TINJAUAN PUSTAKA
A. Pengawasan
yaitu sebagai salah satu unsur dalam kegiatan pengelolaan. George R Terry
kegiatan yang dilaksanakan telah sesuai dengan tolok ukur yang telah
( Muchsan, 1992 : 38 )
20
fungsi-fungsi tersebut, memerlukan adanya koordinasi dari fungsi-fungsi
tersebut dan tuntutan profesi atas kualitas hasil pengawasan menghendaki juga
adanya sistem dan program pengendalian mutu dari proses pelaksanaan tugas
Lingkup Pengawasan
dan represif, pengawasan internal dan eksternal. Bentuk pengawasan tersebut dapat
Mencegah artinya menjaga jangan sampai suatu kegiatan itu jangan sampai
dalam organisasi itu sendiri (Viktor S, hal 28). Pengawasan intern lebih dikenal
22
Inspektorat Provinsi, Inspektorat Kabupaten/Kota. Sementara pengawasan
eksternal adalah pengawasan yang dilakukan oleh aparat dari luar organisasi itu
sesuai dengan yang semestinya atau tidak (Sujanto, 1987 : 63). Berdasarkan
pengertian tersebut dapat diuraikan bila tidak sesuai dengan semestinya atau
standar yang berlaku bagi kegiatan yang dilakukan maka telah terjadi
penyimpangan.
dari kenyataan yang sebenarnya, selain hal tersebut dalam kegiatan pengawasan
1. Memastikan bahwa produk atau jasa yang dihasilkan oleh instansi pemerintah
masyarakat ( assurance ).
23
2. Memberi bimbingan atau pendampingan kepada manajemen agar kegiatan
( consultant ).
2. Pengawasan Inspektorat
Pasal 24 ayat (1) dan (2) Peraturan Pemerintah Nomor 79 Tahun 2005
Daerah menentukan :
(2) Aparat Pengawas Intern Pemerintah sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
berjalan secara efisien dan efektif sesuai dengan rencana dan ketentuan
peraturan perundang-undangan.
24
Pengertian pengawasan penyelenggaraan pemerintahan daerah dalam
2007 pada dasarnya sama karena Permendagri merupakan petunjuk teknis dari
Nomor 130 Tahun 2003 tentang Organisasi dan Tata Kerja Departemen
fungsi :
25
terhadap tugas-tugas pokok Departemen Dalam Negeri, lembaga tersebut
Tahun 2007 tentang Pedoman Teknis Organisasi dan Tata Kerja Inspektorat
26
penyelenggaraan pemerintahan desa, dan pelaksanaan urusan pemerintahan
menyelenggarakan fungsi:
pemerintahan.
27
menyebutkan bahwa ketentuan lebih lanjut mengenai pedoman tata cara
kewenangannya.
Menteri Dalam Negeri Nomor 23 Tahun 2007 tentang Pedoman Tata Cara
b. urusan pemerintahan
terhadap :
a. Kebijakan daerah ;
b. Kelembagaan ;
c. Pegawai daerah ;
d. Keuangan daerah ;
e. Barang daerah
terhadap :
28
a. urusan wajib ;
b. urusan pilihan ;
c. Dana Dekonsentrasi.
Berkaitan dengan pembagian urusan, Pasal 14 ayat (1) dan ayat (2)
meliputi :
f. penyelenggaraan pendidikan
29
j. pengendalian lingkungan hidup
k. pelayanan pertanahan
undangan.
Inspektur Provinsi.
pengawasan.
(3). Penyusunan PKPT sebagaimana dimaksud pada ayat (2) didasarkan atas
30
pemeriksaan berulang-ulang serta memperhatikan efisiensi dan
a. Ruang lingkup
b. Sasaran pemeriksaan
e. Jumlah tenaga
f. Anggaran pemeriksaan
1. Identitas auditan
2. Anggaran biaya
Kolom ini memuat jumlah biaya audit yang dialokasikan yang meliputi :
3. Sasaran audit
Kolom ini memuat sasaran audit seperti : audit komprehensif, audit kinerja,
31
4. Periode audit
5. Jumlah auditor
32
Pejabat Pengawas Pemerintah dalam melaksanakan pengawasan
pada Daftar Materi Pemeriksaan (DMP) sebagaimana yang diatur dalam Pasal
pemerintahan.
berdasarkan DMP
(3). DMP sebagaimana dimaksud pada ayat (2) tercantum dalam lampiran
peraturan ini.
pemerintahan.
