Anda di halaman 1dari 6

TUGAS 1 TEKNIK LINGKUNGAN

Green Building

Dosen Pengampu :

Dr. Anie Yulistyorini, ST., M.Sc

Oleh :

Nanis Prima Dewi / 160523610824.

PROGRAM STUDI S1 – TEKNIK SIPIL


JURUSAN TEKNIK SIPIL FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS NEGERI MALANG
MALANG
2018
GREEN BUILDING
1. Definisi Green Building
Green Building adalah bangunan dimana sejak dimulai dalam tahap perencanaan,
pembangunan, pengoperasian hingga dalam operasional pemeliharaannya memperhatikan
aspek-aspek dalam melindungi, menghemat, mengurangi penggunaan sumber daya alam,
menjaga mutu dari kualitas udara di dalam ruangan, dan memperhatikan kesehatan
penghuninya yang semuanya berpegang kepada kaidah bersinambungan.

Sumber : http://www.justscience.in/articles/green-building-helpful-environment-worth-
extra-cost/2017/12/29

2. Kriteria Green Building


Kriteria Green Building yang pertama adalah tentang "Tepat Guna Lahan (Appropriate
Site Development/ASD)", selanjutnya nanti ada lagi yaitu Efisiensi dan Konservasi Energi
(Energy Efficiency & Conservation / EEC), Konservasi Air (Water Conservation /
WAC), Sumber dan Siklus Material (Material Resource and Cycle / MRC), Kualitas Udara &
Kenyamanan Ruang (Indoor Air Health and Comfort / IHC) dan Manajemen Lingkungan
Bangunan (Building and Environment Management / BEM).
Prasyarat utama untuk menyatakan sebuah Gedung mempunyai predikat layak disebut
sebagai Green Building :
1. Adanya surat pernyataan yang memuat komitmen manajemen puncak mengenai
pemeliharaan eksterior bangunan, Manajemen Hama Terpadu/Integrated Pest
Management (IPM), dan gulma serta manajemen habitat sekitar tapak dengan
menggunakan bahan-bahan tidak beracun.
2. Adanya surat pernyataan yang memuat komitmen manajemen puncak untuk melakukan
berbagai tindakan dalam rangka mencapai pengurangan pemakaian kendaraan bermotor
pribadi, contohnya car pooling, feeder bus, voucher kendaraan umum dan diskriminasi
tarif parkir.
3. Adanya kampanye dalam rangka mendorong pengurangan pemakaian kendaraan
bermotor pribadi dengan minimal pemasangan kampanye tertulis secara permanen di
setiap lantai, antara lain berupa: stiker, poster, email.
Tiga prasyarat utama ini harus dipenuhi dahulu sebelum memahami kriteria dari Tepat
Guna Lahan (ASD). Sebelum tiga prasyarat utama ini dipenuhi, maka apapun yang dilakukan
oleh tim green building akan sia-sia saja, alias tidak ada manfaatnya, hanya akan sia-sia saja
hasilnya. Setelah tiga prasyarat utama dipenuhi, maka barulah kita lihat kriteria pertama dari
ASD (Community Accessibility) sebagai berikut :
1. Terdapat minimal 5 jenis fasilitas umum dalam jarak pencapaian jalan utama sejauh 1500
m dari tapak.
2. Menyediakan fasilitas pejalan kaki yang aman, nyaman dan bebas dari perpotongan akses
kendaraan bermotor untuk menghubungkan minimal 3 fasilitas umum diatas dan atau
dengan stasiun transportasi masal.
3. Adanya halte atau stasiun transportasi umum dalam jangkauan 300 m dari gerbang lokasi
bangunan dengan perhitungan di luar jembatan penyeberangan dan ramp.
4. Menyediakan shuttle bus bagi pengguna gedung untuk mencapai stasiun transportasi
umum atau car pooling yang terintegrasi dengan shuttle bus tersebut. Jumlah bus
minimum 2 unit.
5. Menyediakan fasilitas jalur pejalan kaki di dalam area gedung untuk menuju ke halte atau
stasiun transportasi umum terdekat, yang aman dan nyaman sesuai dengan Permen PU
No. 30/PRT/M/2006 Bab 2B.
Untuk ASD 2 "Motor Vehicle Reduction", persyaratannya adalah sebagai berikut :
