Anda di halaman 1dari 9

e- Journal Program Pascasarjana Universitas Pendidikan Ganesha

Program Studi Pendidikan Dasar (Volume 5 Tahun 2015)

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE JIGSAW


TERHADAP MOTIVASI BELAJAR DAN HASIL BELAJAR IPA
SISWA KELAS V PADA SD NEGERI 3 TIANYAR BARAT

I Ketut Kesnajaya, Nyoman Dantes, Gede Rasben Dantes

Program Studi Pendidikan Dasar, Program Pascasarjana


Universitas Pendidikan Ganesha
Singaraja, Indonesia

e-mail: {ketut.kenajaya,dantes,rasben.dantes}@pasca.undikhsa.ac.id

Abstrak

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui besarnya pengaruh pembelajaran kooperatif


tipe jigsaw terhadap motivasi belajar dan hasil belajar siswa dalam pembelajaran IPA.
Penelitian ini adalah penelitian eksperimen semu dengan rancangan The Posttest-Only
Control-Group Desain. Populasi penelitian adalah seluruh siswa kelas V SDN 3 Tianyar
Barat yang berjumlah 50 siswa. Sebanyak 50 siswa dipilih sebagai sampel yang
ditentukan dengan teknik group random sampling. Data motivasi belajar dikumpulkan
dengan kuesioner dan hasil belajar menggunakan tes pilihan ganda. Data dianalisis
dengan menggunakan MANOVA (multivariat Analysis of Variance) berbantuan SPSS
17.00 for windows.Hasil Penelitian menunjukkan bahwa: Pertama, terdapat perbedaan
secara signifikan motivasi belajar antara siswa yang belajar dengan pembelajaran
kooperatif tipe jigsaw dan siswa yang belajar dengan model pembelajaran konvensional
pada siswa kelas V SDN Negeri 3 Tianyar Barat. Kedua, terdapat perbedaan secara
signifikan hasil belajar IPA antara siswa yang belajar dengan pembelajaran kooperatif
tipe jigsaw dan siswa yang belajar dengan model pembelajaran konvensional pada siswa
kelas V SDN Negeri 3 Tianyar Barat. Ketiga, Secara simultan terdapat perbedaan yang
signifikan terhadap motivasi belajar dan hasil belajar IPA antara siswa yang belajar
dengan pembelajaran kooperatif tipe jigsaw dan siswa yang belajar dengan model
pembelajaran konvensional pada siswa kelas V SDN Negeri 3 Tianyar Barat.

Kata kunci: hasil belajar IPA, motivasi belajar, dan pembelajaran kooperatif tipe jigsaw.

Abstract

Aims of this research is to investigate the effect of jigsaw cooperative learning towards
learning motivation and student’s learning result in science. This is a quasi-experimental
research using Posttest-Only Control-Group Design. Research population was the entire
fifth grade students public elementary school 3 West Tianyar which were 50 students.
Fifty students were selected as research samples who determined by using random
sampling. Learning motivation data were collected using questionnaire and learning result
data were obtained using multiple choices test. Data were analyzed using MANOVA
(Multivariate Analysis of Variance) assisted by SPSS for windows. Research results show
that: First, there is a difference in learning motivation between students who learned
using jigsaw cooperative learning with students who learned using conventional learning
model. Second, there is a difference in science learning result between students who
learned using jigsaw cooperative learning model with students who learned using
conventional learning model. Third, there is a simultaneous difference in learning
motivation and science learning result between students who followed learning using
jigsaw cooperative learning with students who followed conventional learning model.

Keywords: jigsaw cooperative learning, science learning result

1
e- Journal Program Pascasarjana Universitas Pendidikan Ganesha
Program Studi Pendidikan Dasar (Volume 5 Tahun 2015)