33
(2). Pejabat Pengawas Pemerintah dalam melakukan kegiatan monitoring dan
teknis.
34
Tabel 2 : Tahapan-tahapan Pemeriksaan
No Tahapan Uraian
1 Tahap I Persiapan Pemeriksaan
a. Koordinasi Rencana pemeriksaan
Sebelum memprogramkan pemeriksaan terlebih
dahulu dilakukan koordinasi mengenai waktu dan
objek yang akan diperiksa
b. Pengumpulan dan penelaahan insformasi umum
mengenai objek yang diperiksa:
1. Menghimpun data dan informasi yang
berkaitan dengan objek yang diperiksa antara
lain :
a). Peraturan perundang-undangan
b). Data umum objek yang diperiksa
c). laporan pelaksanaan program/kegiatan dari
objek yang akan diperiksa
d). Laporan Hasil Pemeriksaan Aparat
sebelumnya
e). Sumber informasi lain yang dapat memberi
kejelasan mengenai pelaksanaan
program/kegiatan objek yang akan
diperiksa
2. Menelaah data dan informasi yang dikumpulkan
untuk bahan pemeriksaan
c. Penyusunan Program Kerja Pemeriksaan ( PKP)
Penyusunan Program Kerja Pemeriksaan meliputi
kegiatan :
1. Penentuan personil
2. Penentuan jadwal waktu pemeriksaan
3. Penentuan objek, sasaran dan ruang lingkup
pemeriksaan
4. Menyusun langkah-langkah pemeriksaan
2. Tahap II Pelaksanaan Pemeriksaan
a. Pertemuan awal ( Entry Briefing )
Tim Pemeriksa bertemu dengan Pimpinan
Instansi/Unit Kerja atau yang mewakili untuk
menyampaikan maksud dan tujuan pemeriksaan
b. Kegiatan Pemeriksaan
1. Tim Pemeriksa melaksanakan tugas
35
No Tahapan Uraian
3. menyampaikan maksud dan tujuan
pemeriksaan
c. Kegiatan Pemeriksaan
1. Tim Pemeriksa melaksanakan tugas
pemeriksaan pada objek-objek yang akan
diperiksa sesuai dengan program kerja
pemeriksaan
2. Kertas Kerja Pemeriksaan ( KKP)
a). Setiap auditor wajib menuangkan hasil
pemeriksaan kedalam Kertas Kerja
Pemeriksaan ( KKP)
b). KKP direview secara berjenjang oleh Ketua
Tim, Pengendali Teknis dan Inspektur
Wilayah dengan memberikan paraf pada
KKP
c). Kertas Kerja Pemeriksaan disusun dalam
satu berkas diserahkan oleh Ketua Tim
kepada Sub Bagian Tata Usaha Wilayah
untuk diarsipkan
3. Konfirmasi Temuan Hasil Pemeriksaan
Temuan hasil pemeriksaan harus
dikonfirmasikan kepada pimpinan objek yang
diperiksa untuk meminta tanggapan. Hasil
konfirmasi harus ditandatangani oleh kedua
belah pihak.
4. Penyusunan Pokok-pokok Hasil Pemeriksaan
( P2HP)
Pokok-pokok Hasil Pemeriksaan merupakan
himpunan hasil pemeriksaan yang terdiri dari
temuan-temuan strategis tanpa rekomendasi
yang mempunyai dampak bagi pemerintah
daerah dan masyarakat yang perlu segera
mendapat perhatian disusun oleh Ketua Tim
dan Pengendali Teknis serta diketahui
Inspektur Wilayah.
d. Pertemuan akhir ( exit Briefing )
Tim Pemeriksa bertemu dengan Pimpinan
Instansi/unit Kerja atau yang mewakili untuk
menyampaikan maksud dan tujuan
36
kondisi, penyebab, akibat dan saran rekomendasi yang wajib ditindaklanjuti
lanjut. Tindak lanjut adalah bukti bahwa SKPD yang diperiksa memiliki
pemerintahan daerah yang terjadi pada SKPD. Hal ini sesuai dengan Pasal 18
37
hasil pengawasan yang diselenggarakan 2 (dua) kali dalam setahun, hal ini
unit kerja APIP maka objektivitas aparat pengawas, pembagian tugas dan
sumber daya manusia yang dapat dipadukan dalam metode kerja. APIP
Kode Etik yang mengatur nilai-nilai dasar dan pedoman perilaku bagi aparat
pada tingkat yang lebih tinggi dibandingkan dengan Pegawai Negeri Sipil
lainnya.
c. Mencegah terjadinya tingkah laku yang tidak etis agar terpenuhi prinsip
38
a. Prinsip-prinsip Perilaku Auditor
1). Integritas
yang andal.