1. Adanya pengurangan pemakaian kendaraan bermotor pribadi dengan implementasi dari
salah satu opsi: car pooling, feeder bus, voucher kendaraan umum, atau diskriminasi tarif
parkir.
Sedangkan ASD 3 "Bicycle", sebagai berikut :
1. Adanya parkir sepeda yang aman sebanyak 1 unit parkir per 30 pengguna gedung tetap.
2. Apabila memenuhi butir tersebut di atas dan menyediakan tempat ganti baju khusus dan
kamar mandi khusus pengguna sepeda untuk setiap 25 tempat parkir sepeda.
ASD 4 "Site Landscaping" :
1. Adanya area lansekap berupa vegetasi (softscape) yang bebas dari bangunan taman
(hardscape) yang terletak di atas permukaan tanah seluas minimal 30% luas total lahan.
Luas area yang diperhitungkan adalah termasuk taman di atas basement, roof garden,
terrace garden dan wall garden. Formasi tanaman sesuai dengan Permen PU No.
5/PRT/M/2008 mengenai Ruang Terbuka Hijau (RTH) Pasal 2.3.1 tentang Kriteria
Vegetasi untuk Pekarangan.
2. Penambahan nilai 1 poin untuk setiap penambahan 10% luas tapak untuk penggunaan
area lansekap.
3. Penggunaan tanaman lokal yang berasal dari nursery lokal dengan jarak maksimal 1000
km dan tanaman produktif.
ASD 5 "Heat Island Effect" :
1. Menggunakan bahan yang nilai albedo rata-rata minimal 0,3 sesuai dengan perhitungan
pada area atap gedung yang tertutup perkerasan.
Atau
2. Menggunakan green roof sebesar 50% dari luas atap yang tidak digunakan
untuk mechanical electrical (ME), dihitung dari luas tajuk.
3. Menggunakan bahan yang nilai albedo rata-rata minimal 0,3 sesuai dengan perhitungan
pada area non atap yang tertutup perkerasan.
ASD 6 "Storm Water Management"
1. Pengurangan beban volume limpasan air hujan dari luas lahan ke jaringan drainase kota
sebesar 50% total volume hujan harian yang dihitung berdasarkan perhitungan debit air
hujan pada bulan basah.
2. Pengurangan beban volume limpasan air hujan dari luas lahan ke jaringan drainase kota
sebesar 75% total volume hujan harian yang dihitung berdasarkan perhitungan debit air
hujan pada bulan basah.
ASD 7 "Site Management"
1. Memiliki dan menerapkan SPO (Standar Prosedur Operasional) pengendalian terhadap
hama penyakit dan gulma tanaman dengan menggunakan bahan-bahan tidak beracun.
2. Penyediaan habitat satwa non peliharaan minimal 5% dari keseluruhan area tapak
bangunan, berdasarkan area aktifitas hewan (home range).
ASD 8 "Building Neighbourhood"
1. Melakukan peningkatan kualitas hidup masyarakat sekitar gedung dengan melakukan
salah satu dari tindakan berikut: perbaikan sanitasi, penyediaan tempat beribadah, WC
umum, kaki lima dan pelatihan pengembangan masyarakat.
2. Membuka akses pejalan kaki ke minimal 2 orientasi menuju bangunan tetangga tanpa
harus melalui area publik.
3. Mendedikasikan untuk kepentingan umum baik diwajibkan ataupun atas kesadaran
sendiri sebagian dari lahan terbukanya untuk antara lain: utilitas umum (gardu listrik,
ventilasi dan ME stasiun bawah tanah, dan sebagainya), pendukung jalur sirkulasi umum
(bus bay, lay by, dropoff) atau untuk ruang terbuka hijau privat.
4. Revitalisasi bangunan cagar budaya

3. Manfaat Green Building


Seperti dilansir dari Solidiance, Rabu (13/7/2016), berikut adalah manfaat dari adanya
bangunan yang menggunakan konsep green building atau bangunan hijau.
1. Penggunaan energi menurun
2. Mengurangi limbah air
3. Melestarikan sumber daya alam
4. Meminimalisir limbah dan daur ulang limbah
5. Meningkatkan produktivitas karyawan
4. Contoh Green Building
Contoh salah satu bangunan Green Building yang masuk dalam 10 “Green Building” tahun
2016.