PENDAHULUAN daya manusia melalui pelajaran yang


Pendidikan adalah bimbingan diajarkan
secara sadar dari pendidik terhadap Akan tetapi rendahnya motivasi
perkembangan jasmani dan rohani anak dan hasil belajar siswa perlu mendapat
didik menuju terbentuknya manusia yang perhatian dari semua pihak, baik
memiliki kepribadian yang utama dan pemerintah maupun guru sebagai sebagai
ideal. Pendidikan adalah proses ujung tombak di lapangan. Faktor utama
pembentukan kemampuan dasar yang yang menyebabkan rendahnya motivasi
fundamental yang menyangkut: daya pikir dan hasil belajar siswa adalah
(intelektual) maupun daya rasa (emosi) pengelolaan kelas yang lebih banyak
manusia. Pendidikan sebagai semua menggunakan metode ceramah dalam
perbuatan dan usaha dari generasi tua penyajian materi serta minimnya
untuk mengalihkan pengetahauan, penggunaan media pembelajaran,
pengalaman, kecakapan dan disamping itu pula ada materi pelajaran
ketrampilannya kepada generasi muda, yang memiliki sifat abstrak yang
sebagai usaha menyiapkan generasi mengaharuskan siswa untuk berimajinasi
muda agar dapat memahami fungsi untuk memahami materi tersebut.
hidupnya baik jasmani maupun rohani. Untuk mengantisifasi
(Poerwakawatja,2001 : 13) permasalahan motivasi dan hasil belajar
Pendidikan diartikan sebagai suatu siswa yang masih rendah sebagai guru
proses usaha dari manusia dewasa yang kita seharusnya menerapkan model
telah sadar akan kemanusiaanya dalam pembelajaran yang lebih inovatif dan
membimbing, melatih, mengajar dan memaksimalkan penggunaan media
menanamkan nilai-nilai dan dasar-dasar dalam pembelajaran. Penggunaan model
pandangan hidup kepada generasi muda, pembelajaran dapat kita terapkan pada
agar nantinya menjadi manusia yang mata pelajaran IPA, melalui penggunaan
sadar dan bertanggung jawab akan tugas- model dimaksudkan untuk memotivasi
tugas hidupnya sebagai manusia, sesuai terjadinya belajar secara aktif dan
dengan sifat hakiki dan ciri-ciri nantinya mendapatkan hasil belajar yang
kemanusiaanya. maksimal.
Dalam Undang-undang Sisdiknas Dalam Permendiknas No 22 Tahun
tujuan pendidikan nasional adalah 2002 dijelaskan tentang latar belakang
mengembangkan potensi peserta didik pelajaran IPA di SD yaitu :Pelajaran Ilmu
agar menjadi manusia yang beriman dan Pengetahuan Alam (IPA) berhubungan
bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, dengan cara mencari tahu tentang alam
beraklak mulia, sehat berilmu, cakap secara sistematis, sehingga IPA bukan
kreatif, mandiri dan bertanggung jawab hanya penguasaan kumpulan
dan menjadi warga negara yang pengetahuan yang berupa fakta – fakta,
demokratis serta bertanggung jawab. konsep – konsep, atau prinsip – prinsip
Untuk itu, pendidkan sebagai salah satu saja tetapi juga merupakan status proses
perwujudan kebudayaan manusia yang penemuan. Pendidikan IPA diharapkan
dinamis dan sarat dengan perkembangan dapat menjadi wahana bagi peserta didik
sudah seharusnya sejalan dengan untuk mempelajari diri sendiri dan alam
perubahan budaya kehidupan. Perubahan sekitar, serta prospek pengembangan
dalam pengertian perbaikan pada semua lebih lanjut dalam menerapkannya di
tingkatan perlu dilakukan terus menerus dalam kehidupan sehari – hari.
untuk antisipasi berbagai kepentingan di Proses pembelajarannya
masa depan. menekankan pada pemberian
Pendidikan formal menjadi wahana pengalaman langsung untuk
strategis untuk meningkatkan kualitas mengembangkan kompetensi agar
sumber daya manusia, Sekolah Dasar menjelajahi dan memahami alam sekitar
sebagai salah satu institusi pendidikan secara alamiah. Pendidikan IPA diarahkan
formal diharapkan mampu memberikan untuk inkuiri dan berbuat sehingga dapat
kontribusi bagi pengembangan sumber membantu peserta didik untuk

2
e- Journal Program Pascasarjana Universitas Pendidikan Ganesha
Program Studi Pendidikan Dasar (Volume 5 Tahun 2015)

