh yang lebih
sedikit, bersifat kaku dan lebih pendek. Serat-serat pulp mekanis terdiri dari
bundelan-bundelan serat dan fragmen-fragmen serat dari beberapa serat individu.
Jika dibuat kertas akan menghasilkan lembaran yang bersifat bulki dan
mempunyai opositas yang baik. Sifat bulki dapat memberikan efek bantalan dalam
lembaran sehingga mempunyai sifat mudah menyerap tinta dan sifat cetak yang
baik. Harga pulp mekanis umumnya rendah, selain karena sifat-sifatnya yang
rendah dan rendemennya tinggi (90% - 95%), juga karena proses pembuatannya
sederhana. Oleh karena itu pulp mekanis hanya dapat digunakan untuk kertas-
kertas tertentu seperti kertas industri atau kertas koran. Proses semikimia
merupakan kombinasi dari proses mekanis kimia. Serpih kayu atau tanaman
berserat lainnya terlebih dahulu dilunakkan sebagian (digesting) dengan bahan
kimia kemudian diikuti dengan aksi mekanis yang biasanya dengan refiner.
Rendemen dan sifat-sifat pulp semikimia merupakan intermediate pulp kimia dan
mekanis. (Perdinan, 2011)
Proses pembuatan kertas yang akan dibahas dalam penelitian ini adalah
pembuatan kertas dari pulp dengan proses kimia menggunakan larutan soda
11
(NaOH). Proses soda termasuk proses pembuatan pulp secara alkali dengan NaOH
sebagai bahan kimia pemasak. Proses ini lebih tua dari proses kraf, pulp kayu
yang dihasilkan dari proses soda kurang baik dibanding pulp proses kraf akan
tetapi proses soda sangat cocok digunakan untuk memproses bahan baku non
wood (Sucipto, 2009).
b. Pembuatan Bubur Kertas
Pembuatan bubur kertas yaitu; pulp direndam dalam air, dihaluskan hingga
menjadi bubur. Dalam tangki pencampur, pulp dicampur dengan air menjadi
slurry. Slurry kemudian dibersihkan lebih lanjut dan dikirimkan ke mesin kertas.
Bubur kertas sambil diaduk ditambahkan bahan penolong yaitu kanji, rosin dan
aluminium sulfat. (Kasdim, 2008)
c. Pembentukan lembaran
Bubur kertas hasil pencampuran dibuat lembaran menggunakan cetakan
dari kasa 200 mesh dengan ukuran panjang dan lebar sesuai dengan ukuran yang
diinginkan. Tiriskan bubur kertas di atas kasa menggunakan bahan penyerap.
Apabila akan diterakan motif/corak tertentu pada permukaan lembaran, lakukan
penirisan sebagian air kira-kira 1 cm di atas kasa, kemudian atur motif sesuai
keinginan, dan tiriskan air yang tersisa. (Kasdim, 2008)
d. Pengepresan
Lembar kertas yang diangkat dari kasa masih banyak mengandung air dan
harus dikeluarkan. Untuk mengurangi kandungan air tersebut dilakukan
pengepresan dengan alat pres manual sampai air tidak menetes lagi dari lembaran,
kira-kira sampai kadar air 40%.(Kasdim, 2008)
e. Pengeringan
Untuk mendapatkan kertas yang kering, tahap terakhir dilakukan
pengeringan dengan cara dijemur atau dianginkan. (Kasdim, 2008)
12
a. Gramatur Kertas
Gramatur dikenal juga sebagai berat kertas karena berat lembaran kertas
dan luas kertas lebih penting dibanding dengan volumenya. Gramatur karton
didefenisikan sebagai ukuran berat lembaran kertas yang luasnya satu meter
persegi. Penentuan gramatur kertas sangat penting karena kertas dijual atau dibeli
13
berdasarkan berat. Semakin ringan berat kertas sejenis, semakin murah pula
harganya per unit. Berat kertas mempengaruhi sifat fisik kertas, sifat mekanik
kertas, sifat kimia kertas dan optik kertas. Gramatur = berat kertas (gr) / luas
permukaan kertas (m²).