Bosco Verticale (“vertical forest”), Milan


Karya arsitektur yang indah ini kini menjadi ikon di Milan, Italia. Selain indah, hutan
vertikal di gedung ini adalah rumah bagi lebih dari 700 pohon dan 90 spesies tanaman.
Tanaman-tanaman ini dipilih untuk memproduksi oksigen, mengurangi polusi suara, dan
mengatur temperatur.

Bosco Verticale ( Vertical Forest ) adalah sepasang menara hunian di distrik Porta
Nuova Milan , Italia , antara Via Gaetano de Castillia dan Via Federico Confalonieri
dekat stasiun kereta Milano Porta Garibaldi . Mereka memiliki ketinggian 111 meter (364
kaki) dan 76 meter (249 kaki) dan berisi lebih dari 900 pohon (sekitar 550 dan 350 di menara
pertama dan kedua, masing-masing) pada 8.900 meter persegi (96.000 kaki persegi) dari
teras. Di dalam kompleks adalah gedung perkantoran 11 lantai; fasadnya tidak termasuk
tanaman. Menara dirancang oleh Boeri Studio (Stefano Boeri, Gianandrea Barreca dan
Giovanni La Varra). Ini juga melibatkan masukan dari horticulturalists dan botanists.
Bangunan ini diresmikan pada Oktober 2014.
Pada 19 November 2014, Bosco Verticale memenangkan Penghargaan Kepemimpinan
Internasional , kompetisi internasional bergengsi yang diberikan setiap dua tahun,
menghormati keunggulan di gedung-gedung yang baru saja dibangun yang berdiri setinggi
minimal 100 meter (328 kaki). Lima finalis dipilih dari 26 nominasi di 17 negara. Pada 12
November 2015, Dewan Tinggi Bangunan dan Urban Habitat (CTBUH) Penghargaan Juri
dipilih Bosco Verticale sebagai keseluruhan "2015 Best Tall Building Worldwide" pada
Simposium, Upacara, & Makan Malam Tahunan ke-14 Tahunan CTBUH Internasional
Terbaik, Penghargaan Tertinggi, dirayakan di Institut Teknologi Illinois, Chicago.
DAFTAR PUSTAKA

Hananto, Akhyari. “10 Green Building Terbaik 2016 yang Begitu Mengispirasi”. 30 Agustus
2018. http://www.mongabay.co.id/2016/12/28/10-green-building-terbaik-2016-yang-
begitu-menginspirasi/.
Sutrisno Eko. “Kriteria Green Building : Tepat Guna Lahan”. 30 Agustus 2018.
https://www.kompasiana.com/eshape/560c72953f23bd0e0de7ab6c/kriteria-green-building-
tepat-guna-lahan?page=all.
Utama, Fhirlian Rizqi. “Manfaat Green Building untuk Kehidupan”. 30 Agustus 2018.
https://economy.okezone.com/read/2016/07/12/470/1436274/manfaat-green-building-
untuk-kehidupan.
Wikipedia. “Bosco Verticale”. 30 Agustus 2018.
https://translate.google.co.id/translate?hl=id&sl=en&u=https://en.wikipedia.org/wiki/Bosco
_Verticale&prev=search.
Zulmar, Helmi. “Definisi Green Building”. 30 Agustus 2018.
http://helmizulmar.blogspot.com/2012/06/definisi-greenbuilding-adalah-bangunan.html.

Anda mungkin juga menyukai