memperoleh pemahaman yang lebih lingkungan, teknologi, dan masyarakat,


mendalam tentang alam sekitar. mengembangkan keteranpilan proses
IPA diperlukan dalam kehidupan untuk menyelidiki alam sekitar,
sehari – hari untuk memenuhi kebutuhan memecahkan masalah dan membuat
manusia melalui pemecahan masalah – keputusan, meningkatkan kesadaran
masalah yang dapat diidentifikasikan. untuk berperan serta dalam memelihara,
Penerapan IPA perlu dilakukan secara menjaga, dan melestarikan lingkungan
bijaksana agar tidak berdampak buruk alam, meningkatkan kesadaran untuk
terhadap lingkungan. Di tingkat SD menghargai alam dan segala
diharapkan ada penekanan pembelajaran keteraturannya sebagai salah satu ciptaan
Salingtemas (Sains, lingkungan, teknologi, Tuhan.
dan masyarakat) yang diarahkan pada Permasalahan yang dihadapi oleh
pengalaman belajar untuk merancang dan guru dalam pembelajaran IPA sangat
membuat status karya melalui penerapan komplek, hal itu sepenuhnya disadari oleh
konsep IPA dan kompetensi bekerja ilmiah guru, dimana setelah melakukan análisis
secara bijaksana. terhadap permasalahan yang ada serta
Pembelajaran IPA sebaiknya perenungan bersama guru yang lain
dilaksanakan secara inkuiri ilmiah menghasilkan suatu kesimpulan yaitu : 1)
(seientific inquirí) untuk menumbuhkan Kualitas maupun hasil pembelajaran IPA
kemampuan berpikir, bekerja dan bersikap masih sangat rendah, 2) Guru belum
ilmiah serta mengkomunikasikannya maksimal menguasai wawasan tentang
sebagai aspek penting kecakapan hidup. pelajaran IPA sebagaimana tuntutan
Oleh karena itu, pembelajaran IPA di SD kurikulum berbasis kompetensi, 3) Hanya
menekankan pada pemberian beberapa guru saja mampu
pengalaman belajar secara langsung menumbuhkan sikap ingin tahu dari siswa,
melalui penggunaan dan pengembangan 4) Tuntutan kurikulum agar guru kreatif
keterampilan proses dan sikap ilmiah. mengembangkan model pembelajaran,
Pembelajaran mata pelajaran IPA akan tetapi dalam pembelajaran guru
di Sekolah Dasar saat ini, lebih hanya menyajikan apa yang ada dibuku
berorientasi pada materi yang ada pada dan masih secara konvensinal, jarang
kurikulum, dan buku teks yang disediakan, menggunakan media, serta alat peraga
ini mengakibatkan guru mengejar target yang dapat membantu memfokuskan
agar terselesaikannya materi yang ada perhatian siswa, dan hanya fokus
pada kurikulum, dampaknya bagi siswa terhadap ketuntasan materi yang ada
adalah belajar IPA untuk mempersiapkan pada kurikulum tanpa memperhatikan
diri menghadapi ulangan, yang terlepas hasil belajar yang diharapkan.
dari kebermanfaatan dalam kehidupan
sehari-hari, yang menyebabkan beban METODE PENELITIAN
berat bagi siswa untuk mengingat dan Penelitian ini merupakan penelitian
menghafalkan fakta, konsep, sehingga eksperimen semu (quasi eksperiment),
pembelajaran kurang bermakna bagi dengan rancangan The Posttest-Only
siswa. Control-Group Desain. Menurut Syaodih
Tujuan Mata pelajaran IPA di SD (2010:59) Dalam penelitian ini digunakan
agar peserta didik memiliki kemampuan quasi eksperimental, karena tidak
sebagai berikut, memperoleh keyakinan dlakukan pengontrolan semua variable
terhadap kebesaran Tuhan Yang Maha yang muncul, dan juga tidak dilakukan
Esa berdasarkan keberadaan, keindahan pengendalian secara ketat seperti pada
dan keteraturan alam ciptaan – eksperimen murni. Pengontrolannya
Nya.,mengembangkan pengetahuan dan hanya dilakukan terhadap satu variable
pemahaman konsep – konsep IPA yang saja.
bermanfaat dan dapat diterapkan dalam Populasi adalah target seluruh
kehidupan sehari – hari.,mengembangkan orang atau objek yang akan menjadi
rasa ingin tahu, sikap positif dan sasaran kesimpulan penelitian, (Nana,
kesadaran tentang adanya hubungan 2010 : 266). Sampel merupakan bagian
yang saling mempengaruhi antar IPA, dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki

3
e- Journal Program Pascasarjana Universitas Pendidikan Ganesha
Program Studi Pendidikan Dasar (Volume 5 Tahun 2015)

oleh populasi. Pengambilan sampel dalam bentuk pilihan ganda dengan empat
secara acak berarti setiap individu dalam pilihan (option).
populasi mempunyai peluang yang sama Penelitian ini menggunakan
untuk dijadikan sampel. (Nana, 2010 : instrumen sesuai dengan jenis dan sifat
253) Populasi dan sampel dalam data yang dicari. Kisi- kisi instrumen yang
penelitian ini adalah siswa kelas V SD N dibuat dengan mempertimbangkan
Tianyar Barat yang berjumlah 50 siswa. karakteristik tiap data. Penyusunan kisi-
Sampel penelitian berjumlah 50 orang kisi yang disusun untuk menjamin
siswa yang diperoleh dengan melakukan kelengkapan dan validitas instrumen. Kisi-
uji kesetaraan pada masing- masing kelas kisi instrumen motivasi belajar dibuat
terlebih dahulu. Uji kesetaraan dilakukan sendiri oleh peneliti dengan mengacu
dengan menggunakan program SPSS pada grand teori motivasi belajar pada
17.00 for windows dengan taraf materi pembelajaran IPA kelas V. Kisi- kisi
signifikansi 5%. instrumen prestasi belajar IPA
Menurut Sugiyono (2012: 38) berpedoman pada landasan kurikulum
variabel penelitian pada dasarnya yang menyangkut tentang standar
merupakan segala sesuatu yang kompetensi, kompetensi dasar, aspek
berbentuk apa saja yang ditetapkan oleh materi dan indikator pembelajaran.
peneliti untuk dipelajari sehingga diperoleh Sebelum instrumen ini digunakan
informasi tentang hal tersebut, kemudian maka dilakukan uji validitas isi dan
ditarik kesimpulannya. Variabel bebas reliabilitas. Untuk menentukan validitas isi
adalah variabel yang mempengaruhi atau (content validity) dilakukan oleh judges.
menjadi sebab perubahan variabel terikat. Instrumen yang telah dinilai oleh judgis
Variabel bebas dalam penelitian ini adalah selanjutnya diuji cobakan di lapangan.
pembelajaran dengan kooperatif tipe Tujuan dari pengujicobaan intrumen
jigsaw. Sedangkan variabel terikat adalah adalah untuk menentukan validitas dan
variabel yang dipengaruhi atau yang reliabilitas instrumen, tingkat kesukaran
menjadi akibat karena adanya variabel dan daya beda pada instrumen motivasi
bebas. Variabel terikat dalam penelitian ini belajar dan prestasi belajar IPA. Analisis
adalah motivasi belajar dan prestasi statistik yang digunakan untuk menguji
belajar IPA. hipotesis adalah menggunakan teknik
Data pada penelitian ini MANOVA dengan taraf signifikansi 0,05
dikumpulkan dengan metode berbantuan SPSS 17.00 for windows.
pengumpulan data yang disesuaikan
dengan tuntunan data dari masing- HASIL PENELITIAN DAN
masing rumusan permasalahan. Berkaitan PEMBAHASAN
dengan permasalahan yang dikaji pada Deskripsi data dikelompokakan
penelitian ini maka ada dua jenis data untuk menganalisis kecendrungan
yang diperlukan yakni motivasi belajar dan pertama motivasi belajar yang mengikuti
hasil belajar IPA siswa. Oleh karena itu, pembelajaran kooperatif jigsaw. Kedua
data penelitian motivasi berprestai dan prestasi belajar IPA yang mengikuti
prestasi belajar IPA yang diperoleh harus pembelajaran dengan menggunakan
valid dan reliabel. kooperatif jigsaw. Ketiga prestasi belajar
Data motivasi belajar dalam yang mengikuti pembelajaran
pembelajaran IPA dikumpulkan konvensional. Keempat prestasi belajar
menggunakan kuesioner. Data prestasi IPA yang mengikuti pembelajaran
belajar IPA dikumpulkan dengan konvensional. Rekapitulasi hasil
memberikan tes prestasi balajar IPA perhitungan skor keempat variabel dapat
dilihat pada pada Tabel 01 berikut.