b. Ketebalan Kertas
Ketebalan kertas di defenisikan sebagai jarak antara dua permukaan yang
sejajar yang tegak lurus setelah dilakukan penekanan. Ketebalan lembaran kertas
di pengaruhi oleh beberapa faktor di antaranya jenis serat, adanya bahan lain
selain serat, gramatur, tingkat penekanan dan calendring. Ketebalan sangat
penting untuk kertas dan karton terutama bagi kertas atau karton yang di gunakan
untuk tujuan mekanik. (Cassey, 1981).
c. Densitas Kertas
Densitas kertas ditentukan berdasarkan nilai tebal yang dibagi dengan
gramatur. Densitas lembaran kertas dapat dipengaruhi oleh jumlah ikatan antara
serat, kekasaran dan kelenturan serat serta perlakuan penghalusan stok. Selain itu
penambahan bahan-bahan pengisi di dalam kertas juga mempengaruhi densitas
kertas dimana densitas akan bertambah dengan penambahan komposisi pengisi
didalam kertas. Densitas kertas akan mempengaruhi sifat fisik, mekanik dan optic
lembaran kertas.
kertas cetak tergantung pada ketahanan kertas terhadap pemutusan jaringan serat
sewaktu proses pencetakan.
Ketahanan tarik sangat diperlukan untuk kertas cetakan dimana gaya tarik
tinggi dapat ditahan oleh kertas tersebut. Faktor-faktor yang dapat mempengaruhi
ketahanan tarik:
1. Kekuatan serat individu lemah maka kekuatan tarik juga terpengaruh.
2. Panjang serat rata-rata terlalu panjang maka akan menghasilkan
pembentukan kertas yang tidak baik yang dapat menurunkan kekuatan
tarik.
3. Kemampuan pengikatan permukaan serat bergantung kepada proses
penekanan. Serat yang tidak dipress akan menghasilkan pengikatan yang
lemah.
4. Struktur permukaan kertas; kekuatan tarik akan terpengaruh apabila
struktur pembentukan kertas tidak baik.
3. Komoditas serat daun: abaka, agave (sisal), nanas, dan lain-lain untuk
tekstil, pulp dan kertas, geotekstil, karpet, dan lain-lain. (Sudjindro,
2009)
Serat alam merupakan bahan baku yang ramah lingkungan, karena mudah
terdegradasi dan tanaman serat alam memiliki kemampuan menyerap CO2 cukup
besar terutama pada tanaman kenaf. Saat ini serat alam banyak digunakan sebagai
bahan baku untuk produk komposit seperti fiberboard untuk interior mobil, dan
setiap serat alam memiliki ciri dan kegunaan yang spesifik, misalnya serat abaka,
rami, dan kenaf dapat digunakan untuk kertas mata uang. Pada akhir-akhir ini
komoditas serat alam banyak mendapat perhatian dari beberapa kalangan industri,
terutama dari industri otomotif, elektronik, pulp, dan kertas.
bahan baku kertas uang. Uang kertas di Korea Selatan dibuat dari 100 % serat
kapas, sedangkan mata uang Filipina menggunakan campuran kapas dan serat
abaka (Sudjindro, 2011)
i. Tanaman Yute
Serat yute mengandung 45–64% α-selulose, 12-26% hemiselulose, 11-
26% lignin, 0,2% pektin, dan 1–8% abu. Individu sel serat memiliki panjang
antara 0,5–6,5 mm dan diameter antara 9 –33 μm. Panjang serat akan berkurang
21
mulai dari pucuk sampai pangkal batang, sebaliknya diameter akan bertambah.
Biomass yute dapat diproses menjadi pulp untuk industri kertas (Sudjindro, 2011)
Secara teknis semua komoditas serat alam yang diuraikan di atas dapat
dibudidayakan di Indonesia, bahkan beberapa komoditas telah berkembang lama
di bumi Indonesia dan sudah dimanfaatkan untuk bahan baku berbagai industri.
Ada beberapa kelebihan atau keunggulan tanaman serat alam dalam hal potensi
untuk pemanfaatan atau pemberdayaan lahanlahan suboptimal (marjinal).