2). Objektivitas
dan tidak dipengaruhi oleh kepentingan sendiri atau orang lain dalam
mengambil keputusan
3). Kerahasiaan
undangan.
4). Kompetensi
b. Aturan Perilaku
39
1). Integritas yaitu ;
bersungguh-sungguh
organisasi.
pelaksanaan audit
auditor.
40
c. menolak suatu pemberian dari auditi yang terkait dengan keputusan
undangan.
41
3. Manajer Pengawasan ( MP)
Bawas
Jabatan BPKP ITJEN Bawas Kab/Kota
Provinsi
PTO Presiden Menteri Gubernur Bupati/Walikota
PTUAI Ka BPKP Irjen Ka Bawas Ka Bawas
MP Dir/Kaper Inspektur Ka Bidang Ka Bidang
( Sumber : pusdiklatwas 2007 : 33 )
tugas struktural dan tugas fungsional pengawasan. Pengawasan yang berdaya guna
dan berhasil guna dapat diwujudkan apabila dilakukan oleh auditor atau tim audit
yang professional.
dinilai mampu melaksanakan tugas pengawasan apabila telah dinyatakan lulus dari
sebagai berikut :
Manajer Pengawasan
Pengendali Mutu
Pengendali Teknis
Ketua Tim
Anggota Tim
B. Pemerintahan Daerah
DPRD menurut asas otonomi dan tugas pembantuan dengan prinsip otonomi
Pemerintah.
43
Dalam Pasal 1 angka (6) Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004
daerah otonom untuk mengatur dan mengurus sendiri urusan pemerintahan dan
undangan.
Undang undang Nomor 4 tahun 1974, Undang Undang Nomor 22 tahun 1999
dan terakhir dicabut dengan Undang Undang Nomor 32 tahun 2004 dan
Daerah yang dicabut dengan UU Nomor 32 Tahun 2004 dan telah diubah
44
mendasar dalam pengaturan Pemerintahan Daerah di Indonesia. Sebagai
otonomi daerah.
mempunyai tugas pokok dan fungsi yang dapat membantu dalam mencapai
45
C. Tata Pemerintahan Yang Baik ( Good Governance )
act, fact, manner of governing” yang berarti tindakan, fakta, pola dan kegiatan
46
which states promote social cohesion, integration, and ensure the well
being of their population.
(Kepemerintahan adalah pelaksanaan kewenangan/ kekuasaan dibidang
ekonomi, politik dan administratif untuk mengelola berbagai urusan
negara pada setiap tingkatannya dan merupakan instrumen kebijakan
negara untuk mendorong terciptanya kondisi kesejahteraan, integritas dan
kohesivitas sosial dalam masyarakat).
Good governance merupakan sekumpulan aturan yang menjelaskan
internal ataupun eksternal. Aturan ini menetapkan apa yang menjadi hak dan
kewajiban dari pihak tersebut atau sistem yang mengarahkan dan mengawasi
tersebut. Ada empat unsur utama dan satu unsur tambahan dari good
2. Pemerintahan yang berfungsi secara ideal, yaitu secara efektif dan efisien
baik sebagai suatu prinsip dikemukakan dalam Rencana Strategis LAN 2000 –
47
demokratis, profesional, menjunjung tinggi supremasi hukum dan Hak Asasi
governance” :
1. akuntabilitas ( accountability )
2. transparansi ( transparancy )
3. keterbukaan ( opennes )
4. aturan hukum ( rule of law )
ditambah dengan kompetensi manajemen (management competence) dan hak
2. Prinsip pelayanan.
4. Prinsip partisipasi.
5. Prinsip kemitraan.
6. Prinsip desentralisasi
48
Prinsip-prinsip tersebut diatas dapat dijelaskan sebagai berikut:
1. Transparansi
keuangan yang akurat dan tepat waktu, penetapan kriteria seleksi pegawai
secara terbuka.