4
e- Journal Program Pascasarjana Universitas Pendidikan Ganesha
Program Studi Pendidikan Dasar (Volume 5 Tahun 2015)

Tabel 01 Rekapitulasi Hasil Perhitungan Skor Motivasi belajar dan Prestasi Belajar IPA
Statistik A1 A2
Y1 Y2 Y1 Y2
Jumlah subjek 25 25 25 25
Mean 152,4 83 139,12 76,3
Median 153 82,5 142 77,5
Modus 157 92,50 138 77,5
Standar Deviasi 8,3865 8,32291 8,7241 7,97522
Varians 70,333 69,271 76,11 63,604
Rentangan 26 27,50 31 27,50
Skor Minimum 138 67,50 119 62,50
Skor Maksimum 164 95 150 90
Jumlah 3810 2075 3478 1907,50
Keterangan:
A1 = Pembelajaran kooperatif tipe jigsaw
A2 = Model konvensional
Y1 = Motivasi belajar siswa
Y2 = Hasil belajar IPA

Rata-rata skor motivasi belajar dihasilkan baik secara bersama-sama


siswa yang mengikuti kooperatif jigsaw maupun sendiri-sendiri lebih besar dari
adalah 152,4 berada pada interval lebih 0,05. Dengan demikian dapat disimpulkan
besar dari 100, termasuk kategori sangat bahwa matrik varian-kovarians terhadap
tinggi. Rata-rata skor prestasi belajar IPA variabel motivasi belajar dan prestasi
siswa yang mengikuti kooperatif jigsaw belajar IPA siswa adalah homogen.
adalah 83 berada pada interval lebih Uji korelasi dilakukan
besar dari 75 termasuk katagori sangat menggunakan korelasi product moment
tinggi. Rata-rata skor motivasi belajar dengan taraf signifikansi 5% guna
siswa yang mengikuti model pembelajaran menentukan jenis statistik yang digunakan
konvensional adalah 139,12 berada pada untuk uji hipotesis. Hasil uji korelasi
interval lebih besar dari 100 termasuk dengan product moment kedua data
kategori sangat tinggi. Rata-rata skor dinyatakan tidak berkorelasi, maka
prestasi belajar IPA siswa yang belajar pengujian hipotesis dapat dilanjutkan
dengan model pembelajaran konvensional dengan menggunakan teknik MANOVA.
adalah 76,3 berada pada interval 58 Deskripsi data dikelompokkan
sampai dengan 75 termasuk katagori untuk menganalisis kecenderungan: (1)
tinggi. motivasi belajar yang mengikuti
Hasil uji normalitas sebaran data pembelajaran dengan menggunakan
diuji dengan teknik Kolmogorov-Smirnov model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw
dan Shapiro-Wilk menggunakan bantuan ; (2) hasil belajar yang mengikuti
SPSS 17.00 for windows memiliki angka pembelajaran dengan menggunakan
signifikansi lebih besar dari 0,05. Maka, model pembelajaran kooperatif tipe
semua sebaran data menurut model jigsaw; (3) motivasi belajar yang
pembelajaran berdistribusi normal. mengikuti pembelajaran konvensional; (4)
Uji homogenitas secara bersama- hasil belajar yang mengikuti
sama menggunakan uji Box’M pembelajaran konvensional.
menghasilkan angka signifikansi sebesar Hasil uji hipotesis dalam penelitian
0,235 dan secara sendiri-sendiri dengan ini terbukti bahwa: motivasi belajar siswa
uji Levene’s Test menghasilkan angka yang mengikuti model pembelajaran
signifikansi sebesar 0,116 untuk variabel pembelajaran mandiri (kelompok
motivasi belajar dan angka signifikansi eksperimen) hasilnya lebih baik daripada
sebesar 0,592 untuk variabel prestasi motivasi belajar siswa yang mengikuti
belajar IPA. Berdasarkan hasil analisis model pembelajaran konvensional
tampak bahwa angka signifikansi yang (kelompok kontrol). Berdasarkan data

