Disusun Oleh:
1. Aruji (1620011)
2. Jihan Fahirah (1620041)
3. Navira Al-maskati (1620061)
4. Pramitha darmastuti (1620067)
Puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah
memberikan rahmat dan karunia-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini.
Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas kelompok mata kuliah “ELEKTIF” program
studi D3 keperawatan di STIKES Hang Tuah Surabaya.
Untuk itu pada kesempatan ini, kami mengucapkan banyak terima kasih kepada
Bapak/Ibu dosen yang telah memberikan bimbingan dan pengarahan pada kami guna
terselesainya makalah ini dengan tidak mengurangi rasa hormat yang tidak dapat kami
sebutkan satu persatu.
Penyusun
Daftar isi
Kata pengantar.................................................................................................................
BAB I (PENDAHULUAN)
1.2 Latar belakang .....................................................................................................................
1.2 Rumusan masalah ...............................................................................................................
1.3 Tujuan .................................................................................................................................
BAB II (TINJAUAN PUSTAKA)
2.1 Pengertian luka.....................................................................................................................
2.2 Jenis-jenis luka ....................................................................................................................
2.1 Berdasarkan Tingkat Kontaminasi Luka.......................................................................
2.2 Berdasarkan Kedalaman dan Luasnya Luka………………………………………….
2.3 Berdasarkan waktu penyembuhan luka……………………………………………….
BAB IV PENUTUP
4.1 Kesimpulan…………………………………………………………………………………
4.2 Saran………………………………………………………………………………………..
BAB I
PENDAHULUAN
Ketika terjadi perlukaan pada jaringan kulit, proses kesembuhan dan regenerasi
sel terjadi secara otomatis sebagai respon fisiologis tubuh melalui tiga fase proses
penyembuhan, yaitu fase inflamasi, fase proliferasi dan fase remodelling. Komponen
yang berperan penting dalam proses penyembuhan luka adalah kolagen, angiosgenesis
dan granulasi (Ferdinandez, dkk. 2013). Pembentukan pembuluh darah baru atau
angiogenesis merupakan salah satu elemen kunci pada proses penyembuhan luka.
Berdasarkan proses kesembuhan luka tersebut, diperlukan terapi efektif yang dapat
mengoptimalkan kinerja komponen tersebut.
1.3. Tujuan
1. Mengerti dan memahami pengertian luka
2. Mengerti dan memahami jenis-jenis luka
3. Mengerti dan memahami macam-macam luka
4. Mengerti dan memahami konsep moist wound healing
5. Mengerti dan memahami proses penyembuhan luka
6. Mengerti dan memahami faktor yang mempengaruhi penyembuhan luka
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Pengertian Luka
Luka merupakan suatu bentuk kerusakan jaringan pada kulit yang disebabkan
kontak dengan sumber panas (seperti bahan kimia, air panas, api, radiasi, dan listrik),
hasil tindakan medis, maupun perubahan kondisi fisiologis. Luka menyebabkan
gangguan pada fungsi dan struktur anatomi tubuh. Berdasarkan waktu dan proses
penyembuhannya, luka dapat diklasifikasikan menjadi luka akut dan kronik.
Luka akut merupakan cedera jaringan yang dapat pulih kembali seperti keadaan
normal dengan bekas luka yang minimal dalam rentang waktu 8-12 minggu. Penyebab
utama dari luka akut adalah cedera mekanikal karena faktor eksternal, dimana terjadi
kontak antara kulit dengan permukaan yang keras atau tajam, luka tembak, dan luka
pasca operasi. Penyebab lain luka akut adalah luka bakar dan cedera kimiawi, seperti
terpapar sinar radiasi, tersengat listrik, terkena cairan kimia yang besifat korosif, serta
terkena sumber panas. Sementara luka kronik merupakan luka dengan proses pemulihan
yang lambat, dengan waktu penyembuhan lebih dari 12 minggu dan terkadang dapat
menyebabkan kecacatan. Ketika terjadi luka yang bersifat kronik, neutrofil dilepaskan
dan secara signifikan meningkatkan ezim kolagenase yang bertnggung jawab terhadap
destruksi dari matriks penghubung jaringan.3 Salah satu penyebab terjadinya luka kronik
adalah kegagalan pemulihan karena kondisi fisiologis (seperti diabetes melitus (DM) dan
kanker), infeksi terus-menerus, dan rendahnya tindakan pengobatan yang diberikan.