hal-hal apa dan seberapa banyak yang perlu diinformasikan, standar apa
49
2. Integritas
mekanikal, melainkan merupakan komitmen dan niat baik dari para pelaku.
erat dengan kejujuran dan dapat dipercaya. Good governance tidak akan
tercapai apabila para pelaku good governance tidak jujur dan tidak dapat
dipercaya.
setiap pegawai untuk berbuat dengan sepenuh hati dan komitmen yang
yang pasti dan transparan tentang pegawai atau pejabat yang direkrut
melalui “fit and proper test”. Begitu pula dalam pengembangan karir serta
kesempatan promosi dan mutasi harus selalu didasarkan pada suatu “merit
system” yang jelas. Selanjutnya agar integritas ini tetap terpelihara perlu
50
3. Akuntabilitas
4. Tanggung Jawab
5. Partisipasi
yang baik (good governance) mengandung dua pengertian, pertama, nilai yang
menjunjung tinggi keinginan atau kehendak rakyat dan nilai yang dapat
51
fungsional dari pemerintahan yang efektif dan efisien dalam pelaksanaan
suatu gagasan dan nilai untuk mengatur pola hubungan antara pemerintah,
52
sedangkan pemeriksaan (audit) merupakan kegiatan yang dilakukan oleh
memeriksa apakah hasil kinerja pemerintah telah sesuai dengan standar yang
ditetapkan.
53
yang luas serta jauh kedepan sejalan dengan apa yang diperlukan
untuk pembangunan semacam ini.
d. asas keterbukaan
e. asas proporsionalitas
f. asas profesionalitas
g. asas akuntabilitas
54
Pasal 5 Undang Undang Nomor 28 Tahun 1999 tentang
memangku jabatannya.
menjabat.
golongan.
diperkuat adalah :
55
Lingkungan pengendalian sangat tergantung dari etika, integritas, dan
etika dan integritas yang baik dan dapat menjadi contoh bagi
suatu instansi itu dapat terpantau dan tercatat secara benar sehingga
pihak, yaitu:
56
a. Atasan Langsung
ini.
pengawasan internal) :
57
1. Aset organisasi baik finansial, harta benda maupun informasi sudah
diamankan;
ekonomis;
norma yang memang seharusnya diketahui dan dipahami oleh aparatur pemerintah
norma yang berlaku. Kewenangan yang dimiliki pemerintah daerah sekarang ini
58
3. Terhapusnya peraturan perundang-undangan dan tindakan yang bersifat
59
2. Keandalan Laporan keuangan
suatu kebijakan yang berbentuk manual dan format tertulis, tetapi merupakan
prestasi dan target yang menguntungkan, dan mencegah kehilangan sumber daya.
dapat membantu menghasilkan laporan keuangan yang dapat dipercaya. Selain itu
terhindar dari reputasi yang buruk dan segala konsekuensinya. Selanjutnya dapat
60
tugasnya dan oleh karena itu komponen ini menyatu dan terjalin dalam proses
1. Lingkungan Pengendalian
2. Penilaian Resiko
resiko terdiri atas identifikasi resiko dan analisis resiko. Dalam rangka
61
pemerintah dan tujuan pada tingkatan kegiatan dengan berpedoman pada
peraturan perundang-undangan.
3. Kegiatan Pengendalian
e. Pemisahan fungsi
g. Pencatatan yang akurat dan tepat waktu atas transaksi dan kejadian
Informasi adalah data yang telah diolah yang dapat digunakan untuk
atau informasi dengan menggunakan simbol atau lambang tertentu baik secara
62
5. Pemantauan Pengendalian Intern
berkelanjutan, evaluasi terpisah dan tindak lanjut rekomendasi hasil audit dan
reviu lainnya.
suatu sistem terintegrasi yang bereaksi dengan dinamis ke kondisi yang berubah-
ubah. Sistem pengawasan intern terjalin dengan kegiatan instansi pemerintah dan
dan efektif pelayanan publik yang lebih memenuhi harapan rakyat demi
63
mencapai cita-cita menjadi sebuah negara kesejahteraan (welfare state). Berhasil
(baik pejabat publik maupun pejabat politik) yang telah diamanahkan oleh
sistem pelaksana dan kontrol yang baik dan transparan, pemerintah juga harus
64