5
e- Journal Program Pascasarjana Universitas Pendidikan Ganesha
Program Studi Pendidikan Dasar (Volume 5 Tahun 2015)

hasil analisis multivariat dengan bantuan berjudul Pengaruh Model Pembelajaran


SPSS 17.00 for windows diperoleh nilai F Kooperatif Tipe Jigsaw Terhadap Motivasi
sebesar 30,107 df = 1, dan Sig = 0,000. Ini Belajar dan Hasil Belajar IPS Siswa Kelas
berarti signifikansi lebih kecil dari 0,05 V Sekolah Dasar Gugus IV Jimbaran,
dapat ditarik simpulan bahwa terdapat Kuta Selatan. Penelitian ini bertujuan
perbedaan yang signifikan motivasi belajar untuk mengetahui perbedaan motivasi
antara siswa yang mengikuti belajar dan hasil belajar IPS antara siswa
pembelajaran model pembelajaran yang mengikuti pembelajaran dengan
kooperatif tipe jigsaw dengan siswa yang model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw
mengikuti pembelajaran konvensional. dengan siswa yang mengikuti
Motivasi merupakan satu pembelajaran konvensional secara
penggerak dari dalam hati seseorang terpisah maupun simultan. Populasi
untuk melakukan atau mencapai sesuatu penelitian ini adalah semua siswa kelas V
tujuan. Motivasi juga bisa dikatakan Sekolah Dasar Gugus IV Jimbaran, Kuta
sebagai rencana atau keinginan untuk Selatan yang berjumlah 280 orang.
menuju kesuksesan dan menghindari Sebanyak 156 siswa terpilih sebagai
kegagalan hidup. Dengan kata lain sampel dengan teknik random sampling.
motivasi adalah sebuah proses untuk Data dikumpulkan dengan tes dan
tercapainya suatu tujuan. Seseorang yang kuesioner. Data dianalisis dengan statistik
mempunyai motivasi berarti ia telah anava dan manova satu jalur. Hasil
mempunyai kekuatan untuk memperoleh analisis menunjukkan bahwa: (1) ada
kesuksesan dalam kehidupan. perbedaan motivasi belajar siswa antara
Motivasi belajar merupakan tujuan yang mengikuti pembelajaran dengan
yang ingin dicapai melalui perilaku model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw
tertentu, siswa akan berusaha mencapai dan konvensional pada siswa kelas V
suatu tujuan karena dirangsang oleh Sekolah Dasar Gugus IV Jimbaran, Kuta
manfaat atau keuntngan yang diperoleh, Selatan dengan Fhitung = 15,335 (p =
dalam pembelajaran motivasi akan 0,000 < 0,05), (2) ada perbedaan hasil
nampak melaui ketekunan yang tidak belajar IPS siswa antara yang mengikuti
mudah patah untuk mencapai sukses, pembelajaran dengan model
motivasi juga ditunjukkan melalui pembelajaran kooperatif tipe jigsaw dan
kemampuan untuk bekerja dalam konvensional pada siswa kelas V Sekolah
melakukan suatu tugas. Dasar Gugus IV Jimbaran, Kuta Selatan
Begitu pentingnya motivasi bagi dengan Fhitung = 13,302 (p = 0,000 <
siswa karena dapat mempengaruhi 0,05),dan (3) ada perbedaan motivasi
perilaku dalam pembelajaran untuk belajar dan hasil belajar siswa antara yang
mencapai tujuan yang ditetapkan mengikuti pembelajaran dengan model
sebelunya, motivasi merupakan kekuatan pembelajaran kooperatif tipe jigsaw dan
bagi siswa untuk mencapai hasil yang konvensional pada siswa kelas V Sekolah
diinginkan. Karena begitu pentingnya Dasar Gugus IV Jimbaran, Kuta Selatan
motivasi belajar, beberapa ahli dengan F- Wilks' Lambda = 11,306 (p =
mengemukakan pendapatnya tentang 0,000 < 0,05).
motivasi. Salah satu model pembelajaran
Motivasi merupakan harapan untuk yang relevan untuk membelajaran IPA di
berhasil, motivasi akan meningkat sejalan SD adalah model pembelajaran tipe tipe
dengan meningkatkan harapan untuk jigsaw, di mana dengan menggunakan
berhasil. Harapan ini sering kali model ini, siswa dapat membentuk
dipengaruhi oleh pengalaman sukses di kelompok kecil, mengerjakan tugas
masa lalu. Motivasi dapat menghasilkan bersama, bertukar pikiran bersama
ketekunan yang membawa keberhasilan kelompoknya, sehingga pembelajaran IPA
(prestasi), dan selanjutnya pengalaman menjadi menyenangkan karena siswa
sukses tersebut akan memotivasi siswa berperan aktif dalam pembelajaran. Tidak
untuk mengerjakan tugas berikutnya. hanya mendengarkan guru ceramah
Penelitian sejenis yang dilakukan kemudian mengerjakan tugas. Hal ini akan
oleh Luh Sri Sudharmini (2014) yang dapat menumbuhkan motivasi siswa