PEMBAHASAN
Moist wound healing adalah mempertahankan isolasi lingkungan luka yang tetap lembab
dengan menggunakan balutan penahan-kelembaban, oklusive dan semi oklusive. Metode Moist
Wound Healing adalah metode untuk mempertahankan kelembaban luka dengan menggunakan
balutan penahan kelembaban, sehingga penyembuhan luka dan pertumbuhan jaringan dapat
terjadi secara alami.
Prinsip penyembuhan luka ada beberapa prinsip menurut Taylor (1997) yaitu:
1. Kemampuan untuk menangani trauma jaringan dipengaruhi oleh luasnya kerusakan dan
keadaan umum kesehatan tiap orang
2. Respon tubuh pada luka lebih efektif
3. Respon secara sistemik pada trauma
4. Aliran darah ke dan dari jaringan yang luka
5. Keutuhan kulit dan mukosa membran di siapkan sebagai garis pertama untuk
mempertahankan diri dari mikroorganisme
6. Penyembuhan normal ditingkatkan ketika luka bebas dari benda asing termasuk bakteri
Cara kerja penyembuhan luka ada 3 macam sesuai dengan karakteristiknya dengan
jumlah jaringan yang hilang.
Penyembuhan luka adalah suatu kualitas dari kehidupan jaringan hal ini juga
berhubungan dengan regenerasi jaringan .fase penyembuhan luka digambarkan seperti yang
terjadi pada luka pembedahan (Kozier,1995).
1. Fase Inflamasi
Fase ini terjadi setelah luka terjadi dan berakhir 3-4 hari.dua proses utama terjadi pada
fase ini homoestasis (penghentian perdarahan)akibat fase kontriksi pembuluh darah besar
diluka.
2. Fase Proliferatif
Fase memperbaiki dan menyembuhkan luka dan ditandai proliferasi sel peran dan
fibroplas sangat besar pada proses perbaikan yaitu bertanggung jawab pada persiapan
menghasilkan produk protein yang akan digunakan selama proses reonstruksi
jaringan.jaringan vaskuler yang melakukan invasi kedalam luka suatu respon untuk
memberikan oksigen dan nutrisi yang cukup didaerah luka karena didaerah luka biasa.
terdapat hipoksik dan turunnya tekanan oksigen. Pada fase ini merupakan proses
terintegrasi dan dipengaruhi oleh substansi yang dikeluarkan oleh platelet dan makrofag.
Sejumlah sel dan pembuluh adrah baryu yang tertanam di dalam jaringan baru disebut
sebagai jaringan granulasi.
Fase proliferasi akan berakhir jika epitel dermis dan lapisan kolagen telah
terbentuk, terlihat proses kontraksi dan akan dipercepat oleh berbagai growt faktor yang
dibentuk oleh makrofag dan platelet.
3. Fase maturasi
Fase ini dimulai pada minggu ke-3 setelah perlukaan dan berakhir sampai kurang lebih
12 bulan. Tujuan dan fase maturasi adalah menyempurnakan terbentuknya jaringan baru
menjadi jaringan penyembuhan yang kuat dan bermutu.
Faktor intrinsik : faktor dari penderita yang berpengaruh dalam proses penyembuhan
meliputi usia,status nutrisi dan hidrasi,oksigenasi dan perfusi jaringan ,status imunologi dan
penyakit penyerta( Hipertensi,DM,Arthereoclerosis).
Faktor ekstrinsik : faktor didapat dari luar penderita yang dapat dalam proses
penyembuhan meliputi : pengobatan radiasi dan stress,psikologi,infeksi,iskemia dan trauma
jaringan
1. Usia
Anak dan dewasa penyebuhannya lebih cepat daripada orang tua.orang tua lebih mudah
kena penyakit,penurunan fungsi hati dapat menggaggu sintesis dari faktor pembekuan
darah.
