Anda di halaman 1dari 15

MAKALAH ELEKTIF

“PENYEMBUHAN LUKA DAN PERBAIKAN LUKA”

Disusun Oleh:

1. Aruji (1620011)
2. Jihan Fahirah (1620041)
3. Navira Al-maskati (1620061)
4. Pramitha darmastuti (1620067)

Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Hang Tuah Surabaya

Tahun Ajaran 2018-2019


KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah
memberikan rahmat dan karunia-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini.
Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas kelompok mata kuliah “ELEKTIF” program
studi D3 keperawatan di STIKES Hang Tuah Surabaya.

Sebagai manusia biasa kami menyadari masih banyak kekurangan dalam


penyusunan makalah ini. Demi kesempurnaan dan peningkatan kualitas makalah ini,
mohon kritik dan saran dari Bapak/Ibu dosen dalam rangka penyempurnaan makalah ini.

Untuk itu pada kesempatan ini, kami mengucapkan banyak terima kasih kepada
Bapak/Ibu dosen yang telah memberikan bimbingan dan pengarahan pada kami guna
terselesainya makalah ini dengan tidak mengurangi rasa hormat yang tidak dapat kami
sebutkan satu persatu.

Surabaya, Februari 2019

Penyusun
Daftar isi

Kata pengantar.................................................................................................................
BAB I (PENDAHULUAN)
1.2 Latar belakang .....................................................................................................................
1.2 Rumusan masalah ...............................................................................................................
1.3 Tujuan .................................................................................................................................
BAB II (TINJAUAN PUSTAKA)
2.1 Pengertian luka.....................................................................................................................
2.2 Jenis-jenis luka ....................................................................................................................
2.1 Berdasarkan Tingkat Kontaminasi Luka.......................................................................
2.2 Berdasarkan Kedalaman dan Luasnya Luka………………………………………….
2.3 Berdasarkan waktu penyembuhan luka……………………………………………….

2.3 Macam-macam luka……………………………………………………………………....

BAB III PEMBAHASAN


3.1 Konsep Moist Wound Healing……………………………………………………………

3.2 Prinsip Penyembuhan Luka……………………………………………………………….

3.3 Mekanisme Penyembuhan Luka…………………………………………………………..


3.4 Tahap Proses Penyembuhan Luka………………………………………………………...
3.5 Faktor yang mempengaruhi Penyembuhan luka………………………………………….
3.6 Berdasarkan waktu penyembuhan luka ...............................................................................

BAB IV PENUTUP

4.1 Kesimpulan…………………………………………………………………………………

4.2 Saran………………………………………………………………………………………..
BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang


Luka adalah rusaknya kesatuan jaringan, dimana secara spesifik terdapat substansi
jaringan yang rusak atau hilang. Luka secara umum terdiri dari luka yang disengaja dan
luka yang tidak disengaja. Luka yang disengaja bertujuan sebagai terapi, misalnya pada
prosedur operasi atau pungsi vena, sedangkan luka yang tidak disengaja terjadi secara
accidental (Gayatri, dkk. 2008). Luka juga didefinisikan sebagai keadaan hilang atau
rusaknya sebagian jaringan tubuh yang dapat disebabkan trauma benda tajam atau
tumpul, perubahan suhu, zat kimia, ledakan sengatan listrik atau gigitan hewan
(Sjamsuhidayat, dkk. 2006).

Ketika terjadi perlukaan pada jaringan kulit, proses kesembuhan dan regenerasi
sel terjadi secara otomatis sebagai respon fisiologis tubuh melalui tiga fase proses
penyembuhan, yaitu fase inflamasi, fase proliferasi dan fase remodelling. Komponen
yang berperan penting dalam proses penyembuhan luka adalah kolagen, angiosgenesis
dan granulasi (Ferdinandez, dkk. 2013). Pembentukan pembuluh darah baru atau
angiogenesis merupakan salah satu elemen kunci pada proses penyembuhan luka.
Berdasarkan proses kesembuhan luka tersebut, diperlukan terapi efektif yang dapat
mengoptimalkan kinerja komponen tersebut.

1.2. Rumusan Masalah


1. Apa yang di maksud pengertian luka ?
2. Apa yang di maksud jenis-jenis luka?
3. Apa yang di maksud macam-macam luka?
4. Apa yang di maksud konsep moist wound healing?
5. Apa yang di maksud prinsip penyembuhan luka?
6. Apa yang di maksud faktor yang mempengaruhi penyembuhan luka?