6
e- Journal Program Pascasarjana Universitas Pendidikan Ganesha
Program Studi Pendidikan Dasar (Volume 5 Tahun 2015)

dalam pembelajaran. Bertolak dari temuan perubahan bukan bersifat sementara, 5)


penelitian tersebut, maka dapat perubahan bertujuan dan terarah, 6)
dinyatakan bahwa dengan penerapan mencakup seluruh aspek tingkah laku.
model pembelajaran kooperatif tipe tipe Menurut Sudjana (2009 :34),
jigsaw secara efektif akan dapat hasil belajar sebagi objek penelitian dapat
berpengaruh pada peningkatan motivasi dibedakan ke dalam beberapa kategori
belajar siswa pada proses pembelajaran antara lain ketrampilan dan kebiasaan,
IPA. pengetahuan dan pengertian, dan sikap
Tujuan penelitian yang kedua serta cita-cita. Secara teoritis dapat
adalah menguji pengaruh model dikatakan bahwa hasil belajar IPA siswa
pembelajaran kooperatif tipe jigsaw versus yang mengikuti model pembelajaran
model konvensional terhadap hasil belajar kooperatif tipe jigsaw lebih baik dan
IPA. Hasil uji hipotesis dalam penelitian ini efektif. Satu diantara cara untuk
terbukti bahwa: hasil belajar IPA siswa mengetahui tingkat keberhasilan dalam
yang mengikuti model pembelajaran suatu proses pembelajaran adalah
kooperatif tipe jigsaw (kelompok dengan melihat hasil belajar terhadap
eksperimen) hasilnya lebih baik daripada pelajaran IPA.
hasil belajar IPA siswa yang mengikuti Temuan dalam penelitian ini
model pembelajaran konvensional sejalan dengan penelitian Sri (2012)
(kelompok kontrol). Berdasarkan data mengungkapkan dalam hasil penelitiannya
hasil penelitian analisis multivariate bahwa rata-rata hasil belajar kelompok
dengan berbantuan SPSS 17.00 for siswa yang mengikuti model pembelajaran
windows diperoleh nilai F sebesar 8,446 df kooperatif tipe jigsaw adalah 0,849
= 1, dan sig = 0,006. Ini berarti nilai Sig sedangkan hasil belajar IPS pad siswa
lebih kecil dari 0,05 dapat ditarik yang mengikuti model pembelajaran
kesimpulan bahwa terdapat perbedaan konvensional rata-rata hasil belajarnya
yang signifikan hasil belajar IPA antara 0,798. Ini berarti hasil belajar IPS yang
siswa yang mengikuti model pembelajaran dicapai siswa yang mengikuti model
kooperatif tipe jigsaw (kelas eksperimen) pembelajaran kooperatif tipe jigsaw lebih
dengan siswa yang mengikuti model baik dibandingkan dengan siswa yang
pembelajaran konvensional (kelas mengikuti pembelajaran dengan model
kontrol). konvensional.
Hasil belajar adalah kemampuan- Mengacu pada hal tersebut,
kemampuan yang dimiliki siswa setelah terdapat perbedaan proses pembelajaran
menerima pengalaman belajarnya. model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw
Kemampuan-kemampuan tersebut dengan pembelajaran konvensional.
mencakup aspek kognitif, afektif, dan Dengan adanya perbedaan pada proses
psikomotorik. Hasil belajar dapat dilihat pembelajaran, maka sangat
melalui kegiatan evaluasi yang bertujuan memungkinkan jika hasil belajar IPA siswa
untuk mendapatkan data pembuktian yang yang mengikuti pembelajaran dengan
akan menunjukkan tingkat kemampuan model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw
siswa dalam mencapai tujuan lebih baik daripada hasil belajar IPA siswa
pembelajaran . yang mengikuti pembelajaran
Hasil belajar adalah terjadinya konvensional.
perubahan tigkah laku pada diri siswa, Penelitian yang ketiga bertujuan
yang dapat diamati dan diukur dalam untuk mengetahui pengaruh model
bentuk pengetahuan, sikap, dan pembelajaran kooperatif tipe jigsaw
ketrampilan. Perubahan tersebut dapat secara simultan terhadap motivasi belajar
diartikan terjadinya peningkatan dan dan hasil belajar IPA. Berdasarkan
pengembangan yang lebih baik temuan ini maka hasil analisis MANOVA
dibandingkan sebelumnya. Perubahan menunjukkan bahwa harga F hitung
tingkah laku memiliki ciri-ciri yaitu : 1) 19,180 untuk Pillae Trace, Wilk Lambda,
perubahan secara sadar, 2) perubahan Hotelling’s Trace, Roy’s Largest Root dari
dalam belajar bersifat fungsional, 3) implementasi model pembelajaran
perubahan bersifat positif dan aktif, 4) kooperatif tipe jigsaw lebih kecil dari 0,05.

