PENGETIAN UMUM
• Stabilitas tanah adalah usaha untuk meningkatkan stabilitas dan kapasitas daya dukung tanah.
• Stabilisasi tanah dapat dilakukan dengan beberapa cara meliputi:
1. Pencampuran tanah dengan tanah lain untuk
memperoleh gradasi yang diinginkan.
2. Pencampuran tanah dengan suatu bahan lainnya
sehingga sifat-sifat teknis tanah sehingga memenuhi
syarat teknis tertentu dan tidak mengalami penurunan
(settlement).
Sifat-sifat teknis tanah meliputi kapasitas daya
dukung, kompresibilitas, permeabilitas, workability,
swelling, dan sensitifitas terhadap perubahan kadar
air.
Stabilisasi tanah dapat digunakan dalam sejumlah kegiatan,
meliputi:
1. Lapisan permukaan sementara,
2. Lantai kerja untuk kegiatan konstruksi,
3. Meningkatkan kondisi tanah dasar yang buruk,
4. Meningkatkan kualitas material tanah dasar, dan
5. Mendaur ulang jalan lama yang mengandung bahan dengan
kualitas tidak sesuai standar yang diinginkan.
Faktor yang mempengaruhi pemilihan tipe bahan
yang digunakan untuk menstabilkan tanah meliputi:
1. Gradasi;
2. Plasticity index (PI);
3. Ketersediaan dan biaya untuk melakukan
stabilisasi dan peralatan konstruksi yang sesuai
4. Iklim.
Menurut Bowles (1984) apabila tanah yang terdapat di lapangan bersifat sangat lepas atau sangat mudah tertekan, atau
apabila mempunyai indeks konsistensi yang tidak sesuai, permeabilitas yang terlalu tinggi, atau sifat lain yang tidak
diinginkan sehingga tidak sesuai untuk suatu proyek pembangunan maka tanah tersebut harus distabilisasikan.
Tujuan perbaikan tanah tersebut adalah untuk mendapatkan tanah dasar yang stabil pada semua kondisi. Usaha stabilisasi
dilakukan hanya seperlunya saja, tidak menguntungkan secara ekonomis untuk membuat sesuatu bagian konstruksi yang
lebih kuat dari yang diperlukan.
Kelas
No. Bahan
A B C
1 Hydrate Alkalinity Ca (OH)2, Minimum 90% 85% 75%
2 Kalsium Oksida Anhidrat (CaO) Maksimum 7% 8% 9%
3 Kadar Air Bebas Maksimum 3% 3% 2%
Tipe II
Kelas
No. Bahan
A B C
1 Kalsium oksida + magnesium oksida (CaO + 98% 96% 94%
MgO), minimum
2 Karbon dioksida (CO2), maksimum 3% 4% 8%
3 Kalsium Oksida Anhidrat (CaO) Maksimum 7% 8% 9%
4 Kadar air bebas maksimum 3% 3% 2%
2. Tanah
Stabilisasi tanah dengan kapur dapat digunakan untuk tanah lempung terutama tanah ekspansif. Perencanaan
campuran harus disesuaikan dengan variabilitas material di lokasi pelaksanaan.
Tanah yang digunakan harus memenuhi persyaratan sebagai berikut:
a. Sebelum penghalusan, tanah yang cocok untuk digunakan sebagai lapis pondasi tanah kapur harus sesuai dengan
ukuran partikel yang ditentukan di bawah ini dengan cara pengayakan basah:
1) Ukuran paling besar dari partikel batu harus lebih kecil dari 75 mm.
2) Kurang dari 50 % melewati saringan No.200 dengan pengayakan secara basah.
3) Setelah penghalusan tanah, batas ukuran partikel harus diperiksa, sehingga gumpalan tanah bilamana diayak
secara kering memenuhi ketentuan di bawah ini:
Lolos Ayakan 25 mm : 100%
Lolos Ayakan No. 4 : 75%
b. Tanah yang digunakan harus sedemikian hingga menunjang hasil lapis pondasi tanah kapur yang disyaratkan.
Tanah yang sifat-sifatnya tidak memenuhi persyaratan belum tentu akan ditolak jika tanah tersebut memenuhi
persyaratan lapis pondasi tanah kapur.
c. Semua lokasi sumber bahan yang diusulkan harus diperiksa dan disetujui dan untuk memastikan bahwa sifat-sifat
tanah tersebut dapat digunakan terlebih dahulu harus diuji dan hasilnya memenuhi persyaratan
Aplikasi Kapur sebagai stabilizer agent sesuai keseragaman ukuran butiran dan Plastisity Index
• Jika kadar air tanah lebih besar dari 50% harus digunakan kapur kembang (CaO).
Perencanaan Stabilisasi Tanah Menggunakan Kapur Perencanaan Jumlah kapur Dalam Campuran
Efek kandungan kapur terhadap kuat tekan bebas
Dari beberapa jenis tanah
Perbandingan Kuat Geser Tanah Terhadap Lama
Waktu Campuran Antara Kapur Dan Semen
Sumber:
Mekanisme Stabilisasi Kapur pada Tanah Lempung
Penggunaan Kapur untuk memperbaiki tanah dapat dilakukan dengan kriteria sebagai berikut.
Proses Tujuan Persyaratan
Modifikasi dengan Kapur Meningkatkan akses pada wilayah Peningkatan yang signifikan pada batas
basah plastis
Peningkatan secara cepat pada
kapasitas daya dukung
A
A
Proses permberian Kapur ke tanah Proses pemadatan pada campuran
kapur dan tanah
→
Proses pengadukkan / pencampuran Proses pemberian air pada campuran
kapur dengan tanah kapur dan tanah
→
Contoh Perhitungan Jumlah Kapur yang Digunakan
Diketahui: Berat contoh tanah untuk pemadatan = 2,5 kg
Kadar air optimum = 33,6 %
Berat kering tanah = 100 / 133,6 x 2,5 kg = 1,871 kg
Kadar kapur 15 %
Jawab:
Dapat dihitung dalam berat sebesar = 15 % x 1,871 kg = 0,28064 kg = 280,64 gr