1.3. Tujuan
1. Mengerti dan memahami pengertian luka
2. Mengerti dan memahami jenis-jenis luka
3. Mengerti dan memahami macam-macam luka
4. Mengerti dan memahami konsep moist wound healing
5. Mengerti dan memahami proses penyembuhan luka
6. Mengerti dan memahami faktor yang mempengaruhi penyembuhan luka
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Pengertian Luka
Luka merupakan suatu bentuk kerusakan jaringan pada kulit yang disebabkan
kontak dengan sumber panas (seperti bahan kimia, air panas, api, radiasi, dan listrik),
hasil tindakan medis, maupun perubahan kondisi fisiologis. Luka menyebabkan
gangguan pada fungsi dan struktur anatomi tubuh. Berdasarkan waktu dan proses
penyembuhannya, luka dapat diklasifikasikan menjadi luka akut dan kronik.

Luka akut merupakan cedera jaringan yang dapat pulih kembali seperti keadaan
normal dengan bekas luka yang minimal dalam rentang waktu 8-12 minggu. Penyebab
utama dari luka akut adalah cedera mekanikal karena faktor eksternal, dimana terjadi
kontak antara kulit dengan permukaan yang keras atau tajam, luka tembak, dan luka
pasca operasi. Penyebab lain luka akut adalah luka bakar dan cedera kimiawi, seperti
terpapar sinar radiasi, tersengat listrik, terkena cairan kimia yang besifat korosif, serta
terkena sumber panas. Sementara luka kronik merupakan luka dengan proses pemulihan
yang lambat, dengan waktu penyembuhan lebih dari 12 minggu dan terkadang dapat
menyebabkan kecacatan. Ketika terjadi luka yang bersifat kronik, neutrofil dilepaskan
dan secara signifikan meningkatkan ezim kolagenase yang bertnggung jawab terhadap
destruksi dari matriks penghubung jaringan.3 Salah satu penyebab terjadinya luka kronik
adalah kegagalan pemulihan karena kondisi fisiologis (seperti diabetes melitus (DM) dan
kanker), infeksi terus-menerus, dan rendahnya tindakan pengobatan yang diberikan.

2.2. Jenis-Jenis Luka


1. Berdasarkan Tingkat Kontaminasi Luka.
a) Luka Bersih (Clean Wounds)
Luka bersih adalah luka bedah tidak terinfeksi yang mana lukatersebut
tidak terjadi proses peradangan (inflamasi) dan juga infeksi pada sistem
pernafasan, pencernaan, genital dan urinaria tidak terjadi.
b) Luka bersih terkontaminasi (Clean-contamined Wounds)
Jenis luka ini adalah luka pembedahan dimana saluran
respirasi, pencernaan, genital atau perkemihan dalam kondisi terkontrol,kontamin
asi tidak selalu terjadi.
c) Luka terkontaminasi (Contamined Wounds)
Luka terkontaminasi adalah luka terbuka, fresh, luka akibat kecelakaan
dan operasi dengan kerusakan besar dengan teknikaseptik atau kontaminasi dari
saluran cerna.
d) Luka kotor atau infeksi (Dirty or Infected Wounds)
Luka kotor atau infeksi adalah terdapatnya mikroorganisme padaluka. Dan
tentunya kemungkinan terjadinya infeksi pada luka jenisini akan semakin besar
dengan adanya mikroorganisme tersebut.

2. Berdasarkan Kedalaman dan Luasnya Luka


a) Stadium I
Luka Supersial (Non-Blanching Erithema). Luka jenis ini adalah luka
yang terjadi pada lapisan epidermis kulit.
b) Stadium II
Luka “Partial Thickness”. Luka jenis ini adalah hilangnya lapisan kulit
pada lapisan epidermis dan bagian atasdari dermis merupakan luka superficial
dan adanya tanda klinisseperti halnya abrasi, blister atau lubangnya yang
dangkal.
c) Stadium III
Luka "Full Thickness". Luka jenis ini adalah hilangnya kulit keseluruhan
meliputi kerusakan atau nekrosis jaringan sub kutan yang dapat meluas sampai
bawah tetapi tidak melewati jaringan yang mendasarinya. Luka ini timbul
secaraklinis sebagai suatu lubang yang dalam dengan atau tanpa merusak
jaringan di sekitarnya.
d) Stadium IV
Luka "Full Thickness". Luka jenis ini adalah lukayang telah mencapai
lapisan otot, tendon dan tulang denganadanya destruksi / kerusakan yang luas.