7
e- Journal Program Pascasarjana Universitas Pendidikan Ganesha
Program Studi Pendidikan Dasar (Volume 5 Tahun 2015)

Artinya semua nilai Pillae Trace, Wilk menumbuhkan sikap positif terhadap
Lambda, Hotelling’s Trace, Roy’s Largest lingkungan, sain sebagai alat untuk
Root signifikan. Dengan demikian, menguasai alam dan memberikan
terdapat pengaruh penerapan model kesejahteraan kepada manusia.(Sutarno
pembelajaran kooperatif tipe jigsaw :2007 :914) Tujuan pembelajaran IPA
terhadap motivasi belajar dan hasil belajar yang paling esensial adalah pemahaman
IPA secara simultan pada Siswa Kelas V terhadap disiplin keilmuan IPA dan
SDN Negeri 3 Tianyar Barat. ketrampilan berkarya untuk menghasilkan
Temuan pada penelitian ini suatu produk, yang akan merefleksikan
sejalan dengan hasil penelitian Ni Made penguasaan kompetensi seseorang
Suardani (2013) yang melaksanakan sebagai hasil belajarnya. (Sukra,2006)
penelitian mengenai Pengaruh Model Berdasarkan KTSP, mata
Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw pelajaran IPA di SD bertujuan agar siswa
Terhadap Hasil Belajar IPS Dengan memiliki kemampuan yaitu: 1)
Kovariabel Motivasi Berprestasi Pada Memperoleh keyakinan terhadap Tuhan
Siswa Kelas V SDN.1 Semarapura Yang Maha Esa berdasarkan keberadaan,
Tengah. Populasi penelitian ini adalah keindahan dan keteraturan alam ciptaan-
semua siswa kelas V pada tahun Nya. 2) Mengembangkan pengetahuan
pelajaran 2013/2014 yang ada di SDN 1 dan pemahaman konsep-konsep IPA yang
Semarapura Tengah dengan sampel bermanfaat dan dapat diterapkan dalam
berjumlah 50 orang siswa yang dipilih kehidupan sehari-hari. 3)
dengan teknik random sampling. Variabel Mengembangkan rasa ingin tahu, sikap
bebas penelitian ini adalah model positif dan kesadaran tentang adanya
pembelajaran Kooperatif tipe Jigsaw, hubungan yang saling mempengaruhi
sedangkan variabel terikatnya adalah hasil antara IPA, lingkungan, teknologi dan
belajar IPS, dengan kovariabel motivasi masyarakat, 4) Mengembangkan
berprestasi. Data dikumpulkan dengan keterampilan proses untuk menyelidiki
metode kuesioner dan tes. Data dianalisis alam sekitar, memecahkan masalah dan
dengan menggunakan statistik anakova. membuat keputusan, 5) Meningkatkan
Berdasarkan hasil analisis, diketahui kesadaran untuk berperan serta dalam
terdapat perbedaan hasil belajar IPS memelihara, menjaga dan melestarikan
antara siswa yang mengikuti model lingkungan alam, 6) Meningkatkan
pembelajaran kooperatif tipe jigsaw kesadaran untuk menghargai alam dan
dengan siswa yang mengikuti model segala keteraturannya sebagai salah satu
pembelajaran konvensional, dimana hasil ciptaan Tuhan, 7) Memperoleh bekal
belajar IPS siswa yang diberi pengetahuan, konsep dan keterampilan
pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw (rata- IPA sebagai dasar untuk melanjutkan
rata = 33,16) lebih tinggi dari siswa yang pendidikan ke SMP (Permendiknas, No 22
diberi pembelajaran konvensional (rata- Tahun 2006).
rata = 28,68). Hasil ini konsisten meskipun IPA adalah alat untuk
dilakukan pengendalian terhadap motivasi mengembangkan potensi intelektual.
berprestasi siswa. Dalam pembelajaran IPA, siswa secara
Tujuan pelajaran IPA di SD adalah utuh harus aktif mengembangkan sendiri
agar siswa memiliki kemapuan yaitu : kemampuan kognitif, afektif, serta
mengembangkan pengetahuan dan psikomotornya melalui proses mentalnya
pemahaman konsep – konsep IPA, untuk mengasimilasi dan mengakomodasi
mengembangkan rasa ingin tahu, sikap segala sesuatu yang ditemukannya dalam
positif, mengembangan ketrampilan interaksi dengan lingkungannya. Siswa
proses, meningkatkan kesadaran tidak lagi belajar hanya berorientasi pada
memelihara menjaga alam, penghafalan mengenai produk IPA
(Permendiknas No 22 Tahun 2006). (konsep, prinsip, hokum) tetapi beralih
Pembelajaran IPA bertujuan untuk pada penggunaan proses mentalnya
membekali siswa untuk meghadapi untuk menemukan produk-produk IPA.
masalah-masalah dalam kehidupan Disamping itu, siswa dituntut mampu
sehari-hari, disamping itu pula agar mengembangkan metode ilmiah dalam