Tanaman agave (sisal) adalah tanaman yang memiliki ketahanan terhadap
cekaman kekurangan air, sehingga sesuai untuk dikembangkan pada lahan kering.
Tanaman kenaf dan yute merupakan tanaman yang mampu beradaptasi pada lahan
banjir. Bahkan tanaman kenaf mampu hidup dan berproduksi pada lahan masam
seperti podsolik merah kuning dan gambut. Secara ekonomis komoditas serat
alam mudah dibudidayakan dan tidak terlalu mahal biaya produksinya. Tanaman
abaka dan rami merupakan tanaman tahunan yang hanya memerlukan modal pada
awal pertanaman untuk pembelian bibit dan persiapan lahan. Umur abaka dan
rami dapat mencapai puluhan tahun tergantung kondisi lahan dan
pemeliharaannya. Tanaman kenaf, rosella, yute, urena, dan linum merupakan
tanaman semusim yang berumur antara 3–5 bulan tergantung varietasnya.
Tanaman agave (sisal) jugamerupakan tanaman tahunan dan mampu berproduksi
selama 5–10 tahun. Secara umum rata-rata hasil serat tanaman abaka, rami, kenaf,
rosella, yute, urena, kapas, dan sisal berkisar 1,5 – 3,0 ton per hektar.
Produktivitas serat masingmasing komoditas bervariasi tergantung macam
varietas, kesesuaian lahan, kondisi lingkungan, dan pemeliharaannya. Biaya
produksi per hektar berkisar antara Rp 3–10 juta/ha tergantung komoditasnya.
Bila produktivitas dapat mencapai 1,5–3,0 t serat/ha maka usaha tani serat alam
sudah menguntungkan.
Berdasarkan sifat fisika dan kimia serat alam terutama kapas, rami, abaka,
dan kenaf semuanya memenuhi persyaratan untuk digunakan sebagai kertas uang
atau kertas sekuritas.
22
Bahan baku kertas yang selama ini digunakan untuk kertas sekuritas
adalah serat yang berasal dari serat kapas dengan campuran serat linen atau serat
lain yang dapat meningkatkan mutu kertas. Kertas uang yang berkualitas
sebenarnya bahan baku utamanya adalah kapas, namun bukan serat panjangnya,
akan tetapi serat pendek yang menempel pada biji yang disebut linters. Biasanya
bahan baku pembuatan pulp dan kertasuang adalah linters+serat abaka, atau
linters+serat rami, atau linters+ serat kenaf. Berdasarkan hasil beberapa penelitian
menunjukkan bahwa serat. Hasil penelitian tersebut menyebutkan bahwa serat
alam yang ada di negeri kita memiliki peluang untuk dijadikan bahan baku untuk
pembuatan pulp dan kertas uang. Beberapa tanaman serat alam sebagian besar
sudah dibudidayakan di Indonesia seperti kapas, kenaf, rami, dan abaka. Empat
jenis tanaman tersebut sudah digunakan di beberapa negara sebagai bahan baku
pembuatan kertas uang, misalnya dollar USA (linters + abaka, linters + rami,
linters + kenaf), peso Filipina (linters + abaka).
2.3 Serat
2.3.1 Dimensi Serat
Hampir semua tanaman berserat dapat dibuat pulp, hanya ekonomis
tidaknya tergantung kepada komponen kimia yang terkandung dan sifat fisik serat
bahan bakunya. Kertas terdiri dari serat selulosa yang berasal dari tumbuh-
tumbuhan. Serat mempunyai panjang, lebar dan dinding yang bervariasi,
tergantung pada jenis dan posisinya dalam suatu pohon serta lokasi tumbuhnya.
Selama proses pembuatan kertas, air dikeluarkan dari jaringan serat sehingga
terjadi ikatan antar serat yang semakin rapat dan disertai perubahan bentuk serat
menjadi pipih Kekuatan kertas terpenting yang menentukan kualitas kertas
berhubung dengan penggunaannya adalah: kekuatan sobek kertas (tearing
strength), kekuatan tarik kertas (tensile strength), kekuatan jebol kertas (bursting
strength), kekuatan lipat kertas (folding strength). Bergantung pada tujuan
penggunaannya, maka dapat dipilih kekuatan-kekuatan mana yang dipentingkan.