3. Berdasarkan Waktu Penyembuhan Lukaa.


a) Luka Akut
Luka akut adalah jenis luka dengan masa penyembuhan sesuaidengan
konsep penyembuhan yang telah disepakati. Kriteria lukaakut adalah luka baru,
mendadak dan penyembuhannya sesuaidengan waktu yang diperkirakan. Contoh
: Luka sayat, luka bakar,luka tusuk. Luka operasi dapat dianggap sebagai
luka akut yangdibuat oleh ahli bedah. Contoh : luka jahit, skin grafting.
b) Luka Kronis
Luka kronis adalah jenis luka yang yang mengalami kegagalan
dalam proses penyembuhan, dapat karena faktor eksogen dan endogen.Pada luka
kronik luka gagal sembuh pada waktu yang diperkirakan,tidak berespon baik
terhadap terapi dan punya tendensi untuk timbulkembali. Contoh : Ulkus
dekubitus, ulkus diabetik, ulkus venous,luka bakar dll.

2.3. Macam-Macam Luka


1. Vulnus Punctum (Luka tusuk)
Luka tusuk biasanya adalah luka akibat logam, yang harus diingat maka kita harus
curiga adanya bakteri clostridium tetani dalamlogam tersebut.
2. Vulnus Contussum (Luka memar)
Luka kontussum adalah luka memar, tentunya jangan diurutataupun ditekan-
tekan, karena hanya aka mengakibatkan robek pembuluhdarah semakin lebar saja.
3. Vulnus Insivum (Luka sayat)
Luka sayat adalah jenis luka yang disebabkan karena sayatan dari benda tajam,
bisa logam maupun kayu dan lain sebagainya. Jenis luka ini biasanya tipis.
4. Vulnus Schlopetorum (Luka Tembak)
Jenis luka ini disebabkan karena peluru tembakan, maka harus segera dikeluarkan
tembakanya.
5. Vulnus combustion (Luka bakar)
Luka bakar adalah luka yang disebabkan akibat kontaksi antarakulit dengan zat
panas seperti air panas(air mendidih), api, dll.
6. Luka gigitan
Luka jenis ini disebabkan dari luka gigitan binatang, sepertiserangga, ular, dan
binatang buas lainya. Kali ini luka gigitan yangdibahas adalah jenis luka gigitan dari
ular berbisa yang berbahaya.
7. Laserasi atau Luka Parut
Luka parut disebabkan karena benda keras yang merusak permukaan kulit,
misalnya karena jatuh saat berlari.
8. Terpotong atau Teriris
Terpotong adalah bentuk lain dari perlukaan yang disebabkanoleh benda tajam,
bentuk lukanya teratur dan dalam, perdarahan cukup banyak, apalagi kalau ada
pembuluh darah arteri yang putus terpotong.
BAB III

PEMBAHASAN

3.1 Konsep Moist Wound Healing

Moist wound healing adalah mempertahankan isolasi lingkungan luka yang tetap lembab
dengan menggunakan balutan penahan-kelembaban, oklusive dan semi oklusive. Metode Moist
Wound Healing adalah metode untuk mempertahankan kelembaban luka dengan menggunakan
balutan penahan kelembaban, sehingga penyembuhan luka dan pertumbuhan jaringan dapat
terjadi secara alami.

3.2 Prinsip Penyembuhan Luka

Prinsip penyembuhan luka ada beberapa prinsip menurut Taylor (1997) yaitu:

1. Kemampuan untuk menangani trauma jaringan dipengaruhi oleh luasnya kerusakan dan
keadaan umum kesehatan tiap orang
2. Respon tubuh pada luka lebih efektif
3. Respon secara sistemik pada trauma
4. Aliran darah ke dan dari jaringan yang luka
5. Keutuhan kulit dan mukosa membran di siapkan sebagai garis pertama untuk
mempertahankan diri dari mikroorganisme
6. Penyembuhan normal ditingkatkan ketika luka bebas dari benda asing termasuk bakteri

3.3 Mekanisme Penyembuhan Luka

Cara kerja penyembuhan luka ada 3 macam sesuai dengan karakteristiknya dengan
jumlah jaringan yang hilang.