2. Nutrisi
Penyembuhan menempatkan penambahan pemakaian pada tubuh.klien memerluka diit
kaya protein,karbohidrat,lemak,vitamin C dan A, dan mineral seperti Fe,Zn.pasien
kurang nutrisi mereka setelah melakukan pembedahan .klien yang gemuk meningkatkan
resiko infeksi luka dan penyembuhan lama karena supply darah jaringan adipose tidak
kuat.
3. Infeksi
Infeksi luka menghambat penyembuhan .bakteri sumber penyebab infeksi
4. Sirkulasi (hipovolemia) dan oksigenasasi
Pada orang-orang yang gemuk pembeuhan luka lambat karena jaringan lemak lebih sulit
menyatuh,,lebih mudah infeksi,dan lama sembuh.aliran darah dapat terganggu pada orang
dewasa yang mengalami pembuluh darah perifer,hipertensi dan DM.oksigenasi jaringan
menurun pada orang menerima anemia atau gangguan pernafasan kronik pada perokok.
5. Hematoma
Hematoma merupakan bekuan darah. Sering kali darah pada luka secara bertahap
diabsorbsi oleh tubuh masuk kedalam sirkulasi. Tetapi jika terdapat bekuan yang besar
hal tersebut memerlukan waktu untuk dapat diabsorbsi tubuh, sehingga menghambat
proses penyembuhan luka.
6. Benda asing
Benda asing seperti pasir atau mikroorganisme akan menyebabkan terbentuknya suatau
abses sebelum benda tersebut diangkat. Abses ini timbul dari serum, fibrin, jaringan sel
mati dan lekosit (sel darah merah) yang membentuk suatau cairan yang kental yang
disebut dengan nanah (push).
7. Diabetes
Hambatan terhadap sekresi insulin akan mengakibatkan peningkatan gula darah, akibat
hal tersebut juga akan terjadi penurunan protein kalori tubuh.
8. Pengobatan
a) Steroid : menurunkan mekanisme peradangan normal tubuh terhadap cidera
b) Antikoagulan :mengakibatakan perdarahan
c) Antibiotik :efektif diberikan segera sebelum pembedahan untuk bakteri penyebab
kontaminasi yang spesifik. Jika diberikan setelah luka pembedahan tertutup, tidak
efektif akibat koagulasi intravascular.
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
Luka merupakan suatu bentuk kerusakan jaringan pada kulit yang disebabkan kontak
dengan sumber panas (seperti bahan kimia, air panas, api, radiasi, dan listrik), hasil tindakan
medis, maupun perubahan kondisi fisiologis. Luka sering digambarkan berdasarkan bagaiamana
cara mendapatkan luka itu dan menunjukan derajat luka. Tahapan penyembuhan luka terdiri dari
fase inflamasi, fase poliperasi,fase maturasi.
4.5 Saran
Penulis memohon maaf apabila terdapat kesalahan karena kami masih dalam proses
pembelajaran. Dan yang kami harapkan dengan adanya makalah ini, dapat menjadi wacana
yang membuka pola pikir pembaca dan memberi saran yang sifatnya tersirat maupun
tersurat.
DAFTAR PUSTAKA
Asmadi. 2008. Teknik Prosedural Keperawatan: Konsep dan Aplikasi Kebutuhan Dasar Klien.
Jakarta: Salemba Medika
Bobak, K. Jensen. 2005. Perawatan Maternitas. Jakarta: EGC.
Dudley HAF, Eckersley JRT, Paterson-Brown S. 2000. Pedoman Tindakan Medik dan Bedah. Jakarta:
EGC.
Effendy, Christantie dan Ag. Sri Oktri Hastuti. 2005. Kiat Sukses menghadapi Operasi. Yogyakarta:
Sahabat Setia.
Potter & Perry. 2005. Buku Ajar Fundamental Keperawatan. Jakarta: EGC