8
e- Journal Program Pascasarjana Universitas Pendidikan Ganesha
Program Studi Pendidikan Dasar (Volume 5 Tahun 2015)

melakukan proses mental. (Agustiana dan bermanfaat bila dibandingkan dengan


Tika, 2013 :278). model pembelajaran konvensional.
Adanya korelasi langsung antara Dengan demikian, hasil penelitian ini
motivasi belajar dan hasil belajar IPA, disarankan kepada para guru IPA agar
artinya semakin tinggi motivasi belajar dalam pembelajaran IPA menggunakan
siswa, semakin baik hasil belajarnya. Agar pembelajaran kooperatif jigsaw. Kedua,
proses pembelajaran efektif maka perlu dalam penelitian ini menunjukkan bahwa
melibatkan motivasi belajar, dengan penerapan pembelajaran kooperatif jigsaw
motivasi belajar akan menghasilkan hasil dapat dijadikan sebagai acuan bagi para
belajar yang baik atau bahkan lebih baik. pengembang penelitian berikutnya.
Oleh karena itu, peran pendidik dalam hal Dengan demikian, hasil penelitian ini
ini harus berupaya membangkitkan disarankan dapat dijadikan sebagai kajian
motivasi belajar yang kuat pada diri siswa empiris melalui pengembangan penelitian
dengan menciptakan kesenangan dalam lanjutan mengenai pembelajaran secara
belajar. lebih luas dan mendalam agar dapat
Berdasarkan uraian tersebut, membawa kontribusi positif dan menjadi
pembelajaran kooperatif jigsaw cukup acuan dalam pengembangan ilmu
efektif diterapkan dalam pembelajaran IPA pengetahuan.
baik secara sendiri maupun secara
simultan guna meningkatkan motivasi DAFTAR RUJUKAN
belajar dan prestasi belajar siswa. Agustiana T.G.A, Nyoman Tika dkk 2013,
Konsep Dasar IPA,Yogyakarta,
PENUTUP Ombak.
Berdasarkan analisis dan Nana Syaodih, Sukmadinata. 2010.
pembahasan seperti yang telah diuraikan Metode Penelitian Pendidikan.
kesimpulan yang dapat diambil sebagai Bandung: PT Rosdakarya.
berikut. Nana Sudjana, 2009 Penilaian Hasil
Pertama, terdapat perbedaan Belajar Mengajar, Bandung
secara signifikan motivasi belajarantara Remaja Rosda Karya
siswa yang belajar dengan pembelajaran Departemen Pendidikan Nasional,
kooperatif tipe jigsaw dan siswa yang Direktur Jenderal Manajemen
belajar dengan model pembelajaran Pendidikan Dasar Dan Menengah
konvensional pada siswa kelas V SDN Direktorat Pembinaan Taman
Negeri 3 Tianyar Barat. Kanak-Kanak dan Sekolah Dasar
Kedua, terdapat perbedaan secara 2009 Permendiknas NO 22 Tahun
signifikan hasil belajar IPA antara siswa 2002
yang belajar dengan pembelajaran Soegarda Poerwakawatja, 2001,
kooperatif tipe jigsaw dan siswa yang Perkembangan Pendidikan, PT
belajar dengan model pembelajaran Raja Grafindo Persada
konvensional pada siswa kelas V SDN Sugiyono, 2012 Metode Penelitian
Negeri 3 Tianyar Barat. Pendidikan Kualitatif, Kuantitatif
Ketiga, secara simultan terdapat dan R&D. Bandung, Alfabeta
perbedaan yang signifikan terhadap Sukra, W,2006” Penulisan Laporan
motivasi belajar dan hasil belajar IPA Pengamatan untuk jurnal “
antara siswa yang belajar dengan Makalah disajikan dalam pelatihan
pembelajaran kooperatif tipe jigsaw dan Tingkat Dasar bagi guru SD dan
siswa yang belajar dengan model guru SMP di Denpasar,
pembelajaran konvensional pada siswa laboratorium SDN 8 Denpasar
kelas V SDN Negeri 3 Tianyar Barat. Denpasar, 15 januari.
Saran dari hasil penelitian ini guna Sutarno, Nono, dkk Materi dan
peningkatkan kualitas pembelajaran IPA Pembelajaran IPA SD,Universitas
adalah sebagai berikut. Pertama hasil terbuka, Jakarta
temuan dalam penelitian ini menunjukkan
bahwa penerapan pembelajaran
kooperatif jigsaw jauh lebih efektif dan

Anda mungkin juga menyukai