1. Primery Intention Healing (penyembuhan luka primer)


Yaitu penyembuhan yang terjadi setelah diusahakan bertautan tepi luka,biasanya
dengan jahitan,plester,skin craft,atau flap.hanya sedikit jaringan yang hilang dan
luka bersih,jaringan granulasi sangat dikit,Re-epitalisasi sempurna dalam 10-14
hari,menyisan jaringan parut tipis.
Kontraindikasi Penutupan Luka sec Primer:
a. Infeksi
b. Luka dengan jaringan nefrotik
c. Waktu terjadinya luka >6 jam sebelumnya,kecuali luka di area wajah
d. Masih terdapat benda asing dalam luka
e. Perdarahan dari luka
f. Diperkirakan terdapat “dead space”setelah dilakukan jahitan
g. Tegangan dalam luka atau kulit disekitar luka terlalu tinggi
h. Perfusi jaringan buruk
2. Secondary Intentention Healing (penyembuhan luka sekunder)
Yaitu luka yang tidak mengalami penyembuhan primer.dikarakteristikan oleh
luka yang luas dan hilangnya jaringan yang berjumlah besar.tidak ada tindakan
aktif menutup luka,luka sembuh secara alamiah (intervensinya hanya berupa
pembersihan luka dan dressing dan pemberian antibiotik bila perlu)
Indikasi penutupan luka secara sekunder:
a. Luka kecil (<1,5cm)
b. Struktur penting dibawah kulit tidak terpapar
c. Luka tidak terletak di area persendian dan area yang penting secara
kosmetik
d. Luka bakar derajat 2
e. Waktu terjadi luka >6 jam,kecuali luka diwajah
f. Luka terkontaminasi
g. Terdapat dead space
h. Kulit yang hilang cukup luas
i. Oedem jaringan yang hebat sehingga jahitan terlalu kencang
3. Tertiary Intention Healing (penyembuhan luka tertier)
Yaitu luka yang dibiarkan terbuka selama beberapa hari setelah tindakan
debriment.setelah diyakini bersih bertautan (4-7 hari) luka ini tipe penyembuhan
terakhir .

3.4 Tahap Proses Penyembuhan Luka

Penyembuhan luka adalah suatu kualitas dari kehidupan jaringan hal ini juga
berhubungan dengan regenerasi jaringan .fase penyembuhan luka digambarkan seperti yang
terjadi pada luka pembedahan (Kozier,1995).

1. Fase Inflamasi
Fase ini terjadi setelah luka terjadi dan berakhir 3-4 hari.dua proses utama terjadi pada
fase ini homoestasis (penghentian perdarahan)akibat fase kontriksi pembuluh darah besar
diluka.
2. Fase Proliferatif
Fase memperbaiki dan menyembuhkan luka dan ditandai proliferasi sel peran dan
fibroplas sangat besar pada proses perbaikan yaitu bertanggung jawab pada persiapan
menghasilkan produk protein yang akan digunakan selama proses reonstruksi
jaringan.jaringan vaskuler yang melakukan invasi kedalam luka suatu respon untuk
memberikan oksigen dan nutrisi yang cukup didaerah luka karena didaerah luka biasa.
terdapat hipoksik dan turunnya tekanan oksigen. Pada fase ini merupakan proses
terintegrasi dan dipengaruhi oleh substansi yang dikeluarkan oleh platelet dan makrofag.
Sejumlah sel dan pembuluh adrah baryu yang tertanam di dalam jaringan baru disebut
sebagai jaringan granulasi.
Fase proliferasi akan berakhir jika epitel dermis dan lapisan kolagen telah
terbentuk, terlihat proses kontraksi dan akan dipercepat oleh berbagai growt faktor yang
dibentuk oleh makrofag dan platelet.
3. Fase maturasi
Fase ini dimulai pada minggu ke-3 setelah perlukaan dan berakhir sampai kurang lebih
12 bulan. Tujuan dan fase maturasi adalah menyempurnakan terbentuknya jaringan baru
menjadi jaringan penyembuhan yang kuat dan bermutu.

3.5 Faktor yang mempengaruhi Penyembuhan luka

Faktor intrinsik : faktor dari penderita yang berpengaruh dalam proses penyembuhan
meliputi usia,status nutrisi dan hidrasi,oksigenasi dan perfusi jaringan ,status imunologi dan
penyakit penyerta( Hipertensi,DM,Arthereoclerosis).