Misalnya untuk kertas bungkus, yang dipentingkan adalah kekuatan sobeknya,
untuk kertas cetak adalah kekuatan tarik (dan kehalusannya), untuk peta-peta
dibutuhkan kekuatan lipat dan lain sebagainya.
24
Kekuatan ikatan serat merupakan fungsi dari luas dan intensitas ikatannya.
Luas ikatan dipengaruhi oleh morfologi, sedangkan intensitas oleh susunan
molekul selulosa. Kertas tipis, kekuatanny lebih banyak berhubungan dengan
ketegaran serat, sedangkan kertas tebal ikatan serat merupakan faktor utama.
Ketahan retak sangat dipengaruhi daya ikat serat dan panjang serat. Daya ikat
serat dalam suatu lembaran kertas ditentukan oleh besarnya ikatan dan banyaknya
fibrilasi.
Peranan dimensi serat sebagai bahan baku kertas mempunyai hubungan
satu sama lain yang kompleks dan mempunyai pengaruh yang mendasar terhadap
sifat fisik pulp kertas seperti density, kekuatan, fleksibilitas, kelicinan, porositas.
(Perdinan, 2010)
2.4 Kecombrang
2.4.1 Tanaman Kecombrang
Tanaman hias ini mudah ditanam dan punya bunga cukup indah. Selain
itu, bunganya pun enak disayur, lagipula berkasiat sebagai penghilang bau badan.
Kecombrang masih digolongkan tanaman liar. Memang kecombrang dapat
tumbuh di sembarang tempat terutama di daerah pegunungan. Di daerah dataran
rendah pun kecombrang juga sering ditemui. Kecombrang memiliki nama
ilmiah Nicolaia speciosa Horan, disebut juga Phaemoeria speciosa atau
pula Elletaria speciosa.
Tanaman famili jahe ini berupa herba setinggi 2-5 meter. Batang semunya
tegak, hanya bergaris tengah 2-3 cm sehingga tampak kurus. Berpelepah dan
membentuk rimpang hijau Daunnya tunggal, berbentuk lanset yang memanjang
seperti pita sekitar 40-50 cm, selebar 8-10 cm. ujung dan pangkal daun runcing,
dan hijau. Yang menarik adalah bunganya yang majemuk berbentuk bonggol
muncul dari batang yang berada dalam tanah. Mahkota bunga bertajuk. Warna
bunganya yang merah jambu cukup indah bila dimanfaatkan sebagai bunga
potong. Ini pula yang jadi penarik orang untuk memanfaatkannya sebagai tanaman
penghias taman (www.wikipedia.org).
Buah kecombrang berbentuk panjang dan menggerombol. Dalam buahnya
yang bewarna merah kecoklatan ini banyak sekali bijinya. Pembudidayaannya
lebih mudah dilakukan dengan stek atau tunas akar tinggalnya (anakan yang
keluar dari akar tinggalnya). Tanaman ini adalah tanaman asli Indonesia yang
dibuktikan dengan suatu studi etnobotani di pulau Kalimantan, dimana 70% dari
spesies yang ada mempunyai nama lokal lainnya di pulau tersebut dan lebih dari
60% spesies yang ada mempunyai paling tidak satu manfaat yang digunakan oleh
penduduk pulau Kalimantan.
26
umur simpan bakso ikan tenggiri. Salah satunya yaitu menggunakan bahan nabati
yang memiliki efek antimikroba. Batang kecombrang (Nicolaia speciosa Horan)
merupakan salah satu bagian tanaman kecombrang yang memiliki efek
antimikroba. Kandungan senyawa aktif dari batang kecombrang yaitu alkaloid,
saponin, fenolik, flavonoid, triterpenoid, steroid, glikosida efektivitas antimikroba
bagian-bagian tanaman kecombrang menunjukkan bahwa ekstrak dalam air dari
bubuk batang kecombrang dengan konsentrasi 6% memiliki aktivitas anti kapang
pada buah salak dan antibakteri terhadap Bacillus cereus (Naufalin 2005).