Faktor ekstrinsik : faktor didapat dari luar penderita yang dapat dalam proses
penyembuhan meliputi : pengobatan radiasi dan stress,psikologi,infeksi,iskemia dan trauma
jaringan

Berikut adalah faktor yang mempengaruhi proses penyembuhan luka :

1. Usia
Anak dan dewasa penyebuhannya lebih cepat daripada orang tua.orang tua lebih mudah
kena penyakit,penurunan fungsi hati dapat menggaggu sintesis dari faktor pembekuan
darah.
2. Nutrisi
Penyembuhan menempatkan penambahan pemakaian pada tubuh.klien memerluka diit
kaya protein,karbohidrat,lemak,vitamin C dan A, dan mineral seperti Fe,Zn.pasien
kurang nutrisi mereka setelah melakukan pembedahan .klien yang gemuk meningkatkan
resiko infeksi luka dan penyembuhan lama karena supply darah jaringan adipose tidak
kuat.
3. Infeksi
Infeksi luka menghambat penyembuhan .bakteri sumber penyebab infeksi
4. Sirkulasi (hipovolemia) dan oksigenasasi
Pada orang-orang yang gemuk pembeuhan luka lambat karena jaringan lemak lebih sulit
menyatuh,,lebih mudah infeksi,dan lama sembuh.aliran darah dapat terganggu pada orang
dewasa yang mengalami pembuluh darah perifer,hipertensi dan DM.oksigenasi jaringan
menurun pada orang menerima anemia atau gangguan pernafasan kronik pada perokok.
5. Hematoma
Hematoma merupakan bekuan darah. Sering kali darah pada luka secara bertahap
diabsorbsi oleh tubuh masuk kedalam sirkulasi. Tetapi jika terdapat bekuan yang besar
hal tersebut memerlukan waktu untuk dapat diabsorbsi tubuh, sehingga menghambat
proses penyembuhan luka.
6. Benda asing
Benda asing seperti pasir atau mikroorganisme akan menyebabkan terbentuknya suatau
abses sebelum benda tersebut diangkat. Abses ini timbul dari serum, fibrin, jaringan sel
mati dan lekosit (sel darah merah) yang membentuk suatau cairan yang kental yang
disebut dengan nanah (push).
7. Diabetes
Hambatan terhadap sekresi insulin akan mengakibatkan peningkatan gula darah, akibat
hal tersebut juga akan terjadi penurunan protein kalori tubuh.
8. Pengobatan
a) Steroid : menurunkan mekanisme peradangan normal tubuh terhadap cidera
b) Antikoagulan :mengakibatakan perdarahan
c) Antibiotik :efektif diberikan segera sebelum pembedahan untuk bakteri penyebab
kontaminasi yang spesifik. Jika diberikan setelah luka pembedahan tertutup, tidak
efektif akibat koagulasi intravascular.

3.6 Berdasarkan waktu penyembuhan


a) Luka Akut : yaitu luka dengan masa penyembuhan sesuai dengan konsep
penyembuhan yang telah disepakati.
b) Luka Kronik:yaitu luka yang mengalami kegagalan dalam proses
penyembuhan,dapat karena faktor eksogen dan endogen .
BAB IV

PENUTUP

4.1 Kesimpulan

Luka merupakan suatu bentuk kerusakan jaringan pada kulit yang disebabkan kontak
dengan sumber panas (seperti bahan kimia, air panas, api, radiasi, dan listrik), hasil tindakan
medis, maupun perubahan kondisi fisiologis. Luka sering digambarkan berdasarkan bagaiamana
cara mendapatkan luka itu dan menunjukan derajat luka. Tahapan penyembuhan luka terdiri dari
fase inflamasi, fase poliperasi,fase maturasi.

4.5 Saran

Penulis memohon maaf apabila terdapat kesalahan karena kami masih dalam proses
pembelajaran. Dan yang kami harapkan dengan adanya makalah ini, dapat menjadi wacana
yang membuka pola pikir pembaca dan memberi saran yang sifatnya tersirat maupun
tersurat.
DAFTAR PUSTAKA

Asmadi. 2008. Teknik Prosedural Keperawatan: Konsep dan Aplikasi Kebutuhan Dasar Klien.
Jakarta: Salemba Medika
Bobak, K. Jensen. 2005. Perawatan Maternitas. Jakarta: EGC.
Dudley HAF, Eckersley JRT, Paterson-Brown S. 2000. Pedoman Tindakan Medik dan Bedah. Jakarta:
EGC.
Effendy, Christantie dan Ag. Sri Oktri Hastuti. 2005. Kiat Sukses menghadapi Operasi. Yogyakarta:
Sahabat Setia.
Potter & Perry. 2005. Buku Ajar Fundamental Keperawatan. Jakarta: EGC

Anda mungkin juga menyukai